Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN KELOMPOK

A. Komponen Layanan Layanan Dasar


B. Bidang Layanan Karir
C. Fungsi Layanan Pemahaman dan peningkatan
Peserta didik/konseli dapat memahami dan meningkatkan
D. Tujuan
kemampuan komunikasi interpersonal
E. Topik Komunikasi interpersonal
F. Sasaran Layanan Mahasiswa BK semester 3
G. Metode dan Teknik Diskusi dan teknik simulasi
H. Waktu 1 x 50 menit
I. Media/Alat Laptop dan Proyektor untuk menayangkan materi
J. Tanggal Pelaksanaan Rabu, 5 Mei 2021

Irawan, S. (2017). Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi


interpersonal mahasiswa. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 7(1), 39-48.
K. Sumber Bacaan
Wicaksono, G. (2013). Penerapan teknik bermain peran dalam
bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa kelas X multimedia SMK IKIP Surabaya. Jurnal BK
UNESA, 1(1).

Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan
- Guru BK/Konselor menyampaiakan salam, dilanjutkan
dengan membangun hubungan baik dengan menanyakan
kabar kepada anggota kelompok
- Guru BK/Konselor menyampaiakan penjelasan tentang
layanan bimbingan kelompok serta tujuan layanan yang
meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor
- Ice breaking untuk menyatukan perasaan dan kedekatan
satu sama lain

b. Pembentukan kelompok
- Guru BK/Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan,
L. Uraian Kegiatan tugas dan tanggung jawab siswa

c. Mengarahkan kegiatan
- Memberikan penjelasan tentang kegiatan secara
operasional yang akan dilakukan

d. Peralihan (transisi)
- Guru BK/Konselor menanyakan kalau ada siswa yang belum
mengerti dan memberikan penjelasan (Storming)
 Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan kelompok
dalam melaksanakan tugas
 Guru BK/Konselor memberi kesempatan bertanya
kepada setiap kelompok tentang tugas-tugas yang
belum mereka pahami
 Guru BK/Konselor menjelaskan kembali secara singkat
tentang tugas dan tanggung jawab peserta dalam
melakukan kegiatan
- Guru BK/Konselor menyiapkan siswa untuk melakukan
komitmen tentang kegiatan yang akan dilakukannya
(Norming)
 Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan para peserta
untuk melaksanakan tugas
 Setelah semua menyatakan siap, selanjutnya Guru
BK/Konselor memulai ke tahap kerja, pada bagian ini
guru BK mulai memberikan stimulus tentang topik
kegiatan.

Tahap Inti
a. Eksperimentasi (proses/kegiatan yang dialami peserta didik
dalam suatu kegiatan bimbingan berdasarkan teknis tertentu)
- Guru BK/Konselor memastikan keselarasan antara tujuan
yang akan dicapai, metode yang dipilih dengan materi

b. Refleksi (Pengungkapan perasaan, pemikiran dan pengalaman


tentang apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan)
- Refleksi Identifikasi. Guru BK/Konselor mengidentifikasi
respon anggota kelompok melalui pertanyaan yang
mengungkap pengalaman peserta tentang apa yang terjadi
pada saat mengikuti kegiatan (What Happened). Pertanyaan
pada refleksi identifikasi mengacu pada pengukuruan
pencapaian apa yang diketahui (pengenalan)
- Refleksi Analisis. Guru BK/Konselor mengajak konseli untuk
menganalisis dan memikirkan (think) sebab-sebab mengapa
mereka menunjukkan perilaku tertentu dan apa yang akan
dilakukan selanjutnya (so what)
- Refleksi Generalisasi. Guru BK/Konselor mengajak peserta
membuat rencana tindakan untuk memperbaiki perilaku
yang dianggap sebagai kelemahan dirinya (Plan). Kemudian
Guru BK/Konselor mengajukan pertanyaan tentang rencana
tindakan untuk memperbaiki perilaku sebagai tanda peserta
didik memiliki kesadaran untuk berubah (Now What).
Contoh pertanyaan:
rencana apa yang akan dilakukan ?
kapan akan dimulai ?
langkah terdekat apa yang akan dilakukan ?

Tahap Pengakhiran
Menutup kegiatan dan tindak lanjut
a. Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan
penguatan terhadap aspek-aspek yang ditemukan oleh
peserta dalam suatu kerja kelompok
b. Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan aspek
Kerjasama
c. Akhir dari tahap ini adalah menutup kegiatan layanan secara
simpatik (Framming)
Evaluasi Proses
a. Guru bimbingan dan konseling atau konselor terlibat dalam
menumbuhkan antusiasme peserta dalam mengikuti
kegiatan.
b. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
membangun dinamika kelompok
c. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
memberikan penguatan dalam didik membuat langkah yang
M. Evaluasi akan dilakukannya

Evaluasi Hasil
a. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman
konseli dalam bimbingan kelompok
b. Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan
kelompok.
c. Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru bimbingan dan
konseling atau konselor

Jakarta, ……………. 2021


Mengetahui
Dosen Pembimbing, Praktikan,

NAMA DOSEN PEMBIMBING NAMA PRAKTIKAN


NIP. NIM
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Ice Breaking “Jika-Maka”

Persiapan yang perlu dilakukan:


 Berikan kertas kosong kepada seluruh audiens yang hadir
 Bagi seluruh audiens menjadi dua kelompok
 Untuk kelompok pertama, silahkan anda beri nama sebagai “Kelompok Jika”, sementara untuk
kelompok dua silahkan anda beri nama “Kelompok Maka”
 Semua anggota tim dari “kelompok jika” silahkan anda minta untuk menulis kata-kata yang
berawalan ‘jika’
 Sementara untuk “kelompok maka” silahkan anda minta untuk menulis kata-kata yang
berawalan ‘maka’
 Batasi waktu menulis, sekitar 2 – 3 menit

Cara bermain
 Silahkan minta setiap satu anggota kelompok secara bergantian sebagai perwakilan dari
masing-masing kelompok. Masing-masing perwakilan kedua tim silahkan diminta untuk
berdiri dan bersiap-siap untuk membaca dengan lantang
 Anda beritahukan kepada seluruh peserta: “Jika saya bilang BACA!, maka seorang yang
ditunjuk dari “kelompok jika” membaca tulisannya, kemudian langsung disusul oleh seorang
yang ditunjuk dari “kelompok maka”
 Katakan juga kepada para peserta, dalam permainan ini bakalan ada hadiah bagi pasangan
yang kalimatnya cocok (Kalimat “jika – maka”nya selaras).
 Jika semua sudah siap, maka silahkan anda bilang “BACA!”
 Ulangi lagi cara diatas kepada sepasang peserta lainnya sampai selesai atau sampai anda
anggap cukup permainan tersebut, meskipun tidak menemukan pemenangnya

Materi

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal


Menurut Devito (1997, dalam Wicaksono & Naqiyah, 2013) komunikasi interpersonal
adalah pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan
balik yang langsung. Menurut Effendi (1991, dalam Wicaksono & Naqiyah, 2013) komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara seorang komunikator dan seorang komunikan yang
sangat efektif dalam upaya mengubah sifat, pendapat dan perilaku seseorang. Sehingga dapat
disimpulkan komunikasi interpersonal adalah pengiriman pesan yang terjadi antara
komunikator dan komunikan atau pribadi yang satu dengan pribadi yang lain dengan efek dan
umpan balik secara langsung yang sangat efektif dalam upaya mengubah sifat, pendapat dan
perilaku seseorang.
Komunikasi interpersonal dianggap komunikasi yang efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan.
Arus balik sifatnya langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat
itu juga, apakah respon yang diberikan positif atau negatif, berhasil atau tidak berhasil. Jika ia
dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya. Tujuan
utama dari komunikasi interpersonal adalah mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin
hubungan timbal balik yang menguntungkan satu sama lain.
Komunikasi diperlukan semua orang, tidak hanya sebagai untuk penyampaian dan
penerimaan pesan saja melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan dasar individu. Hal ini
seperti pendapat (William Schutz, dalam Wood, Julia T, 2013:12) yang mengatakan bahwa
hubungan interpersonal yang berkelanjutan tergantung dari seberapa baik komunikasi
tersebut berkaitan dengan tiga kebutuhan dasar, yaitu:
1. Afeksi, yaitu keinginan untuk memberi dan mendapatkan kasih sayang;
2. Inklusif, yaitu keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu;
3. Kontrol, yaitu kebutuhan untuk mempengaruhi orang atau peristiwa dalam kehidupan

b. Komunikasi Interpersonal yang efektif


Menurut Devito (1997, dalam Irawan, 2017) terdapat lima sikap positif yang perlu
dipertimbangkan ketika dalam komunikasi interpersonal:
1. Keterbukaan (openness), merupakan sikap dapat menerima masukan dari orang lain,
dan berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Artinya bahwa
seseorang harus rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang
diketahuinya. Keterbukaan adalah kesediaan membuka diri, jujur, tidak bohong, dan
tidak menyembunyikan informasi yang sebenarnya. Dalam komunikasi interpersonal,
keterbukaan menjadi salah satu sikap positif, karena dengan keterbukaan maka
komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan
dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi. Melalui keterbukaan ini
seseorang harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi.
2. Empati (empathy), merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan jika
seandainya orang lain, dapat memahami dan merasakan sesuatu yang sedang dialami
orang lain, serta dapat memahami suatu persoalan dari sudut pandang orang lain.
Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman, perasaan, dan
keinginan orang lain. Pada hakekatnya, empati adalah usaha masing-masing pihak
untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami pendapat,
sikap dan perilaku orang lain.

3. Sikap mendukung (supportiveness), Hubungan interpersonal yang efektif adalah


adalah jika terdapat sikap mendukung (supportiveness). Ini berarti bahwa masing-
masing pihak yang berkomunikasi memilki komitmen untuk mendukung
terselenggaranya interaksi secara terbuka. Dengan demikian maka respon yang
relevan adalah bersifat spontan dan lugas, bukan respon bertahan dan berkelit,
pemaparan bersifat deskriptif naratif dan bukan evaluative, serta pola pengambilan
keputusan bersifat akomodatif, bukan bersifat intervensi yang disebebkan oleh rasa
percaya diri yang berlebihan.

4. Sikap positif (Positiveness), ditunjukkan dalam sikap dan perilaku. Dalam sikap, yaitu
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan
dan pikiran positf. Dalam bentuk perilaku, yaitu tindakan yang dipilih harus relevan
dengan tujuan komunikasi interpersonal. Sikap positif ditunjukkan dengan beberapa
macam perilaku dan sikap, antara lain: menghargai orang lain, berpikiran positif
terhadap orang lain, tidak menaruh curiga secara berlebihan, meyakini pentingnya
orang lain, memberikan pujian da penghargaan, komitmen menjalin kerjasama.

5. Kesetaraan (equality), adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki


kepentingan, sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Kesetaraan
yang dimaksud yaitu berupa pengakuan atau kesadaran, serta kerelaan untuk
menempatkan diri setara dengan partner komunikasi. Dengan demikian indikator
kesetaraan yaitu: menempatkan diri setara dengan orang lain, meyadari bahwa
menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda Mengakui pentingnya kehadiran
orang lain, tidak memahami kehendak, komunikasi dua arat, susana komunikasi akrab
dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai