INSTANSI
Isu Instansi
Pelayanan Gizi merupakan salah satu pelayanan yang memiliki peranan sangat penting
dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, hal ini dikarenakan perlu adanya penatalaksanaan
gizi pada pasien rawat inap dengan risiko malnutrisi. Status gizi akan menjadi optimal bila
tubuh memperoleh cukup zat gizi dan digunakan secara efisien. Asupan zat gizi yang baik bagi
pasien yang dirawat inap sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien,
memperpendek lama hari rawat, mencegah timbulnya komplikasi, dan menurunkan angka
kematian.
Kondisi makanan yang cenderung dingin ketika disajikan kepada pasien menjadi salah
satu pemicu kurangnya asupan makan pasien. Hal ini mengakibatkan banyaknya sisa makanan,
sehingga perlu diadakannya penelitian dan pengembangan terkait sisa makanan pasien.
Selain sisa makanan penilaian indikator mutu gizi, yaitu penyuluhan/edukasi dan
konseling gizi. Sering kali pasien dengan Diabetes Melitus (DM) yang sudah mendapat
konseling gizi merasa takut dan khawatir gula darah naik jika menghabiskan makanan yang
diberikan dari Rumah Sakit sehingga berakibat hipoglikemia. Rendahnya tingkat kepatuhan
diet pasien DM menjadi kunci dalam keberhasilan konseling gizi. Selain itu, penerapan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Bidang Gizi di media sosial juga membantu agar
dapat diakses di manapun.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu sistem yang memproses
dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan
akurat. Data gizi yang terdapat di SIMRS yaitu informasi diet dan pelayanan konsul gizi, tetapi
masih kurang optimalnya penggunaan dan pengentrian gizi pada SIMRS tersebut.
A. Identifikasi Isu
1. Kondisi makanan yang cenderung dingin ketika disajikan kepada pasien di Ruang
Lakey RSUD Provinsi NTB.
2. Rendahnya tingkat kepatuhan diet pasien Diabetes Melitus di Ruang Lakey RSUD
Provinsi NTB.
3. Kurang terlaksananya penelitian dan pengembangan gizi terkait sisa makanan di Ruang
Lakey RSUD Provinsi NTB.
4. Belum terlaksananya penerapan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Bidang Gizi di
Media Sosial.
5. Kurang optimalnya penggunaan dan pengentrian gizi pada SIMRS di RSUD Provinsi
NTB.
B. Penapisan Isu
Teknik tapisan isu yang di gunakan adalah teknik APKL. Teknik APKL yang dibuat
adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan
memperhatikan empat faktor, yaitu : Aktual (A), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi
dan sedang hangat; Problematik (P), yaitu isu yang menimbulkan kegelisahan yang
kompleks; Kekhalayakan (K), yaitu isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak;
Layak (L), yaitu isu yang masuk akal, pantas, dan realistis, serta relevan untuk dicarikan
solusinya.
Dari teknik APKL di atas dapat diketahui bahwa isu terpilih yaitu Rendahnya
tingkat kepatuhan diet pasien Diabetes Melitus di Ruang Lakey RSUD Provinsi NTB.
Berikut penjelasan bobot nilai setiap kriteria :
a. Aktual mendapatkan skor 4 dikarenakan isu tersebut sedang hangat terjadi pada
saat pelayanan edukasi gizi di ruang Lakey RSUD Provinsi NTB.
b. Problematik mendapatkan skor 5 dikarenakan jika rendahnya tingkat kepatuhan diet
pasien sehingga akan berakibat asupan gizi rendah, hipoglikemia (gula darah
rendah) dan risiko malnutrisi akan terjadi.
c. Kekhalayakan mendapatkan skor 5 dikarenakan isu ini apabila terus-menerus
terjadi akan berakibat pasien Diebates Melitus akan low intake berkepanjangan dan
penurunan Berat Badan secara drastis sehingga akan menyebabkan lamanya hari
rawat, lamanya proses penyembuhan dan menimbulkan komplikasi lain.
d. Layak mendapat skor 4 dikarenakan isu tersebut memang layak diangkat karena
jika tidak segera teratasi dapat menimbulkan berbagai dampak.
Berdasarkan range penilaian yang ada dalam teknik USG, maka diperoleh satu isu
yaitu “Rendahnya tingkat kepatuhan diet pasien Diabetes Melitus di Ruang Lakey
RSUD Provinsi NTB” yang selanjutnya akan dianalisis penyebabnya dengan
menggunakan diagram fishbone. Berikut penjelasan bobot nilai setiap kriteria :
a. Urgency mendapatkan skor 5 dikarenakan isu ini sangat mendesak untuk dibahas
menjadi prioritas karena jika tidak pasien Diabetes Melitus (DM) akan terus-
menerus melakukan ketidakpatuhan diet.
b. Seriousness mendapatkan skor 5 dikarenakan akibat yang ditimbulkan dari isu ini
sangat serius yaitu akan menyebabkan asupan gizi rendah, hipoglikemia (gula darah
rendah) dan risiko malnutrisi akan terjadi.
c. Growth mendapatkan skor 5 dikarenakan isu ini sangat berkembang, jika dibiarkan
akan memperburuk. Hal tersebut akan menyebabkan low intake berkepanjangan
dan penurunan Berat Badan secara drastis hingga kematian.
Kriteria USG :
- Urgency : - Seriousness
1. Tidak mendesak 1. Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2. Kurang mendesak 2. Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3. Cukup mendesak 3. Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. Mendesak 4. Akibat yang ditimbulkan serius
5. Sangat mendesak 5. Akibat yang ditimbulkan sangat serius
- Growth
1. Tidak berkembang
2. Kurang berkembang
3. Cukup berkembang
4. Berkembang
5. Sangat berkembang
C. Analisis Isu
Untuk mengetahui akar permasalahan secara lebih mendalam maka dilakukan
analisis berdasarkan sebab akibat dengan menggunakan diagram tulang ikan
(fishbone diagram).
Rendahnya
ringkat
kepatuhan
diet
Angkatan : XLVI
Nama : Lidya Febrianti, S.Tr.Gz
Nomor Daftar Hadir (NDH) :
Instansi : Pemerintah Provinsi NTB
Nama Mentor : Ratnah, S.Pd.,MM
Jabatan Mentor : Widyaiswara- BPSDMD NTB
No Nilai Bela Negara dan Identifikasi Aksi Tempat dan Output Bukti/ Paraf
Indikator Sikap dan Perilaku Waktu Dokumentasi Mentor
Pelaksanaan
1. Cinta Tanah Air
a) Mencintai, menjaga dan Mematikan kran air saat setelah Di Rumah Membiasakan diri untuk
melestarikan lingkungan hidup digunakan, membuang sampah (setiap hari) senantiasa menjaga
pada tempatnya dan memelihara lingkungan agar bersih dan
tanaman asri
b) Menghargai dan menggunakan Menggunakan baju batik khas RSUD Provinsi Mempromosikan produk
karya anak bangsa Bengkulu di NTB NTB khas Bengkulu di NTB
(September, 2022)
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
a) Menghargai dan menghormati Belajar bahasa sasak dari teman RSUD Provinsi Terwujudnya rasa saling
keanekaragaman suku, agama, ras latsar CPNS dan memakai pakaian NTB menghargai, menghormati
dan antar golongan adat sasak (Oktober, 2022) sesama dan bangga akan
tradisi
b) Disiplin dan bertanggung jawab Mengerjakan tugas yang diberikan RSUD Provinsi Optimalnya pelayanan dan
terhadap tugas yang diberikan dari instansi sesuai prosedur dan NTB kinerja yang memuaskan
tepat waktu (September, 2022)
b) Berpartisipasi aktif dan peduli Memberikan penyuluhan tentang Distrik Aifat Utara, Meningkatnya pengetahuan
dalam pembangunan masyarakat stunting, gizi buruk, dan Kab. Maybrat, masyarakat mengenai
bangsa dan negara pencegahannya kepada Papua Barat stunting, gizi buruk dan
masyarakat di Aifat Utara, Kab. (Oktober, 2021) pencegahannya
Maybrat, Papua Barat
b) Menerapkan jiwa, semangat dan Menciptakan suasana rukun dan RSUD Provinsi Terwujudnya tim yang
nilai kejuangan 1945 damai dengan jiwa tenggang rasa NTB kompak dan saling mengerti
antaragama, antarsuku, dan (September, 2022)
antargolongan