Oleh:
Reviga Larasati
20
Rombel 3A
2019
PENDAHULUAN
Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan Latar belakang penulis
menulis makalah. Makalah dengan judul ini diambil karena adanya permasalahan
yang berkaitan dengan Sikap sopan santun anak.
1.1 Latar Belakang
Sikap sopan santun sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Orang tua, guru
dan teman sebaya menjadi salah satu yang berperan penting dalam mempengaruhi
sikap sopan santun anak. Orang tua, guru dan teman sebaya biasanya dijadikan
sebagai role model bagi anak dalam bertindak, berperilaku serta bersikap karena
pada fase-fase awal kehidupan, anak banyak sekali belajar melalui peniruan
hlm. 65). Orang tua maupun guru harus selalu menunjukkan sikap sopan santun
karena secara otomatis anak akan mengadopsi tata krama tersebut dalam perilaku
sehari-hari (Kusuma, dalam Ujiningsih. 2010, hlm.4). Selain itu, orang tua, guru
membantu mengembangkan perilaku anak yang positif, karena perilaku ini dapat
Namun, belakangan ini justru banyak didapatkan bahwa sopan santun anak
terhadap orang tua serta orang lain mulai luntur dan hilang. Seperti yang terjadi
di Desa Debong Lor rt 05/rw01, banyak anak –anak disana kurang mengetahui
mengenai sopan santun kepada orang yang lebih tua. Banyak dari anak anak
sekarang yang tidak mengetahui tentang kesopanan terhadap orang tua, mulai dari
cara berbicara dengan orang yang lebih tua, perlakuan sikap terhadap orang yang
lebih tua, dan perbuatan yang dilakukan terhadap orang yang lebih tua. Hal ini di
dapatkan dari Pengamatan penulis dan kejelasan dari pihak ketua rt setempat.
Oleh karena permasalahan kasus tersebut penulis mengangkat makalah dengan
judul “Kurangnya Sopan - santun Anak terhadap orang tua dan masyarakat di
Desa Debong lor rt 05 /rw 01”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan secara umun adalah :
1. Apa yang dimaksud dengn sopan santun?
2. Mengapa anak-anak di Desa Debong Lor tingkat sopan santunya
berkurang?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusn masalah di atas penulis dapat menjabarkan tujuan yang
diperoleh adalah :
1. Menjelaskan dan memaknai arti dari sopan santun
2. Mengidentifikasi alasan tingkat kesopanan anak-anak di Desa Debong
Lor berkurang.
3. Menemukan Solusi yang dapat digunkan untuk meningkatkan tingkat
sopan santun anak khususnya di Desa Debong Lor.
PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan alasan penulis menulis
makalah dengan judul Kurangnya Sopan - santun Anak Terhadap Orang Tua
dan Masyarakat di Desa Debong Lor.
Sopan santun berarti peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekolompok manusia didalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntutan
pergaulan sehari-hari masyarakat tersebut. Setelah kita mengetahui pengeretian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap sopan santun patutlah dilakukan dimana
saja temapat kita berada, sesuai dengan kebutuhan lingkungan, tempat, dan waktu
karena sopan santun bersifat relatif dimana yang dianggap sebagai norma sopan
santun berbeda-beda disetiap tempatnya, seperti sopan santun dalam lingkungan
rumah, sekolah, kampus, pergaulan, dan sebagainya. Hal tersebut kita lakukan
dimanapun tempat kita berada, kita akan selalu dihormati, dihargai, dan disenangi
keberadaan kita oleh orang lain.
2.2 Alasan Tingkat Kesopanan anak-anak di Desa Debong Lor berkurang
Saat ini, memang banyak dirasakan orang tidak mempunyai sikap sopan
santun. Termasuk halnya perilaku sopan santun anak. Seperti melawan orang tua,
berkata kasar terhadap orang tua, menyakiti perasaan orang lain, kurang ramah
terhadap tetangga, dan lain sebagainnya. Hal ini sangat disayangkan karena sikap
sopan santun seharusnya ada pada masing-masing individu. Terlebih halnya pada
anak-anak sudah sepatutnya memiliki tingkat kesopanan terhadap orang yang
lebih di tuakan. Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan
bersosialisasi sehari – hari, karena dengan menunjukan sikap santunlah, seseorang
dapat dihargai dan disenangi dengan keberadaanya sebagai makhluk sosial
dimanapun tempat ia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama
manusia, sudah tentu kita memiliki norma-norma / etika-etika dalam melakukan
hubungan dengan orang lain. Dalam hal ini sopan santun dapat memberikan
banyak manfaat atau pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Sesuai dengan permasalahan tersebut juga terjadi hal yang sama pada anak- anak
di Desa Debong Lor. Anak-anak di Sekitaran Desa Debong Lor dirasakan
memiliki tingkat kesopanan yang kurang terhadap orang yang lebih tua.
Mereka juga tidak memiliki sikap yang baik. Mereka tidak memiliki sopan
santun baik dengan masyarakat sekitar dalam hal ini adalah tetangga. Banyak
perilaku mereka yang dapat dibilang tidak sopan diantaranya: Menggangu
ketenangan tetangaa. Anak-anak biasanya bermain di depan teras dan mengotori
teras yang ada. Mereka juga berbicara keras dan bahkan berteriak terikak di depan
teras yang bukn rumahnya. Anak- anak di sekitar juga sering membantah dan
sering menjawab perintah orang tua mereka dengan nada yang tinggi. Selain itu
ada beberapa anak yang bila bermain sering mengetuk pintu rumah tetangganya
dan memukul mukul pintu. Hal ini jelas menggangu ketenangan serta mereka juga
tidak megenal etika. Dan ada lagi mereka juga sering berbicara kata-kata kotor
dan kata yang sepatutnya mereka tidak ucapkan karena umur mereka yang masih
kecil.
Jika di lihat dari hal tersebut ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-
anak di desa debong lor memiliki tingkat kesopanan yang rendah terhadap
tetangga di sekitar adalah:
Pembudayaan sopan santun di rumah dapat dilakukan melalui peran orang tua
dalam mendidik anaknya. Orang tua dapat melakukan hala-hal sebagai berikut:
1) simpulan.
2) Saran
Demi lestarinya budaya sopan santun siswa yang merupakan budaya warisan
leluhur, hal yang perlu dilakukan selaku siswa, guru dan orang tua adalah :
…………………………..
Daftar Pustaka
Adam.2011.DefinisiKebudayaanMenurutParaAhli.
http://mediabacaan.blogspot.com/2011/03/definisi-kebudayaan-menurut-para-
ahli.html?m=1.
Antique, Indrani Putri. 2012. Guru Australia: Saya Kaget Murid Cium Tangan.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/281864-indonesia-di-mata-pengajar-
australia
Diakses tanggal 1 Desember 2019.