Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 1 NGEMPLAK

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A Komponen Layanan Layanan dasar


B Bidang Layanan Bidang Pribadi
C Fungsi Layanan Pemahaman Diri
Peserta didik mampu mengenali potensi dirinya sendiri serta
D Tujuan
mampu mencapai apa yang diinginkan.
Self Concept (Konsep Diri)
Mengenali potensi diri sendiri, penilaian diri, dan
E Topik Layanan
penghargaan diri untuk membantu mencapai tujuan yang
telah diinginkan
F Sasaran Layanan Kelas X IPS 2
G Metode dan Teknik Drawing Theraphy
H Waktu 1 jam pelajaran (1 X 45 menit)
I Media/Alat Kertas HVS, Spidol dan krayon warna
J Tanggal Pelaksanaan 16 September 2020
Hurlock, E.B, 1978, Psikologi Perkembangan 2, Jakarta:
Erlangga
Rahmat, J, 2004. Psikologi kominikasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya
K Sumber Bacaan Siswoyo, D. A. (2012). Hubungan antara konsep diri dengan sikap
terhadap judi: Studi korelasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

L Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Guru bimbingan dan konseling memlai kegiatan
bimbingan kelompok dengan salam dan berdoa.
b. Guru bimbingan dan konseling mengecek kehadiran
a. Pernyataan Tujuan setiap peserta didik.
c. Guru bimbingan dan konseling memberikan proses Ice
Breaking/games sederhana.
d. Guru bimbingan dan konseling menyampaikan tujuan
umum dan tujuan khusus diadakannya bimbingan
konseling sesuai dengan materi yaitu Self Consept
b. Penjelasan tentang
Guru bimbingan konseling menjelaskan langkah-langkah
langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengambarkan
kegiatan kelompok
sesuatu yang sesuai dengan instruksi dari guru BK.
(Pembentukan
kelompok)
Guru bimbingan dan konseling memberikan penjelasan
c. Mengarahkan kegiatan tentang topik yang akan dibicarakan yaitu mengenali diri
(konsolidasi) sendiri, penilaian diri, dan penghargaan diri untuk
membantu mencapai tujuan yang telah diinginkan.
Guru bimbingan dan konseling mempesiapkan medoa dan
d. Tahap Peralihan
peralatan yang dibutuhkan.
(Transisi)

a. Guru bimbingan dan konseling atau konselor


menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan
Guru bimbingan dan konseling
tugas
atau konselor menanyakan
b. Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberi
kalau kalau ada siswa yang
kesempatan bertanya kepada setiap kelompok tentang
belum mengerti dan
tugas-tugas yang belum mereka pahami
memberikan penjelasannya
c. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
(Storming)
menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas dan
tanggung jawab peserta dalam melakukan kegiatan.
Guru bimbingan dan konseling a. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
atau konselor menyiapkan menanyakan kesiapan para peserta untuk melaksanakan
siswa untuk melakukan tugas.
komitmen tentang kegiatan b. setelah semua peserta menyatakan siap, kemudian guru
yang akan dilakukannya bimbingan dan konseling atau konselor memulai masuk
(Norming) ke tahap kerja
2. Tahap Inti/Kerja
a. Guru Bimbingan dan Konseling membagikan kertas dan
spidol maupun krayon warna.
b. Guru Bimbingan dan Konseling mananyakan kesulitan
yang mungkin sedang dihadapi peserta didik.
c. Guru Bimbingan dan Konseling meminta peserta didik
untuk menggambarkan apapun yang mereka rasa sangat
mewakili dirinya. Boleh barangm tanaman, ataupun
hewan.
d. Guru Bimbingan dan Konseling meminta peserta didik
untuk berhenti menggambar.
e. Guru Bimbingan dan Konseling memberi waktu istirahat
Proses/kegiatan yang dialami sejenak pasca peserta didik selesai menggambar.
peserta didik dalam suatu f. Guru Bimbingan dan Konseling menanyakan pertanyaan
kegiatan bimbingan yang merefleksi perasaan-perasaan setelah
berdasarkan teknisk tertentu menggambar.
(Eksperientasi) g. Guru Bimbingan dan Konseling mempersilahkan peserta
didik untuk mempresentasikan/menjelaskan hasil
gambarnya kepada teman-teman.
h. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan komentar
dan membangun diskusi terhadap hal-hal yang
disampaikan oleh masing-masing peserta didik.
i. Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan materi
tentang Self Consept.
j. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk saling
menuliskan pesan positif bagi teman yang absenya
berada satu dibawahnya.
Pengungkapan perasaan, 1. Refleksi Identifikasi.
pemikiran dan pengalaman  Bagaimana perasaan siswa setelah menggambar?
tentang apa yang terjadi dalam  Bagaimana perasaan siswa ketika diminta
kegiatan bimbingan (refleksi) menggambarkan tentang dirinya sendiri?
2. Refleksi Analisis
 Apakah siswa menyadari sesuatu tentang dirinya
setelah menggambar?
3. Refleksi Generalisasi
 Apakah peserta didik mendapat sudut pandang
baru setelah menggambar?
 Apa sikap yang akan diambil setelah
mendapatkan sesuatu dari menggambar?
 Kapan sikap tersebut akan dilaksanakan?

3. Tahap Pengakhiran (Terminasi)


a. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan penguatan
dengan materi yang telah disiapkan.
b. Guru Bimbingan dan Konseling membuat kesimpulan dari
kegiatan yang telah dilakukan
c. Guru Bimbingan dan Konseling melakukan evaluasi
Menutup kegiatan dan tindak singkat yang telah dilaksanakan.
lanjut d. Guru Bimbingan dan Konseling mengemukakan harapan
dan pesan pada siswa.
e. Guru Bimbingan dan Konseling merencanakan kegiatan
selanjutnya.
f. Guru Bimbingan dan Konseling menutup kegiatan dengan
doa dan salam.
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru Bimbingan dan Konseling melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi:
a. Mengadakan refleksi
b. Mengadakan evaluasi bagaimana peseta didik dalam
mengikuti kegiatan (antusias atau tidak antusias)
c. Mengakan evaluasi bagaimana siswa menyampaikan
pendapat atau bertanya yang sesuai dengan topic.
d. Mengadakan evaluasi bagaimana peserta didik
menyampaikan pendapat dan cara bertanya yang
mudah dipahami atau tidak dipahami.
1. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikut bimbingan kelompok antara lain :
a. Apakah peserta didik merasakan suasana yang
menyenangkan dalam kegiatan ini.
b. Apakah topik yang dibahas dalam kegiatan ini penting
bagi peserta didik.
c. Apakah sisa dapat menemukan sudut pandang baru.
d. Apakah Guru Bimbingan dan Konseling menyampaikan
materi dengan cara yang mudah dipahami.
e. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman
konseli dalam bimbingan kelompok
f. Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan
kelompok.
g. Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru bimbingan
dan konseling atau konselor
Lampiran
1. Materi Layanan

Yogyakarta, 15 September 2020

Mengetahui :
Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor

Chici Pratiwi, S.Pd. M.Pd Octa Destilawati


199208142019032032 NIM. 18104244018
Self Concept

1. Pengertian Selft Concept


Konsep diri adalah pemahaman tentang diri sendiri yang timbul akibat interaksi dengan
orang lain. Selft concept merupakan suatu kognisi atas penilaian terhadap aspek-aspek
yang ada dalam dirinya, pemahaman atas gambaran orang lain kepada dirinya, serta
gagasan tentang apa yang harus dilakukan. Konsep diri biasanya diartikan sebagai
persepsi diri sendiri yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh
dari interaksi dengan lingkungannya. Konsep diri dapat menunjukan bagaimana
individu menggambarkan jati dirinya.
Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Siswoyo 2012) konsep diri adalah pandangan
pribadi individu terhadap dirinya yang meliputi tiga dimensi yaitu pengetahuan tentang
diri, penghargaan mengenai diri dan penilaian tentang diri sendiri. Dimensi pertama
dari konsep diri adalah apa yang individu ketahui tentang diri sendiri. Dalam benak ada
satu daftar julukan yang menggambarkan tentang dirinya: usia, jenis kelamin,
kebangsaan, suku, pekerjaan, dan lain sebaginya. Dimensi kedua dari konsep diri adalah
pengharapan mengenai diri. Pada saat individu mempunyai satu pandangan lain
mengenai kemungkinan individu akan menjadi apa di masa mendatang, dimana
individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri. Dimensi ketiga konsep diri
adalah penilaian terhadap diri sendiri.
2. Karakteristik Konsep Diri
Brooks dan Emmert (dalam Rahmat, 2004), mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan
karakteristik seseorang dengan konsep diri positif dan seseorang dengan konsep diri
negatif. Perbedaan tersebut dapat ditujukkan melalui beberapa indikator dari
a. Orang dengan konsep diri positif, dapat dilihat jika individu:
- Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah
- Merasa setara atau sederajat dengan orang lain
- Menerima pujian tanpa rasa malu.
- Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginanm
dan perilaku yang tidak seluruhnya dapat diterima oleh masyakarat.
- Memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri.
- Memiliki kesanggupan dalam mengungkapkan aspek yang tidak
disenangi dan berusaha untuk merubahnya.
b. Sedangkan orang dengan konsep diri negatif, dapat jika individu:
- Peka terhadap kritik
- Sangat responsif pada pujian
- Cenderung merasa tidak diperhatikan dan tidak disenangi
- Bersikap pesimis terhadap kompetisi
- Enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam hal prestasi.
2. Faktor yang mempengrahi self concept
Hurlock (1978) mengemukakakn bahwa ada 13 faktor yang mempengaruhi self concept
yaitu melupitu, jasmani, cacat jasmani, kondisi badan, produksi kelenjar tubuh,
pakaian, nama panggilan, kecerdasan, tingkat aspirasi, emosi, pola kebudayaan,
sekolah, status sosial dan keluarga. Berdasarkan pendapat Hurlock dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan self-concept siswa
adalah sebagai berikut:
a. Keadaan fisik dan penilaian orang lain mengenai keadaan fisik indivisu, dalam
hal ini meluputi bentuh tubuh, kecacatan, kondisi tubuh termasuk kesehatan tubuh
dan jenis kelamin.
b. Faktor psikologi yaitu intekegensu, nama panggilan, tingkat aspirasi.
c. Faktor keluarga, meliputi sikap orang tua, sikap saudara, status anak dalam
keluarga da status sosial ekonomi keluarga.
d. Faktor lingkungan sekolah, meliputi: gutu, siswa lain dan kegiatan ekstra
kulikuler.
e. Faktor masyarakat, antara lain pola kebudayaan dan status sosial.
3. Dimensi Konsep Diri
Calhoun & Acocella (dalam Siswoyo, 2012) membagi konsep diri ke dalam tiga
dimensi, yaitu:
a) Dimensi pengetahuan
Yaitu deskripsi seseorang terhadap dirinya, misalnya jenis kelamin, etnis, ras, usia,
berat badan, atau pekerjaan.
b) Dimensi harapan
Yaitu kepemilikan seseorang terhadap padangan mengenai kemunkinan akan menjadi
apa dirinya kelak
c) Dimsensi penilaian
Yaitu penilaian tentang diri sendiri berupa evaluasi terhadap dirinya sendiri dalam
rangka untuk memperbaiki diri sendiri di masa mendatang akan dapat memunculkan
konsep diri yang kuat.
4. Faktor pembentuk konsep diri
Pujijogjanti (dalam Siswoyo, 2012) berpendapat bahwa terbentuknya konsep diri
dipengaruh oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Reaksi dari orang lain
Caranya dengan mengamati pencerminan perilaku seseorang tehadpap respon
orang lian, dapat dipengaruhi dari diri itu sendiri.
b. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri seseorang sangat tergantung pada cara orang tersebut membandingkan
dirinya dengan orang lain.
c. Peranan seseorang
Seriap oang pasti memiliki citra dirinya masing-masing, sebab dari situlah orang
tersebut memainkan perananya.
d. Identifikasi terhadap oarang lain
Pada dasaenya seseorang ingin memiliki beberapa sifat orang lain yang ia
kagumi.

Anda mungkin juga menyukai