Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.

W UMUR 4 BULAN DI PMB “R”


DESA CIGADOG KECAMATAN CIKELET KABUPATEN GARUT

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Menyelesaikan Program Studi D-III Kebidanan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut

YUYUN YUNINGSIH
KHGB18042

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2021
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa :


1. Laporan Tugas Akhir milik saya asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Ahli Madya Kebidanan dari STIKkes
Karsa Husada Garut maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Laporan Tugas Akhir ini murni gagasan, rumusan serta analisa saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lainnya kecuali arahan serta bimbingan
dari tim pembimbing.
3. Dalam Laporan Tugas Akhir ini tidak terdapat karya orang lain yang
telah ditulis atau dipublikasikan kecuali secara tertulis dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah pengarang dan dicantumkan di daftar
pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan jujur dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dari pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi dari akademik berupa pencabutan gelar
akademik yang telah diperoleh karena Laporan Tugas Akhir ini, serta
sanksi lainnya yang sesuai dengan norma yang berlaku di STIKes Karsa
Husada Garut.

Garut, Juli 2021

Yang membuat pernyataan

YUYUN YUNINGSIH

NIM : KHGB 18042


LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.W UMUR 4 BULAN


DI PMB “R” DESA CIGADOG KECAMATAN
CIKELET KABUPATEN GARUT
NAMA : YUYUN YUNINGSIH
NIM : KHGB 18042

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Menempuh Ujian Pada Program Studi D III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut
Garut, 21 Juli 2021

Menyetujui
Pembimbing

Fitri Hanriyani,S,ST M.PD


NIP: 043.298.1009.063

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Hj. Esa Risi Suazini,AM.Keb.,SKM.,M.KM


NIP: 043.298.1004.031
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji serta syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah sebagai salah satu tugas untuk memenuhi syarat menyelesaikan

program Pendidikan Diploma III Kebidanan di STIKes Karsa Husada Garut yang

berjudul “ ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.W USIA 4 BULAN DI PMB R

DESA CIGADOG KECAMATAN CIKELET KABUPATEN GARUT”.

Penulis menyadari kemampuan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis

miliki, sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Namun

diharapkan dapat memberi manfaat bagi kita semua. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga

serta penghargaan setinggi-tingginyan kepada:

1. Dr. H. Hadiat MA, selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada Insani

Garut.

2. Dr. H. Kurnadi, selaku wakil ketua pembina yayasan dharma husada insani

Garut.

3. H.D. Saepudin, S.Sos, M.MKes, selaku Ketua Pengurus Yayasan Dharma

Husada Insani Garut.

4. H.Engkus Kusnadi, S.Kep., M.Kes selaku Ketua STIKes Karsa Husada

Garut.

iv
5. Hj. Esa Risi Suazini, AM.Keb., M.K.M selaku Ketua Prodi D III Kebidanan

STIKes Karsa Husada Garut.

6. Fitri Hanriyani, SST.,M.,Pd selaku pembimbing yang dengan ikhlas

membimbing dan memberi masukan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

7. Ernawati, SST.M.Kes selaku penguji I sidang Karya Tulis Ilmiah , yang

telah memberikan bimbingan dan arahan baik bagi penulis.

8. Dessy Syswianti, SST.,M.Kes selaku penguji II siding Karya Tulis Ilmiah,

yang telah memberikan bimbingan dan arahan baik bagi penulis.

9. Dosen, staff pengajar dan tata usaha di STIKes Karsa Husada Garut yang

telah membekali dengan berbagai ilmu yang sangat bermanfaat.

10. Rosa Mardiana,SST yang telah membantu dan membimbing selama proses

kegiatan dan membantu mempasilitasi pasien sampai dengan selesai.

11. Ibunda, Ayahanda tersayang yang telah mendukung baik secara moril

maupun materil,doa dan pengorbanan yang tulus serta perhatiannya kepada

penulis sampai terselesaikannya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Seluruh keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan, semangat

dan motivasi hingga terselesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah

13. Keluarga Bayi W yang telah membantu dan bekerja sama dalam

penyelesaian laporan ini.

14. Rekan sahabat dan teman-teman seperjuangan program studi DIII

Kebidanan STIKes Karsa Husada Garut, yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu yang telah memberikan dorongan, semangat dan doanya dalam

v
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Mudah-mudahan semua kebaikan atas jasa

yang telah diberikan dibalas oleh Alloh SWT.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis merasa masih banyak

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan baik kritik maupun saran

yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang dan penulis

berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Yaa Robbal

Aalamiin.

Garut, Juni 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................iii

DAFTAR ISI .................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................4

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................4

1.3.2 Tujuan Khusus ...........................................................................4

1.4 Metode Penulisan ................................................................................4

1.4.1 Metode Penulisan .......................................................................4

1.4.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................5

1.5 Manfaat Praktis ...................................................................................5

1.5.1 Bagi Penulis ...............................................................................5

1.5.2 Bagi Lahan Praktek ....................................................................5

1.6 Tempat dan Waktu ...............................................................................5

vii
BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Pengertian Bayi ..................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Bayi ......................................................................... 6

2.1.2 Peengertian Berat Badan .......................................................... 8

2.1.3 Tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi ........................... 9

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan ..................... 10

2.1.5 Kebutuhan Dasar Bayi. ............................................................. 12

2.2 Konsep Pijat Bayi .............................................................................. 16

2.2.1 Pijat Bayi Pijat .......................................................................... 16

2.2.2 Manfaat pijat bayi ..................................................................... 17

2.2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi .................................................... 20

2.2.4 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan .................................... 20

2.3 Pendokumentasian .............................................................................. 32

2.3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan ................................................ 32

2.3.2 Pendokumentasian Asuhan kebidanan dalam bentuk soap ..... 33

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Bayi ............................................................. 34

A. Data Subjektif ................................................................................. 34

B. Data Objekitf .................................................................................. 36

C. Analisa ............................................................................................. 37

D. Penatalaksanaan ............................................................................... 37

viii
BAB 1V PEMBAHASAN

4.1 Data subjektif ...................................................................................... 38

4.2 Data Objektif ...................................................................................... 39

4.3 Analisa................................................................................................. 39

4.4 Penatalaksanaan .................................................................................. 39

4.5 Pendokumentasian.............................................................................. 40

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 42

5.2 Saran .................................................................................................. 42

5.2.1 Bagi tenaga kesehatan ............................................................... 42

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan .......................................................... 43

5.2.3 Bagi Mahasiswa Kebidanan ...................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Berat Badan Menurut Usia 0-12 bulan............................................. 8


Tabel 2.2 Tabel imunisasi ............................................................................... 11

x
DAFTAR GAMBAR

2.1 Pemijatan Pada Kaki ................................................................................. 21

2.2 Pemijatan Pada Perut.................................................................................. 23

2.3 Pemijatan Pada Dada.................................................................................. 25

2.4 Pemijatan Pada Tangan .............................................................................. 26

2.5 Pemijatan Pada Daerah Muka .................................................................... 28

2.6 Pemijatan Pada Punggung ......................................................................... 29

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan

seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap

lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat

singkat dan tidak dapat diulang kembali (Merita, 2019). Usia perkembangan bayi

terbagi 2 yaitu, neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari dan bayi dari usia 29 hari

sampai 12 bulan (Merita, 2019).

Bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan. Setiap bayi mengalami tahap

pertumbuhan dan perkembangan dalam masa hidupnya. Pertumbuhan dan

perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, bersifat kontinyu dan

pertumbuhan merupakan bagian dari proses perkembangan (Rusli, 2013).

Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, gigi, struktur

tulang, dan karakteristik seksual. Pertumbuhan ini bersifat

kuantitatif. Sedangkan perkembangan seperti perkembangan motorik, sensorik,

kognitif dan psikososial bersifat kualitatif (Merita, 2019).

Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan periode penting

untuk mencetak generasi anak yang sehat dan cerdas yaitu dengan pemenuhan gizi

anak sejak dini, terutama saat masih di dalam fase kehamilan (270 hari) hingga anak

usia 2 tahun (730 hari) dimana perkembangan fisik, kognitif dan sosial berlangsung

pesat sehingga dibutuhkan nutrisi yang optimal sebagai penunjang.

1
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa bayi. Karena pada

masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya (Serdar, 2019).

Nutrisi bayi usia 0-6 bulan adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan

cairan bi- ologis kompleks yang mengandung semua nutrient yang diperlukan untuk

tumbuh kembang anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap oleh tubuh bayi,

menjadi- kan nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh

kembang bayi (Damayanti,2015). Air Susu Ibu (ASI) merupakan faktor yang paling

menen- tukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi usia 0 – 6

bulan. Sebelum mencapai usia 6 bulan, sistem pencernaan bayi belum mampu

mencer- na makanan selain ASI. Oleh karena itu, pemberian ASI secara eksklusif

adalah pilihan tepat dan sangat dianjurkan untuk jangka 6 bulan (Damayanti, 2015).

Menurut (Nurlia et al., 2014), dalam mencapai tumbuh kembang optimal

bayi membutuhkan tiga hal yaitu pola asuh, pola asih, dan pola asah. Pola asuh

merupakan kebutuhan akan nutrisi, perawatan kesehatan, dan perawatan dasar

kesehatan. Pola asihyaitu pemberian kasih sayang.Pola asah, adalah pemberian

stimulasi yang juga perlu diberikan sejak dini.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan hasil interaksi dari

berbagai faktor, baik faktor dari dalam (genetik) maupun dari luar (lingkungan).

Bayi memerlukan stimulasi untuk dapat tumbuh kembang secara optimal serta

menimbulkan rasa nyaman dan rasa percaya diri sehingga bayi lebih responsive

terhadap lingkungannya dan lebih berkembang. Kurangnya stimulasi taktil dapat

menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motoric (Parwati &

2
Wulandari, 2017).

Berdasarkan Kepmenkes No 320 tahun 2020 bidan melakukan pelayanan

sesuai dengan kewenangannya sesuai Standar Asuhan Kebidanan. Asuhan yang

diberikan bidan bersifat holistik, humanistik berdasarkan evidence based dengan

pendekatan manajemen asuhan kebidanan, dan memperhatikan aspek fisik,

psikologi, emosional, sosial budaya, spiritual, ekonomi, dan lingkungan yang dapat

mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan, meliputi upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif (Witcher, 2020).

Salah satu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

yaitu stimulasi dengan pijat bayi Pijat bayi merupakan pengungkapan rasa kasih

sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit. Sentuhan dan

pelukan seorang ibu merupakan kebutuhan dasar bayi. Sentuhan yang dihadirkan

dalam pijatan-pijatan lembut untuk bayi merupakan sebuah stimulus yang penting

dalm tumbuh kembang anak. (Harahap, 2019).

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang di akui negara dan bergerak

aktif dalam menurunkan AKI AKB dituntut untuk memberikan asuhan

komplementer sehingga asuhan yang diberikan secara holistik atau menyeluruh.

(WHO, 2019)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat asuhan

kebidanan pada bayi usia 4 bulan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi

W Usia 4 Bulan di PMB R Desa Cigadog Kecamatan Cikelet Kabupaten

Garut”

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam Karya

Tulis Ilmiah ini adalah Bagaimana Gambaran asuhan pada bayi “ W “ usia 4

bulan ?

1.3 Tujuan Penulis

1.3.1 Tujuan Umum

Penulis dapat memberikan asuhan yang komprehensif Pada Bayi “ W “

Usia 4 Bulan dengan Pijat Bayi di PMB R Desa Cigadog Kecamatan Cikelet

kab.Garut.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data Subjektif pada bayi “ W “ Usia 4 bulan.

b. Melakukan pengkajian data Objektif pada Bayi W usia 4 Bulan.

c. Menetapkan Analisa pada bayi “ W “ usia 4 bulan.

d. Melakukan penatalaksanaan asuhan komplementer pijat bayi pada bayi “

W “ usia 4 bulan.

e. Melakukan pendokumentasian secara Soap pada bayi W usia 4 bulan.

1.4. Metode Penulisan

1.4.1 Metode penulisan

Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari reverensi yang

relevan dengan kasus yang dibahas yakni bayi dan pijat bayi dari beberapa

buku dan informasi dari internet.

4
1.4.2 Metode pengumpulan Data

Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data primer

dan skunder. Data perimer diperoleh dari klien dengan cara

anamesa,sedangkan data skunder diperoleh catatan buku KIA, data primer

diambil berdasarkan tanya jawab langsung dengan klien. Data skunder

melalui studi dokumentasi yaitu dengan cara melihat catatan buku KIA dan

data penunjang yang ada dalam buku KIA.

1.5 Manfaat Praktis

1.5.1 Bagi penulis

Dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan penulis dalam

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini, Khususnya dalamasuhan

pada bayi.

1.5.2 Bagi lahan praktek

Dari hasil penulisan ini dapat memberikan masukan terhadap tenaga

kesehatan untuk lebih mempertahankan dan meningkatkan asuhan

1.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian karya tulis ilmiah ini yaitu di PMB “R” Desa Cigadog

Kecamatan Cikelet Kab.Garut, adapun waktu pengkajian pada tanggal 08 juni

2021.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Pengertian Bayi

2.1.1 Pengertian Bayi

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan

seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap

lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat

singkat dan tidak dapat diulang kembali (Merita, 2019). Usia perkembangan bayi

terbagi 2 yaitu, neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari dan bayi dari usia 29 hari

sampai 12 bulan (Merita, 2019).

Bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan. Setiap bayi mengalami tahap

pertumbuhan dan perkembangan dalam masa hidupnya. Pertumbuhan dan

perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, bersifat kontinyu dan

pertumbuhan merupakan bagian dari proses perkembangan (Rusli, 2013).

Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, gigi, struktur

tulang, dan karakteristik seksual. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif. Sedangkan

perkembangan seperti perkembangan motorik, sensorik, kognitif dan psikososial

bersifat kualitatif (Merita, 2019).

Periode 1000 hari pertama kehidupan.sering disebut window of opportunities

atau sering disebut periode emas (golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa

pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh

6
7

kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. Pemenuhan

asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak sangat penting (Rahayu et al.,

2018).

Gizi memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang anak, sehingga perlu

untuk mem- berikan nutrisi yang terbaik bagi anak sejak awal ke- hidupannya. Di

awal kehidupan, bayi membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan,

sehingga dapat mengoptimalkan seluruh proses pertumbuhan dan perkembangan

anak. Nutrisi bayi usia 0-6 bulan adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan cairan

bi- ologis kompleks yang mengandung semua nutrient yang diperlukan untuk

tumbuh kembang anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap oleh tubuh bayi,

menjadi- kan nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh

kembang bayi (Damayanti, 2015). Air Susu Ibu (ASI) merupakan faktor yang

paling menen- tukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi usia

0 – 6 bulan. Sebelum mencapai usia 6 bulan, sistem pencernaan bayi belum mampu

mencer- na makanan selain ASI. Oleh karena itu, pemberian ASI secara eksklusif

adalah pilihan tepat dan sangat dianjurkan untuk jangka 6 bulan (Agria I., dkk,

2012). Berdasarkan penelitian Soemardini dkk (2011).

Terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbu- han bayi 0-6 bulan yang

diberikan ASI Eksklusif dan yang tidak diberikan ASI Eksklusif, yaitu bayi usia 0-

6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif mengalami pertumbuhan normal, dan

memiliki persentase leb- ih besar daripada bayi yang mengalami pertumbu- han

kurus, sedangkan bayi usia 0-6 bulan yang tidak diberikan ASI Eksklusif memiliki
8

persentase pertum- buhan kurus lebih besar daripada bayi yang memi- liki

pertumbuhan normal.

2.1.2 Pengertian Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering

digunakan pada bayi baru lahir (nconatus) Berat badan digunakan untuk

mendiagnosis bayi normal atau BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) Pada masa bayi

balita berat badan digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status

gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya

tumor Selain itu, berat badan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat

dan makanan (Gitleman, 2014).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi

dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua

jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik

saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap

perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi (Fitriani, 2011).

Tabel 2.1
Berat Badan Menurut Usia 0-12 bulan
Usia
(Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Berat
2,7- 3,4- 4,0- 4,5- 5,0- 5 5- 6,0- 6,5- 6,8- 7,3- 7,6- 8,0- 8,2-
badan
3,0 4,0 4,7 5'4 6,0 6,5 7,0 7,5 8,2 8,5 9,0 9,5 9,7
(Kg)
(Widyastuti dan widyanti,2017)

2.1.3 Tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi


9

Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan baik dari segi

jumlah, ukuran, dan dimensi pada tingkat sel, organ yang di ukur maupun individu.

Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai

dengan bertambahnya usia anak secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah

kepala ke kaki (cephalokauudal). Kemtangan pertumbuhan tubuh pada bagian

kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh

tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah

secara teratur (Bruno, 2019).

Ada perbedaan antara konsep pertumbuhan dan perkembangan pada bayi,

konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu pertambahan berat tubuh bayi. Dalam

hal ini terjadi pertumbuhan organ-organ bayi seperti tulang, gigi, organ-organ

dalam, dan sebagainya. Sementara itu, konsep perkembangan lebih mengarah pada

segi psikologis, yaitu menyangkut perkembangan sosial, emosional, dan

kecerdasan. Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai

berikut (Bruno, 2019):

1) Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian

sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.

2) Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi

pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf. Maturasi

fungsi adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya pada organ

pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat mencerna makanan

padat.
10

3) Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan motoric

besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan pertumbuhan

lambat.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah (Bruno,

2019) :

a. Gizi pada bayi

b. Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti tuberkolosis, anemia,

kelainan jantung bawaan mengakibatkan setardasi pertumbuhan jasmani.

c. Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang bagi

bayi, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia dan rokok

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

d. Hubungan psikologis, yaitu hubungan anak dengan orang sekitarnya,

seorang anak yang tidak dikehendaki orang tuanya atau anak yang selalu

merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam perkembangan maupun

pertumbuhan.

e. Faktor endokrin seperti gangguna hormone. Salah satu contohnya pada

penyakit hipoteroid yang akan menyebabkan anak mengalami hambatan

pertumbuha. Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak

menjadi kerdil.

f. Sosial ekomoni, seperti kemiskinan yang selalu berkaitan dengan kekurangan

makanan kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan

menghambat pertumbuhan anak.


11

g. Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu pertambahan

berat badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

h. Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid dalam jangka lama

akan menghambat pertumbuhan. Demikian halnya dengan pemakaian obat

perangsang terhadap rangsangan susunan saraf pusat yang menyebabkan

terhambatnya produksi hormon perkembangan dan pertumbuhan.

i. Genetik atau Hereditas

j. Status Kesehatan Anak dalam Keluarga

k. kepekaan terhadap penyakit

Dengan memberikan imunisasi,makan diharapkan anak terhindar dari

penyakit-penyakit yang seribg menyebakan cacat atau kematian. Imunsasi dasar

merupakan imunisasi aeal yang diberikan kepada bayi sebelum berusia usia satu

tahun di wajibkan untuk imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis

B,1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio tetes, dan 1 dosis Campak/MR

( Notoatmodjo (2012: 138),2019)

Tabel 2.2
Tabel imunisasi

Umur Jenis Vaksin


0-7 HB0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
18 bulan DPT-HB-Hib
24 bulan Campak
(Sembiring,2017)
12

2.1.5 Kebutuhan Dasar Bayi

Kebutuhan dasar bayi untuk tumbuh kembang secara umum dibagi menjadi

tiga yaitu:

1) Kebutuhan fisik bromedis (ASUH), meliputi :

a) Pangan/Gizi sebagai kebutuhan vital

Faktor utama yang mempengaruhi status gizi siswa adalah kecukupan

konsumsi makanan makanan berperan untuk menunjang kelangsungan hidup

maupun pencapain tumbuh kembang anak. Beberapa penelitian menemukan

bahwa komsumsi anak sekolah, terutama daerah yang tertinggal hanya

mencukupi 70% dari kebutuhan energinya per han Dengan keadaan seperti

itu, apabila terjadi terus menerus maka dapat menimbulkan masalah

kesehatan pada anak yaitu terjadinya kurang energi protein (KEP).

b) Perawatan kesehatan dasar, seperti imunisasi pemberian ASI. penimbangan

anak secara teratur

c) Papan/ pemukiman yang layak

d) Hygiene perorangan, seperti sanitasi lingkungan

Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan meliputi akses atau

keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan

kesehatan yang baik, seperti imunisasi, pemeriksaan kesehatan, penimbangan

anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik.

e) Kesegaran jasmani, seperti rekreasi, dll.


13

Salah satu kebutuhan asuh yang diperlukan oleh bayi yaitu kualitas

tidur bayi Kualitas tidur bayi sangat berpengaruh pada pertumbuhan bayi,

bayi yang tidur akan mengalami aktivasi regenerasi sel-sel tubuh dan

perkembangan otak, oleh karena itu kualitas tidur bayi perlu dijaga Kualitas

tidur bayi bisa dinilai dari lama tidur dalam 24 jam. frekuensi bangun bayi di

malam hari dan lamanya bayi terbangun saat malam hari Bayi yang tidur

cukup tanpa sering terbangun, lebih bugar dan tidak rewel pada keesokan

harinya Tidur mempunyai efek yang besar terhadap kesehatan mental, emosi

dan fisik, serta sistem kekebalan imunitas tubuh Mengingat akan pentingnya

waktu tidur pada perkembangan bayi maka kebutuhan tidurnya harus benar-

benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya

(Indraningsih, 2011).

Berikut kebutuhan tidur sesuai tingkatan umur :

1. Kebutuhan tidur bayi

Pada bayi baru lahir membutuhkan tidur selama 14-18 jam sehari,

pernafasan teratur, gerak tubuh sedikit 50% tidur NREM dan terbagi dalam

7 periode Dan pada bayi tidur selama 12-14 jam sehari, sekitar 20-30%

tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola terbangun

sebentar (Arbianingsih, 2011).

2. Kebutuhan tidur anak toddler

Kebutuhan anak toddler menurun menjadi 10-12 jam sehari Sekitar

20-30% tidurnya adalah tidur REM, banyak Tidur siang dapat hilang pada

usia 3 tahun karena sering bangun pada malam hari yang menyebabkan
14

mereka tidak ingin tidur pada malam hari Masalah tidur dapat terjadi

karena anak takut berpisah Ritual waktu tidur meningkatkan rasa aman

anak seperti selimut atau seperangkat mainan (Arbianingsih, 2011).

3. Kebutuhan tidur anak usia prasekolah

Rata-rata lama tidur pada anak usia prasekolah sekitar 11 13 jam

sehari. Kebiasaan tidur siang dapat dihilangkan bila mengganggu waktu

tidur anak. Jika anak masih memerlukan tidur siang, lama tidur siang

sekitar 30-60 menit. Masalah tidur yang mungkin terjadi pada anak usia

prasekolah berupa mimpi buruk, teror dimalam har, sulit istirahat setelah

beraktifitas scharian, aktifitas pengantar tidur terlalu lama (sekitar 30

menit) sehingga dapat menunda tidur dan terbangun pada malam hari

(Arbianingsih, 2011).

4. Kebutuhan tidur anak usia sekolah

Kebutuhan tidur pada anak usia sekolah bervariasi, tetapi biasanya

memiliki rentang dari 8-9,5 jam tiap malam. Karena laju pertumbuhan

yang lambat, anak usia sekolah membutuhkan waktu tidur yang lebih

sedikit dari anak usia remaja. Membaca sebelum tidur dapat memudahkan

tidur dan membentuk pola tidur yang positif (Arbianingsih, 2011).

5. Kebutuhan tidur anak usia remaja

Kebanyakan remaja memerluka waktu tidur sekitar 8-10 jam tiap

malamnya untuk mencegah terjadinya kelemahan dan kerentaan terhadap


15

infeksi Tidur pada usia ini 20% adalah tidur REM Pada remaja laki-laki

mengalami Nocturnal Emission (orgasme dan mengeluarkan semen pada

tidur pada malam hari) yang biasanya kita kenal dengan mimpi basah

(Potter, 2010)

2) Kebutuhan emosi/ kasih sayang (ASIH)

Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan menciptakan hubungan yang erat,

mesra dan sekalaras antara ibu/ pengganti ibu dengan anak Hubungan tersebut

merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbang yang selaras baik fisik,

mental maupun psikososial Adapun cara untuk menciptakan hubungan yang

erat, mesra dan selaras dapat ditempuh dengan melakukan kontak fisik dan psikis

terhadap anak, seperti berdialog atau memeluk

3) Kebutuhan akan stimulasi (ASAH)

Stimulasi merupakan cikal bakal dalam proses pembelajaran (pendidikan

dan pelatihan) pada anak Stimulasi mental (ASAH) berpengaruh terhadap

perkembangan mental psikososial kecerdasan keterampilan, kemandirian,

kreativitas, agama, kepribadian, moral etika, produktivitas, dan sebagainya

Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses

pendidikan dimana bertujuan untuk mengembangkan mental. kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral, produktivitas, dan lainnya

(Armini, dkk, 2017) Asih adalah kasih sayang dari orang tua yang menciptakan

ikatan erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang

selaras baik fisik maupun mental. Asih merupakan kebutuhan emosional. Asuh

merupakan kebutuhan fisik biologis yang meliputi pemenuhan nutrisi,


16

pemberian imunisasi, dan kebutuhan dasar dalam perawatan sehari-hari

(maryunani,2014).

2.2 Konsep Pijat Bayi

2.2.1 Pijat Bayi Pijat

Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada

permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan untuk

menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, system pernafasan serta sirkulsi darah dan

limpha. Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling

popular.Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan

sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah sejak awal manusia

diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan

kehamilan dan proses kelahiran manusia (Bruno, 2019).

Pijat bayi disebut juga stimulasi touch atau terapi sentuh. Disebut terapi

sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi antara ibu dan buah

hatinya. Sebenarnya, dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia sejak

berabad-abad yang lalu.Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis

gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak

memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan

kasih saying antara orang tua dengan anak. Melalui sentuhan pada kulit berdampak

luar biasa pada perkembangan fisik, emosi dan tumbuh kembang anak (Bruno,

2019).
17

2.2.2 Manfaat Pijat Bayi

Menurut (Bruno, 2019), manfaat pijat bayi adalah merangsang syaraf

motorik, memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan

ketenangan emosional, selain juga menyehatkan tubuh dan otot-ototnya.Bayi yang

dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih

baik. Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang

menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah. Menurut(Bruno, 2019), manfaat

pijat bayi antara lain sebagai berikut :

1. Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain menurunkan kadar hormon

stress, dan meningkatkan kadar serotonin

2. Efek fisik/klinis yang meliputi meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari

system immunitas (sel pembunuh alami), mengubah gelombang otak secara

positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi

pencernaan serta pembuangan, meningkatkan kenaikan berat badan,

mengurangi depresi dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan, membuat tidur

lelap, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi kembung dan kolik (sakit

perut).

Berikut beberapa manfaat pijatan bayi (Bruno, 2019):

1. Manfaat bagi ibu meliputi mempererat hubungan batin antara ibu dan anak,

mengurangi rasa stres dan menimbulkan rasa santai, merupakan sarana untuk

berkomunikasi dengan bayi, dan memperbanyak produksi ASI untuk ibu yang

menyusui.

2. Manfaat bagi bayi meliputi bayi dapat tidur dengan lebih baik karena merasa
18

rileks dan disayangi, membantu pencernaan dengan menyembuhkan kolik

dan kembung, membantu membentuk perkembangan mental bayi, dan

meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi darah serta mengurangi stres pada

bayi.

3. Meningkatkan berat badan karena pijat bayi bisa merangsang nervus vagus,

dimana saraf ini meningkatkan persitaltik usus sehingga pengosongan

lambung meningkat dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi.

Disisi lain pijat juga melancarkan peredaran darah dan meningkatkan

metabolism sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat.

Pada bayi prematur yang dilaukan pemijatan 3 x 10 menit selama 10 hari,

kenaikan berat badannya tiap hari 20%-47% dan pada bayi cukup bulan usia

1-3 bulan dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama enam minggu, kenaikan

berat badannya lebih baik daipada yang tidak dipijat.

4. Meningkatkan pertumbuhan

5. Meningkatkan daya tahan tubuh

6. Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap

Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, sedangkan pada

waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Di Touch research Institusi

Amerika, dilakukan penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal

matematika. Setelah itu, dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut selama

2x15 menit setiap minggunya selama jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya,

pada anak-anak tersebut diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata,

mereka hanya memerlukan waktu penyelesaian setengah dari waktu yang


19

dipergunakan untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata pula tingkat

kesalahannya hanya sebanyak 50 % dari sebelum dipijat (Bruno, 2019).

7. Membina ikatan kasih saying orang tua dan anak (bonding) Sentuhan dan

pandangan kasih orang tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan

kasih diantara keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan orang tuaadalah

dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara

timbale balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk secara

potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri (Bruno, 2019)

8. Meningkatkan produksi ASI

Berdasarkan penelitian Cynthia mersmann, ibu yang memijat bayinya

mampu memproduksi ASI perah lebih banyak dibandingkan kelompok

control. Pada saat menyusui bayinya mereka merasa kewalahan karena ASI

terus-menerus menetes dari payudara yang tidak disusukan.Jadi, pijat bayi

dapat meningkatkan volume ASI peras sehingga periode waktu pemberian

ASI secara ekslusif dapat ditingkatkan, khususnya oleh ibu-ibu karyawati

(Bruno, 2019).

2.2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Pijat Bayi

Indikasi dari pijat bayi menurut ( Indriyani, 2015) terdapat 5 indikasi pijat

bayi yaitu :

a) Bayi lahir premature

b) Bayi dengan berat badan kurang


20

c) Bayi sulit makan

d) Bayi yang rewel

e) Bayi yang sehat untuk merangsang perkembangan motorik

Kontra indikasi dari pijat bayi menurut (Indriyani, 2015) terdapat 6 poin

kontaindikasi dari pijat bayi yaitu:

a) Memijat bayi langsung setelah selesai makan.

b) Memijat saat bayi tidur.

c) Memijat dalam keadaan demam

d) Memaksa bayi tidak mau di pijat

e) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

f) Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan.

2.2.4 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi

Dalam Pijat Bayi Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pijat bayi

adalah (Bruno, 2019)

a. Pelaksanaan Pemijatan Bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesui keinginan

orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan

mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat

dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan.

Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini : Pagi hari, pada saat

orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru dan Malam hari, sebelum

tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak(Bruno, 2019).

b. Persiapan Sebelum Memijat


21

meliputi tangan bersih dan hangat, menghindari kuku dan perhiasan dan hal

lain yang mengakibatkan goresan pada kulit bayi, ruang untuk memijat

diupayakan hangat dan tidak pengap, bayi sudah selesai makan atau sedang

tidak lapar, sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit

guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan, duduk pada posisi nyaman

dan tenang, baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan

bersih, dan menyiapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby

oil atau lotion), meminta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan

dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara, dan

mengakhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan

bisa dimulai. Urutan pijat bayi adalah sebagai berikut (Bruno, 2019):

1. Kaki

Gambar 2.1 Pemijatan pada kaki

Berikut merupakan tatacara pemijatan pada kaki bayi (Bruno,

2019):

a. Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,

seperti memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah

secara bergantian, seperti memerah susu kemudian peras dan

putar, pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan

secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut


22

dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki.

b. Telapak kaki: Urut telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh

telapak kaki.

c. Tarikan lembut jari: memijat jari-jari satu persatu dengan gerakan

memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih

yang lembut pada tiap ujung jari.

d. Gerakan peregangan (stretch), yaitu dengan mempergunakan sisi

dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari

kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah

tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut

punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit.

e. Titik tekan bagian kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh

permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

f. Punggung kaki dipijat dengan mempergunakan kedua ibu jari

secara bergantian mulai dari pergelangan kaki kearah jari-jari

secara bergantian.

g. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles), yaitu dengan

gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan

jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi.

h. Perahan cara swedia, yaitu dengan cara memegang pergelangan

kaki bayi. Kemudian menggerakkan tangan secara bergantian

dari pegelangan kaki ke pangkal paha.


23

i. Gerakan menggulung, yaitu dengan memegang pangkal paha

dengan kedua tangan Anda. Buatlah gerakan menggulung dari

pangkal paha menuju pergelangan kaki.

j. Gerakan akhir: Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki

kanan dan kiri rapatkan kedua kaki bayi. Meletakkan kedua

tangan secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha.

mengusap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke

arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian

kaki.

2. Perut

Gambar 2.2 Pemijatan pada perut

Berikut merupakan tatacara pemijatan perut pada bayi (Bruno,

2019)

a. Mengayuh sepeda, yaitu dari atas ke bawah perut, bergantian

dengan tangan kanan dan kiri.

b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, yaitu mengangkat kedua

kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain,

pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.

c. Bulan-Matahari, yaitu membuat lingkaran searah jarum jam

dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah
24

(daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke 18 daerah

kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M))

beberapa kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan

setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi

sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan

(B)), lakukan kedua gerakan ini bersamasama. Tangan kiri

selalu membuat bulatan penuh (matahari) sedangkan tangan

kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).

d. Gerakan I-Love-U pada bayi. “I”, Pijatlah perut bayi mulai dari

bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan

kanan membentuk huruf “I”. “Love”, pijatlah perut bayi

membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri

atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. “You”, pijatlah perut

bayi membentuk huruf “U”terbalik, mulai dari kanan bawah

(daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan

berakhir di perut kiri bawah.

e. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers), yaitu

meletakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian

kanan. Gerakkan jari-jari Anda pada perut bayi dari bagian

kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-

gelembung udara.

3. Dada
25

Gambar 2.3 Pemijatan Pada Dada

Berikut merupakan tatacara pemijatan dada pada bayi (Bruno,

2019):

a. Jantung besar dengan membuat gerakan yang menggambarkan

jantung dengan meletakkan ujungujung jari kedua telapak

tangan Anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat 19 gerakan

ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas

tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan

kembali ke ulu hati.

b. Kupu-kupu, yaitu membuat gerakan diagonal seperti gambaran

kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan

memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu

kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu

kiri dan kembali ke ulu hati.

4. Tangan

Gambar 2.4 Pemijatan pada Tangan

Berikut merupakan tatacara pemijatan tangan pada bayi (Bruno,

2019)
26

a. Memijat ketiak, yaitu dengan membuat gerakan memijat pada

daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat

pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan

tidak dilakukan.

b. Perahan cara India, yaitu arah pijatan yang menjauhi tubuh.

Fungsi pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau

melemaskan otot.

Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan

seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang

pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari

bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan

tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan. Demikian

seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara

bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.

c. Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke

pergelangan tangan.

d. Membuka tangan, yaitu dengan memijat telapak tangan dengan

kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.

e. Putar jari-jari, yaitu memijat lembut jari bayi satu per satu menuju

ke arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan

ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.

f. Punggung tangan, yaitu dengan meletakkan tangan bayi diantara

kedua tangan. Usap punggung tangannya dari pergelangan


27

tangan ke arah jarijari dengan lembut.

g. Peras dan putar pergelangan tangan, yaitu dengan memeras

sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.

h. Perahan cara swedia, yaitu dari arah pergelangan tangan ke arah

badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung

dan paru-paru. Gerakkan tangan kanan dan kiri secara

bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah

pundak Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke

arah pundak.

i. Gerakan menggulung, yaitu dengan memegang lengan bagian

atas atau bahu dengan kedua telapak tangan. Bentukklah

gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah

pergelangan tangan atau jari-jari.

5. Muka

Gambar 2.5 Pemijatan Pada Muka

Berikut merupakan tatacara pemijatan muka pada bayi (Bruno,

2019)

a. Dahi, yaitu meletakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan

dahi. Tekankan jari-jari dengan lembut mulai dari tengah dahi

keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau


28

membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis,

buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian

gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

b. Alis, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari diantara kedua alis

mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada

alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping

seolah menyetrika alis.

c. Hidung, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari pada

pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis

turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan

ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

d. Mulut bagian atas, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari di

atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari

tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat

bayi tersenyum.

e. Mulut bagian bawah, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari di

tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan

dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah

membuat bayi tersenyum.

f. Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw), yaitu

dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di

daerah rahang bayi.

g. Belakag telinga, yaitu dengan mempergunakan ujung-ujung jari,


29

berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan

kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.

6. Punggung

Gambar 2.6 Pemijatan Pada Punggung

Berikut merupakan tatacara pemijatan punggung pada bayi

(Bruno, 2019)

a. Gerakan maju mundur (kursi goyang), yaitu dengan membuat

bayi tengkurap secara melintang di depan dengan kepala di

sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang

punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan

kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi,

lalu kembali lagi ke leher.

b. Gerakan menyetrika, yaitu dengan memegang pantat bayi dengan

tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke

bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan

pantat bayi seolah menyetrika punggung.

c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki, yaitu dengan

mengulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini

tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan

sampai ke tumit kaki bayi.


30

d. Gerakan melingkar, yaitu dengan jari-jari kedua tangan, buatlah

gerakan-gerakan melingkar kecilkecil mulai dari batas tengkuk

turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung

sampai pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah

leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

e. Gerakan menggaruk, yaitu menekan dengan lembut ke lima jari-

jari tangan kanan Anda pada punggung bayi. Buat gerakan

menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi.

f. Gerakan relaksasi yang dipakai untuk memulai gerakan pada

setiap bagian badan bayi. Membuat goyangan-goyangan ringan,

tepukan tepukan halus, dan melambunglambungkan secara

lembut adalah contoh gerakan relaksasi.Sentuhan relaksasi ini

dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan

bayi.

g. Gerakan peregangan lembut, yaitu dengan meregangkan tangan

dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul serta meluruskan

tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan diakhir

pemijatan atau diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan

dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali.

Berikut ini bentuk gerakn-gerakan peregangan (Bruno, 2019)

1. Tangan disilangkan, yaitu dengan memegang kedua

pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada.

Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi


31

gerakan ini sebanyak 4-5 kali.

2. Membentuk diagonal tangan-kaki, yaitu mempertemukan

ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi

sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik

kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula.

Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di

atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki

bayi ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini

dapat diulang sebanyak 4-5 kali.

3. Menyilangkan kaki, yaitu dengan memegang pergelangan

kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas.

Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu

mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki

pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi

dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki

kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. 25 Setelah

itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat

diulang sebanyak 4-5 kali.

4. Menekuk kaki, yaitu dengan memegang pergelangan kaki

kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut

kaki perlahan menuju ke arah perut.Gerakan menekuk lutut

ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.

5. Menekuk kaki bergantian, yaitu sama seperti menekuk kaki,


32

tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian

2.3 Pendokumentasian

2.3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang dipergunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis tunduk mengembalikan suatu keputusan yang berfokus pada klien (

Varney,2011).

2.3.2 Pendokumentasian Asuhan kebidanan dalam bentuk soap

SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana,jelas,logis dan tertulis. Catatan

soap digunakan untuk mengevaluasi kondisi klien selama dilakukan asuhan sebagai

catatan kemajuan. Pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk soap.

Merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan digunakan dalam

dokumen pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan.

S : Subjektif (menggambarkan pendokumentasian apa yang dikatakan klien

melalui anamnesa).

O : Objektif (menggambarkan hasil pemeriksaan fisik, hasil laboraturium

dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung analisis).

A : Assesment/analisa (menggambarkan pendokumentasian hasil analisis

dari data subjektif dan objektif).

P : Penatalaksanaan (menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan


33

dan hasil evaluasi berdasarkan Analisa Langkah 7 varney (

Vareny,2011).
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.W UMUR 4 BULAN DI PMB “R”

DESA CIGADOG KECAMATAN CIKELET KABUPATEN GARUT

Tanggal Pengkajian : 08 juni 2021

Jam : 08.00 WIB

Tempat : PMB R

Oleh : Yuyun Yuningsih

A. Data Subjektif

1. Pengkajian

a. Identitas

Data Bayi

Nama : By. W

Umur : 4 Bulan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Anak Ke : 1 (satu)

Data Orang Tua

Nama Ibu : Ny.Y NamaAyah : Tn.G

Umur : 22 Tahun Umur : 22 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

34
35

Alamat : Kp.Sodong Kamal Desa jagabaya

b. Keluhan Utama

Menurut ibu nya, bayi tidak ada keluhan

c. Riwayat Kesehatan

Menurut ibunya, Bayi W tidak sedang sakit, dan tidak pernah memiliki

penyakit menular atau penyakit menurun

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut ibunya dalam keluarga tidak ada yang mempunyaki penyakit

menurun seperti asma, jantung,ginjal,hepatitis, hipertensi, DM, dan

penyakit menular seperti TBC.

e. Riwayat Neonatal

Menurut Ibunya Bayi W lahir di PMB pada tanggal 8 Februari 2021 berat

badan 2900 kgram, inggi badan 49 cm.

f. Riwayat psikososial

Menurut ibunya, mengasuh anaknya sendiri dibantu dengan suami dan

orangtuanya

g. Riwayat Imunisasi

BCG : dilakukan usia 1 bulan

DPT I ; dilakukan usia 2 bulan

DPT II : dilakukan usia 3 bulan

DPT III : dilakukan usia 4 bulan

Polio : dilakukan pada usia 1,2,3 dan 4 bulan


36

2. Pola Kebutuhan Dasar

a. Nutrisi : Susu Eklusif

b. Eliminasi : BAB 2 x/hari, BAK 5-6 x/hari

c. Personal hygiene : Menurut pengasuh bayi , bayi di mandikan 2x/hari

pagi dan sore, ganti baju sewaktu-waktu Ketika baju kotor

d. Istirahat ; menurut pengasuh bayi , bayi tidur 9-10 jam/hari

e. Aktifitas : Anak Aktif

B. Data Objekitf

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-Tanda Vital : R : 54x/menit N : 110x/menit S:36,50c

d. Antropometri

Berat Badan : 6.600 gram

Panjang Badan : 56 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Tidak ada benjolan

b. Wajah : Tidak ada edema, tidak pucat

c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih

d. Telinga : Simetris tidak ada pengeluaran cairan

e. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung

f. Mulut : Simetris,bibir lembab


37

g. Leher : Tidak ada pembersaran kelenjar tyroid dan kelenjar lymfe

h. Dada : Bentuk dada simetris

i. Perut : normal, tidak ada kelainan

j. Genetalia : normal, tidak ada kelainan

k. Ektemitas : Jari tangan lengkap 5 jari

Jari kaki lengkap 5 jari

Pergerakan Aktif

C. Analisa

Bayi Usia 4 Bulan

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam

keadaan sehat. (ibu mengerti)

2. Memberitahu informasi mengenai ASI eklusif (ibu mengerti)

3. Memberitahu informasi mengenai pijat bayi, manfaat pijat bayi dan

Persiapan sebelum memijat. (Ibu dan ayah mengerti)

4. Menjelaskan kepada ibu dan ayah kapan saja waktu pemijatan. (ibu dan

ayah mengerti)

5. Menjelaskan tentang hal apa saja yang tidak dianjurkan selama pemijatan

seperti memijat bayi langsung setelah makan, memijat bayi dalam kondisi

demam (ibu mengerti)

6. Melakukan asuhan pijat bayi

7. Menganjarkan ibu cara memijat bayi


BAB 1V

PEMBAHASAN

Manajemen asuhan kebidanan yang dilakukan ini menggunakan metode

SOAP. Pada pemeriksaan Bayi W pada tanggal 08 juni 2021. Akan dibahas untuk

membandingkannya dengan teori. Hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan

keberhasilan serta kesenjangan dan asuhan-asuhan yang penulis lakukan.

4.1 Data subjektif

Berdasarkan anamesa yang dilakukan pada tanggal 08 juni 2021, ibu

mangatakan anaknya tidak ada keluhan apapun, bayi dalam keadaan sehat. Menurut

ibunya bayi tidak memiliki riwayat penyakit berat maupun penyakit bawaan.

Karena asupan nutrisi yang sesuai untuk bayi, ASI diberikan selama 2 tahun, kepada

bayi selama 2 tahun. Sedangkan ASI eksklusif diberikan kepada bayi selama 6

bulan dengan tanpa menambahankan minuman atau makanan lainnya. Organisasi

kesehatan dunia (WHO) seperti yang dilansir pusat data dan informasi kementrian

kesehatan inonesia menyebutkan. ASI ekslusif yakni Iniasi Menyusui Dini (IMD)

pada satu jam pertama setelah lahir, kolostrum pada pemberian ASI dihari 1-5, kaya

protein, dan laktosa ASI sebagai sumber karbohidrat diserap lebih baik disbanding

yang terdapat dalam susu selain ASI. (Healt,2020).

Berdasarkan data umum Bayi.W usia 4 bulan, menurut ibunya Sudah

diberikan imunuisasi 4 bulan DPT-HB-Hib-3, dan polio 4, menurut (Notoatmodjo

(2012: 138),2019), Setiap bayi usia 0-11 bulan di wajibkan untuk mendapatkan

38
39

imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis

DPT-HB-Hib, 4 dosis polio tetes dan 1 dosis campak. Tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktik.

4.2 Data Objektif

Didapatkan hasil pemeriksaan pada bayi w yaitu keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, hasil tanda tanda vital menunjukan dalam batas normal

N : 110x/menit, pernafasan 54x/menit suhu 36,50c , kemudian untuk pemeriksaan

berat badan yang dilakukan kepada bayi W hasil pemeriksaan berat badan 6.6 kg,

tinggi badan 56 cm, dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam keadaan baik.

Sesuai dengan masa pertumbuhan berat badan, tinggi badan sesuai dengan

umurnya.

4.3 Analisa

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan data objektif maka analisa yang

didapatkan pada “Asuhan kebidanan pada bayi W usia 4 bulan ?”

4.4 Penatalaksanaan

Setelah dilakukan pengkajian, pemeriksaan dan Analisa dari asuhan kebidanan

pada By.W penulis memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

klien tidak ditemukan kontraindikasi untuk dilakukan pijat bayi. Berdasarkan hasil

dari pemeriksaan pada bayi W kesadaran bayi baik, hasil pemeriksaan umum dalam

batas normal, sehingga dapat dilakukan pemberian pijat bayi. Memberitahukan


40

informasi mengenai ASI ekslusif , Memberitahu informasi tentang pijat bayi,

manfaat pijat bayi, dan persiapan sebelum memijat, menjelaskan tentang hal apa

saja yang tidak dianjurkan selama pemijatan seperti memijat bayi langsung setelah

makan, memijat bayi dalam kondisi demam (ibu mengerti).

Kemudian nenjelaskan sebaiknya pijat bayi dilakukan 2x sehari, yaitu Pagi

hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru dan Malam hari,

sebelum tidur. Hal ini sesuai dengan teori (Bruno,2019) yang menyebutkan bahwa

ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak. karena kurangnya

informasi yang didapat ibu juga masih kurang mengetahui tentang tekanan

pemijatan sesuai umur bayi dan urutan pijat bayi, ibu mengerti, hal ini sesuai

dengan teori (Bruno,2019) yang menyebutkan bahwa pijat bayi dimulai dari kaki,

perut, dada, tangan , muka dan punggung. Pemijatan pada bayi dimulai dari

Langkah yang peratama yaitu kaki, perut, dada, tangan, muka dan punggung. Hal

ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik (Bruno,2019).

4.5 Pendokumentasian

Asuhan pada bayi W di dokumentasi dalam bentuk SOAP yang dilakukan

dengan tahap pengkajian data sbujektif yang didapatkan dari hasil anamnesa

terhadap klien. Data primer didapatkan dengan beberapa teknik yaitu dengan teknik

wawancara kepada ibu klien dan observasi. Pada teknik wawancara, teknik ini

dilakukan melalui komunikasi secara langsung dengan ibu (pasien) dan pada teknik

observasi secara langsung kepada pasien dan juga pemeriksaan fisik pada pasien

dengan teknik inspeksi dan palpasi. Data Skunder pada kasus ini didapatkan dari
41

studi perpustakan untuk mendapatkan materi-materi secra teoritis tentang teori

tumbuh kembang bayi.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi W usia 4 bulan dapat

disimpulkan bahwa

1. Dari hasil hasil data pengkajian pada Bayi W tidak ditemukan kesenjangan

teori.

2. Dari hasil data objektif bayi W dalam keadaan normal dan tidak ada

kesenjangan teori dan sudah sesuai dengan teori.

3. Pada pengkajian Analisa maka bayi W tidak ada kesenjangan antara teori

dan sudah sesuai dengan teori.

4. Pada penatalaksaan maka bayi W dilakukan pijat bayi sesuai dengan

prosedur,indikasi serta pelayanan yang sesuai dengan teori, sehingga tidak

ditemukan kesenjangan teori dan sudah sesuai dengan teori.

5. Bayi W sudah dilakukan pendoukemtasian SOAP tidak di temukan

kesenjangan teori dan sudah sesuai dengan teori.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi tenaga kesehatan

Harapan dari penulis, tetap menjaga kualitas dalam melakukan asuhan

kebidanan yang selama ini telah melakukan asuhan kebidanan dengan baik, dapat

42
43

melakukan asuhan komplementer ini pada semua pasiennya, guna memenuhi

pelayanan kebidanan yang berkualitas.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi diharapakan asuhan kebidanan ini dapat dijadikan referensi

sehingga memberikan wawasan yang luar mengenai asuhan kebidanan

komplementer.

5.2.3 Bagi Mahasiswa Kebidanan

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan gambaran kepada

mahasiswa kebidanan untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang didukung oleh standarisasi kebidanan dan bisa menjadi tolak

ukur meningkatkan pembuatan pendokumentasian di masa depan.


DAFTAR PUSTAKA

Merita, M. (2019). Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun. Jurnal Abdimas

Kesehatan (JAK), 1(2), 83. https://doi.org/10.36565/jak.v1i2.29

Parwati, N. W. M., & Wulandari, I. A. (2017). Hubungan Pijat Bayi Dengan

Perkembangan Bayi Umur 3 - 6 Bulan Di BPM Idah Ayu Wulandari Tahun 2017.

Jrkn, 01(180), 145–150.

Rahayu, A., Rahman, F., & Marlinae, L. (2018). Buku Ajar 1000 HPK.

Damayanti, D. F. (2015). Tumbuh kembang bayi 0-6 bulan menurut status ASI di

Puskesmas Telaga Biru Pontianak. Jurnal Vokasi Kesehatan, 1(3), 75–79.

Https://www.ibi.or.id/download/?id=D20200724001&lang=id

Fitriani, S. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Posyandu dan Sikap

Ibu Mengikuti Posyandu dengan Kenaikan Berat Badan Balita Usia 2-3 Tahun.

Universitas Indonesia, 8–42.

Gitleman, L. (2014). Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media

History of Documents,2000, 9–28

Bruno, L. (2019). Hubungan tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Journal of

Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Harahap, N. R. (2019). Pijat Bayi Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan.

Jurnal Kesehatan Prima, 13(2), 99. https://doi.org/10.32807/jkp.v13i2.226


Nurlia, R. R., Widodo, A., & Rahayu, U. B. (2014). Hubungan Kebiasaan Tidur Bayi

Dengan Bentuk Kepala Bayi.

Serdar, D. (2019). No Title. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.

http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-

8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbe

co.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SIST

EM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI

WHO. (2019). AKI dan AKB 2019. Journal of Chemical Information and Modeling,

53(9), 1689–1699.

Varney. Helen. (2011). Buku ajaran asuhan kebidanan edisi IV.Jakarta.EGC


LAMPIRAN
DAFTAR KONSULTASI KTI

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.W UMUR 4 BULAN DI


PMB “R” DESA CIGADOG KECAMATAN CIKELET
KABUPATEN GARUT
NAMA : YUYUN YUNINGSIH
NIM : KHGB 18042
1 Pembimbing : Fitri Hanryani SST,. M.Pd

2 Mahasiswa : Yuyun Yuningsih

NO Tanggal Konsul Materi konsul Perbaikan Tanda


Tangan

1 15 Juni,2021 Konsul Judul ACC Judul

2 BAB Perbaikan
18 Juni,2021 I,II,III,IV,V BAB I-V

3 BAB PERBAIKAN
21 Juni,2021 I,II,III,IV,V BAB I-V

4 BAB PERBAIKAN
3 Juli, 2021 I,II,III,IV,V BAB I-V

5 BAB PERBAIKAN
12 Juli, 2021 I,II,III,IV,V BAB I-V

6 21 Juli,2021 BAB PERBAIKAN


I,II,III,IV,V BAB I-V

7 28 juli,2021 BAB I, PERBAIKAN


II,III,IV,V BAB I-V
8 9 Agustus,2021 BAB I, PERBAIKAN
II,III,IV,V BAB I-V

PERBAIKAN
9 16 Agustus,2021 BAB BAB I-V
I,II,III,IV,V
10 BAB PERBAIKAN
19 Agustus,2021 I,II,III,IV,V BAB I-V
11 BAB I-V ACC
21 Agustus, 2021
12 23 Agustus,2021 Power Point ACC
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Yuyun Yuningsih

Tempat dan Tanggal Lahir : Garut, 06 Agustus 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Igin Rosidin

Nama ibu : Wati Hendriawati

Alamat : Kp.Cibentang RT 03 RW 03 Desa Jagabaya kec.

Mekarmukti Kab.Garut

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulusan SDN JAGABAYA 02


2. Lulusan SMP PGRI MEKARMUKTI
3. Lulusan SAMN 29 GARUT
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswi STIKes Karsa Husada Garut Jurusan Diploma-III
Kebidanan Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai