Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN -BK (LURING)

SMA N 1 PAKEM
TAHUN AJARAN 2022/ 2023

Kelas/ Semester : X / Ganjil


Alokasi Waktu : 2 Jam Pelayanan ( JP)
Topik/ Materi : Membangun Konsep Diri Positif
Bidang Layanan : Pribadi
Fungsi Bimbingan : Preventif Developmental
Strategi Layanan : Bimbingan Kelompok
Aspek Perkembangan/ SKKPD : 7. Pengembangan Diri
Model, metode dan Moda : Homeroom, diskusi, Luring
Media dan Alat : LCD, Speaker, LKPD, Video,
Capaian Layanan BK : Peserta didik dapat mengetahui konsep diri negatif dan membangun
konsep diri yang positif
Penguatan Karakter P3 : Mandiri dan Bernalar Kritis

TUJUAN Tahap Pengenalan Tahap Akomodasi Tahap Tindakan


LAYANAN 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi 4. Peserta didik 5. Peserta didik
contoh konsep diri yang negative pada mampu untuk dapat
dirinya ( C1) mengubah
2. Peserta didik dapat mencontohkan menciptakan
konsep diri yang positif (C2) konsep diri konsep diri yang
3. Peserta didik dapat menganalisis dampak yang negative positif dari
konsep diri yang negatif (C4) ke konsep diri
dirinya (P6)
yang positif
(A4)
LANGKAH KEGIATAN
1. Pemben a. Guru BK menyapa peserta didik, Mengucapkan salam dan berdoa
-tukan b. Mengapresiasikan kehadiran & Mengakrabkan anggota kelompok
c. Guru mengadakan ice Breaking untuk memotivasi agar anak lebih semangat
d. Guru menyampaikan tujuan, cakupan materi & azas-azas bimbingan kelompok
e. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik
homeroom
2. Peralih Storming
-an Guru BK menanyakan kepada peserta didik apakah terdapat peserta didik yang belum
mengerti tentang Teknik home room.
a. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas
b. Guru BK memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya
c. Guru Bk menjelaskan kembali secara singkat tunggas dan tanggung jawab peserta
dalam melakukan kegiatan
3. Kegiat- Pendahuluan
an Inti a) Guru Bk mengecek keakraban peserta didik dengan games singkat menanyakan
(mengg kenyamanan suasana yang diciptakan
unakan b) Guru memberikan pertanyaan untuk memancing dialog dengan peserta didik
Teknik terkait : contoh konsep diri negative saat berbicara di depan umum
Home
c) Masing-masing peserta didik diberi kesempatan berpendapat dan mengemukakan
masalah
room d) Guru memberikan video edukatif tentang takut berbicara didepan umum.
dan (TPACK)
diskusi) e) Guru BK menampung dan menanggapi pendapat peserta didik
Transisi
f) Guru BK memberikan materi mengenai Konsep diri positif
g) Peserta didik dan Guru Bk Menetapkan topik yang akan di bahas lebih jauh
Kegiatan
h) Peserta didik diskusi tentang di video tersebut
i) Peserta didik mendiaknosis sebab-sebab takut berbicara di depan umum
j) Peserta didik berdiskusi dengan kelompok tentang sikap/ konsep diri negative
yang mereka temukan dan merancang bagaimana seharusnya sikap/ konsep diri
positif yang harus mereka bangun berkaca dari video edukasi (Kritical thingking and
creatifity)
k) Peserta didik dengan nyaman dapat mengemukakan pendapat dan berdialog
dengan guru BK (Communication)
l) Guru BK membagikan LKPD
Penutup
m) Peserta didik berani mengemukakan konsep diri yang negative pada dirinya
dilanjutkan membuat komitmen untuk menjadikan konsep diri yang positif.
n) Peserta didik diberi tugas untuk mempraktikkan sikap/konsep diri yang positif
dengan belajar mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan gayanya masing
masing atau praktik untuk berbicara di depan umum di depan anggota kelompok
lainnya. (differensiasi)
o) Guru Bk dan Kelompok merangkum dan membuat kesimpulan.
4. Penga- a. Guru BK memberikan penguatan terhadap peserta dalam suatu kerja kelompok
khiran b. Guru menyampaikan pengumuman tentang jadwal kegiatan monitoring hasil
bimbingan kelompok, dan menutup kegiatan dengan berdoa dan mengucap salam
PENILAIAN
1. Penilaian Proses a. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
layanan
b. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya dalam layanan
c. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan guru BK
d. Mengamati peran konseli dalam bekerjasama saat proses
layanan Bibingan kelompok.
2. Penilaian Hasil Pemahaman peserta didik, Perasaan mengikuti bimbingan, Rencana Kegiatan
Setelah Layanan
3. Tindak lanjut Memberikan kesempatan bagi kelompok/peseta didik yang membutuhkan
layanan lebih khusus untuk berkonsultasi dengan Guru BK di luar kegiatan
kelompok.
Mengetahui, Yogyakarta, .................
Kepala Sekolah Guru BK

Drs. Rahmad Saptanto, M.Pd. Meilianingrum, S.Pd.


NIP 19650530 199303 1 004
Lampiran 1. Materi Konsep Diri

Upaya membangun konsep diri positif

Pengertian Konsep diri


Menurut William D. Brooks yang dikutip Jalaluddin Rahmad. Konsep diri merupakan persepsi
individu terhadap dirinya sendiri, dalam hal ini bersifat fisik, psikologis, dan sosial sebagai pengalaman
dan interaksinya dengan orang lain. Menurut Hurlock (dalam Ghufron dan Rini) mengatakan bahwa
konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari
keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai. Menurut
William H. Fitts, seperti yang dikutip Agustiani, konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki
seseorang tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari
interaksi dengan lingkungan
Konsep diri adalah apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang dirinya sendiri. Ada dua konsep
diri, yaitu konsep diri komponen kognitif dan konsep diri komponen afektif. Komponen kognitif
disebut self image dan komponen afektif disebut self esteem. Komponen kognitif adalah pengetahuan
individu tentang dirinya mencakup pengetahuan “siapa saya” yang akan memberikan gambaran
tentang diri saya. Gambaran ini disebut citra diri. Sementara itu, komponen afektif merupakan
menilaian individu terhadap dirinya sendiri yang akan membentuk bagaimana penerimaan terhadap
diri dan harga diri individu
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal,
karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Dengan kata lain
sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri seseorang, positif atau
negatif. siswa yang memiliki konsep diri yang kuat, maka akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
karena Konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang yang
akanmempengaruhi berbagai bentuk sifat. Jika konsep diri positif, seseorang akan mengembangkan
sifat-sifat seperti kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistis,
sehingga akan menumbuhkan penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya apabila konsep diri negatif,
anak akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Mereka merasa ragu dan
kurang percaya diri, sehingga menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk pula
1) Ciri-ciri konsep diri positif
a) Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah
Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi
masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada
jalan keluarnya.
b) Merasa setara dengan orang lain
Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu
menghargai orang lain.
c) Menerima pujian tanpa rasa malu
Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun
ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
d) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaandan keinginan serta perilaku
yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat.
Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain
meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
e) Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspekaspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya.
Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan
mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
2) Ciri-ciri konsep diri negatif
a) Peka terhadap kritik
Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal
ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat
mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti
ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam
berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif
cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya
dengan berbagai logika yang keliru
b) Responsif sekali terhadap pujian
Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan
antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embelembel
yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya
terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
c) Cenderung bersikap hiperkritis
Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai
dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
d) Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain
Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh,
sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu
tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilakuyang tidak disenangi, misalkan membenci,
mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
e) Bersikap psimis terhadap kompetisi
Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat
prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya

Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi konsep diri yaitu:


1) Orang Lain
Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Harry Stack Sullivan
menjelaskan bahwa jika kita diterima oleh orang lain dihormati, dan disenangi karena keadaan diri
kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, jika orang
lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan cenderung tidak
menyenangi diri kita. Tidak semua orang mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita, yang
paling berpengaruh terhadap diri kita adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita.
2) Kelompok Rujukan
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita pasti menjadi anggota berbagai kelompok, seperti
RT, dan lain sebagainya. Setiap kelompok mempunyai norma-norma tertentu, ada kelompok yang
secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukkan konsep diri kita.Inilah
yang disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya
dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi self-concept seseorang selain pola asuh orang tua,
diantaranya:
1. Kegagalan
Disadari atau tidak, kegagalan yang terjadi secara terus menerus akan memberikan pertanyaan
besar pada kemampuan diri sendiri yang berujung pada anggapan lemah dan tidak berguna.
2. Depresi
Ketika seseorang dilanda depresi, ia akan cenderung memikirkan hal yang negatif.
3. Overthinking
Bersikap overthinking sangatlah tidak baik karena bisa mengarah ke pikiran yang buruk,
terlebih pada penilaian diri sendiri. Seseorang cenderung menilai diri sendiri ke arah yang
negatif sehingga berpikir terlalu berlebihan harus segera dihentikan.

Self concept yang sehat dan positif akan menimbulkan manfaat untuk diri sendiri.
Berikut adalah manfaat yang didapatkan dengan memiliki self concept yang sehat dan positif,
di antaranya:

1. Memaksimalkan Potensi Diri


Apabila individu memiliki self concept yang positif, individu itu akan percaya bahwa
ia dapat melakukan berbagai hal, mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan mencari
peluang dan solusi, membuka potensi yang dimiliki kepada hal-hal yang belum pernah
dipikirkan sebelumnya.
2. Membantu Dirinya Sendiri dalam Mencapai Tujuan Hidupnya
Individu yang memiliki self concept positif, cenderung memiliki sikap yang optimis dan
realistis terhadap tujuan yang diinginkannya. Dengan begitu, peluang dirinya untuk berhasil
akan semakin besar sehingga tujuan yang diinginkannya pun akan tercapai.
3. Menghindari Self Sabotaging Behavior
Individu yang memiliki self concept positif mampu menghindari self-sabotaging
behavior. Self-sabotaging behavior sebagai bentuk pemikiran, sikap, ataupun tindakan yang
menahan dirinya untuk meraih apa yang ia mau, misalnya, goals dalam hidupnya.
Memiliki self concept yang positif akan membentuk diri menjadi pribadi yang lebih
positif, optimis, dan yakin bahwa dirinya mampu mendapatkan apa yang diinginkan atau
dituju. Akan tetapi, sebaliknya, apabila self concept pada diri individu itu negatif atau dapat
dikatakan tak sehat, hal itu tak akan membawa dirinya dalam mencapai keinginan dan
tujuannya.
4. Mampu Memengaruhi Fisik dalam Menghadapi Masalah
Memengaruhi perspektif bagaimana individu itu menggunakan fisiknya dalam
menghadapi suatu masalah atau tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh
simpelnya, seorang individu ingin mengikuti suatu perlombaan lari, apabila ia memiliki self
concept bahwa dirinya terlalu gemuk untuk dapat mengikuti perlombaan lari tersebut dan
akan menjadi orang terakhir yang sampai di garis finish, mungkin saja itu akan terjadi.
Akan berbeda bila individu tersebut memiliki self concept positif bahwa dirinya kuat
dan akan memenangkan lomba lari tersebut, bisa saja hasilnya akan sesuai dengan
pemikirannya tersebut. Hal ini menandakan bahwa individu yang memiliki self concept positif
akan mampu memengaruhi fisiknya dalam menghadapi masalah yang ada.
5. Mampu Mengukur Seberapa Jauh Dirinya dalam Menyelesaikan Masalah
Individu yang memiliki self concept positif akan mampu menentukan seberapa jauh ia
dapat keluar dari ‘zona nyaman’ nya dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, dirinya
mampu menentukan seberapa jauh kemampuan dirinya untuk menyelesaikan berbagai
masalah.

Dalam membentuk konsep diri, ada beberapa komponen yang harus dimiliki agar terbentuk
konsep diri yang utuh, 3 komponen ini terdiri dari diri ideal (self ideal), citra diri (self image),
dan harga diri (self esteem). Akan kita bahas satu persatu dari 3 komponen tersebut.
1. Diri Ideal (self ideal)
Dimaksud dengan diri ideal adalah sosok seseorang yang dinilai sempurna dan dikagumi serta
didambakan yang ingin ditiru untuk menjadi model diri yang ideal bagi individu. Diri ideal
ini menentukan seberapa besar arah, perkembangan diri, dan pertumbuhan karakter serta
kepribadian. Diri ideal ini jika kita tidak berhati-hati dalam memilih atau membentuknya
secara sadar, akan membuat kita langsung menetapkan seseorang untuk menjadi contoh diri
yang ideal. Contohnya seseorang yang memiliki latar belakang budaya yang lembut ternyata
memilih contoh yang ideal yaitu bintang rock atau bintang filem yang notabene memiliki
bentuk budaya yang berbeda.
2. Citra diri (self image)
Citra diri adalah cara kita melihat diri kita sendiri dan menilai tentang diri kita sendiri pada
saat itu. Citra diri adalah “cermin diri”. Bila kita melihat diri sendiri di dalam cermin sebagai
orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tenang, dan mampu belajar baik, maka
setiap kali kita belajar, kita akan merasa percaya diri, tenang serta mampu. Jika selalu berfikir
secara positif maka kita akan selalu bersikap positif pula dalam setiap aspek kehidupan..
3. Harga diri (self esteem)
Harga diri didefinisikan seberapa tinggi kita menghargai atau suka terhadap diri anda sendiri.
Semakin tinggi rasa menyukai diri sendiri, penerimaan diri, dan rasa hormat pada diri sendiri
sebagai seseorang yang berharga dan bermakna, maka semakin tinggi harga diri seseorang.
Selain itu semakin merasa sebagai seseorang yang bernilai, maka akan semakin bersikap positif
dan merasa bahagia.
Harga diri seseorang sngatlah berpengaruh pada semangat, antusiasme, dan motivasi diri.
Harga diri seseorang adalah sangat menentukan prestasi dan keberhasilan dalam setiap proses
kehidupan. Orang dengan harga diri yang tinggi memiliki kekuatan pribadi yang luar biasa
besar dan akan bisa berhasil melakukan apa saja dalam hidupnya.
Adapun Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain:
a. Pola asuh orang tua
Peran orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan diri seseorang, sikap orang tua yang
suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, tidak pernah
memuji, suka marah-marah, dan lain sebagainya – dianggap sebagai hukuman akibat
kekurangan, kesalahan, atau kebodohan seorang anak. Jadi, anak menilai dirnya berdasarkan
apa yang ia alami dan ia dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap baik
dan positif, maka anak akan cukup merasa berharga, namun jika ia mendapat bahwa dirinya
selalu salah di mata orangtuanya maka ia merasa dirinya bodoh. Salahnya pola asuh atau
pendidikan ketika masih kecil, akan berakibat pada rusaknya konsep diri pada anak.
b. Kegagalan
Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan dalam proses kehidupannya, kegagalan yang
sering dialami, sering membuat diri kita bertanya “mampukah saya?” dan kita pun
memberikan kesimpulan terhadap diri kita sendiri bahwa penyebabnya adalah kelemahan
diri. Kegagalan membuat seseorang merasa dirinya tidak berguna.
c. Depresi
Kondisi fisik maupun fisikis yang tidak sehat pasti mempengaruhi pembentukan konsep diri.
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif
dalam memandang dan merespon segala sesuatu, termasuk menilai dirinya sendiri. Segala
situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Ia sulit melihat dirinya
“mampu”, ia juga mudah tersinggung dan mudah “termakan” oleh ucapan orang lain.
d. Kritik internal
Manusia sebagai mahluk social tentunya tak kan pernah lepas dari interaksi dengan manusia
lainnya, terkadang manusia lainnya menjadi penilai akan sebuah perbuatan manusia lainnya.
Sikap dalam menyikapi kritik orang lain tentunya harus dapat dikendalikan sebagai koreksi
diri sendiri. Mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan
perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri berfungsi sebagai rambu-rambu
dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat
beradaptasi dengan baik.
Dengan beberapa faktor diatas dan macam konsep diri di atas, setiap orang tentunya akan
memiliki konsep diri yang berbeda-beda, karena faktor-faktor yang didapat oleh seorang
individu pasti beragam. Yang harus kita pahami, apapun faktor yang mempengaruhi
pembentukan konsep diri yang timbul pada diri kita hendaklah mengarah pada konsep diri
yang positif, tetapi ketika memang ternyata konsep diri yang terbentuk adalah konsep diri
negative maka kita harus berusaha dengan sadar untuk merubah konsep diri tersebut agar
dapat melalui setiap proses kehidupan dengan maksimal guna mencapai kebahagiaan.
Kita sering tidak menyadari bahwa persolan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak-
tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Merasa “bodoh”, “malas”, “nanti
pasti hasilnya akan sama saja”, ataupun pikiran-pikiran negatif lainnya yang memicu diri kita
untuk tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya “BISA” kita lakukan. Namun, dengan
sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat dirubah ke arah yang positif. Bagaimana caranya?
Berikut ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif,
antara lain:
1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Hal pertama yang harus dilakukan adalah kenalilah diri sendiri dengan baik. Dengan
mengenal diri sendiri maka seseorang akan tahu kemampuan seseorang itu sendiri untuk
melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Lihatlah talenta, bakat, dan potensi
diri yang dimiliki serta carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Dan yang
tidak kalah penting, jangan abaikan pengalaman positif ataupun keberhasilan sekecil apapun
yang pernah dicapai. Serta harus berani menerima kritik dan saran dari orang lain. bila perlu,
Anda sendiri yang menanyakan kepada orang lain “bagaimana saya”, karena tidak menutup
kemungkinan kita sendiri tidak mengetahui dimana kelemahan dan kekuatan diri kita sendiri.
2. Hargailah diri sendiri
“Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri kita sendiri”. Kita harus dapat
melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri dan mampu memandang hal-hal baik dan positif
terhadap diri kita.
3. Jangan memusuhi diri sendiri
“Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri
sendiri.” Sikap memusuhi diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada
permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self).
Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustasi yang dalam.
4. Berpikir positif dan rasional
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make
the world” (the budda). Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala
sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jika kita merasa diri kita “bodoh”,
“tidak bisa”, ya itulah diri kita. So? Kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan
jiwa dan raga. “I Can Do It”.
Lampiran 2. Video Edukatif
https://www.youtube.com/watch?v=x2V2f-ouTv0

PPT self Consept


Lampiran 2. Lembar Kerja Peserta didik

Topik: Upaya membangun konsep diri positif

Tuliskan contoh konsep diri negative yang kamu tahu!

1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………

Tuliskan dampak konsep diri negative yang kamu tahu!

1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………

Bagaimana kamu membangun/ menumbuhkan konsep diri positif pada diri kamu?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
PENILAIAN PROSES
LEMBAR REFLEKSI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

A. Identitas
Kelas :
Topik Layanan :
Tanggal Layanan :
B. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda centang (√) pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa
yang terjadi selama proses layanan bimbingan klasikal: Sangat Sesuai (SS);
Sesuai (S); Tidak Sesuai (TS); Sangat Tidak Sesuai (STS).
2. Pernyataan nomor 1-4 diisi sesuai dengan jumlah konseli yang aktif selama
proses layanan.
Keterangan ;
STS : Siswa aktif 0-25% S : Siswa aktif 51-75%
TS : Siswa aktif 26-50% SS : Siswa aktif 76-100%
PILIHAN
NO PERNYATAAN
STS TS S SS
1. Peserta didik aktif dalam mengikuti layanan
bimbingan kelompok
2. Peserta didik berani menyampaikan gagasan/
ide terkait layanan yang diberikan
3. Peserta didik aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan saat layanan diberikan
4. Peserta didik menunjukkan Kerjasama
selama proses layanan bimbingan kelompok

Observer

……………….
EVALUASI HASIL

Nama Peserta Didik:


Kelas :
Topik :

Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok. Bacalah dengan cermat setiap pertanyaan tersebut. Berikan jawaban
dengan cara memberi tanda cek (V) pada salah satu jawaban yang paling sesuai
SS : Sangat Sesuai (5) KS : Kurang Sesuai (2)
S : Sesuai (4) STS : Sangat Tidak Sesuai (1)
CS : Cukup Sesuai (3)
Jawabab anda tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua pernyataan secara
sungguh sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi
nilai pelajaran di sekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan
berikutnya, Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Aspek/ Pernyataan Skor


SS S CS KS STS
Pemahaman Baru
1. Saya mendapatkan pemahaman baru mengenai kegiatan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik homeroom
2. Saya mampu menjelaskan kembali terkait pengertian dari konsep
diri
3. Saya mampu memberikan contoh konsep diri negatif
4. Saya mampu memberi contoh konsep diri positif
5. Saya dapat menyimpulkan mengenai manfaat dan kegunaan dari
materi yang disampaikan.
Perasaan Positif
6. Saya merasa senang karena dalam kegiatan ini saya berasa nyaman
bersama keluarga.
7. Saya merasa dihargai dalam pelaksanaan layanan
8. Saya merasa puas mengikuti layanan ini karena layanan dilakukan
dengan cara yang menyenangkan.
9. Sya senang karena merasa materi yang disampaikan bermanfaat
bagi kehidupanku saat ini dan yang akan dating
10. Saya merasa lega karena terbantu akan layanan ini
Rencana Kegiatan Setelah Layanan
11. Saya akan menerapkan keakraban dan kehangatan bersosial dalam
kehidupan sehari-hari
12. Saya akan menerapkan konsep diri yang positif dalam kehidupan
sehari hari
13. Saya mengembangkan potensi yang saya miliki setelah melakukan
kegiatan ini
14. Saya menentukan keputusan terbaik terhadap suatu keadaan
setelah mengikuti layanan ini
Jumlah Skor

Kriteria Penentuan Skor ………………,……………………...


Skor total = jumlah Skor x 100: 70 Guru BK

Kriteria Hasil
74 – 100 Sangat Aktif
68 – 73 Aktif
52 – 67 Cukup Aktif
36 – 51 Kurang Aktif
20 – 35 Sangat Kurang Aktif ………………………………….

Anda mungkin juga menyukai