Anda di halaman 1dari 9

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
Jl. Colombo No. 1, Caturtunggal, Depok, Kab. Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 586168 Laman : www.uny.ac.id

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A Komponen Layanan Layanan dasar


B Bidang Layanan Bidang pribadi
C Topik layanan Self Esteem ( Penghargaan Diri)
D Fungsi Layanan Pemahaman Diri
Peserta didik mampu memahami keadaan dirinya sendiri dan
F Tujuan Umum
mengapresiasi kelebihan serta kekurangan yang dimiliki
1. Peserta didik dapat mengenali dirinya sendiri
2. Peserta didik mampu mengapresiasi potensi serta
E Tujuan Khusus kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
3. Peserta didik dapat mengoptimalkan potensi dirinya
untuk menjadi pribadi yang lebih baik
G Sasaran Layanan Kelas X IPS 1
H Materi Layanan Terlampir
I Waktu 1 jam pelajaran (1x45 menit)
1. Farozin, Muh, dkk, 2016. Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SMK.
Jakarta: Dirjen GTK
J Sumber
2. Fastari, Chandrania. 2016. Art Psychotherapy Gambar.
http://ipekajatim.files.wordpres.com diakses pada 17
September 2017 pukul 1.23 WIB.

K Metode/Teknik Art/Drawing Therapy


L Media/Alat Kertas HVS dan krayon warna
N Pelaksanaan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1. Guru Bimbingan dan Konseling memulai kegiatan
bimbingan kelompok dengan salam dan berdoa.
2. Guru Bimbingan dan Konseling mengecek kehadiran
a. Pernyataan Tujuan
setiap peserta didik
3. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan proses Ice
Breaking/games sederhana.
4. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus
diadakannya bimbingan kelompok sesuai dengan materi
yaitu Self Esteem.

Guru Bimbingan dan Konseling menjelaskan langkah-langkah


b. Penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menggambarkan
langkah-langkah kegiatan
sesuatu yang sesuai dengan instruksi dari guru BK.

Guru Bimbingan dan Konseling memberikan penjelasan


tentang topik yang akan dibicarakan yaitu mengenali segala
c. Mengarahkan kegiatan
potensi diri, kelebihan dan kekurangannya untuk dijadikan
(konsolidasi)
bahan evaluasi menjadi pribadi yang dapat menghargai
kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
a) Guru Bimbingan dan Konseling mempersiapkan media
dan peralatan yang dibutuhkan.
d. Tahap peralihan
b) Guru Bimbingan dan Konseling menanyakan kesiapan
(Transisi)
peserta didik melaksanakan kegiatan, dan memulai ke
tahap inti.
2. Tahap Inti
a) Guru Bimbingan dan Konseling membagikan kertas
dan krayon warna.
b) Guru Bimbingan dan Konseling menanyakan kesulitan
yang mungkin sedang dihadapi peserta didik.
c) Guru BK meminta peserta didik untuk menggambarkan
hal apapun yang mereka rasa sangat mewakili dirinya.
Boleh barang, tanaman, ataupun hewan.
d) Guru BK meminta peserta didik untuk berhenti
menggambar.
e) Guru BK memberi waktu istirahat sejenak pasca peserta
didik selesai menggambar.
f) Guru BK menanyakan pertanyaan yang merefleksi
a. Pelaksanaan kegiatan
perasaan-perasaan setelah menggambar.
g) Guru BK mempersilahkan peserta didik untuk
mempresentasikan/menjelaskan hasil gambarnya
kepada teman-teman.
h) Guru memberikan komentar dan membangun diskusi
terhadap hal-hal yang disampaikan oleh masing-masing
peserta didik.
i) Guru BK menyampaikan materi tentang Self Esteem.
j) Guru BK memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk saling menuliskan pesan positif bagi teman yang
ada disampingnya.
a) Refleksi Identifikasi
 Bagaimana perasaan siswa setelah menggambar?
 Bagaimana perasaan siswa ketika diminta
menggambarkan tentang dirinya sendiri?
b) Refleksi Analisis
 Apakah siswa menyadari sesuatu tentang dirinya
b. Refleksi
setelah menggambar?
c) Refleksi Generalisasi
 Apakah peserta didik mendapat sudut pandang baru
setelah menggambar?
 Apa sikap yang akan diambil setelah mendapatkan
sesuatu dari menggambar?
3. Tahap Penutup
a) Guru Bimbingan dan Konseling memberikan penguatan
dengan materi yang telah disiapkan.
b) Guru BK membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
dilakukan
c) Guru BK melakukan evaluasi singkat kegiatan yang telah
dilaksanakan
d) Guru BK mengemukakan harapan dan pesan pada siswa
e) Guru BK merencanakan kegiatan selanjutnya.
f) Guru Bimbingan dan Konseling menutup kegiatan dengan
doa dan salam.
O Evaluasi
Guru Bimbingan dan Konseling melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi:
1. Mengadakan refleksi
2. Mengadakan evaluasi bagaimana peserta didikdalam
mengikuti kegiatan (antusias atau tidak antusias)
1. Evaluasi Proses
3. Mengadakan evaluasi bagaimana siswa menyampaikan
pendapat atau bertanya yang sesuai dengan topic
4. Mengadakan evaluasi bagaimana peserta didik
menyampaikan pendapat dan cara bertanya yang mudah
dipahami atau tidak dipahami.
Evaluasi setelah mengikuti bimbingan klasikal antara lain :
1. Apakah peserta didik merasakan suasana yang
menyenangkan dalam kegiatan ini.
2. Apakah topik yang dibahas dalam kegiatan ini penting
2. Evaluasi Hasil
bagi peserta didik.
3. Apakah siswa dapat menemukan sudut pandang baru
tentang dirinya
4. Apakah Guru Bimbingan dan Konseling menyampaikan
materi dengan cara yang mudah dipahami.

5. Apakah kegiatan seperti ini menarik/tidak menarik


untuk ikuti
Lampiran :
1. Materi layanan

Yogyakarta, 15 November 2019

Kepala Sekolah Guru Bimbingan dan Konseling

Diana Septi P, M.Pd, Ph.D Erwida Maharani Putri


NIP. 197309252005012001 NIM. 17104241035
Self Esteem

1. Pengertian Positive Self-Esteem


Menurut Maslow (dalam Alwisol, 2002) Self esteem merupakan suatu kebutuhan
manusia yang memerlukan pemenuhan atau pemuasan untuk dilanjutkan ke tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi. Kompetisi diri (self competence) adalah perasaan seseorang
menumpuk Self esteem, bahwa dirinya kompeten untuk menjalani hidup. Self-esteem diartikan
dalam istilah percaya diri meskipun tidak sepenuhnya menggambarkan makna yang
sesungguhnya. “self-esteem adalah penerimaan diri sendiri, oleh diri sendiri berkaitan bahwa
kita pantas, berharga, mampu dan berguna tak peduli dengan apa pun yang sudah, sedang
atau bakal terjadi. Tumbuhnya perasaan aku bisa dan aku berharga merupakan inti dari
pengertian self-esteem”. Self-esteem merupakan kumpulan dari kepercayaan atau perasaan
tentang diri kita atau persepsi kita terhadap diri sendiri tentang motivasi, sikap, perilaku, dan
penyesuaian emosi yang mempengaruhi kita.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan pula bahwa self esteem berkenaan dengan:
(a) kemampuan untuk memahami yang dapat kita lakukan dan yang telah dilakukan
(b) penetapan tujuan dan arah hidup sendiri,
(c) kemampuan untuk tidak merasa iri terhadap prestasi orang lain.

2. Jenis-Jenis Self-Estetem.

KidsHealts memaparkan mengenai dua jenis self-esteem yaitu Unhealty Self-Esteem


dan Healthy Self-Esteem. Self-esteem yang rendah atau tidak sehat pada anak ditandai
dengan tidak adanya keinginan melakukan sesuatu hal yang baru, anak selalu berkata negatif
atas kemampuan yang dimilikinya misalnya “Saya bodoh !”, “Saya tidak pernah belajar dengan
baik”. Ciri yang lainnya adalah anak tidak memiliki toleransi, frustasi, dan pesimis. Sedangkan
pada anak yang memiliki self-esteem yang sehat ditandai dengan senang memelihara.
hubungan dengan yang lain, aktif dalam kelompoknya, menyenangkan dalam berhubungan
sosial, mampu menemukan solusi ketika peluang menipis, memahami kekuatan dan
kelemahannya serta memiliki sikap optimis. Siswa yang memiliki self-esteem tinggi atau self-
esteem yang sehat pada umumnya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi pula
untuk dapat melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru. Mereka biasanya bersungguh-
sungguh dalam melakukan aktivitas jasmani dan selalu berupaya memperbaiki kekurangan
dan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Ciri ini akan sangat berbeda dengan siswa
yang rendah self-esteemnya atau yang tidak memiliki self-esteem. Umumnya mereka enggan
atau bermalas-malasan melakukan tugas gerak karena merasa khawatir atau tidak percaya
terhadap kemampuan yang dimilikinya, tidak bekerja keras memperbaiki kekurangannya dan
merasa cukup dengan apa yang sudah dilakukannya.

3. Ciri- ciri Karakteristik Harga Diri Self-Esteem


Harga diri seseorang tergantung bagaimana dia menilai tentang dirinya
yang dimana hal ini akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Penilaian individu ini diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat tinggi dan negatif.
a. Karakteristik harga diri tinggi
Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin
akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam dunia
ini. Contoh : seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan yakin dapat
mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu akan
memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan.
Karakteristik anak yang memiliki harga diri yang tinggi menurut
Clemes dan Bean (2001 : 334), antara lain :
1) Bangga dengan hasil kerjanya
2) Bertindak mandiri
3) Mudah menerima tanggung jawab
4) Mengatasi prestasi dengan baik
5) Menanggapi tantangan baru dengan antusiasme
6) Merasa sanggup mempengaruhi orang lain
7) Menunjukkan jangkauan perasaan dan emosi yang luas
Manfaat dari dimilkinya harga diri yang tinggi diantaranya :
1) Individu akan semakin kuat dalam menghadapi penderitaanpenderitaan hidup,
semakin tabah, dan semakin tahan dalam menghadapi tekana-tekanan kehidupan,
serta tidak mudah menyerah dan putus asa.
2) Individu semakin kreatif dalam bekerja
3) Individu semakin ambisius, tidak hanya dalam karier dan urusan financial, tetapi dalam
hal-hal yang ditemui dalam kehidupan baik secara emisional, kreatif maupun spiritual.
4) Individu akan memilki harapan yang besar dalam membangun
hubungan yang baik dan konstruktif.
5) Individu akan semakin hormat dan bijak dalam memperlakukan orang
lain, karena tidak memandang orang lain sebagai ancaman.

b. Karakteristik harga diri rendah


Remaja yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak
mampu dan tidak berharga. Disamping itu remaja dengan harga diri rendah cenderung untuk
tidak berani mencari tantangantantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-
hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan
tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang
dimilikinya, cenderung takut menghadapai respon dari orang lain, tidak mampu membina
komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang
memiliki harga diri rendah inilah sering muncul perilaku rendah.
Berawal dari perasa tidak mampu dan tidak berharga, mereka
mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang seolah-olah membuat dia lebih berharga.
Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari teman-temannya. Dari sinilah
kemudian muncul penyalahgunaan obat-obatan, berkelahi, tawuran, yang dilakukan demi
mendapatkan pengakuan dari lingkungan.
Karakteristik anak dengan harga diri yang rendah diantaranya :
1) Menghindari situasi yang dapat mencetuskan kecemasan
2) Merendahkan bakat dirinya
3) Merasa tak ada seorangpun yang menghargainya
4) Menyalahkan orang lain atas kelemahannya sendiri
5) Mudah dipengaruhi oleh orang lain
6) Bersikap defensif dan mudah frustrasi
7) Merasa tidak berdaya
8) Menunjukkan jangkauan perasaan dan emosi yang sempit
Akibat memilki harga diri yang negatif, yaitu :
1) Mudah merasa cemas, stress, merasa kesepian dan mudah terjangkit depresi
2) Dapat menyebabkan masalah dengan teman baik dan social
3) Dapat merusak secara serius, akademik dan penampilan kerja.
4) Membuat underchiver dan meningkatkan penggunaan obat-obat dan alkohol

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Self-Esteem


a. Orang tua
Orang tua merupakan sumber utama pembentuk self-esteem, khususnya di kalangan
anak-anak. Pemberian yang paling berharga dari orang tua adalah meletakkan landasan
sels-esteem yang kokoh, mengembangkan kepercayaan diri dari hormat diri.
b. Para sejawat dan Teman
Orang-orang terdekat dalam kehidupan keseharian akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan self-esteem. Ketika anak berada di lingkungan sekolah dengan teman yang
sering memperoloknya, maka lingkungan tersebut kurang baik bagi pertumbuhan self-
esteem yang sehat. Sebaliknya, teman sejawat dan kawan-kawan dekat dapat pula
menumbuhkembangkan self-esteem yang sehat. Ini dikarenakan suasana pergaulan
yang saling mendukung, saling menghargai terhadap usaha dan hasil yang dicapai
seseorang.
c. Pencapaian Prestasi
Hasil yang dicapai dan memadai merupakan salah satu faktor bagi pengembangan self-
esteem. Penciptaan perasaan tenang, yakin, dan mampu melaksanakan suatu tugas
merupakan bibit bagi pengembangan self-esteem. Sebaliknya, apabila kegagalan
beruntun yang diperoleh akan memberikan kesan mendalam bahwa kita tidak mampu
mencapai sukses.
d. Diri Anda Sendiri
Sumber utama bagi pengembangan self-esteem adalah diri anda sendiri. Kita dapat
mempertinggi atau memperendah self-esteem sesuai dengan perasaan kita sendiri.
Seseorang yang sehat self-esteemnya ditandai oleh beberapa ciri diantaranya adalah:
Selalu memberi dorongan, motivasi kepada diri sendiri. Selalu memandang pada apa
yang dikerjakan dan pada apa yang telah dilakukan.
e. Guru dan Pelatih Olahraga
Guru dan pelatih olahraga sangat berpotensi membangun atau bahkan menghancurkan
self-esteem siswa atau atlet binaanya. Guru atau pelatih olahraga dapat mengembangkan
self-esteem dengan cara menempatkan siswa atau atlet dalam kedudukan merasa
berharga, merasa diakui dan mampu melakukan sesuatu menurut ukuran masing-masing.
Jika guru atau pelatih olahraga lebih suka mengkritik dengan pedas atas setiap
penampilan siswa atau atletnya, maka hal ini merupakan biang bagi terciptanya self-
esteem yang negatif.

5. Sebab Adanya Self-Esteem


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri. Terdapat lima faktor yang
mempengaruhi harga diri yaitu:
1. Faktor Jenis Kelamin
Menurut Ancok dkk. Wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah daripada pria,
seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa
harus di lindungi. Hal ini terjadi mungkin karena peran orang tua dan harapan-harapan
masyarakat yang berebeda-beda baik pada pria maupun wanita. Pendapat tersebut sama
dengan penelitian yang membuktikan bahwa harga diri wanita lebih rendah daripada
harga diri pria.
2. Inteligensi
Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi
daripada individu dengan harga diri yang rendah. Dan individu yang memiliki harga diri
yang tinggi memiliki skor intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan
selalu berusaha keras.
3. Kondisi Fisik
Adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga
diri. Individu dengan kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih
baik dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik. Begitu pula dengan remaja
yang terlalu memikirkan masalah ukuran dan bentuk tubuhnya. Mereka akan berusaha
mati-matian untuk bisa mempertahankan bentuk tubuh atau menurunkan berat
badannya.
4. Lingkungan Keluarga
Perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan mendidik yang demokratis akan
membuat anak mendapat harga diri yang tinggi. Orang tua yang sering memberi hukuman
dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga. Mereka
yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki harga diri tinggi karena mengalami
perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan, cinta, dan tanggapan positif orang tua
mereka. Sedangkan pengabaian dan penolakan akan membuat mereka secara otomatis
merasa tidak berharga. Karena merasa tidak berharga, diacuhkan dan tidak dihargai maka
mereka akan mengalami perasaan negatif terhadap dirinya sendiri.
5. Lingkungan Sosial
Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau
tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan
perlakuan orang lain kepadanya. Termasuk penerimaan teman dekat (peer), mereka
bahkan mau untuk melepaskan prinsip diri mereka dan melakukan perbuatan yang sama
(conform) dengan teman dekat mereka agar bisa dianggap ‘sehati’ walaupun perbuatan
itu adalah perbuatan yang negatif. Sementara ada beberapa ubahan dalam harga diri
yang dapat dijelaskan melalui konsep-konsep kesuksesan, nilai, aspirasi dan mekanisme
pertahanan diri. Kesuksesan tersebut dapat timbul melalui pengalaman dalam lingkungan,
kesuksesan dalam bidang tertentu, kompetisi, dan nilai kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai