Anda di halaman 1dari 11

“Kurangnya Sopan - santun Anak

Terhadap Orang Tua dan


Masyarakat

di Desa Debong Lor ”.

Dosen Pengampu: Drs. Akhmad


Junaedi, M.Pd

Oleh:

Reviga Larasati

20

Rombel 3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

PENDAHULUAN

Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan Latar belakang penulis
menulis makalah. Makalah dengan judul ini diambil karena adanya permasalahan
yang berkaitan dengan Sikap sopan santun anak.
1.1 Latar Belakang

Sikap sopan santun sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Orang tua, guru

dan teman sebaya menjadi salah satu yang berperan penting dalam mempengaruhi

sikap sopan santun anak. Orang tua, guru dan teman sebaya biasanya dijadikan

sebagai role model bagi anak dalam bertindak, berperilaku serta bersikap karena

pada fase-fase awal kehidupan, anak banyak sekali belajar melalui peniruan

terhadap kebiasaan dan tingkahlaku orang-orang disekitarnya (Syarbini. 2012,

hlm. 65). Orang tua maupun guru harus selalu menunjukkan sikap sopan santun

karena secara otomatis anak akan mengadopsi tata krama tersebut dalam perilaku

sehari-hari (Kusuma, dalam Ujiningsih. 2010, hlm.4). Selain itu, orang tua, guru

harus memberikan pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar dapat

membantu mengembangkan perilaku anak yang positif, karena perilaku ini dapat

terbentuk melalui interaksi dan kebiasaan sehari-hari (Permadani, dkk. 2015,


hlm.2).

Namun, belakangan ini justru banyak didapatkan bahwa sopan santun anak
terhadap orang tua serta orang lain mulai luntur dan hilang. Seperti yang terjadi
di Desa Debong Lor rt 05/rw01, banyak anak –anak disana kurang mengetahui
mengenai sopan santun kepada orang yang lebih tua. Banyak dari anak anak
sekarang yang tidak mengetahui tentang kesopanan terhadap orang tua, mulai dari
cara berbicara dengan orang yang lebih tua, perlakuan sikap terhadap orang yang
lebih tua, dan perbuatan yang dilakukan terhadap orang yang lebih tua. Hal ini di
dapatkan dari Pengamatan penulis dan kejelasan dari pihak ketua rt setempat.
Oleh karena permasalahan kasus tersebut penulis mengangkat makalah dengan
judul “Kurangnya Sopan - santun Anak terhadap orang tua dan masyarakat di
Desa Debong lor rt 05 /rw 01”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan secara umun adalah :
1. Apa yang dimaksud dengn sopan santun?
2. Mengapa anak-anak di Desa Debong Lor tingkat sopan santunya
berkurang?

3. Bagaimana upaya yang harus di lakukan untuk mengurangi permasalahan


tersebut?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusn masalah di atas penulis dapat menjabarkan tujuan yang
diperoleh adalah :
1. Menjelaskan dan memaknai arti dari sopan santun
2. Mengidentifikasi alasan tingkat kesopanan anak-anak di Desa Debong
Lor berkurang.
3. Menemukan Solusi yang dapat digunkan untuk meningkatkan tingkat
sopan santun anak khususnya di Desa Debong Lor.

PEMBAHASAN

Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan alasan penulis menulis
makalah dengan judul Kurangnya Sopan - santun Anak Terhadap Orang Tua
dan Masyarakat di Desa Debong Lor.

2.1 Pengertian Sopan santun


Kasihan dan berbudi halus yang tercermin dalam tingkah laku, tutur kata,
cara berpakaian, dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki sopan santun tidak
hanya memiliki sikap atau perilaku yang beradab sesuai norma yang dianut oleh
lingkungannya akan tetapi juga memiliki hati yang halus dan rasa belas kasihan
kepada orang lain.

Sopan santun berhubungan dengan nilai-nilai peradaban yang dianut suatu


kelompok masyarakat sehingga apa yang dianggap sopan oleh suatu kelompok
masyarakat bisa berbeda dengan kelompok masyarakat lain. Misalnya saja di
daerah barat seperti Amerika merupakan hal yang biasa dan sopan menyapa orang
lain baik laki-laki maupun perempuan dengan cara mencium pipi. Berbeda dengan
daerah timur seperti di Indonesia dimana hal tersebut tidak lumrah dan dianggap
tidak sopan.

Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialisasi


sehari – hari, karena dengan menunjukan sikap santunlah, seseorang dapat
dihargai dan disenangi dengan keberadaanya sebagai makhluk sosial dimanapun
tempat ia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama manusia, sudah
tentu kita memiliki norma-norma / etika-etika dalam melakukan hubungan dengan
orang lain. Dalam hal ini sopan santun dapat memberikan banyak manfaat atau
pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Sopan santun berarti peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekolompok manusia didalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntutan
pergaulan sehari-hari masyarakat tersebut. Setelah kita mengetahui pengeretian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap sopan santun patutlah dilakukan dimana
saja temapat kita berada, sesuai dengan kebutuhan lingkungan, tempat, dan waktu
karena sopan santun bersifat relatif dimana yang dianggap sebagai norma sopan
santun berbeda-beda disetiap tempatnya, seperti sopan santun dalam lingkungan
rumah, sekolah, kampus, pergaulan, dan sebagainya. Hal tersebut kita lakukan
dimanapun tempat kita berada, kita akan selalu dihormati, dihargai, dan disenangi
keberadaan kita oleh orang lain.
2.2 Alasan Tingkat Kesopanan anak-anak di Desa Debong Lor berkurang

Saat ini, memang banyak dirasakan orang tidak mempunyai sikap sopan
santun. Termasuk halnya perilaku sopan santun anak. Seperti melawan orang tua,
berkata kasar terhadap orang tua, menyakiti perasaan orang lain, kurang ramah
terhadap tetangga, dan lain sebagainnya. Hal ini sangat disayangkan karena sikap
sopan santun seharusnya ada pada masing-masing individu. Terlebih halnya pada
anak-anak sudah sepatutnya memiliki tingkat kesopanan terhadap orang yang
lebih di tuakan. Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan
bersosialisasi sehari – hari, karena dengan menunjukan sikap santunlah, seseorang
dapat dihargai dan disenangi dengan keberadaanya sebagai makhluk sosial
dimanapun tempat ia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama
manusia, sudah tentu kita memiliki norma-norma / etika-etika dalam melakukan
hubungan dengan orang lain. Dalam hal ini sopan santun dapat memberikan
banyak manfaat atau pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Sesuai dengan permasalahan tersebut juga terjadi hal yang sama pada anak- anak
di Desa Debong Lor. Anak-anak di Sekitaran Desa Debong Lor dirasakan
memiliki tingkat kesopanan yang kurang terhadap orang yang lebih tua.

Jika di lihat dari pengamatan penulis secara sekilas anak-anak di Desa


tersebut menganggap bahwa orang yang lebih tua derajatnya sama dengan mereka
, sehingga mereka tidak menghiraukan apa yang di perintahkan. Contoh halnya
tindakan mereka yang tidak menuruti perkataan orang tua, dan cenderung
membantah bila di perintah. Jika dengan orang tua mereka saja mereka tidak mau
menghormati dan berperilaku sopan apa lagi dengan masyarakat disekitar?

Mereka juga tidak memiliki sikap yang baik. Mereka tidak memiliki sopan
santun baik dengan masyarakat sekitar dalam hal ini adalah tetangga. Banyak
perilaku mereka yang dapat dibilang tidak sopan diantaranya: Menggangu
ketenangan tetangaa. Anak-anak biasanya bermain di depan teras dan mengotori
teras yang ada. Mereka juga berbicara keras dan bahkan berteriak terikak di depan
teras yang bukn rumahnya. Anak- anak di sekitar juga sering membantah dan
sering menjawab perintah orang tua mereka dengan nada yang tinggi. Selain itu
ada beberapa anak yang bila bermain sering mengetuk pintu rumah tetangganya
dan memukul mukul pintu. Hal ini jelas menggangu ketenangan serta mereka juga
tidak megenal etika. Dan ada lagi mereka juga sering berbicara kata-kata kotor
dan kata yang sepatutnya mereka tidak ucapkan karena umur mereka yang masih
kecil.

Jika di lihat dari hal tersebut ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-
anak di desa debong lor memiliki tingkat kesopanan yang rendah terhadap
tetangga di sekitar adalah:

1. Pengaruh perkembangan TIK, kebebasan meng-akses informasi yang


didukung oleh akses dari internet yang mudah melalui laptop, TAB,
malahan dari handphone / smartphone sehingga mempengaruhi pikiran
siswa.
2. Moderenisasi kultur, kemudahan akses internet membuat siswa bisa
melihat budaya dari negara lain. Yang secara tidak langsung mereka
mengaplikasikan dikehidupan sehari – hari tanpa adanya filterisasi
terhadap budaya yang diambil.
3. Pergaulan bebas, merupakan efek dari moderenisasi kultur yang tidak
sesuai dengan adat istiadat Indonesia. Hal ini akan menimbulkan sifat
meniru budaya barat yang cendrung bebas tanpa ada ikatan adat istiadat
yang telah lama berlaku dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
4. Kurangnya pembiasaan sopan santun di rumah. Sebagian besar waktu anak
dihabiskan di rumah atau dilingkungan keluarga sehingga sikap orang tua
yang tidak mencerminkan norma-norma kesopanan akan mudah ditiru
anak.
2.3 Upaya yang dilakukan Untuk meningkatkan tingkat kesopanan anak.

Pembudayaan sopan santun di rumah dapat dilakukan melalui peran orang tua
dalam mendidik anaknya. Orang tua dapat melakukan hala-hal sebagai berikut:

a) Orang tua memberikan contoh-contoh penerapan perilaku sopan santun di


depan anak. Contoh merupakan alat pendidikan yang sekaligus dapat
memberikan pengetahuan pada anak tentang makna dan implementasi dari
sikap sopan santun itu sendiri.
b) Menanamkan sikap sopan santun melalui pembiasaan. Anak dibiasakan
bersikap sopan dalam kehidupan sehari hari baik dalam bergaul dalam satu
keluarga maupun dengan lingkungan.
c) Menanamkan sikap sopan santun sejak anak masih kecil, anak yang sejak
kecil dibiasakan bersikap sopan akan berkembang menjadi anak yang
berperilaku sopan santun dalam bergaul dengan siapa saja dan selalu dpat
menempatkan dirinya dalam suasana apapun. Sehingga sikap ini dapat
diajadikan bekal awal dalam membina karakter anak.

d) Memantau apa yang dilihat anak seperti Televisi, Hp.


Sudah sepatutnya orang tua mengawasi apa yang dilihat oleh anak. Karena
anak akan mudah meniru terhadap apa yang dia lihat. Dampak dari
Televisi dan hp memang sangat berdampak bagi perkembangan anak.
Anak akan cenderung kecanduan dalam bermain hp dan menonton
televisi. Bila orang tua tidak memantau dengan benar maka mereka akan
mnonton sesuatu yang bukan semestinya

e) Mengajarkan dan membimbing mengenai perbuatan yang tidak boleh


dilakukan terhadap orang lain secara halus.
3 PENUTUP

Dari pembahasan Makalah dari Kurangnya Sopan - santun Anak Terhadap


Orang Tua dan Masyarakat di Desa Debong Lor dapat membuat kesimpulan
serta saran dari penulisan makalah ini.

1) simpulan.

Lunturnya budaya sopan santun siswa terhadap guru merupakan


masalah umum yang tengah dihadapi oleh dunia pendidikan masa
sekarang. Terdapat banyak faktor mempengaruhi terjadinya masalah ini
baik internal maupun eksternal. Untuk internal faktor tersebut berasal dari
diri siswa sendiri sedangkan faktor eksternal yaitu perkembangan ICT,
moderenisasi kultur, pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat – obat
terlarang serta faktor dari guru sebagai tenaga pendidik.

2) Saran

Demi lestarinya budaya sopan santun siswa yang merupakan budaya warisan
leluhur, hal yang perlu dilakukan selaku siswa, guru dan orang tua adalah :

Siswa. Diharapkan siswa dapat membudayakan sopan santun baik dilingkungan


rumah maupun sekolah.

Lampiran 1. Surat Pernyataan perizinan

SURAT PERNYATAAN PERIZINAN


Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan :
Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa yang bertanda tangan mengizinkan penulis


mengambil topik permasalahan yang berada didesa tersebut.
Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa permasalahan
yang menjadi topik pembahasan makalah ini benar-benar terjadi di desa tersebut.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan


tanggung jawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Tegal,1 Desember 2019


Yang menyatakan,

…………………………..

Daftar Pustaka
Adam.2011.DefinisiKebudayaanMenurutParaAhli.
http://mediabacaan.blogspot.com/2011/03/definisi-kebudayaan-menurut-para-
ahli.html?m=1.

Diakses pada tanggal 1 Desember 2019.

Antique, Indrani Putri. 2012. Guru Australia: Saya Kaget Murid Cium Tangan.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/281864-indonesia-di-mata-pengajar-
australia
Diakses tanggal 1 Desember 2019.

Farista, Irsadi. 2013. Problematika Menurunnya Rasa Hormat (Respect) Siswa


Kepada Guru http://irsadifarista.wordpress.com/2013/01/04/problematika-
menurunnya-rasa-hormat-respect-siswa-kepada-guru-ditinjau-dari-landasan-
sosial-budaya/.

Anda mungkin juga menyukai