Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

AGENDA 3

ANALISIS ISU DI UPTD PUSKESMAS TELUK PANJI


KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021

Disusun Oleh :

Desmaini Lorena Romauli Situmorang, A.Md.KL


Nip. 19950831 201903 2 010

ANGKATAN : XXII
NOMOR ABSEN : 9

Pengampu Materi:

Yuswar Effendy, SE. MSi

LEMBAGA PENYELENGGARA

BPSDM PROVINSI SUMATERA UTARA


&
LPP AGRO NUSANTARA WILAYAH MEDAN
1. IDENTIFIKASI ISU

Identifikasi isu yang ada di UPTD Puskesmas Teluk Panji, khususnya Bidang Kesehatan

Lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Belum Optimalnya Sosialisasi Terhadap Pengunjung atau Pasien dalam Mematuhi

ProtokolKesehatan di UPTD Puskesmas Teluk Panji.

2. Belum optimalnya pemanfaatan klinik sanitasi di UPTD Puskesmas Teluk Panji.

3. Kurangnya pengawasan TPM ( Tempat Pengolahan Makanan) terkait Higiene Sanitasi

Makanan guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit

di masa pandemi Covid-19 di wilayah UPTD Puskesmas Teluk Panji.

4. Belum optimalnya edukasi terhadap masyarakat terkait PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat ) tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di wilayah UPTD Puskesmas Teluk

Panji.

2. ANALISA KELAYAKAN ISU

Sesuai dengan identifikasi isu diatas, perlu dilakukan proses analisa kelayakan isu untuk

menentukan isu mana yang memenuhi syarat untuk dikaji lebih dalam. Proses yang digunakan

menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan). Berikut

penjelasan dari alat ukur APKLtersebut:

a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat.

b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu

dicarikan solusinya.

c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 1. Analisa kelayakan isu menggunakan metode APKL

Kriteria isu

No. Isu/Masalah A P K L Keterangan

Kurang Optimalnya Sosialisasi Terhadap

Pengunjung atau Pasien dalam Mematuhi


Memenuhi syarat
Protokol Kesehatan di UPTD Puskesmas √ √ √ √
1
Teluk Panji.

Belum optimalnya pemanfaatan klinik

2 konseling sanitasi di UPTD Puskesmas Tidak Memenuhi


X √ √ √
Teluk Panji. syarat

Kurangnya pengawasan TPM ( Tempat

Pengolahan Makanan) terkait Higiene Sanitasi

Makanan guna melindungi kesehatan


3 Memenuhi syarat
masyarakat dari kemungkinan penularan √ √ √ √

penyakit di masa pandemic Covid-19 di wilayah

di UPTD Puskesmas Teluk Panji.

Belum optimalnya edukasi terhadap masyarakat

terkait PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat )

4 tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di √ √ √ √ Memenuhi syarat

wilayah UPTD Puskesmas Teluk Panji.


3. PENETAPAN ISU TERPILIH

Dari analisis isu yang dicantumkan, perlu dilakukan proses identifikasi isu untuk

menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses

identifikasi isu tersebut menggunakan metode analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)

untuk menentukan 1 dari 4 isu diatas yang merupakan isu prioritas untuk dicarikan solusinya.

Dengan menggunakan metode USG maka penetapan isu yang menjadi prioritas untuk dicarikan

solusinya yang dikombinasikan dengan penilaian skala lickert (skor 5, 4, 3, 2, 1). Berikut

keterangan dari masing-masing istilah pada metode USG:

1. Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak

masalah tersebutdiselesaikan.

2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat dampak

masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,

membahayakan sistem atau tidak.

3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat apakah masalah

tersebutberkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

Berikut keterangan penilaian skala lickert:

a. Skor 5 = Sangat setuju/sangat baik

b. Skor 4 = Setuju/baik

c. Skor 3 = Cukup setuju/cukup baik

d. Skor 2 = Kurang setuju/kurang baik

e. Skor 1 = Tidak setuju/tidak baik

Dengan menggunakan metode USG maka penetapan isu yang menjadi prioritas dapat

dilihat pada tabel 2 dibawah ini :


Tabel 2. Analisis Kualitas Isu Melalui Skala Nilai Matriks USG
Kriteria

No Isu/masalah U S G Total Prioritas

Kurang Optimalnya Sosialisasi Terhadap Pengunjung

1 atau Pasien dalam Mematuhi Protokol Kesehatan di 4 3 4 11 2

UPTD Puskesmas Teluk Panji.

Kurangnya pengawasan TPM ( Tempat Pengolahan

Makanan) terkait Higiene Sanitasi Makanan guna

2 melindungi kesehatan masyarakat dari 4 5 5 14


1
kemungkinanpenularan penyakit di masa pandemic

Covid-19 di wilayah di UPTD Puskesmas Teluk

Panji.

Belum optimalnya edukasi terhadap masyarakat terkait

3 PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) tentang Cuci 3


3 4 3 10
Tangan Pakai Sabun (CTPS) di wilayah UPTD

Puskesmas Teluk Panji.


Berdasarkan hasil ranking dari penetapan isu menggunakan metode USG dan penilaian skala

lickert, diketahui yang menjadi prioritas adalah isu tentang “Kurangnya pengawasan TPM (

Tempat Pengolahan Makanan) terkait Higiene Sanitasi Makanan guna melindungi

kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit di masa pandemic Covid-19

di wilayah di UPTD Puskesmas Teluk Panji” Jadi apabila isu ini tidak dicarikan solusinya

maka dikhawatirkan akan timbul dampak yang akan merugikan masyarakat. Isu ini menjadi

perhatian di Puskesmas Teluk Panji.

4. MENGANALISA MASALAH DENGAN TEKNIK FISHBONE

Selanjutnya, yang dilakukan setelah didapatkan isu prioritas adalah menganalisa penyebab

isu tersebut, dalam hal ini akan menggunakan analisis Fishbone. Analisis Fishbone merupakan

pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam

menemukan penyebab- penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada

(Gaspers, V. 2002).
Dari analisis pohon masalah diatas, diketahui bahwa penyebab dari masalah yang ada adalah:

1. Kurangnya pengetahuan tentang Higiene Sanitasi Makanan bagi pengelola makanan.

2. Kurangnya sikap peduli dan patuh terhadap setiap himbauan.

3. Kurangnya edukasi tentang Higiene Sanitasi Makanan bagi pengelola makanan.

4. Sosialisasi penerapan protokol kesehatan rang kurang optimal.

5. Hambatan komunikatif yang kurang efektif.

6. Tempat penyimpanan makanan yang tidak tertutup.

7. Lokasi tempat makan belum terbebas dari abu/asap.

8. Prilaku yang dianggap sebagai kebiasaan.

9. Tidak tersedianya tempat penyimpanan bahan makanan.

10. Tempat penyimpanan peralatan makan yang kurang memadai.

11. Belum tersedia alat pendukung prokes seperti masker san sarung tangan saat mengolah

makanan.

12. Belum tersedia CTPS.

5. PENETAPAN KEGIATAN KREATIF

Kegiatan kreatif yang akan dilakukan untuk menangani isu terpilih “Kurangnya

pengawasan TPM ( Tempat Pengolahan Makanan) terkait Higiene Sanitasi Makanan guna

melindungi kesehatan masyarakat

dari kemungkinan penularan penyakit di masa pandemic Covid-19 di wilayah di UPTD

Puskesmas Teluk Panji” adalah sebagai berikut:

1. Sebisa mungkin melakukan komunikasi dengan pengelola tempat makan.

2. Secara rutin melakukan monitorig ke tempat-tempat pengelolaan makanan.


3. Mengajukan kepada pihak terkait seperti mentor atau Kepala Puskesmas untu

mengadakan kegiatan edukasi Higiene Sanitasi Makanan bagi pengelola makanan.

4. Melakukan sosialisasi dengan media liflet.

5. Mendiskusikan kepada pihak pengelola makanan agar dapat menyediakan CTPS.

6. Mendiskusikan kepada pihak manajemen agar dapat menyediakan tempat

penyimpanan bahan makanan dan peralatan makan yang memadai.

7. Menyarankan pengelola makanan untuk menyediakan dan menggunakan alat

pendukung prokes seperti masker dan sarung tangan ketika mengolah makanan dan

menyajikan makanan kepada pembeli yang datang.

8. Menyarankan kepada pengelola makanan untuk menutup tempat makanan yang

disajikan agar tidak terkena debu dan asap.

6. PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa isu tentang “Kurangnya

pengawasan TPM ( Tempat Pengolahan Makanan) terkait Higiene Sanitasi Makanan guna

melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit di masa pandemic

Covid-19 di wilayah di UPTD Puskesmas Teluk Panji” terpilih menjadi isu prioritas, dan

diharapkan dengan adanya 8 (delapan)terobosan kegiatan kreatif diatas dapat menjadi solusi atas

isu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai