Anda di halaman 1dari 9

Kerja Sama dan Implikatur dalam Kajian Pragmatik

Oleh :
Syarah Amaliyah Usman1
Sara Angelina Manullang2
Putri Lovian Roudha Mauli Manullang3
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
syarah.amaliyah@gmail.com1, angelinasara034@gmail.com2,
plovianmanullang@gmail.com3

Abstrak
Dalam berkomunikasi yang baik memerlukan metode komunikasi yang tepat. Seorang
penutur dalam melakukan komunikasi atau pertuturan hendaknya memenuhi kaidah-kaidah
dalam percakapan, agar maksud dari tuturan tersebut mudah dipahami oleh mitra tutur atau
pendengar. Salah satu kajian utama dalam pragmatik adalah implikatur atau implikatur
percakapan. Implikatur yakni sebuah studi dalam ilmu linguistik pragmatik yang mengkaji
maksud penutur dalam percakapan. Salah satu kajian utama dalam pragmatik adalah
implikatur atau implikatur percakapan. Implikatur dibagi menjadi dua macam, yakni
implikatur konvensional dan percakapan. Tiap orang mempunyai keinginan-keinginan,
kreativitas, fleksibilitas, dan mempunyai banyak cara dalam aktivitasnya. Begitu pula dengan
bahasa, untuk satu maksud yang sama orang dapat mengungkapkannya dalam berbagai cara.
Orang terkadang menggunakan cara langsung (eksplisit) untuk mengungkapkan maksudnya
dan sering menggunakan implikatur dalam berkomunikasi.
Kata kunci: pragmatik, implikatur, kerja sama
Abstract
Good communication requires proper communication methods. A speaker in communicating
or speaking should fulfill the rules in conversation, so that the meaning of the speech is easily
understood by the speech partner or listener. One of the main studies in pragmatics is the
implicature of conversation. Implicature is a study in pragmatic linguistics that examines a
speaker's intention in conversation. One of the main studies in pragmatics is the implicature
of conversation. Implicatures are divided into two types, namely conventional and
conversational implicatures. Everyone has desires, creativity, flexibility, and has many ways
of doing their activities. Likewise with language, for the same purpose people can express it
in various ways. People sometimes use direct (explicit) ways to express their meaning and
often use implications in communicating.
Keywords: pragmatics, implicature, cooperation

1. PENDAHULUAN sehingga komunikasi dapat berjalan lancar


sesuai dengan tujuannya. Panduan yang
Pada dasarnya tiap-tiap pihak berusaha mengaturnya oleh Grice disebut prinsip
bekerja sama dalam berkomunikasi
kerja sama (PK), yang isinya ― Make
your conversational contribution such as is
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
required, at the stage at which it occurs, by
the accepted purpose or direction of the A. Kerja Sama
talk exchange in which you are engaged.
Menurut Grice (1975), pada dasarnya
Grice melengkapi teori (PK) dengan
teorinya yang kedua, yakni teori maksim tiap-tiap pihak berusaha bekerja sama
percakapan (MP) Grice (1975).
dalam berkomunikasi sehingga
Implikatur yakni sebuah studi dalam ilmu komunikasi dapat berjalan lancar
linguistik pragmatik yang mengkaji
maksud penutur dalam percakapan. Salah sesuai dengan tujuannya. Panduan
satu kajian utama dalam pragmatik adalah yang mengaturnya oleh Grice disebut
implikatur atau implikatur percakapan
Paul Herbert Grice (1975). prinsip kerja sama (PK), yang isinya
― Make your conversational

I. Rumusan Masalah contribution such as is required, at the

1. Apa pengertian Kerja Sama stage at which it occurs, by the

dalam kajian Pragmatik? accepted purpose or direction of the

2. Apa pengertian Implikatur talk exchange in which you are

dalam kajian Pragmatik? engaged. Grice melengkapi teori (PK)

3. Apa saja jeni-jenis Implikatur dengan teorinya yang kedua, yakni

dalam kajian Pragmatik? teori maksim percakapan (MP). Teori

4. Apa tujuan Implikatur dalam MP terdiri atas empat maksim sebagai

berkomunikasi? berikut.
1. Maksim kualitas, menyatakan agar
II. Tujuan dalam mengatakan sesuatu itu dengan

1. Mengetahui pengertian dari jujur. Maksim ini diperjelas dengan

Kerja Sama dalam kajian dua submaksim:

Pragmatik. a. jangan mengatakan sesuatu

2. Mengetahui pengertian yang Anda yakini salah;

Implikatur dalam kajian b. jangan mengatakan sesuatu

Pragmatik. yang bukti kebenarannya

3. Mengetahui jenis-jenis tidak cukup.

Implikatur dalam kajian 2. Maksim kuantitas, dimaksudkan agar

Pragmatik. mengatakan sebanyak yang

4. Mengetahui tujuan Implikatur dibutuhkan. buatlah kontribusi Anda

dalam berkomunikasi. seinformatif yang dibutuhkan; jangan


membuat kontribusi Anda lebih dari implikatur muncul karena adanya
yang dibutuhkan. ketidakpatuhan pada MP. Sebagai
3. Maksim relevansi, memiliki contoh:
submaksim: buatlah kontribusi Anda A: Kamu tahu Joko ada di mana?
yang relevan. B: Itu, ada mobil biru di parkir di
4. Maksim cara, memiliki sana.
submaksim: Jika, dilihat sekilas nampak tidak
a. hindari ketidakjelasan; ada kerja sama dari orang yang
b. hindari ambiguitas; menjawab pertanyaan. Jawaban
c. singkat; tersebut tidak mematuhi maksim
d. teratur. kuantitas, relevansi, dan cara.
Teori MP pada dasarnya mengatur Melanggar maksim kuantitas karena
bagaimana orang menggunakan bahasa jawaban tersebut tidak memberikan
dalam berkomunikasi. Dalam informasi sesuai yang dibutuhkan.
berkomunikasi orang harus jujur, Harusnya dapat dijawab dengan :
informatif, relevan, dan jelas. Tiga ―tidak tahu, atau sebutkan di mana
maksim yang pertama mengatur isi posisi Joko jika mengetahui
tuturan dan maksim yang keempat keberadaannya.
mengatur cara bertutur. Apabila kita Jawaban tersebut juga melanggar
perhatikan keempat maksim yang maksim relevansi karena yang
diusulkan oleh Grice nampak ditanyakan adalah keberadaan orang
sederhana, kaku, dan langsung menuju bukan mobil, dan melanggar maksim
sasaran. Namun, dengan MP kita dapat cara karena tidak memberikan
mengamati dan mengevaluasi atau keterangan yang jelas tentang
menganalisis percakapan, suatu hal keberadaan orang yang ditanyakan.
yang tidak dapat dilakukan oleh Namun, jika dikaji lebih mendalam,
linguistik struktural. sebenarnya mitra tutur telah berupaya
Ketika seorang penutur tidak bekerja sama dalam merespon
mematuhi MP, mitra tutur atau pertanyaan. Ia mematuhi PK dengan
pendengar harus siaga bahwa ada menggunakan strategi implikatur untuk
maksud lain atau makna yang menjawabnya.
ditambahkan dalam tuturan penutur. Dengan pengetahuan bersama yang
Hal seperti inilah yang memunculkan dimiliki oleh keduanya, ia menjawab
implikatur. Dengan demikian, keberadaan orang dengan mobil biru
karena meyakini bahwa penanya membedakan tuturan dengan maksud
mengetahui siapa pemilik mobil penutur dalam tuturannya. Apa yang
tersebut, yakni Joko. dikatakan penutur dapat dipahami
Ketidakpatuhannya kepada MP menggunakan pengetahuan semantik
disebabkan adanya clash antara berupa makna dari kata-kata yang
maksim yang satu dengan lainnya. Ia dituturkan. Sementara itu, apa yang
tidak mau melanggar maksim kualitas. dimaksudkan penutur harus menggunakan
Dengan adanya mobil biru, dapat kemampuan pragmatik, yakni dipahami
disimpulkan bahwa kemungkinan dari konteks dan konvensi yang berlaku
besar Joko berada di sekitar tempat itu, dalam pertuturan dan budayanya (Saifudin,
walaupun mungkin tidak mengetahui 2005, 2018, 2019). Jadi, dapat dikatakan
secara pasti di mana posisi Joko bahwa implikatur adalah sesuatu yang
berada. Dari contoh tersebut dapat dimaksudkan oleh penutur secara tersirat
diketahui bahwa implikatur sebenarnya yang berbeda makna atau maksud dengan
adalah upaya untuk mematuhi PK. apa yang dikatakan oleh penutur.
Namun, karena kondisi tertentu, yang Pendapat lain dikemukakan oleh
berhubungan dengan tujuan Grice (dalam Rustono, 1999: 82)
komunikasi, tidak semua maksim implikatur percakapan merupakan
dalam MP dapat dipatuhi. proposisi atau pernyataan implisit,
yaitu sesuatu yang mungkin diartikan,
B. Implikatur disiratkan atau dimaksudkan oleh
Implikatur yakni sebuah studi dalam ilmu penutur, yang berbeda dengan apa
linguistik pragmatik yang mengkaji yang dikatakannya.
maksud penutur dalam percakapan. Salah
satu kajian utama dalam pragmatik adalah C. Jenis-jenis Implikatur (Pragmatik)
implikatur atau implikatur percakapan.
Implikatur dibagi menjadi dua macam,
Teori implikatur percakapan diutarakan
yakni implikatur konvensional dan
oleh Paul Herbert Grice (1975). Grice
percakapan.
menyatakan bahwa dalam percakapan apa
yang dimaksud penutur seringkali 1. Implikatur konvensional,

melampaui apa yang dituturkan oleh Merupakan implikatur yang muncul

penuturnya. Dengan kata lain, makna lain dari kata-kata atau frasa yang

atau tambahan ini dapat disimpulkan dan digunakan dalam kalimat atau tuturan.

diprediksi berdasarkan konteksnya. Grice Berkaitan dengan hal tersebut


pemahaman semantic digunakan tergantung pada fitur-fitur tertentu dari
untuk menginterpretasi implikasinya. konteks. Sering sekali percakapan kita
Sebagai contoh pada tuturan : terjadi dalam konteks yang sangat khusus
di mana kita mengasumsikan informasi
-Dia memang buaya darat
yang kita ketahui secara lokal. Inferensi-
Dari contoh di atas, mempunyai inferensi yang sedemikian dipersyaratkan
implikasi sebuah penilaian negatif untuk menentukan maksud yang
seseorang yang suka mempermainkan disampaikan menghasilkan implikatur
wanita. Pemahaman makna tersebut percakapan khusus. Sebagai contoh dapat
diperoleh dari konvensi yang berlaku diamati dari percakapan berikut.
dalam budaya bangsa Indonesia yang
Hasan: Apakah kamu datang ke rumah
menyamakan makna orang yang senang
saya hari ini?
mempermainkan wanita dengan sebutan
buaya darat. Makna yang tersirat dalam Adi: Motor saya sedang diperbaiki.
implikatur konvensional tidak terikat
Pada contoh dia ata, di mana jawaban Adi
kepada konteks. Sementara, implikatur
tidak tampakpada awalnya untuk
percakapan, hanya dapat dipahami dengan
mengikuti relevansi. (Sebuah jawaban
konteks. Studi pragmatik hanya membahas
yang sederhana adalah ‘YA’ atau
implikatur percakapan karena implikatur
‘TIDAK’)
konvensional maknanya relatif stabil
(tidak kontekstual) atau sudah ada Untuk membuat jawaban Adi

kesepakatan umum tentang makna lain menjadi relevan, Hasan harus memiliki

dari kata-kata atau istilah yang dituliskan persedian pengetahuan yang diasumsikan

atau dituturkan. bahwa salah satu orang dalam adegan ini


mengharapkan sesuatu yang lain yang
2. Implikatur Percakapan,
akan dikerjakan. Adi akan memperbaiki
Stephen C. Levinson (1983) membagi
motornya yang rusak ke bengkel
implikatur percakapan dalam dua jenis,
(akibatnya Adi tidak dapat datang ke
yakni :
rumah Hasan).
1. implikatur percakapan khusus; dan
Sementara implikatur yang kedua
2. implikatur percakapan umum. atau implikatur percakapan bukan
tergantung pada konteks melainkan pada
Implikatur yang pertama adalah implikatur
proposisi yang dituturkan. Jika
yang dalam pemaknaannya sangat
pengertahuan khusus tidak dipersyaratkan
untuk memperhitunggkan makna maksudnya dan sering menggunakan
tambahan yang disampaikan. Maka hal ini implikatur dalam berkomunikasi.
disebut implikatur peercakapan umum.
1) Efisiensi Verbal
Contoh:
Melalui implikatur seseorang dapat
Angel: Apakah Anda mengajak Syarah mengungkapkan dua atau lebih pendapat
dan Lovian? atau pikirannya hanya dengan satu tuturan
(Levinson, 1983; Sperber & Wilson,
Sara: Saya mengajak Lovian
1996).
Setelah mengetahui jawaban Sara. Angel
Mahasiswa A: Enak ya Bakwan ini.
pasti berasumsi bahwa Sara melakukan
kerja sama dan tidak sadar sepenuhnya Mahasiswa B: Saya suka yang manis.
tentang maksim kuantitas, karena dia tidak
Di percakapan (8) B tidak
menyebutkan Syarah. Semisalnya ia
menjawab bahwa ia tidak suka Bakwan,
mengajak Syarah, dia akan
tetapi dengan menuturkan kalau ia
mengatakannya, karena ia ingin memenuhi
menyukai makanan yang rasanya manis.
maksim kuantiitas. Sara mestinya
Respon B bukan hanya mengimplikasikan
mengakatan kepada Angel bahwa apa yang
bahwa ia tidak suka bakwan yang sedang
tidak ia sebutkan tidak diajak.
dimakan, melainkan juga menyatakan
D. Tujuan Implikatur dalam kalau ia suka makanan yang manis. Hanya
Berkomunikasi dengan satu tuturan B sudah memberikan
dua informasi.
Menurut Davis (1999), pada
dasarnya orang menggunakan bahasa 2) Mengalihkan Tanpa Berbohong
untuk berkomunikasi, ekspresi diri, dan
Menurut Horn (2006), implikatur
merekam pikiran-pikiran mereka. Tiap
dapat mengalihkan suatu maksud atau
orang mempunyai keinginan-keinginan,
objek tanpa kebohongan. Tanpa
kreativitas, fleksibilitas, dan mempunyai
melakukan kebohongan orang dapat
banyak cara dalam aktivitasnya. Begitu
mengungkapkan sesuatu dengan
pula dengan bahasa, untuk satu maksud
menyatakan kebenaran yang lain.
yang sama orang dapat
Implikatur ini pada umumnya digunakan
mengungkapkannya dalam berbagai cara.
untuk tujuan menghindari konflik dan
Orang terkadang menggunakan cara
menjaga harmoni yang baik dalam
langsung (eksplisit) untuk mengungkapkan
masyarakat.
Mahasiswa A: Penampilanku OK kan? Mahasiswa B: Kebetulan yang aku
pelajari semalem keluar semua.
Mahasiswa B: Bajumu cantik.
(B) menanggapi pujian tidak dengan
Masalah penampilan sebenarnya
kesepakatan meskipun hasil ujian
lebih dari sekadar baju saja, dapat
membuktikan bahwa ia pintar. Jawaban B
mencakup tata rias wajah, keserasian
jelas melanggar maksim kualitas karena
antara baju, sepatu, tas, dan lain-lain.
kontribusi informasinya bertentangan
Respons B sebenarnya tidak benar-benar
dengan faktanya. Dalam hal ini B lebih
menyetujui pendapat A, tetapi B
memprioritaskan kesopanan agar dianggap
menjawab dengan salah satu unsur
tidak sombong.
penampilan saja, yakni baju, yang memang
bagus menurut B. B tidak berbohong 4) Estetika Bahasa
ketika menuturkan baju A cantik, tetapi B
Tidak dapat dimungkiri bahwa
sebenarnya belum menjawab pertanyaan
manusia menyukai kebebasan, seperti
A. Kemungkinan B tidak sependapat
kebebasan bertindak, menyatakan
dengan A, tetapi ia menghindari konflik
pendapat, dan kebebasan berbahasa. Di
dan dengan jawaban B, mungkin ia
dunia sastra kita mengenal adanya puisi,
berharap A sudah puas dan tidak bertanya
yakni karya sastra yang banyak
lagi.
menggunakan bahasa figuratif untuk
3) Kesopanan memperindah dalam penyampaian
maknanya. Keindahan itu bersifat
Implikatur erat kaitannya dengan
individual, khas, dan seringkali berlebihan.
kesopanan. Kesopanan itu berkaitan
Sifat-sifat inilah yang yang menyebabkan
dengan aturan yang berlaku dalam
konflik dengan MP. Dalam puisi tidak
masyarakat tertentu. Di dalam masyarakat
mungkin hanya menyampaikan fakta. Itu
selalu terdapat aturan-aturan yang
akan membosankan dan tidak menarik.
disepakati bersama yang menjadi
kebiasaan, adat, dan tuntunan moral. Ada Puisi membutuhkan gaya,
hal-hal tabu atau tidak pantas yang tidak keindahan, kekhasan, harus menghibur,
dapat begitu saja diungkap secara langsung dan menarik. Itulah yang membuat puisi
dan terus terang. dapat menggugah imajinasi pembacanya.
Penggunaan bahasa puisi akan konflik
Mahasiswa A: Wah, kamu pintar ya,
dengan maksim cara ketika bahasa puisi
lagi-lagi dapat A.
tidak jelas, tidak teratur, dan tidak efisien.
Bahasa puisi yang berlebihan atau bahkan dapat dipisahkan dalam percakapan.
kurang atau tidak lengkap akan melanggar Orang tidak dapat selamanya
maksim kuantitas, dan mungkin juga mematuhi PK dan MP karena alasan
melanggar maksim kualitas jika tertentu. Berdasarkan tulisan ini dapat
penggambaran yang digunakan melebihi disimpulkan bahwa ketika seorang
fakta. Dalam percakapan natural sehari- penutur mengabaikan salah satu atau
hari mungkin tidak banyak ditemukan beberapa maksim, diasumsikan bahwa
implikatur dengan tujuan estetika bahasa. penuturnya berniat bekerja sama dalam
percakapan.
Mahasiswa A: Siapa ya yang naksir
Implikatur bukan berarti
kamu.
penuturnya tidak mau bekerja sama,
Mahasiswa B: Elo tuh, kura-kura dalam tetapi ia tidak melakukannya secara
perahu. diam-diam tanpa diketahui mitra

5) Ironi tuturnya. Implikatur justru merupakan


alat kerja sama. Dengan mengabaikan
Ironi adalah penyampaian tuturan
maksim ia telah memberi sinyal
yang maknanya bertentangan dengan
kepada mitra tuturnya bahwa ada
tuturannya dengan tujuan menyindir
makna lain atau tambahan yang
bahkan untuk mengolok-olok.
terkandung/tersirat dalam tuturannya
Mahasiswa A: Aduh, belum kelar juga. dan mitra tuturnya harus
Minta tolong dia yuk. menginterpretasi makna lain/tambahan
tersebut berdasarkan konteksnya.
Mahasiswa B: sama anak baik itu?
Studi pragmatik hanya membahas
Kata sifat baik sebenarnya bermakna
implikatur percakapan karena
positif, tetapi dalam konteks percakapan,
implikatur konvensional maknanya
baik yang dimaksud adalah justru
relatif stabil (tidak kontekstual) atau
kebalikannya.
sudah ada kesepakatan umum tentang
makna lain dari kata-kata atau istilah
yang dituliskan atau dituturkan.
3. PENUTUP
Implikatur percakapan digunakan
A. Kesimpulan
untuk tujuan efisiensi verbal,
Dari pembahasan yang sudah
pengalihan tanpa berbohong,
dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa
kesopanan, dan tujuan estetika, serta
implikatur adalah fenomena yang tidak
ironi.
B. Saran
Adapun harapan yang ingin dicapai
setelah mempelajari Kerja Sama dan
Implikatur dalam kajian Pragmatik
yaitu dapat digunakan untuk tujuan
efisiensi verbal, pengalihan tanpa
berbohong, kesopanan, dan tujuan
estetika, serta ironi.

DAFTAR PUSTAKA
Yule, George. 2006. Pragmatik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saifudin, Akhmad. 2020. Implikatur


Percakapan Dalam Studi
Linguistik Pragmatik. Semarang.
Jalabahasa. 16 (1): 15—24.

Yulianti, Yessinta dan Asep Purwo


Yudi Utomo. 2020. Analisis
Implikatur Percakapan
Dalam Tuturan Film Laskar
Pelangi. Semarang: Keilmuan
Bahasa, Sastra. 03 (01): (1- 14).

Anda mungkin juga menyukai