Anda di halaman 1dari 26

NAMA : APRILLIA MAHARANI PUTRI

KELAS : 6/A

MATA KULIAH : UAS METEOLOGI PENELITIAN

JAWABAN UAS

1. Rangkailah sebuah proposal penelitian dengan permasalahan yang diangkat adalah


tentang Covid 19 yang dikaitkan dengan pembelajaran, mulai dari latar belakang sampai
keanalisis data.

JAWABAN :

MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


OLAHRAGA JASMANI DAN KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

DI SMA NEGERI 1 BANGKINANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Coronaviruses merupakan virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah (Covid-19, 2020). Gejala yang ditemukan seperti demam, batuk, sesak
napas dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Kasus positif covid-19
pertama di Indonesia terjadi pada bulan Maret 2020 kemudian beberapa bulan kemudian
meyebar sampai 34 provinsi di Indonesia (Djalante et al., 2020). Kasus positif di Indonesia
semakin hari semakin bertambah sehingga pemerintah menetapkan kasus tersebut sebagai
bencana nasional. Dalam menekan penyebaran kasus positif covid-19 pemerintah memberikan
himbauan untuk menjaga jarak, memakai masker dan cuci tangan (Ardan, Rahman, & Geroda,
2020) Pandemi covid-19 di Indonesia berdampak pada bidang ekonomi, sosial, wirausaha,
pekerjaan serta pada bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil kebijakan untuk pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan dari rumah (Pujilestari, 2020).
Sekolah yang harus melaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR) antara lain Sekolah Dasar
(SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) serta sekolah inklusi dan Sekolah Luar Biasa (SLB) pada tingkat Dasar, Mengengah dan
Atas. Pelaksanaan pembelajaran yang biasanya dilaksanakan tatap muka berubah menjadi
Belajar Dari Rumah (BDR). Metode pelaksanaan BDR dibagi menjadi 2 yaitu pembelajaran
dalam jaringan (daring) dengan menggunakan handphone, laptop, aplikasi pembelajaran dan
pembelajaran luar jaringan (luring) menggunakan media radio, televisi, modul, lembar kerja
siswa.
Menurut Mustofa et al., (2019) pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran jarak
jauh melalui beberapa metode pengajaran, namun aktivitas pengajaran yang dilakukan secara
terpisah dari aktivitas belajar. Sedangkan menurut Imania & Bariah, (2019) menjelakan
pebelajaran daring adalah proses pebelajaran yang interaksinya dihubungkan oleh internet.
Merujuk pada beberpa pada penjelasan pembelajaran daring di atas, maka pebelajaran daring
dapat diartikan sebagai sebuah proses pembelajaran dengan bantuan internet sebagai penghubung
interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik. Salah satu
mata pembelajaran yang dilakukan secara daring adalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (PJOK).
Hasil temuan awal berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran
olahraga di sekolah SMA Negeri 1 Bangkiang. Yang kedua berdasarkan hasil wawancara dengan
salah satu siswa SMA Negeri 1 Bangkiang. Guru dan siswa menyatakan bahwa masih belum
mengetahui seberapa besar minat dan motivasi peserta didik dakam mengikuti pembelajaran
Pendidikan Jasmani, olahraga dan Kesehatan di karenakan guru belum melakukan penelitian
mengenai minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga di
masa pandemi covid-19.
Defenisi minat adalah suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan (Slameto, 2010), perhatian
(Lin & Huang, 2016), fokus, ketekunan, usaha, pengetahuan, keterampilan (Ainley, Hillman, &
Hidi, 2002), motivasi (Krapp, Hidi, & Renninger, 1992), pengatur perilaku (Wang & Adesope,
2016), dan hasil interaksi seseorang atau individu dengan konten atau kegiatan tertentu
(Schiefele, 2001). Minat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran akademik, domain
pengetahuan dan bidang studi tertentu bagi individu (Hidi, Berndoff, dan Ainley, 2002). Hidi dan
Renninger meyakini bahwa minat mempengaruhi tiga aspek penting dalam pengetahuan
seseorang yaitu perhatian, tujuan dan tingkat pembelajaran (Wang & Adesope, 2016). Berbeda
dengan motivasi sebagai faktor pendorong pengetahuan, minat tidak hanya sebagai faktor
pendorong pengetahuan namun juga sebagai faktor pendorong sikap (Hidi, 2006). Selanjutnya
pengertian minat belajar adalah sikap ketaatan pada kegiatan belajar, baik menyangkut
perencanaan jadwal belajar maupun inisiatif melakukan usaha tersebut dengan sungguh-sungguh
(Olivia, 2011).
Minat belajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar sebab dengan minat
seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap bidang kesenian,
maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian (Usman, 1995 : 27).

Motivasi, menurut Mc Donald (dalam Cahyani et al., 2020)) adalah suatu perubahan
energi yang terjadi pada individu yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi atau
tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hubungan motivasi dengan kegiatan belajar
yang terpenting adalah bagaimana manciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan
siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan bagaimana guru juga melakukan usahausaha untuk
dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa melakukan aktivitas belajar yang baik
(Jasmani et al., n.d.).  

Motivasi belajar begitu penting, sebab berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.
Seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak mungkin dapat melakukan
aktivitas belajar dengan baik. Setiap orang mempunyai tujuan melakukan sebuah aktivitasnya.
Terdorongnya seseorang melakukan sebuah kegiatan, akan berjalan bersama dengan motivasi
yang kuat, Motivasi untuk mencapai maksudnya dengan memanfaatkan segala daya upaya yang
dapat dilakukan. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator terhadap baik buruknya
prestasi belajar peserta didik. Anak didik yang menyukai mata pelajaran tertentu akan senang
mengikuti dan dengan penuh semangat mempelajarinya. Motivasi akan menentukan tinggi
rendahnya pencapaian prestasi peserta didik.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi pendidik dengan peserta
didik, baik interaksi langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran dalam aplikasi web). Di tengah pandemi covid-19
kegiatan belajar mengajar disarankan menggunakan model pembelajaran daring. Tidak semua
metode pembelajaran daring dapat digunakan pada proses pembelajaran pendidikan jasmani
yang berkaitan dengan aspek psikomotor (gerak) yang bersifat praktikum. Metode yang memiliki
aplikasi video dapat digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Strategi yang
digunakan oleh guru sangat berperan dalam upaya meningkatkan dan motivasi peserta didik
dalam suatu proses pembelajaran, yaitu dengan memberikan stimulus untuk menciptakan suatu
kondisi pembelajaran yang menarik, memberikan dorongan untuk tindakan yang bertujuan
dengan arah yang diinginkan. Baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas menjadi bagian yang
sangat penting dalam motivasi (Fitriyani et al., 2020).

Pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada
pasal 1 ayat 15 yang berbunyi “Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya
terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan media lain”.

Berdasarkan undang-undang diatas bahwa untuk meningkatkan minat dan Motivasi siswa
dalam Belajar pendidikan jasmani dapat dilakukan disetiap jenjang formal maupun informal
sehingga minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang diinginkan
dapat dicapai. Penelitian ini penting dilakukan karena akan bermanfaat bagi sekolah, perguruan
tinggi, maupun masyarakat umum. Minat dan Motivasi sangat penting dimiliki peserta didik
dalam proses pembelajaran. minat dan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik harus ada pada
diri siswa sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dapat tercapai secara optimal
(Emda, 2018). Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang positif antara minat
dan motivasi belajar peserta didik dengan hasil belajarnya. Semakin tinggi motivasi belajarnya
semakin tinggi pula hasil belajarnya.

Dari semua gejala-gejala dan keterangan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian ilmiah dalam bentuk proposal dengan judul “ Minat Dan Motivasi Siswa Dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Pada Masa Pandemi Covid-19
Di SMA Negeri 1 Bangkinang”.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar Belakang masalah, maka dapat ditemukan beberapa masalah


diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Minat siswa dalam pembelajaran jasmani olahraga masih rendah.

2. Motivasi siswa dalam pembelajaran jasmani olahraga masih rendah.

3. Minat siswa dalam mengerjakan tugas sangat rendah.

4. Kurangnya Fasilitas siswa dalam mengerjakan Tugas dan Belajar.

5. Terkendalanya Jaringan siswa saat Pembelajaran.

6. Kurangnya Semangat siswa dalam belajar pada masa pandemic sekarang.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan luasnya masalah, terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia, maka
penulis membatasi masalah pada Minat Dan Motivasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMA Negeri 1 Bangkinang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka penelitian mengambil rumusan masalah sebagai


berikut :

1. Apa yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga pada masa pandemic covid-19?

2. Apa yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga pada masa pandemic covid-19?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui minat belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
pada masa pandemic covid-19 di SMA Negeri 1 Bangkinang

2. Untuk Mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
pada masa pandemic covid-19 di SMA Negeri 1 Bangkinang.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana cara Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga pada masa pandemic covid-19.

F. Manfaat Penelitian

Adapun Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini merupakan salah satu syarat guna mendpatkan gelar Sarjana Pendidikan Pada
Program Studi Penjaskesrek Pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau
Pekanbaru.

2. Bahwa dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya inventaris hasil-hasil penelitian
tesis di bidang ilmu Pendidikan Olahraga Sebagai Informasi data sekunder bagi kalangan
akademis.

3. Bagi siswa di SMA Negeri 1 Bangkinang, dapat Meningkatkan minat dan motivasi dalam
meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga pada masa pandemic covid-19.

4. Sebagai panduan bagi pembaca dalam meningkatkan prestasi.

5. Sebagai masukan dan ilmu pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan khususnya dan bagi
Universitas Islam Riau pada umumnya.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk
memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh
pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar
melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat,
menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya
pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar
dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.

Pelaksanaan pembelajaran yang biasanya dilaksanakan tatap muka berubah menjadi


Belajar Dari Rumah (BDR). Metode pelaksanaan BDR dibagi menjadi 2 yaitu pembelajaran
dalam jaringan (daring) dengan menggunakan handphone, laptop, aplikasi pembelajaran dan
pembelajaran luar jaringan (luring) menggunakan media radio, televisi, modul, lembar kerja
siswa. Menurut Mustofa et al., (2019) pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran jarak
jauh melalui beberapa metode pengajaran, namun aktivitas pengajaran yang dilakukan secara
terpisah dari aktivitas belajar.
1. Faktor menurunnya minat siswa dalam belajar pada masa pandemic covid-19

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa di SMA Negeri 1 Bangkinang
diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa-siswa tersebut mengalami
problematika penurunan minat belajar selama masa pandemic Covid-19. Yakni sebagai berikut:
a. Keterbatasan jarak antara siswa dan guru

Jarak yang memisahkan antara guru dan siswa selama pembelajaran daring,
memang membuat siswa merasa jenuh untuk mengikuti pembelajaran sehingga lambat
laun anak mengalami penurunan minat belajar. Selama ini sebelum terjadinya pandemic
Covid -19 anak-anak dengan senang hati belajar dengan guru bersama-sama dengan teman,
akan tetapi kebijakan pemerintah yang memberikan batasan jarak membuat anak semakin
hari semakin jenuh untuk melaksanakan pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru. Sebenarnya walaupun dibatasi jarak, atau dengan kata lain belajar dari
rumah, anak-anak tetap dapat berinteraksi dengan gurunya melalui jaringan seluler, hanya
saja ketidak mammpuan untuk saling bertemu membuat anak semakin hari semakin
mengalami penurunan. Sebenarnya alasannya ketika peneliti mewawancarai anak di SMA
Negeri 1 Bangkinang tersebut ialah pada ketidakpuasan untuk berbicara karena dibatasi oleh
jarak dan waktu, di tambah lagi anak tidak dapat menjangkau seluruh teman-teman
bermainnya.

b. Keterbatasan dalam pengawasan dan perhatian


Selama pembelajaran daring tentu para guru di SMA Negeri 1 Bangkinang ini
mengaku sulitnya untuk memberikan pengawasan dan perhatian lebih kepada tiap anak. Hal
ini wajar saja terjadi karena kondisi kebijakan yang tak memungkinkan untuk melakukan
demikian. Ditambah lagi pembelajaran tentu dilakukan dengan cara pemberian tugas
ataupun penjelasan singkat lewat video yang dikirimkan di group Whatsapp, Aplikasi
Meet/Zoom dan Google Classroom. Akhirnya anak-anak melaksanakan pekerjaan rumah
tersebut dengan di bantu orang tua. Pemberian tugas pun dilaksanakan secara general, artinya
dalam hal ini tidak ada pertimbangan khusus terkait dengan minat masing-masing anak.

c. Keterbatasan dalam pilian jenis pembelajaran dan permainan


Dalam satu minggu pembelajaran lazimnya guru memberikan pembelajaran dengan
penekanan kompetensi yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak hanya itu dalam satu
minggu waktu belajarpun guru memberikan penekanan permainan yang berbeda-beda
(lazimnya pembelajaran di kemas dalam bentuk kegiatan bermain).
Namun karena semua itu tidak bisa terlaksana selama masa pandemic Covid-19
maka menyebabkan penurunan minat mereka untuk mengikuti pembelajaran. Selama masa
Pandemi siswa di SMA Negeri 1 Bangkinang hanya melaksanakan pembelajaran tiga kali
dalam satu minggu, dengan durasi waktu pembelajaran hanya satu jam. Tentu dengan kondisi
waktu yang sangat singkat tersebut tidak banyak yang dapat dilakukan guru, akhirnya
pembelajaran satu untuk semua , setiap siswa di wajibkan mengerjaan pekerjaan rumah
yang sama. Analisis penulis dalam hal ini tentu akan mempengaruhi minat dan
motivasi, sebab anak akan terkekang hanya pada satu pilihan saja, sementara tidak
semua pilihan yang ada sesuai dengan minat siswa. Ada anak yang sangat minat pada
pembelajaran bidang seni menari dan Olahraga, sementara pembelajaran daring tidak semua
kegiatan tersebut dapat tersalurkan dengan baik dalam waktu belajar yang singkat.
d. Self-control yang belum matang
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pada masa usia dewasa mungkin sangat
mudah bagi mereka untuk mengontrol dirinya sendiri secara mandiri. Akan tetapi tidak pada
anak usia dini yang memang membutuhkan orang dewasa di sekitarnya. Anak usia dini tentu
membutuhkan orang dewasa sebagai sosok yang membimbing mereka dan mengarahkan
mereka untuk mampu megontrol berbagai macam problem dari luar, seperti tontonan
televisi, pengaruh teman, reward atau punishment, dan lainnya. Problem itu tentu menjadi
pengaruh bagi motivasi anak untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena mereka tak mampu
untuk mengontrol dirinya sendiri di tambah lagi menurut penuturan guru di SMA Negeri 1
Bangkinang ini minimnya perhatian dari orang tua, maka tentulah sangat mempengaruhi
kondisi minat anak.

2. Faktor menurunnya motivasi siswa dalam belajar pada masa pandemic covid-19

Motivasi belajar adalah variabel yang terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan belajar,
yang keduanya memiliki arti tersendiri. Jika membahas mengenai motivasi, sering kali
disandingkan dengan kata motif. Sesuai dengan penelusuran peneliti, motif dapat diartikan
sebagai gerak atau sesuatu yang mendorong individu untuk bergerak.8 Sedangkan motivasi,
menurut Mc Donald adalah suatu perubahan energi yang terjadi pada individu yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi atau tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha untuk mendapatkan perubahan pada tingkah
laku.10 Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak yang terletak di dalam diri peserta didik yang memunculkan niat untuk melakukan
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar :
a. Faktor Internal
1. Cita-cita dan Aspirasi
Salah satu faktor pendukung yang dapat memperkuat semangat dalam belajar adalah
dengan memiliki cita-cita. Sedangkan aspirasi adalah sebuah harapan atau keinginan yang
dimiliki oleh individu dan selalu menjadi tujuan dari perjuangan yang telah ia mulai.
2. Kemampuan Peserta Didik
Motivasi belajar dipengaruhi oleh setiap kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang dimiliki baik itu dari segi intelektual
maupun psikomotorik.
3. Kondisi Peserta Didik
Kondisi secara fisiologis juga turut mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Seperti
kesehatan dan panca indera. Ketika peserta didik memiliki kesehatan dan panca inderanya dapat
bekerja secara maksimal, peserta didik telah memiliki peluang untuk mencapai keberhasilan
dalam proses pendidikannya.
4. Keadaan psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
a) Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu yang apabila terus diasah
dan dikembangkan melalui belajar akan menjadi sebuah kecakapan dan sangat membantu untuk
meraih kesuksesan.
b) Intelegensi
Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan rangsangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Inteligensi bukan selalu
berkaitan dengan otak, tetapi adanya interaksi dan koneksi antar organ-organ yang ada di dalam
tubuh manusia.
c) Sikap
Sikap juga memiliki peran penting dalam mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Artinya ketika peserta didik belajar dalam keadaan atau suasana senang, cara guru dalam
mengajar yang baik dan sebagainya akan membuat peserta didik semangat sehingga memperoleh
hasil yang maksimal, begitu pun sebaliknya.
d) Persepsi
Persepsi peserta didik tentang belajar, manfaatnya dan keuntungan yang didapatkan
ketika belajar juga mempengaruhi kemauannya untuk terus belajar.
e) Minat
Salah satu hal yang memiliki pengaruh yang besar dalam motivasi belajar adalah minat.
Ketika peserta didik memiliki minat yang besar terhadap pelajaran matematika, ia akan belajar
dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Begitu pun dengan pelajaran yang lainnya.
f) Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaraan

Perasaan, ingatan, keinginan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik turut
mempengaruhi motivasi dalam belajar, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berarti faktor-faktor di luar dari diri peserta didik yang ikut berperan
dalam mempengaruhi motivasi belajar.
Diantaranya :
(1) Kondisi lingkungan belajar, kondisi lingkungan belajar yang kondusif akan mendukung dan
memperkuat semangat belajar peserta didik.
(2) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, teman-teman di kelas dapat mempengaruhi proses
belajar.
(3) Lingkungan sosial masyarakat, ketika peserta didik merasa diakui keberadaanya dengan
diikutsertakan dalam kegiatan masyarakat, juga akan mempengaruhi semangatnya dalam belajar.
(4) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antar orangtua dan anak yang harmonis dan saling
menghargai juga akan mempengaruhi motivasi anak dalam belajar.
(5) Lingkungan non sosial, terbagi dua yaitu lingkungan alamiah dan faktor instrumental.
Lingkungan alamiah, artinya dukungan, kasih sayang dan kebiasaan-kebiasaan keluarga yang
baik akan turut mempengaruhi motivasi belajar anak. Sedangkan faktor instrumental seperti
fasilitas atau sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah juga akan mempengaruhi semangat
peserta didik dalam belajar.

3. Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Siswa

Peran guru secara umum adalah sebagai tugas pendidik meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Peran guru dalam menjalankan tugas di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai
orang tua kedua dan mampu menarik simpati para siswa sehingga pelajaran apapun yang
diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam mengajar (Usman, 2013:3).

Seorang guru juga berperan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
serta pengetahuan siswa. Oleh karena itu, guru harus bisa membuat siswanya tertarik untuk
mengikuti pelajaran. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidsk menarik, maka
kegagalan pertama adalah Ia tidak dapat menanamkan benih pengajarannya pada siswanya, para
siswa enggan menghadapi guru yang tidak menarik sehingga pelajaran tidak dapat diserap
dengan baik dan setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru. Dengan kata
lain peran guru yaitu sebagai pemberi stimulasi pada siswa dengan menyediakan tugas,
mengevaluasi pembelajaran, berinteraksi dengan siswa serta memotivasi siswa untuk
meningkatkan minat belajar siswa.

A. Macam-Macam Peran Guru


Peranan guru dianggap dominan menurut Dr Rusman, Mpd diklasifikasikan sebagai
berikut (Rusman dalam Kirom, 2017:73):

1. Guru sebagai demonstrator


Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi
belajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sehingga guru wajib mempunyai jiwa yang bisa menguasai
bahan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa.

2. Guru sebagai pengelola kelas


Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru hendaknya mampu
melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.
Bentuk dari pengelolaan kelas yang dimaksud adalah bagaimana seorang guru mampu
mengelompokkan siswa dalam belajar. Contohnya adalah siswa dibagi dalam kelompok kecil
dalam kelas. Dan kelompok tersebut adalah kelompok belajar yang akan membahas materi yang
akan diberikan oleh guru. Seorang guru patutlah bisa menguasai kelas secara baik. Karena hal
tersebut berdampak terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar, sehingga guru bisa
memberikan materinya dengan terorganisir dengan cara mengelompokkan siswa-siswinya
dengan tepat dan bisa memahami setiap masing-masing dari kepribadian siswa-siswinya.

3. Guru sebagai mediator dan fasilitator


Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru hendaknya
mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian
tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun
surat kabar.
4. Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa tidak, apakah materi yang
diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah
cukup tepat. Proses evaluasi yang dilakukan oleh guru bentuknya bermacam-macam. Ada yang
berupa memberikan tugas, baik tulisan maupun lisan. Sehingga guru mampu melihat
kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang guru berikan.

B. Rangka Berfikir
Dari uraian diatas terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya minat dan
motivasi siswa terhadap pembelajaran pendidikan Olahraga jasmani dan kesehatan khusunya
pada masa pandemic covid-19 seperti saat ini baik itu pada proses pembelajaran yang diberikan
maupun pada suasana kelas yang diinginkan oleh siswa-siswa pada saat ini.
Namun dengan penerapan sistem pembelajaran yang baru dimana pada masa pandemic
covid-19 seperti saat ini para pendidik tetap berusaha sebaik mungkin untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang tidak membosankan sehingga siswa dapat menumbuhkan kembali
minat dan motivasi terhadap pembelajaran pendidikan olahraga jasmani dan kesehatan dimasa
pandemic covid-19 ini.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan penjelasan observasi dan penjelasan yang telah diuraikan maka didapat
hipotesis penelitian sebagai berikut : Bagaimana cara meningkatkan minat dan motivasi siswa
terhadap pembelajaran pendidikan olahraga jasmani dan kesehatan pada masa pandemic covid-
19 di SMA Negeri 1 Bangkinang?
BAB III

METODOLOGI PENELITAN

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu memaparkan data penelitian
yang diperoleh berdasarkan tes yang dilakukan, sesuai pendapat (Sukardi, 2003:157)
yang menerangkan keadaan nyata dalam penelitian yang sedang berlangsung memiliki
tujuan mengumpulkan informasi yang telah disusun secara sistematis untuk mengetahui
suatu gejala dalam metode ini dapat menggambarkan sifat seseorang dengan tingkat
kardiovaskular yang dimilikinya.
2. Populasi dan Sample
a. Populasi
Menurut Margono (2004), Populasi merupakan seluruh data yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan pendapat tersebut, sebagai populasi dalam penelitian ini adalah
sebagian siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Bangkinang.
Adapun populasi dari penelitian ini adalah sebagian siswa kelas XII IPS yang
tercatat di SMA Negeri 1 Bangkinang yaitu, kelas XII IPS 1,XII IPS-2,XII IPS-3, XII
IPS-4,XII IPS-5 yang berjumlah 185 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Siswa Kelas XII IPS 1,XII IPS-2,XII IPS-3, XII IPS-4,XII IPS-5
a.
NO KELAS JUMLAH
1 XII IPS 1 37
2 XII IPS-2 37 b. Samp
3 XII IPS-3 37 el
4 XII IPS-4 37
5 XII IPS-5 37
JUMLAH TOTAL 185

(Maksum, 2012: 60) mengemukakan “total sampling atau sampel bertujuan,


adalah sebuah teknik mengambil sampel yang ciri atau karakteristiknya sudah Diketahui
lebih dulu atau berdasarkan ciri atau sifat populasi. Berdasarkan kutipan diatas, sampel
yang digundapat dalam penelitian ini adalah secara total sampling, dimana sampel adalah
sebagian siswa kelas XII IPS yang tercatat di SMA Negeri 1 Bangkinang yaitu, kelas XII
IPS 1,XII IPS-2,XII IPS-3, XII IPS-4,XII IPS-5 yang berjumlah 185 siswa. Berdasarkan
kutipan diatas, sampel menggundapat teknik secara total sampling, dimana sampel adalah
siswa XII IPS yang berjumlah 185 orang.

3. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Untuk menghindari kesalahan terhadap judul yang penulis dapat teliti, maka
penulis merasa perlu memberikan penjelasan tentang beberapa faktor menurunnya minat
serta motivasi siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Olahraga Jasmani dan Kesehatan
dimasa pandemic covid-19.

4. Instrument Penelitian dan Teknik Pengambilan Data


Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
pengambilan atau pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.

instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi angket


Arif Budiono (2012), tentang Minat Siswa Kelas XII IPS terhadap Pembelajaran
Pendidikan Olahraga Jasmani dan Kesehatan di SMA Negeri 1 Bangkinang Pada Masa
Pandemi. Butir angket yang valid apabila mempunyai harga r hitung > r table pada taraf
signifikan 5% atau 0,05. instrument dikatakan valid apabila r hit >_ r table (0,361). hasil
analisis reliabilitas diperoleh dengan Koefisien AlphaCronbach’s. Dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner/angket untuk mengumpulkan data. selain itu dengan angket
lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan informasi yang baik dan
benar.

Alternative jawaban dalam angket ini menggunakan skala Likert merupakan jenis
skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian, seperti sikap, minat, pendapat,
dan persepsi social seseorang atau kelompok orang. skala Likert dinyatakan dalam bentuk
pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak.
Pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan
negative.pernyataan-pernyataan yang diajukan baik positif maupun negatif dinilai subyek
sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Keempat alternatif jawaban pada
setiap butir pernyataan memiliki skor, sebagai berikut: Tabel 2.Skala Likert, skor
penilaian pada alternatif jawaban

Skor Alternatif Jawaban


Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
(sumber, Rensis Likert, 1932)

Dalam menyusun instrumen penelitian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain masalah dan variabel yang diteliti, sumber data, keterangan dalam instrumen,
jenis data, mudah dan praktis. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Nana Sujana dan
Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk menghasilkan data yang akurat, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian yaitu 1)
masalah penelitian harus jelas dan spesifik, 2) sumber data atau informasi harus diketahui
dengan jelas, 3) instrumen harus memiliki tingkat objektifitas dan kesahilan yang baik, 4)
jenis data harus jelas dan instrumen harus mudah digunakan.
1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan spesifik,
sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis instrument yang diperlukan. Dari
indikator variabel peelitian, peneliti membuat butir pertanyaan. Melalui repon yang
diberikan responden terhadap butir pertanyaan, peneliti dapat mendeskripsikan argumen-
argumen pendukung terhadap solusi yang akan diberikan.
2. Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih
dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, nahasa, sistematika, dan sistematika
item dalam instrument penelitian, instrument penelitian akan diberikan kepada respon.
Kondisi, keadaan dan jumlah responden yang menjadi sumber data harus diketahui
dengan jelas. Tujuannya untuk memperoleh respon yang akurat.
3. Keterangan dalam instrument itu sendiri sbagai alat pengumpul data baik dari keajekan,
kesahilan, maupun objektivitasnya. Untuk itu sebelum instrumen diberikan kepada
responden, tingkat kesahilan dan kevalidan instrumen harus ditentukan terlebih
dahulu.untuk menetukan tingkat kevalidan dan kesahilan terlebih dahulu instrumen
disebarkan kepada anggota populasi yang bukan sampel penelitian.
4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti
dapat memperkirakan cara analisis data guna memecahkan masalah penelitian. Jenis data
menentukan bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh.
5. Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

Untuk memperoleh instrumen yang tepat maka peneliti harus menyusun


instrumen dengan baik.Peneliti harus mengikuti langkah-langkah menyusun instrumen
penelitian. Ada enam langkah-langkah untuk menyusun instrumen penelitian, yaitu:

1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.


2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi.
3. Mencari indikator dari setiap dimmensi
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Minat Siswa Dalam Mengikuti


Pembelajaran Pendidikan Olahraga jasmani dan Kesehatan.

V F Indik B J
ar a ator uti u
ia k r m
b t So l
el o al a
r h
Minat Siswa 1. Dari dalam a. Perhatian 1, 5
Kelas XII IPS 2,
Dalam 3,
Pembelajaran 4,
Pendidikan 5,
Olahraga jasmani 6*,
dan Kesehatan di 7*
b. Perasaan Senang 8,
SMA Negeri 1
9, 6
Bangkinang Pada 10,
Masa Pandemi 11,
covid-19 12,
13
*
c. Aktivitas 1
4, 7
15,
16,
17,
18,
19,
20
2. Dari Luar a. Peranan guru 2
1, 5
22,
23,
24,
25,
26,
27
*
b. Fasilitas 2
8, 4
29,
30,
31
*
(Sumber: Arif Budiono, 2012)

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian data dalam penelitian ini menggunakan metode survei yang
teknik pengambilan data menggunakan angket. Teknik pengambilan data menggunakan
angket dirasa lebih praktis dan efisien karena dalam waktu yang singkat peneliti dapat
memperoleh data dari responden. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin
tinggi minat siswa kelas XII IPS terhadap pembelajaran Pendidikan Olahraga jasmani
dan Kesehatan di SMA Negeri 1 Bangkinang pada masa pandemic covid-19. Teknik
pengumpulan data nya sebagai berikut:

a. Peneliti meminta identitas responden siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Bangkinang
yang mengisi angket.
b. Peneliti memberikan kuesioner penelitian dan mohon bantuan untuk mengisi
kuesioner tersebut.
c. Peneliti mengambil kuesioner setelah diisi lengkap.

A. Uji Coba Instrumen (Validasi)


Untuk mengetahui validasi ini digunakan rumus korelasi product
moment sebagaimana dituliskan Arikunto (2010) sebagai berikut:

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan
variabel Y.N =Banyak responden.
X =Jumlahskor variabelbebas.

Y =Jumlahskor variabelterikat

Setelah butir-butir instrumen (angket) dikonsultasikan, langkah selanjutnya yaitu


menguji cobakan kepada seluruh responden atau siswa yang tidak termasuk dalam
sampel penelitian yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan responden. Tujuan yang
dicapai dari uji coba ini yaitu untuk mengetahui kesahilan (validasi) dan reliabilitas
instrumen penelitian.

B. Uji Reliabilitas

Untuk menggunakan reliabilitas instrumen menggunakan rumus koefisien


Alpha (Djaali,2000: 122) dengan rumus:
r11           = Nilai reliabilitas
∑Si         = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St           = Varians total
k            = Jumlah item
Hasil analisis yang diperoleh dengan koefisien AlphaCronbac’s.Dari pengujian
tersebut diperoleh reliabilitas sebesar 0,876, jadi instrumen penelitian tersebut dianggap
reliable.

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistic deskriptif
sederhana yaitu menghitung frekuensi dan persentase, yang disajikan dalam bentuk tabel.
Sedangkan rumus yang digunakan untuk mengetahui minat siswa kelas XII IPS dalam
pembelajaran Pendidikan Olahraga jasmani dan Kesehatan di SMA Negeri 1
Bangkinang pada masa pandemic covid-19 dalam penelitian ini yaitu:

Keterangan:

P = angka persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari persentase

N = Jumlah / banyaknya individu

(Anas Sudijono, 2009:43)

Untuk menentukan minat siswa dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu sangat


tinggi,tinggi,sedang,rendah,dan sangat rendah. Rumus yang digunakan untuk menyusun
katergori adalah sebagai berikut:
 X>M+1,5SD = Sangat tinggi

 M+0,5SD<X≤M+1,5SD= Tinggi
 M–0,5SD<X≤M+0,5SD= Sedang

 M–1,5SD<X≤M–0,5SD= Rendah

 X≤ M– 1,5 SD=Sangat rendah

Keterangan:

M=Mean

SD=Standar Deviasi

(Sumber:Anas Sudijono,2009:116)

2. Jelaskan perbedaan antara uji analisis data dengan uji persyaratan analisis dan
sebutkan apa saja analisis yang termasuk kedalam uji analisis dengan uji peryaratanan
analisis.

JAWABAN :

 Perbedaan Antara Uji Analisis Data Dengan Uji Persyaratan Analisis


Uji analisis data adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan, mengubah, dan
membuat pemodelan data dengan maksud untuk menemukan informasi yang bermanfaat
sehingga dapat memberikan petunjuk bagi peneliti untuk mengambil keputusan terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sedangkan Uji Persyaratan Analisi adalah konsep
dasar untuk menetapkan statistik uji mana yang diperlukan, apakah uji menggunakan
statistik parametrik atau non parametrik. Uji prasyarat , yakni uji homogenitas variansi
populasi, uji normalitas untuk sebaran data hasil penelitian.
 Sebutkan Apa Saja Analisis Yang Termasuk Kedalam Uji Analisis Dengan Uji
Peryaratanan Analisis.
- Uji analisi data

a. Kualitatif adalah analisis data yang diperoleh dengan proses sistematis. Yakni dengan cara
mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari hasil pengamatan lapangan, kajian
dokumen, catatan lapangan, wawancara, dokumentasi, dan lainnya sehingga dapat menghasilkan
sebuah laporan temuan penelitian.

b. Kuantitatif Merupakan jenis analisis yang memakai alat dengan sifatnya yang kuantitatif. Hal
ini berarti sebuah analisis dilakukan dengan memakai model-model tertentu. Layaknya model
matematika, model ekonometrik, model statistik, dan lain sebagainya.

- Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti sebaran baku
normal atau tidak. Normalitas data hanya dikenakan terhadap variabel terikat (Y).

b. Uji Linearitas berfungsi untuk menguji hubungan antara variable.

c. Uji Multikolinieritas adalah suatu hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna)
antara beberapa atau semua variabel bebas.

d. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t–1
(sebelumnya).

e. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

3. Jelaskan Manfaat Dari Sebuah Perkuliahan Penelitian Ini Jika Kita Kaitkan Dalam
Penyelesaian Masalah Dalam Kehidupan Kita Dan Bagaimana Implementasinya.
JAWABAN :

Manfaat dari perkuliahan ini adalah dapat menjadi rujukan, sumber informasi dan bahan
referensi penelitian selanjutnya agar bisa lebih dikembangkan dalam materi-materi yang lainnya
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Implementasinya adalah dengan cara Bila kita
seorang mahasiswa, maka implementasi dapat dirasakan dari cara kita Menyelesaikan
masalah dalam kehidupan kita. Apakah kita memperhatikan Lingkungan sekitar kita?
apakah kita berhasil membuat sistem untuk membuat maju lingkungan sekitar kita? maka
dari itu kita perlu belajar perkuliahan penelitian ini untuk menyelesaikan masalah
kehidupan kita.

4. Jelaskan Apa Saja Yang Harus Ada Pada Sebuah Abstrak.

JAWABAN :

a. Latar Belakang

Kaidah yang harus dipenuhi saat membuat abstrak adalah dengan memasukkan latar
belakang dari permasalahan serta latar belakang yang dihadapi oleh peneliti. Adanya latar
belakang membantu mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang
dilakukan.

b. Metode

Menjabarkan secara ringkas dan padat jenis metode penelitian apa yang dilakukan dalam
penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan langkah yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi.

c. Hasil Penelitian

Menjabarkan hasil penelitian yang dilakukan menjadi kaidah yang harus dijabarkan
terkait dengan peneliti yang dilakukan. Jelaskan secara umum saja.

d. Kesimpulan

Kesimpulan menjadi penutup dalam kaidah cara membuat abstrak yang bak. Dengan
melampirkan kesimpulan dapat diketahui bahwa penelitian yang telah dilakukan apakah dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

e. Berikan Kata Kunci di Akhir Paragraf


Kata kunci pada penelitian berguna untuk memudahkan pencarian secara online, kata
kunci dapat dipilih dari kata-kata yang ada pada judul penelitian.

5. Jelaskan Bagaimana Cara Menulis Daftar Pustaka Yang Baik Dan Benar Berdasarkan
Style Penulisan Dafta Pustaka Yang Ada Minimal 3 Style Penulisan Daftar Pustaka.

JAWABAN :

A. Penulisan Daftar Pustaka Dari Sumber Buku

Cara Menulis Daftar Pustaka :

1. Nama

2. Tahun Terbit

3. Judul Buku

4. Kota dan Nama Penerbit

Contoh Daftar Pustaka dari Buku

Data Buku:
Judul : Family Medical Care Volume 4
Penulis : Dr. John F. Knight
Penerbit : Indonesia Publishing House
Kota Penerbit : Bandung
Tahun Terbit : 2001

Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing House.

b. Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Koran, atau Majalah

Cara Menulis Daftar Pustaka:


1. Nama

2. Judul

Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal

Data Artikel:
Judul Jurnal : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1
Judul Artikel : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang
Penulis : Umar Solikhan
Penerbit : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kota Terbit : Pangkalpinang
Tahun Terbit : 2013

Cara Penulisan:
Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm. 123-
129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

c. Penulisan Daftar Pustaka Dari Internet

Cara Menulis Daftar Pustaka:


1. Nama

2. Tahun Penayangan

3. Judul

4. URL

5. Waktu Pengambilan

Contoh Daftar Pustaka dari Internet (Artikel Daring)

Data Artikel:
Judul : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global?
Penulis : Jeko Iqbal Reza
Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015
Waktu Akses : 10 Februari 2016, pukul 10.27
URL : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-
pemanasan-global

Cara Penulisan:
Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”,
http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global,
diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.

Anda mungkin juga menyukai