Anda di halaman 1dari 9

Kurang Memadainya

Pembangunan Infrastruktur Keras


Non-fisik

di Desa Debong Lor

Dosen Pengampu: Drs. Akhmad


Junaedi, M.Pd

Oleh:

Aprilia Rachmawati

1401418230

Rombel 3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

PENDAHULUAN
Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan Latar belakang penulis
menulis makalah. Makalah dengan judul ini diambil karena adanya permasalahan
yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur keras non-fisik. .

1.1 Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur merupakan bentuk dari kepedulian pemerintah,


wujud dari model pembangunan tersebut adalah Program Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan (PPIP). Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya,
Kementrian Pekerjaan Umum mencanangkan Program Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan (PPIP) dalam rangka mendukung upaya penanggulangan
kemiskinan dan pengembangan infrastruktur permukiman di pedesaan melalui
partisipasi masyarakat baik secara individu maupun kelompok sebagai upaya
dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Peran pemerintah desa tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan Program
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) sesuai Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, “pemerintah desa adalah kepala desa
dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa”. Kebijakan
pembangunan yang mengutamakan partisipasi masyarakat di dalam tiap
tahapannya memiliki pengaruh besar dalam memberikan ruang kepada
masyarakat untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kehidupannya melalui
Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) yang telah diterapkan.
Namun di Desa Debong Lor mengalami kekurangan dalam pembangunan
infrastruktur keras non-fisik seperti kurang tersedianya air bersih dan yang
lainnya. Untuk itu dalam makalah ini penulisa akan membahas tentang “Kurang
Memadainya Pembangunan Infrastruktur Keras Non-fisik di Desa Debong Lor”.
Dalam pembahasan makalaah ini diharapkan penulis maupun pembaca dapat
menganalisis dan mengatasi permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan secara umun adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan infrastruktur?
2. Apa saja jenis-jenis infrasetruktur?
3. Mengapa pembangunan infrastruktur keras non-fisik di desa Debong Lor
kurang memadai?
4. Bagaimana cara mengatasi kurang memadainya pembangunan
infrastruktur keras non-fisik di Desa Debong Lor?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusn masalah di atas penulis dapat menjabarkan tujuan yang
diperoleh adalah :
1. Menjelaskan dan memaknai arti dari infrastruktur.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis infrastruktur.
3. Menemukan sebab kurang memadainya pembangunan infrastruktur keras
non-fisik di desa Debong Lor.
4. Menemukan solusi yang dapat mengatasi masalah kurang memadainya
pembangunan infrastruktur keras non-fisik di desa Debong Lor.

PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan alasan penulis menulis
makalah dengan judul kurang memadainya pembangunan infrastruktur keras non-
fisik di desa Debong Lor.

2.1 Pengertian Infrastruktur

Infrastruktur merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan


sekumpulan fasilitas yang sengaja dibuat untuk mendukung aktivitas kehidupan
manusia. Infrastruktur biasanya sengaja dibangun untuk bisa membantu dan
mempermudah suatu kegiatan tertentu seperti transportasi, pendataan penduduk,
dan berbagai macam kegiatan lainnya.

Infrastruktur publik biasanya dibangun oleh pemerintahan dari hasil uang rakyat
yang dikumpulkan melalui pembayaran pajak. Beberapa contoh infrastruktur
publik yang dibangun oleh pemerintah yaitu jalan raya, bandara, stasiun, gorong-
gorong, kantor polisi, dan berbagai macam infrastruktur publik lainnya.

2.2 Jenis-jenis Infrastruktur

Infrastruktur Keras (Physical Hard Infrastructure)

Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang memiliki bentuk fisik yang nyata
dan kegunaannya memang berasal dari bentuk fisik yang dimilikinya tersebut.
Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang paling banyak berkaitan dengan
kepentingan umum masyarakat. Kebanyakan masyarakat juga mengartikan kata
infrastruktur sebagai infrastruktur keras. Beberapa contoh infrastruktur keras yaitu
bandara, kereta api, pelabuhan, dermaga, saluran irigasi, got, bendungan, jalan
raya, dan lain – lain.

Infrastruktur Keras Non – Fisik (Non – Physical Hard Infratructure)


Infrastruktur keras non fisik merupakan infrastruktur keras yang tidak memiliki
bentuk fisik yang nyata/jelas akan tetapi berguna dan mendukung keberadaan
infrastuktur keras lainnya. Infrastruktur keras non fisik sangat berkaitan erat
dengan permasalahan kepuasan publik. Infrastruktur keras non fisik biasanya
hanya bisa dirasakan kegunaannya ketika digabungkan ataupun digunakan
bersama-sama dengan infrastruktur lainnya seperti infrastruktur keras ataupun
infrastruktur lunak. Beberapa contoh infrastruktur keras non fisik yaitu pasokan
listrik, ketersediaan air bersih, jaringan pipa penyalur, jaringan komunikasi seperti
internet dan telepon, ketersediaan saluran gas, pasokan energi, dan lain – lain.

Infrastruktur Lunak (Soft Infrastructure)

Pengertian infrastruktur lunak adalah infrastruktur yang berbentuk kelembagaan


ataupun kerangka institusional. Infrasturktur lunak pada dasarnya harus dibangun
dengan memperhatikan berbagai macam nilai dan norma seperti nilai budaya,
norma agama, norma asusila, norma hukum dan berbagai nilai dan norma lainnya.
Infrastruktur lunak biasanya berkaitan erat dengan aktivitas pelayanan masyarakat
yang disediakan oleh pemerintah. Beberapa contoh infrastruktur lunak yaitu
pelayanan kantor pos, pelayanan polisi, pelayanan pembuatan surat ijin
mengemudi, pelayanan kantor kecamatan/kelurahan, dan berbagai infrastruktur
lunak lainnya.

2.3 Sebab kurang memadainya pembangunan infrastruktur keras non-fisik


di desa Debong Lor

Di desa Debong Lor memiliki suatu permasalahan yaitu kurang memadainya


pembangunan infrastruktur keras non-fisik. Dalam hal ini yang infrastruktur keras
non-fisik yang dimaksud penulis adalah air bersih. Semakin hari semakin sulit
mencari air yang benar-benar bersih. Air merupakan unsur yang vital dalam
kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah
air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia. Ketersediaan air di dunia
ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk
keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima
persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut.
Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya
ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi,
semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih
pun semakin berkurang.

Disamping bertambahnya populasi manusia, kerusakan lingkungan merupakan


salah satu penyebab berkurangnya sumber air bersih. Abrasi pantai menyebabkan
rembesan air laut ke daratan, yang pada akhirnya akan mengontaminasi sumber
air bersih yang ada di bawah permukaan tanah. Pembuangan sampah yang
sembarang di sungai juga menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tidak sehat
untuk digunakan.

2.4 Solusi yang dapat mengatasi masalah kurang memadainya pembangunan


infrastruktur keras non-fisik di desa Debong Lor
Dalam mengatasi masalah kurang memadainya pembangunan infrastruktur
keras non-fisik yaitu air bersih di desa Debong Lor, pemerintah harus
meningkatkan kinerja kebijakan pemerintah terkait Sumber Daya Air. Sumber
daya air merupakan kebutuhan mutlak setiap individu yang harus dipenuhi untuk
kelangsungan hidupnya. Apabila terjadi pengurangan kuantitas maupun kualitas
sumber daya air maka akan mempengaruhi kehidupan manusia secara bermakna.
Untuk menjamin ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air ini, maka
pemerintah sebagai pemangku tanggung jawab kesejahteraan warga negaranya,
berkewajiban menetapkan suatu kebijakan atau Undang-Undang untuk mengatur
sumber daya air. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
merupakan salah satu Undang-Undang yang dibuat untuk mengaturnya. Secara
umum Undang-Undang tersebut terdiri atas delapan belas bab, yang sebagian
besar membahas tentang Ketentuan Umum, Wewenang dan Tanggung Jawab,
Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan
Pengendalian Daya Rusak Air.
Sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, undang-undang ini
menyatakan bahwa sumber daya air,dimana menyangkut hajat hidup orang bayak,
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat secara adil. Oleh karenanya, Pemerintah melakukan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (PAM) baik di tingkat pemerintah atau pemerintah
daerah, salah satu contohnya ialah Perusahaan Daerah Air Minum atau PAM
JAYA. Pengembangan SPAM ini juga diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Bab IV Pasal 40 dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sumber Daya
Air Minum. Badan Usaha Milik Negara dan atau Badan Usaha Milik Daerah
merupakan penyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum. Namun
dalam undang-undang yang sama pasal 45 ayat 3 disebutkan pula bahwa
pengusahaan sumber daya air dapat dilakukan oleh perseorangan, badan usaha
atau kerjasama antara badan usaha berdasarkan izin pengusahaan dari pemerintah
atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
Penggunaan sumber daya air ditujukan untuk memanfaatkan sumber daya air
secara berkelanjutan dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan
masyarakat secara adil.
Serta, pemerintah hendaknya lebih memperhatikan tata pemukiman-pemukiman
masyarakat dengan pendapatan rendah sehingga lebih mudah untuk melakukan
distribusi air bersih, mengingat salah satu penyebab tidak adanya akses air bersih
adalah masyarakat banyak yang tinggal di pemukiman-pemukiman liar yang tidak
memiliki infrastruktur untuk air bersih. Selain itu, Pengurangan dampak kesehatan
akibat akses air bersih yang buruk salah satunya dengan memberikan jaminan
kesehatan bagi masyarakat yang terkena dampak, khususnya bagi masyarakat
miskin. Pemberian jaminan kesehatan harus tepat sasaran sehingga dapat
mengurangi dampak menurunnya kesehatan akibat penyakit yang disebabkan
buruknya akses air bersih.
PENUTUP

Dari pembahasan Makalah kurang memadainya pembangunan infrastruktur


keras non-fisik di Desa Debong Lor dapat membuat kesimpulan serta saran dari
penulisan makalah ini.

1) Simpulan.
Kurang memadainya pembangunan infrastruktur keras non-fisik yaitu air
bersih di desa Debong Lor ini merupakan permasalahan umum yang banyak
terjadi di berbagai wilayah indonesia pada zaman ini. Permasalahan tersebut
disebabkan karena populasi yang semakin meningkat serta kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh abrasi pantai.
2) Saran
Dalam mengatasi masalah kurang memadainya pembangunan infrastruktur
keras non-fisik yaitu air bersih di desa Debong Lor, sebaiknya pemerintah
meningkatkan kinerja kebijakan pemerintah terkait Sumber Daya Air. Selain
itu, kita sebagai warga sebaiknya mampu menjaga lingkungan kita agar
terbebas dari suatu kerusakan.
Daftar Pustaka

EEB. 2011. Jurnal Krisis Air Bersih.


https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/download/43928/28080/

Diakses pada tanggal 1 Desember 2019.

Neliti, Media. 2012. Pentingnya Strategi Apitalau Dalam Pembangunan


Infrastruktur di Pedesaan. https://media.neliti.com/media/publications/1075-ID-
pentingnya-strategi-apitalau-dalam-pembangunan-infrastruktur-di-pedesaan1.pdf

Diakses tanggal 1 Desember 2019.

Definisi, Pengertian. 2013. Pengertian Infrastruktur Dan Beberapa Jenisnya.


http://pengertiandefinisi.com/pengertian-infrastruktur-dan-beberapa-jenisnya/

Diakses pada tanggal 1 Desember 2019.

Bappenas. 2012. Indikator Efektifitas Infrastruktur.


http://www.bappenas.go.id/files/3313/5763/1714/bab-
25__20091007161707__25.pdf

Diakses pada tanggal 3 Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai