PUSKESMAS TETE
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap program Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas dan
penanggungjawab program tidak hanya mengacu pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan
oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kota tapi
juga perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat terutama sasaran program.
Dalam melaksanakan penyelengaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, salah
satu wewenang puskesmas sesuai PERMENKES No.75 Tahun 2014 Pasal 6 adalah
melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
kebutuhan – kebutuhan pelayanan yang diberikan. Masalah kesehatan serta kebutuhan dan
harapan masyarakat terhadap kegiatan dan program UKM, di identifikasi sebagai salah satu
dasar pembuatan perencanaan program dan kegiatan UKM di puskesmas.
Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran program dapat diidentifikasi melalui
survey, kotak saran,kontak person, maupun temu muka dengan tokoh masyarakat.
Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang program kepada
masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran program.
Identifikasi tersebut dilakukan dengan metode antara lain:
1. Penyebaran kuesioner untuk perbaikan mutu kinerja yang di peroleh dari masyarakat.
2. Penempatan kotak saran agar memperoleh masukan dari masyarakat untuk perbaikan mutu
dan kinerja Puskesmas Tete.
3. Diskusi dan penyampaian informasi tentang masukan perbaikan mutu dan kinerja
Puskesmas Tete pada kegiatan Lokakarya Mini dan Lintas Sektor.
Kebutuhan masyarakat akan program kesehatan yang baik cenderung mengalami
perubahan seiring dengan perubahan pola hidup dan kejadian penyakit. Seiring dengan
perbaikan derajat kesehatan dan lingkungan, telah terjadi pergeseran penyebab kesakitan
terbesar di banyak daerah dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. Perubahan
tersebut memiliki dampak yang cukup besar terhadap Manajemen Puskesmas.
Puskesmas harus memiliki suatu mekanisme untuk memantau kebutuhan masyarakat
secara teratur karena perubahan kebutuhan masyarakat akan berdampak terhadap pelayanan
yang diberikan oleh Puskesmas. Puskesmas harus tanggap terhadap perubahan lingkungan
yang cepat dan terbuka terhadap perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program Puskesmas sangat
diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
Puskesmas, sehingga tujuan dari program Puskesmas dapat tercapai tepat sasaran.
Puskesmas Tete sebagai penyelenggara pelayanan publik juga bertanggung jawab untuk
melaksanakan amanat Peraturan Menteri Pendayaangunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik untuk mendapatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
secara nasional.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui/mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
Puskesmas Tete.
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program Puskesmas.
2) Mendapatkan informasi program yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
3) Mengetahui program yang sudah/belum sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.
4) Mendapatkan masukan tentang program yang dibutuhkan masyarakat, tapi belum ada
dalam rencana kegiatan program.
5) Membuat rencana tindak lanjut hasil pembahasan kebutuhan dan harapan masyarakat.
B. Manfaat
Jenis layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Tete.
BAB II
METODE
A. Sasaran Responden
Jumlah populasi yang ada sebanyak 95 KK di wilayah Kerja Puskesmas Tete yang terdiri
dari 14 wilayah kerja Puskesmas Tete, untuk mendaptkan jumlah sampel kami menggunakan
rumus slovin dan didapatkan jumlah sampel antara lain:
1. Desa Pusungi Jumlah KK 359 dan yang di ambil menjadi sampel sebanyak 17 KK.
2. Desa Tete A Jumlah KK 632 dan yang diambil menjadi sampel sebanyak 30 KK.
3. Desa Tete B baru Jumlah KK 134 yang diambil menjadi sampel sebanyak 7 KK.
4. Desa Uebone Jumlah KK 217 yang diambil menjadi sampel sebanyak 10 KK.
5. Desa Mantangisi Jumlah KK 347 yang diambil menjadi sampel sebanyak 17 KK.
6. Desa Bantuga Jumlah KK 298 yang diambil menjadi sampel sebanyak 14 KK.
B. Lokasi
Wilayah Kerja Puskesmas Tete.
C. Waktu
Survey dilakukan pada bulan November 2017.
D. Instrumen
Kuesioner
E. Metode Pelaksanaan
1. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara slovin ( Propotionate Statified Random
Sampling)
2. Kuesioner diserahkan kepada Petugas baik Perawat maupun Bidan Desa kemudian petugas
ditempat tersebut, membagikan kuesioner kepada Kepala Keluarga, cara pengisian
kuesioner dipandu oleh perawat/bidan desa.
3. Hasil kuesioner diolah dengan menggunakan aplikasi excel persentase.
I. Upaya Promkes
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner didapatkan kebiasaan merokok
di rumah tangga 80%, pembuangan air limbah rumah tangga menggunakan SPAL 56,8%, yang
tidak menggunakan SPAL 43,2%, kemudian team UKM melakukan Chek permasalahan
dengan merujuk pada indikator pencapaian di Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
1. Masih ada 80 % keluarga yang merokok.
2. Kesadaran masyarakat untuk ber PHBS masih rendah.
3. Cakupan keluarga sehat masih rendah.(37%)
28
Dari
Hasil 80
37
penentuan prioritas masalah menggunakan USG, dapat di simpulkan bahwa masalah yang paling
dominan adalah Cakupan keluarga sehat masih rendah denga nilai denga nilai tertinggi 13
Akar Permasalahan
Cakupan keluarga
sehat masih rendah
Metode Manusia
37%
Kinerja petugas Belum maksimal
Pembinaan RT berPHBS belum
makasimal
Petugas tidak melakukan integrasi
Tidak dilanjutkan dengan melakukan program terkait
pemantauan
Kurangnya interaksi antara petugas
Tidak tersedia anggaran untk program
melakukan pemantauan
Cakupan keluarga
sehat masih rendah
37%
Merokok masih menjadi budaya Keterbatasan dana untuk
tren penggandaan lembar cheklis
Lingkungan Alat 7
N
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
O
Cakupan Keluarga sehat Merokok masih menjadi budaya trend Pembinaan PHBS ditatanan rumah Pembinaan PHBS ditatanan rumah
Kurangnya kesadaran dan ketergantungan Penyuluhan di Sekolah SD dan Penyuluhan di Sekolah SD dan SMP
Pembinaan Rumah Tangga ber PHBS belum SMP Sosialisasi Kampanye Germas
pemantauan dan tidak tersedia anggaram untuk dimasyaraka Pembinaan Desa Siaga
Keterbatasan media dan bahan material untuk Sosialisasi KTR dan Germas Pemicuan STBM di masyarakat
8
N
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
O
terkait
9
II. Upaya Kesling
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner
didapatkan Rumah tangga yang memiliki jamban 80 % yang belum memiliki
jamban 20%, pembuangan air limbah Rumah Tangga menggunakan SPAL 56,8
dan yang tidak menggunakan SPAL 43,2% kemudian team UKM melakukan
Chek permasalahan dengan merujuk pada indikator pencapaian di Puskesmas
dengan hasil sebagai berikut:
1. Cakupan Kepemilikan Jamban 78%
2. Cakupan Rumah Sehat 59 %
3. Cakupan Kepemilikan SPAL 58 %
Kompone
N Tot Ranki
MASALAH n Analisis
O al ng
U S G
1 Cakupan Kepemilikan Jamban 5 4 4 13 I
2 Cakupan Rumah Sehat 5 3 3 9 II
3 Cakupan Kepemilikan SPAL 4 4 4 8 III
59 %
58 %
10
Akar Masalah
Masih 22% Rumah
Tangga Belum Memiliki
Manusia Metode Jamban
Jamban masih rendah (78%) pentingnya jamban di rumah tangga karena Advokasi jamban murah di Advokasi jamban murah di
Pemicuan STBM yang belum Maksimal Monitoring pasca pemicuan Monitoring pasca pemicuan STBM di
masyarakat BABS Membuat arisan jamban Membuat arisan jamban (sk dfesa)
Dana untuk pembuatan jamban tidak ada Membuat permintaan ke dinas Membuat permintaan ke dinas
Sanitarian Kit di puskesmas tidak ada keehatan kabupaten untuk keehatan kabupaten untuk pengadaan
12
III. Upaya KIA/KB
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner didapatkan kunjungan K4
bagi ibu hamil 62,5 %, kemudian team UKM melakukan Chek data permasalahan dengan
merujuk pada indikator pencapaian di Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
1. Cakupan K4 54 % Tahun 2017
2. Cakupan PUS Ber KB 60,8% di tahun 2017
3. Cakupan Kunjungan Balita 62 % Tahun 2017
Komponen
N
MASALAH Analisis Total Ranking
O
U S G
1 Cakupan K4 62,5 % Tahun 2017 5 5 5 15 I
2 Cakupan PUS ber KB 60,8% Tahun 2017 4 5 4 13 III
3 Cakupan kunjungan Balita 62 % tahun 2017 5 5 4 14 II
62,5 60,8
Cakupan K4 62.5 % Tahun
2017
Cakupan PUS Ber KB 60,8%
Tahun 2017
Cakupan Kunjungan Balita 62
62 % Tahun 2017
Promkes : melakukan Pem-
binaan RT ber PHBS
Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie, dapat di simpulkan
bahwa masalah yang paling dominan adalah “Cakupan K4 54 % Tahun 2017” dengan jumlah
nilai tertinggi 15.
13
Analisis Dan Rencana Tindak Lanjut Capaian Cakupan K4
masih Rendah
Metode Manusia
Capaian Cakupan
K4 yang masih
rendah ( 54 %)
Lingkungan Alat
14
N Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
O Terpilih
Cakupan K4 tidak tercapai Kurangnya kesadaran bumil untuk Pelaksanaan kelas Ibu Hamil Pelaksanaan kelas Ibu Hamil
sebab masih ada bumil yang memeriksakan kehamilan sedini Pelacakan dan Pemantauan Pelacakan dan Pemantauan Bumil
berkunjung ke tenaga mungkin mungkin karena alas an malu Bumil Risti dan KIE Risti dan KIE
kesehatan dengan Umur
krn usia ≤ 20 tahun/kehamilan remaja Monitoring oleh bikor tentang Monitoring oleh bikor tentang
1. Kehamilan lebih dari 13
minggu dan kehamilan di luar nikah, usia ≥ 35 pencatatan dan pelaporan KIA pencatatan dan pelaporan KIA
tahun dengan jumlah paritas lebih dari 3 Memaksimalkan kembali Memaksimalkan kembali
( tdk menginginkan lagi kehamilan) penggunaan kantong persalinan penggunaan kantong persalinan
Pencatatan dan pelaporan yang kurang Melakukan pemetaan rumah Melakukan pemetaan rumah bumil
tertib bumil Pelaksanaaan P4K khusunya bumil
Penggunaan kantong persal;inan yang Pelaksanaaan P4K khusunya triwulan 3 dan pemberian konseling
belum maksimal bumil triwulan 3 dan pemberian saat kunjungan rumah
Belum ada pemetaan rumah ibu hamil konseling saat kunjungan rumah Advokasi linsek untuk memberikan
Kurangnya Dukungan Suami dan Advokasi linsek untuk perhatian khusus pada bumil di
Keluarga dalam pemerikssan kehamilan memberikan perhatian khusus masing masing wilayah.
Dukungan Linsek masih kurang pada bumil di masing masing Sosialisasi kespro catin bagi tokoh
khususnya bumil dengan tingkat wilayah agama, tokoh adat dan masyarakat
mobilisasi tinggi Sosialisasi kespro catin bagi di wilayah kerja puskesmas
tokoh agama, tokoh adat dan
masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
15
IV. Upaya Gizi
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner dan hasil
capaian pada tahun 2017 didapatkan beberapa masalah terkait gizi sebagai
berikut
1. Berdasarkan hasil kuesioner cakupan balita yang ditimbang di Posyandu
belum mencapai target (64,5%) , berdasarkan hasil capaian tahun 2017
cakupan kunjungan bayi/ balita di Posyandu 74,6%
2. Masih ada keluarga yang memiliki balita bermasalah gizi (4,8%)
3. Masih ada keluarga yang menyimpan garam beryodium di wadah terbuka
(7,4%)
4. Terdapat 40% bayi yang tidak Asi Ekslusif berdasarkan hasil kuesioner dan
47% bayi mendapat Asi Ekslusif berdasarkan hasil capaian tahun 2017
Komponen
NO MASALAH Analisis Total Ranking
U S G
Capaian Kunjuungan bayi/ balita di
1 5 5 5 15 I
Posyandu masih rendah
Masih ada keluarga yang memiliki balita
2 4 4 4 12 III
bermasalah gizi
Masih ada keluarga yang menyimpan
3 3 3 3 9 IV
garam beryodium di wadah terbuka
Capaian bayi yang mendapat Asi Ekslusif
4 4 5 5 14 II
masih rendah
Berdasarkan metode USG dan diagram pie didapatkan prioritas masalah yaitu
cakupan kunjungan bayi/balita di Posyandu yang belum mencapai target yaitu 74,6%
berdasarkan capaian tahun 2017 dan 64,5% berdasarkan hasil identifikasi masyarakat
melalui kuesioner.
16
Analisis dan Rencana Tindak lanjut
Cakupan kunjungan
bayi/ balita mencapai
Metode Manusia target 85%
Petugas dan kader kurang kreatif Oarng tua kurang aktif mencari informasi
Cakupan
Orang tua sibuk bekerja kunjungan
bayi/balita di
Posyandu yang
Masih menumpang dirumah Keterbatasan penganggaran belum mencapai
warga target
Lingkungan Alat 17
Prioritas
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
1 Cakupan Dari faktor manusia antaranya kesadaran Memberikan edukasi kepada orang tua Memberikan edukasi kepada orang tua balita
kunjungan orang tua masih rendah untuk membawa balita tentang manfaat dari Posyandu tentang manfaat dari Posyandu
bayi/balita di balitanya ke Posyandu, kurangnya Memaksimalkan fungsi kader untuk Memaksimalkan fungsi kader untuk
Posyandu yang
pemahaman tentang pentingnya Posyandu, melaksanakan tugasnya menyebarkan melaksanakan tugasnya menyebarkan
belum
mencapai target orang tua kurang aktif mencari informasi dan informasi pelaksanaan Posyandu pada informasi pelaksanaan Posyandu pada saat
orang tua sibuk bekerja. saat hari sebelum Posyandu hari sebelum Posyandu
Dari faktor metode antaranya daya tarik Pengusulan pengadaan permainan Pengusulan pengadaan permainan edukatif
Posyandu masih kurang, kegiatan di edukatif Pengusulan pengadaan balon ulang tahun
Posyandu monoton serta petugas dan kader Pengusulan pengadaan balon ulang tahun dan pembuatan tempat penimbangan dan
kurang aktif. dan pembuatan tempat penimbangan dan pengukuran yang menarik
Dari faktor lingkungan antaranya tempat pengukuran yang menarik Penyegaran kader Posyandu
kegiatan pelayanan posyandu kurang Penyegaran kader Posyandu Melaksanakan kunjungan pada bayi/ balita
nyaman, ruangan sangat terbatas dan Melaksanakan kunjungan pada bayi/ yang tidak datang posyandu
posyandu masih menumpang di rumah balita yang tidak datang posyandu
warga. Pengusulan pengadaan gedung Posyandu
Dari faktor alat antaranya sarana dan Pengusulan pengadaan kursi dan meja
prasarana yang kurang memadai, meja dan
kursi tidak cukup dan keterbatasan
18
Prioritas
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
penganggaran.
19
V. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2)
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner dan hasil
capaian pada tahun 2017 didapatkan beberapa masalah terkait pencegahan dan
pengendalian penyakit sebagai berikut
1. Berdasarkan hasil kuesioner terdapat 36,8% anggota keluarga yang 3 bulan
terakhir mengalami batuk pilek dan 3,2% anggota keluarga yang 3 bulan
terakhir mengalami diare. Sementara berdasarkan hasil capaian tahun 2017
pelacakan, penemuan dan penanganan Ispa, Diare dan Pneumonia 86%.
2. Terdapat 6,1% balita yang tidak diimunisasi lengkap berdasarkan hasil
analisis kuesioner, sementara 99% capaian imunisasi dasar lengkap
berdasarkan capaian tahun 2017.
3. Terdapat 73% cakupan minum obat filariasis pada tahun 2017 sementara
berdasarkan kuesioner anggota keluarga yang meminum obat filariasis pada
tahun 2017 sebanyak 39,8%.
4. Capaian penemuan penderita TB yang masih rendah yaitu 78%.
5. Berdasarkan hasil analisis kuesioner didapatkan 10 orang (4,6%) menderita
hipertensi dan 3 orang (1,4%) menderita penyakit Diabtes Mellitus.
Komponen
N
MASALAH Analisis Total Ranking
O
U S G
Terdapat 36,8% anggota keluarga yang
1 menderita batuk pilek, dan 3,2% yang 4 4 3 11 IV
menderita diare.
Terdapat 6,1% balita yang tidak diimunisasi
2 3 3 3 9 V
lengkap
Terdapat 73% cakupan minum obat filariasis
3 4 5 5 14 II
pada tahun 2017
Capaian penemuan penderita TB yang masih
4 5 5 5 15 I
rendah yaitu 78%
Ditemukan 10 orang (4,6%) menderita
5 hipertensi dan 3 orang (1,4%) menderita 4 5 4 13 III
penyakit Diabetes Mellitus.
Diagram Pie Prioritas Masalah
Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2017
4.6 1.4
36.8
3.2 Batuk Pilek
78 6.1 Diare
Balita yang tidak diimunisasi
Cakupan minum obat filariasis
Capaian penemuan penderita
TB
Penderita Hipertensi
Penderita Diabetes Mellitus
73
1 Capaian Dari faktor manusia antaranya tidak Pelacakan suspek TB Paru di seluruh Pelacakan suspek TB Paru di seluruh
penemuan melakukan penemuan kasus TB secara wilayah kerja Puskesmas wilayah kerja Puskesmas
penderita TB aktif Pemeriksaan kontak serumah TB Paru Pemeriksaan kontak serumah TB Paru
yang rendah Dari faktor metode antaranya kurang Pengawasan minum obat TB Paru/ Pengawasan minum obat TB Paru/ Home
(78%) dilakukan sosialisasi mengenai Home visit di masyarakat visit di masyarakat
pemeriksaan dan pengobatan TB gratis, Penyuluhan TB oleh promkes Penyuluhan TB oleh promkes
menggunakan penemuan kasus secara pasif Pemeriksaan kesehatan rumah
dan kurangnya monitoring kontak serumah penderita TB oleh petugas Kesling
Dari faktor lingkungan antaranya program
TB tidak berkoordinasi dengan program
Kesling dan Promkes
Dari faktor masyarakat antaranya
kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai pengobatan TB di Puskesmas
dan kurangnya kesadaran masyarakat
dalam memeriksakan diri ke Puskesmas
VI. Upaya Kesehatan Pengembangan
Identifikasi masalah
Dari Hasil Identifikasi masalah dengan menggunakan Kuesioner di dapatkan pemanfaatan
posyandu oleh lansia 57,1 %, dan yang tidak memanfaatkan Posyandu lansia 42,9%.
kemudian team UKM melakukan Chek data permasalahan dengan merujuk pada indikator
pencapaian di Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
1. Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia lansia yang dibina sesuai standar
(26,8%) di tahun 2017
2. Cakupan Pelayanan UKS 96,9 %di tahun 2017
3. Cakupan ODGJ yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar 100% di
Tahun 2017
4. Cakupan Pembinaan Batra 100 % di tahun 2017
Komponen
N
MASALAH Analisis Total Ranking
O
U S G
Cakupan kunjungan Lansia di posbindu Lansia
1 masih kurang 4 4 4 12 I
100
26,8 Pemantauan kesehatan pada
anggota kelompok usia lansia
96.9 yang dibina sesuai standar
Cakupan Pelayanan UKS
Cakupan ODGJ yang menda-
patkan pelayanan kesehatan
100 jiwa sesuai standar
Cakupan Pembinaan Batra
Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie, dapat di simpulkan
bahwa masalah yang paling dominan adalah “Cakupan kunjungan Lansia di posbindu Lansia
masih kurang” dengan jumlah nilai tertinggi 12.
Rumusan Masalah
Cakupan kunjungan
Lansia di posbindu
Manusia Lansia masih kurang
Metode
Sistem 5 langkah di posbindu belum
maksimal
Kondisi fisik lansia
Lingkungan Alat
N Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
O Terpilih
Cakupan kunjungan lansia ke Kondisi fisik lansia Pelayanan Posyandu Terpadu Pelayanan Posyandu Terpadu
posbindu lansia masih kurang Lansia Lansia
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
Meningkatkan volume Meningkatkan volume penyuluhan
masyarakat untuk memanfaatkan
penyuluhan yang diintegrasikan yang diintegrasikan dengan upaya
Posbindu Lansia
dengan upaya Promkes baik Promkes baik secara indifidu,
Sistem 5 langkah di posbindu belum secara indifidu, kelompok dan kelompok dan masyarakat umum
maksimal masyarakat umum Mengoptimalkan sistem 5 langkah
Metode pendataan belum maksimal Mengoptimalkan sistem 5 di posbindu lansia
Kurangnya dukungan keluarga untuk antar langkah di posbindu lansia Kunjungan Rumah Lansia Resti
jemput lansia ke tempat posbindu Kunjungan Rumah Lansia Resti Koordinasi dengan lintas sektor
Jarak Posbindu yang jauh Koordinasi dengan lintas sektor tentang sarana dan prasarana di
Sarana dan prasarana Posbindu Lansia posbindu lansia
tentang sarana dan prasarana di
kurang
posbindu lansia
Lampiran :
PUSKESMAS TETE
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN 2018
Menentukan Jumlah Sampel dengan Rumus Slovin
Dalam suatu penelitian, seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh individu dalam suatu
populasi. Hal ini dapat dikarenakan jumlah populasi yang amat besar, cakupan wilayah
penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan biaya penelitian. Untuk itu, kebanyakan penelitian
menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan
atau menggambarkan populasi. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat
menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya
penelitian secara efektif.
Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel. Yakni probability
sampling dan nonprobability sampling. Dalam metode probability sampling, seluruh unsur
(misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara pemilihan sampel harus dilakukan secara acak
(random). Demikian pula dengan jumlah sampel minimum, harus dihitung secara matematis
berdasarkan probabilitas.
Sebaliknya, dalam metode nonprobability sampling, unsur populasi yang dipilih sebagai sampel
tidak memiliki kesempatan yang sama, misalnya karena ketersediaan (contoh: orang yang
sukarela sebagai responden), atau karena dipilih peneliti secara subyektif. Sebagai akibatnya,
penelitian tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya.
Metode Slovin
Dalam pengambilan sampel penelitian di gunakan cara atau teknik teknik tertentu sehingga
sampel sedapat mungkin mewakili populasinya.Di dalam penelitian survey teknik sampling
sangat penting.Sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik,akan mempengaruhi validitas
hasil penelitian.Kegunaan sampling di dalam penelitian/survey:
1. Menghemat Biaya
2. Mempercepat pelaksanaan penelitian
3. Menghemat Tenaga
4. Memperluas Ruang Lingkup Penelitian
5. Memperoleh Hasil Yang Akurat.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan
rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas
toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan,
semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan
5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat
akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin
besar jumlah sampel yang dibutuhkan.Survey mawas diri ( SMD ) ini menggunakan toleransi
kesalahan 10 %. Dengan pertimbangan keadaan geografis dan distribusi masalah yang homogen
Di Desa wilayah kerja Puskesmas Tete.( Supidin M Dahlan”Sampling” )
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki 3000 karyawan, dan akan dilakukan survei dengan mengambil
sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 10%.
Puskesmas Tete
N = 1987
1987
n= 2
1+1987 × 0,1
1987
n=
1+1987 × 0,01
1987
n=
1+19,87
n=20,87
n=95,2
n=95
jumlah kk keseluruhan
x 95
jumlah kk pkm
a. Desa Malei Tojo ..... KK
N = 359
359
n= x 95
1987
n=17
b. Desa Tete…..KK
N = 632
632
n= x 95
1987
n=30
c. Desa Bambalo…..KK
N = 134
134
n= x 95
1987
n=7
d. Desa Galuga…..KK
N = 217
217
n= x 95
1987
n=10
e. Desa Toliba….KK
N = 347
347
n= x 95
1987
n=17
298
n= x 95
1987
n=14
Dalam menentukan responden maka kami menggunakan metode sampling random/cara acak
yaitu dengan memilih secara acak dari jumlah KK setiap desa/kel sesuai jumlah sample perdesa.