Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN

MASYARAKAT / SASARAN PROGRAM

PUSKESMAS TETE
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap program Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas dan
penanggungjawab program tidak hanya mengacu pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan
oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kota tapi
juga perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat terutama sasaran program.
Dalam melaksanakan penyelengaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, salah
satu wewenang puskesmas sesuai PERMENKES No.75 Tahun 2014 Pasal 6 adalah
melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
kebutuhan – kebutuhan pelayanan yang diberikan. Masalah kesehatan serta kebutuhan dan
harapan masyarakat terhadap kegiatan dan program UKM, di identifikasi sebagai salah satu
dasar pembuatan perencanaan program dan kegiatan UKM di puskesmas.
Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran program dapat diidentifikasi melalui
survey, kotak saran,kontak person, maupun temu muka dengan tokoh masyarakat.
Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang program kepada
masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran program.
Identifikasi tersebut dilakukan dengan metode antara lain:
1. Penyebaran kuesioner untuk perbaikan mutu kinerja yang di peroleh dari masyarakat.
2. Penempatan kotak saran agar memperoleh masukan dari masyarakat untuk perbaikan mutu
dan kinerja Puskesmas Tete.
3. Diskusi dan penyampaian informasi tentang masukan perbaikan mutu dan kinerja
Puskesmas Tete pada kegiatan Lokakarya Mini dan Lintas Sektor.
Kebutuhan masyarakat akan program kesehatan yang baik cenderung mengalami
perubahan seiring dengan perubahan pola hidup dan kejadian penyakit. Seiring dengan
perbaikan derajat kesehatan dan lingkungan, telah terjadi pergeseran penyebab kesakitan
terbesar di banyak daerah dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. Perubahan
tersebut memiliki dampak yang cukup besar terhadap Manajemen Puskesmas.
Puskesmas harus memiliki suatu mekanisme untuk memantau kebutuhan masyarakat
secara teratur karena perubahan kebutuhan masyarakat akan berdampak terhadap pelayanan
yang diberikan oleh Puskesmas. Puskesmas harus tanggap terhadap perubahan lingkungan
yang cepat dan terbuka terhadap perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program Puskesmas sangat
diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
Puskesmas, sehingga tujuan dari program Puskesmas dapat tercapai tepat sasaran.
Puskesmas Tete sebagai penyelenggara pelayanan publik juga bertanggung jawab untuk
melaksanakan amanat Peraturan Menteri Pendayaangunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik untuk mendapatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
secara nasional.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui/mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
Puskesmas Tete.
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program Puskesmas.
2) Mendapatkan informasi program yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
3) Mengetahui program yang sudah/belum sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.
4) Mendapatkan masukan tentang program yang dibutuhkan masyarakat, tapi belum ada
dalam rencana kegiatan program.
5) Membuat rencana tindak lanjut hasil pembahasan kebutuhan dan harapan masyarakat.

B. Manfaat
Jenis layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Tete.
BAB II
METODE

A. Sasaran Responden
Jumlah populasi yang ada sebanyak 95 KK di wilayah Kerja Puskesmas Tete yang terdiri
dari 14 wilayah kerja Puskesmas Tete, untuk mendaptkan jumlah sampel kami menggunakan
rumus slovin dan didapatkan jumlah sampel antara lain:
1. Desa Pusungi Jumlah KK 359 dan yang di ambil menjadi sampel sebanyak 17 KK.
2. Desa Tete A Jumlah KK 632 dan yang diambil menjadi sampel sebanyak 30 KK.
3. Desa Tete B baru Jumlah KK 134 yang diambil menjadi sampel sebanyak 7 KK.
4. Desa Uebone Jumlah KK 217 yang diambil menjadi sampel sebanyak 10 KK.
5. Desa Mantangisi Jumlah KK 347 yang diambil menjadi sampel sebanyak 17 KK.
6. Desa Bantuga Jumlah KK 298 yang diambil menjadi sampel sebanyak 14 KK.
B. Lokasi
Wilayah Kerja Puskesmas Tete.
C. Waktu
Survey dilakukan pada bulan November 2017.
D. Instrumen
Kuesioner
E. Metode Pelaksanaan
1. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara slovin ( Propotionate Statified Random
Sampling)
2. Kuesioner diserahkan kepada Petugas baik Perawat maupun Bidan Desa kemudian petugas
ditempat tersebut, membagikan kuesioner kepada Kepala Keluarga, cara pengisian
kuesioner dipandu oleh perawat/bidan desa.
3. Hasil kuesioner diolah dengan menggunakan aplikasi excel persentase.

F. Hasil Identifikasi Masalah Kebutuhan Dan Harapan Masyarakat


Analisis identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat didapatkan dari hasil kuesioner
yaitu :
1. Upaya Promkes :Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner
didapatkan kebiasaan merokok di rumah tangga 80%, pembuangan air limbah rumah
tangga menggunakan SPAL 56,8%, yang tidak menggunakan SPAL 43,2%
2. Upaya Kesling : Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner
didapatkan kepemilikan jamban (78,9%) dan yang belum memiliki 17,9%, pembuangan
air limbah rumah tangga menggunakan SPAL 56,8%, yang tidak menggunakan SPAL
43,2%
3. Upaya KIA/ KB: Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner
didapatkan “ Ibu hamil yang berkunjung untuk kunjungan K4 adalah 62,5 % dan yang
tidak masuk dalam kategori kinjungan K4 37,5%, Pasangan Usia Subur yang
menggunakan alat Kontrasepsi KB 87,9 % dan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
Kb 12,1%
4. Upaya Gizi : Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner didapatkan
cakupan balita yang ditimbang di Posyandu 64,5%, ada keluarga yang memiliki balita
bermasalah gizi (4,8%), keluarga yang menyimpan garam beryodium di wadah terbuka
(7,4%)
5. Upaya P2 : Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner didapatkan
36,8% anggota keluarga yang 3 bulan terakhir mengalami batuk pilek dan 3,2% anggota
keluarga yang 3 bulan terakhir mengalami diare, terdapat 6,1% balita yang tidak
diimunisasi lengkap, terdapat 39,8% anggota keluarga yang meminum obat filariasis
pada tahun 2017, terdapat 10 orang (4,6%) menderita hipertensi dan 3 orang (1,4%)
menderita penyakit Diabtes Mellitus.
6. Upaya Kesehatan Lansia : Dari Hasil Identifikasi masalah dengan menggunakan
Kuesioner di dapatkan pemanfaatn posyandu oleh lansia 57,1 %, dan yang tidak
memanfaatkan Posyandu lansia 42,9%
BAB III
PEMBAHASAN

I. Upaya Promkes
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner didapatkan kebiasaan merokok
di rumah tangga 80%, pembuangan air limbah rumah tangga menggunakan SPAL 56,8%, yang
tidak menggunakan SPAL 43,2%, kemudian team UKM melakukan Chek permasalahan
dengan merujuk pada indikator pencapaian di Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
1. Masih ada 80 % keluarga yang merokok.
2. Kesadaran masyarakat untuk ber PHBS masih rendah.
3. Cakupan keluarga sehat masih rendah.(37%)

Tabel Prioritas Masalah


Komponen
NO MASALAH Analisis Total Ranking
U S G
1 Cakupan keluarga sehat masih rendah 5. 4 4 13 I
Kesadaran masyarakat untuk ber PHBS masih
2 5 3 3 11 II
rendah
3 Masih ada keluarga yang merokok 4 3 3 10 III

Diagram Pie Prioritas Masalah


Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2018

28

Dari
Hasil 80

37

penentuan prioritas masalah menggunakan USG, dapat di simpulkan bahwa masalah yang paling
dominan adalah Cakupan keluarga sehat masih rendah denga nilai denga nilai tertinggi 13
Akar Permasalahan
Cakupan keluarga
sehat masih rendah
Metode Manusia
37%
Kinerja petugas Belum maksimal
Pembinaan RT berPHBS belum
makasimal
Petugas tidak melakukan integrasi
Tidak dilanjutkan dengan melakukan program terkait
pemantauan
Kurangnya interaksi antara petugas
Tidak tersedia anggaran untk program
melakukan pemantauan

Cakupan keluarga
sehat masih rendah

37%
Merokok masih menjadi budaya Keterbatasan dana untuk
tren penggandaan lembar cheklis

Kurang kesadaran dan Lembar cheklis untuk


ketergantungan pembinaan/pemantaun tidak
cukup

Kebiasaan merokok susah untuk


Keterbatasan media dan bahan meterial untuk
dihilangkan
melakukan pembinaan/pemantauan

Lingkungan Alat 7
N
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
O
Cakupan Keluarga sehat  Merokok masih menjadi budaya trend  Pembinaan PHBS ditatanan rumah  Pembinaan PHBS ditatanan rumah

masih rendah (37%)  Kebiasaan merokok sulit di hilangkan tangga tangga

 Kurangnya kesadaran dan ketergantungan  Penyuluhan di Sekolah SD dan  Penyuluhan di Sekolah SD dan SMP

 Pembinaan Rumah Tangga ber PHBS belum SMP  Sosialisasi Kampanye Germas

maksimal sebab tidak di lanjutkan dengan  Sosialisasi Kampanye Germas dimasyaraka

pemantauan dan tidak tersedia anggaram untuk dimasyaraka  Pembinaan Desa Siaga

pemantauan  Pembinaan Desa Siaga  Sosialisasi KTR dan Germas disekolah

 Keterbatasan media dan bahan material untuk  Sosialisasi KTR dan Germas  Pemicuan STBM di masyarakat

melakukan pembinaan dan pemantauan disekolah

 Kinerja petugas belum maksimal  Pemicuan STBM di masyarakat

 Kooerdinasi dengan lintas sector

8
N
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
O
terkait

9
II. Upaya Kesling
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner
didapatkan Rumah tangga yang memiliki jamban 80 % yang belum memiliki
jamban 20%, pembuangan air limbah Rumah Tangga menggunakan SPAL 56,8
dan yang tidak menggunakan SPAL 43,2% kemudian team UKM melakukan
Chek permasalahan dengan merujuk pada indikator pencapaian di Puskesmas
dengan hasil sebagai berikut:
1. Cakupan Kepemilikan Jamban 78%
2. Cakupan Rumah Sehat 59 %
3. Cakupan Kepemilikan SPAL 58 %

Tabel Prioritas Masalah

Kompone
N Tot Ranki
MASALAH n Analisis
O al ng
U S G
1 Cakupan Kepemilikan Jamban 5 4 4 13 I
2 Cakupan Rumah Sehat 5 3 3 9 II
3 Cakupan Kepemilikan SPAL 4 4 4 8 III

Diagram Pie Prioritas Masalah


Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2018

59 %
58 %

Cakupan rumah sehat


Cakupan Kepemilikan Jamban
Cakupan kepemilikan SPAL
78 % Promkes : melakukan
Pembinaan RT ber PHBS

Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie, dapat di


simpulkan bahwa masalah yang paling dominan adalah Cakupan Kepemilikan
Jamban dengan jumlah nilai tertinggi 13.

10
Akar Masalah
Masih 22% Rumah
Tangga Belum Memiliki
Manusia Metode Jamban

Pemicuan STBM belum Maksimal


Kurangnya kesadaran masyarakat
tentingnya pentingnya Jamban di
rumah tangga
Sikap cuek masyarakat
Monitoring /pemantauan Pemicuan STBM
belum di lakukan
Dampak lingkungan tidak langsung
di rasakan
Cakupan
kepemilikan
Jamban yang
masih rendah 78 %

Dana untuk pembuatan Jamban tidak ada


Budaya masyarakat BABS

Anggaran pengadaan sanitarian


kit sangat terbatas

Tanah bukan hak milik


Sanitarian kit tidak tersedia
Lingkungan Alat 11
N Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
O Terpilih
Cakupan Kepemilikan  Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang  Pemyuluhan kesling di masyarakat  Pemyuluhan kesling di masyarakat

Jamban masih rendah (78%) pentingnya jamban di rumah tangga karena  Advokasi jamban murah di  Advokasi jamban murah di

sikap cuek dan dampak lingkungan tidak masyarakat masyarakat

langsung di rasakan  Pemicuan STBM di masyarakat  Pemicuan STBM di masyarakat

 Pemicuan STBM yang belum Maksimal  Monitoring pasca pemicuan  Monitoring pasca pemicuan STBM di

 Tanah bukan hak milik dan budaya STBM di masyarakat masyarakat

masyarakat BABS  Membuat arisan jamban  Membuat arisan jamban (sk dfesa)

 Dana untuk pembuatan jamban tidak ada  Membuat permintaan ke dinas Membuat permintaan ke dinas

 Sanitarian Kit di puskesmas tidak ada keehatan kabupaten untuk keehatan kabupaten untuk pengadaan

 Kinerja petugas belum maksimal pengadaan sanitarian kit sanitarian kit

12
III. Upaya KIA/KB
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner didapatkan kunjungan K4
bagi ibu hamil 62,5 %, kemudian team UKM melakukan Chek data permasalahan dengan
merujuk pada indikator pencapaian di Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
1. Cakupan K4 54 % Tahun 2017
2. Cakupan PUS Ber KB 60,8% di tahun 2017
3. Cakupan Kunjungan Balita 62 % Tahun 2017

Tabel Prioritas Masalah

Komponen
N
MASALAH Analisis Total Ranking
O
U S G
1 Cakupan K4 62,5 % Tahun 2017 5 5 5 15 I
2 Cakupan PUS ber KB 60,8% Tahun 2017 4 5 4 13 III
3 Cakupan kunjungan Balita 62 % tahun 2017 5 5 4 14 II

Diagram Pie Prioritas Masalah


Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2017

62,5 60,8
Cakupan K4 62.5 % Tahun
2017
Cakupan PUS Ber KB 60,8%
Tahun 2017
Cakupan Kunjungan Balita 62
62 % Tahun 2017
Promkes : melakukan Pem-
binaan RT ber PHBS

Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie, dapat di simpulkan
bahwa masalah yang paling dominan adalah “Cakupan K4 54 % Tahun 2017” dengan jumlah
nilai tertinggi 15.

13
Analisis Dan Rencana Tindak Lanjut Capaian Cakupan K4
masih Rendah
Metode Manusia

Kurangnya kesadran bumil untuk


Pencatatan dan pelaporan kurang memeriksa kehamilan sedini mungkin
tertib

Banyaknya kasus kehamilan remaja dan


Penggunaan Kantong persalinan yg kehamilan di luar nikah
belum maksimal

Capaian Cakupan
K4 yang masih
rendah ( 54 %)

Dukungan suami dan keluarga masih


kurang
Belum ada pemetaan rumah ibu
Dukungan Linsek masih kurang hamil
khususnya bumil dengan tingkat
mobilisasi yang tinggi

Lingkungan Alat

14
N Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
O Terpilih
Cakupan K4 tidak tercapai  Kurangnya kesadaran bumil untuk  Pelaksanaan kelas Ibu Hamil  Pelaksanaan kelas Ibu Hamil
sebab masih ada bumil yang memeriksakan kehamilan sedini  Pelacakan dan Pemantauan  Pelacakan dan Pemantauan Bumil
berkunjung ke tenaga mungkin mungkin karena alas an malu Bumil Risti dan KIE Risti dan KIE
kesehatan dengan Umur
krn usia ≤ 20 tahun/kehamilan remaja  Monitoring oleh bikor tentang  Monitoring oleh bikor tentang
1. Kehamilan lebih dari 13
minggu dan kehamilan di luar nikah, usia ≥ 35 pencatatan dan pelaporan KIA pencatatan dan pelaporan KIA
tahun dengan jumlah paritas lebih dari 3  Memaksimalkan kembali  Memaksimalkan kembali
( tdk menginginkan lagi kehamilan) penggunaan kantong persalinan penggunaan kantong persalinan
 Pencatatan dan pelaporan yang kurang  Melakukan pemetaan rumah  Melakukan pemetaan rumah bumil
tertib bumil  Pelaksanaaan P4K khusunya bumil
 Penggunaan kantong persal;inan yang  Pelaksanaaan P4K khusunya triwulan 3 dan pemberian konseling
belum maksimal bumil triwulan 3 dan pemberian saat kunjungan rumah
 Belum ada pemetaan rumah ibu hamil konseling saat kunjungan rumah  Advokasi linsek untuk memberikan
 Kurangnya Dukungan Suami dan  Advokasi linsek untuk perhatian khusus pada bumil di
Keluarga dalam pemerikssan kehamilan memberikan perhatian khusus masing masing wilayah.
 Dukungan Linsek masih kurang pada bumil di masing masing  Sosialisasi kespro catin bagi tokoh
khususnya bumil dengan tingkat wilayah agama, tokoh adat dan masyarakat
mobilisasi tinggi  Sosialisasi kespro catin bagi di wilayah kerja puskesmas
tokoh agama, tokoh adat dan
masyarakat di wilayah kerja
puskesmas

15
IV. Upaya Gizi
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner dan hasil
capaian pada tahun 2017 didapatkan beberapa masalah terkait gizi sebagai
berikut
1. Berdasarkan hasil kuesioner cakupan balita yang ditimbang di Posyandu
belum mencapai target (64,5%) , berdasarkan hasil capaian tahun 2017
cakupan kunjungan bayi/ balita di Posyandu 74,6%
2. Masih ada keluarga yang memiliki balita bermasalah gizi (4,8%)
3. Masih ada keluarga yang menyimpan garam beryodium di wadah terbuka
(7,4%)
4. Terdapat 40% bayi yang tidak Asi Ekslusif berdasarkan hasil kuesioner dan
47% bayi mendapat Asi Ekslusif berdasarkan hasil capaian tahun 2017

Tabel Prioritas Masalah

Komponen
NO MASALAH Analisis Total Ranking
U S G
Capaian Kunjuungan bayi/ balita di
1 5 5 5 15 I
Posyandu masih rendah
Masih ada keluarga yang memiliki balita
2 4 4 4 12 III
bermasalah gizi
Masih ada keluarga yang menyimpan
3 3 3 3 9 IV
garam beryodium di wadah terbuka
Capaian bayi yang mendapat Asi Ekslusif
4 4 5 5 14 II
masih rendah

Diagram Pie Prioritas Masalah


Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2017

Capaian Kunjuungan bayi/ balita di


4. Posyandu
8
% 7.4%
Capaian bayi yang mendapat Asi
Ekslusif
64.5%
47%
Masih ada keluarga yang memiliki
balita bermasalah gizi

Masih ada keluarga yang menyimpan


garam beryodium di wadah terbuka

Berdasarkan metode USG dan diagram pie didapatkan prioritas masalah yaitu
cakupan kunjungan bayi/balita di Posyandu yang belum mencapai target yaitu 74,6%
berdasarkan capaian tahun 2017 dan 64,5% berdasarkan hasil identifikasi masyarakat
melalui kuesioner.

16
Analisis dan Rencana Tindak lanjut
Cakupan kunjungan
bayi/ balita mencapai
Metode Manusia target 85%

Kesadaran orang tua masih rendah untuk


Daya tarik posyandu masih kurang membawa balitanya keposyandu

Kurang pemahaman tentang pentingnya


Kegiatan diposyandu monoton posyandu

Petugas dan kader kurang kreatif Oarng tua kurang aktif mencari informasi

Cakupan
Orang tua sibuk bekerja kunjungan
bayi/balita di
Posyandu yang
Masih menumpang dirumah Keterbatasan penganggaran belum mencapai
warga target

Ruangan sangat terbatas

Meja dan kursi tidak cukup

tempat kegiatan pelayanan


Sarana dan prasarana kurang memadai
posyandu kurang nyaman

Lingkungan Alat 17
Prioritas
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih

1 Cakupan  Dari faktor manusia antaranya kesadaran  Memberikan edukasi kepada orang tua  Memberikan edukasi kepada orang tua balita
kunjungan orang tua masih rendah untuk membawa balita tentang manfaat dari Posyandu tentang manfaat dari Posyandu
bayi/balita di balitanya ke Posyandu, kurangnya  Memaksimalkan fungsi kader untuk  Memaksimalkan fungsi kader untuk
Posyandu yang
pemahaman tentang pentingnya Posyandu, melaksanakan tugasnya menyebarkan melaksanakan tugasnya menyebarkan
belum
mencapai target orang tua kurang aktif mencari informasi dan informasi pelaksanaan Posyandu pada informasi pelaksanaan Posyandu pada saat
orang tua sibuk bekerja. saat hari sebelum Posyandu hari sebelum Posyandu
 Dari faktor metode antaranya daya tarik  Pengusulan pengadaan permainan  Pengusulan pengadaan permainan edukatif
Posyandu masih kurang, kegiatan di edukatif  Pengusulan pengadaan balon ulang tahun
Posyandu monoton serta petugas dan kader  Pengusulan pengadaan balon ulang tahun dan pembuatan tempat penimbangan dan
kurang aktif. dan pembuatan tempat penimbangan dan pengukuran yang menarik
 Dari faktor lingkungan antaranya tempat pengukuran yang menarik  Penyegaran kader Posyandu
kegiatan pelayanan posyandu kurang  Penyegaran kader Posyandu  Melaksanakan kunjungan pada bayi/ balita
nyaman, ruangan sangat terbatas dan  Melaksanakan kunjungan pada bayi/ yang tidak datang posyandu
posyandu masih menumpang di rumah balita yang tidak datang posyandu
warga.  Pengusulan pengadaan gedung Posyandu
 Dari faktor alat antaranya sarana dan  Pengusulan pengadaan kursi dan meja
prasarana yang kurang memadai, meja dan
kursi tidak cukup dan keterbatasan

18
Prioritas
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih

penganggaran.

19
V. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2)
Identifikasi masalah
Dari hasil identifikasi masalah dengan menggunakan koesioner dan hasil
capaian pada tahun 2017 didapatkan beberapa masalah terkait pencegahan dan
pengendalian penyakit sebagai berikut
1. Berdasarkan hasil kuesioner terdapat 36,8% anggota keluarga yang 3 bulan
terakhir mengalami batuk pilek dan 3,2% anggota keluarga yang 3 bulan
terakhir mengalami diare. Sementara berdasarkan hasil capaian tahun 2017
pelacakan, penemuan dan penanganan Ispa, Diare dan Pneumonia 86%.
2. Terdapat 6,1% balita yang tidak diimunisasi lengkap berdasarkan hasil
analisis kuesioner, sementara 99% capaian imunisasi dasar lengkap
berdasarkan capaian tahun 2017.
3. Terdapat 73% cakupan minum obat filariasis pada tahun 2017 sementara
berdasarkan kuesioner anggota keluarga yang meminum obat filariasis pada
tahun 2017 sebanyak 39,8%.
4. Capaian penemuan penderita TB yang masih rendah yaitu 78%.
5. Berdasarkan hasil analisis kuesioner didapatkan 10 orang (4,6%) menderita
hipertensi dan 3 orang (1,4%) menderita penyakit Diabtes Mellitus.

Tabel Prioritas Masalah

Komponen
N
MASALAH Analisis Total Ranking
O
U S G
Terdapat 36,8% anggota keluarga yang
1 menderita batuk pilek, dan 3,2% yang 4 4 3 11 IV
menderita diare.
Terdapat 6,1% balita yang tidak diimunisasi
2 3 3 3 9 V
lengkap
Terdapat 73% cakupan minum obat filariasis
3 4 5 5 14 II
pada tahun 2017
Capaian penemuan penderita TB yang masih
4 5 5 5 15 I
rendah yaitu 78%
Ditemukan 10 orang (4,6%) menderita
5 hipertensi dan 3 orang (1,4%) menderita 4 5 4 13 III
penyakit Diabetes Mellitus.
Diagram Pie Prioritas Masalah
Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2017

4.6 1.4
36.8
3.2 Batuk Pilek
78 6.1 Diare
Balita yang tidak diimunisasi
Cakupan minum obat filariasis
Capaian penemuan penderita
TB
Penderita Hipertensi
Penderita Diabetes Mellitus
73

Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie, dapat di


simpulkan bahwa masalah yang paling dominan adalah capaian penemuan penderita
TB yang masih rendah yaitu 78%.
Analisis dan Rencana Tindak lanjut
Mencegah
meningkatnya
Metode penderita TB di wilayah
Manusia kerja Puskesmas

Menggunakan penemuan kasus


secara pasif
Kurang dilakukan sosialisasi Tidak melakukan penemuan kasus TB secara
pemeriksaan dan pengobatan TB aktif
secara gratis

Kurang dilakukan monitoring


kontak serumah Capaian
penemuan
penderita TB
yang rendah
(78%)

Tidak terhubung dengan promosi


kesehatan Kurangnya kesadaran
memeriksakan diri ke Puskesmas

Tidak terhubung dengan program


Kurangnya pengetahuan mengenai
kesehatan lingkungan
pengobatan TB di Puskesmas
Lingkungan Masyarakat
Prioritas
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih

1 Capaian  Dari faktor manusia antaranya tidak  Pelacakan suspek TB Paru di seluruh  Pelacakan suspek TB Paru di seluruh
penemuan melakukan penemuan kasus TB secara wilayah kerja Puskesmas wilayah kerja Puskesmas
penderita TB aktif  Pemeriksaan kontak serumah TB Paru  Pemeriksaan kontak serumah TB Paru
yang rendah  Dari faktor metode antaranya kurang  Pengawasan minum obat TB Paru/  Pengawasan minum obat TB Paru/ Home
(78%) dilakukan sosialisasi mengenai Home visit di masyarakat visit di masyarakat
pemeriksaan dan pengobatan TB gratis,  Penyuluhan TB oleh promkes  Penyuluhan TB oleh promkes
menggunakan penemuan kasus secara pasif  Pemeriksaan kesehatan rumah
dan kurangnya monitoring kontak serumah penderita TB oleh petugas Kesling
 Dari faktor lingkungan antaranya program
TB tidak berkoordinasi dengan program
Kesling dan Promkes
 Dari faktor masyarakat antaranya
kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai pengobatan TB di Puskesmas
dan kurangnya kesadaran masyarakat
dalam memeriksakan diri ke Puskesmas
VI. Upaya Kesehatan Pengembangan
Identifikasi masalah
Dari Hasil Identifikasi masalah dengan menggunakan Kuesioner di dapatkan pemanfaatan
posyandu oleh lansia 57,1 %, dan yang tidak memanfaatkan Posyandu lansia 42,9%.
kemudian team UKM melakukan Chek data permasalahan dengan merujuk pada indikator
pencapaian di Puskesmas dengan hasil sebagai berikut:
1. Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia lansia yang dibina sesuai standar
(26,8%) di tahun 2017
2. Cakupan Pelayanan UKS 96,9 %di tahun 2017
3. Cakupan ODGJ yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar 100% di
Tahun 2017
4. Cakupan Pembinaan Batra 100 % di tahun 2017

Tabel Prioritas Masalah

Komponen
N
MASALAH Analisis Total Ranking
O
U S G
Cakupan kunjungan Lansia di posbindu Lansia
1 masih kurang 4 4 4 12 I

2 Cakupan Pelayanan UKS 4 3 3 10 II


Cakupan ODGJ yang mendapatkan pelayanan
3 3 3 4 10 III
kesehatan jiwa sesuai standar
4 Cakupan Pembinaan Batra 3 3 3 8 IV

Diagram Pie Prioritas Masalah


Team UKM Puskesmas Tete Tahun 2017

100
26,8 Pemantauan kesehatan pada
anggota kelompok usia lansia
96.9 yang dibina sesuai standar
Cakupan Pelayanan UKS
Cakupan ODGJ yang menda-
patkan pelayanan kesehatan
100 jiwa sesuai standar
Cakupan Pembinaan Batra

Dari Hasil penentuan prioritas masalah menggunakan diagram pie, dapat di simpulkan
bahwa masalah yang paling dominan adalah “Cakupan kunjungan Lansia di posbindu Lansia
masih kurang” dengan jumlah nilai tertinggi 12.
Rumusan Masalah
Cakupan kunjungan
Lansia di posbindu
Manusia Lansia masih kurang
Metode
Sistem 5 langkah di posbindu belum
maksimal
Kondisi fisik lansia

Metode pendataan belum maksimal


Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan Posbindu
Lansia
Cakupan
kunjungan Lansia
di posbindu Lansia
masih kurang

Sarana dan prasarana Posbindu


Kurangnya dukungan keluarga Lansia kurang
untuk antar jemput lansia ke
tempat posbindu

Jarak Posbindu yang jauh

Lingkungan Alat
N Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
O Terpilih
Cakupan kunjungan lansia ke  Kondisi fisik lansia  Pelayanan Posyandu Terpadu  Pelayanan Posyandu Terpadu
posbindu lansia masih kurang Lansia Lansia
 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
 Meningkatkan volume  Meningkatkan volume penyuluhan
masyarakat untuk memanfaatkan
penyuluhan yang diintegrasikan yang diintegrasikan dengan upaya
Posbindu Lansia
dengan upaya Promkes baik Promkes baik secara indifidu,
 Sistem 5 langkah di posbindu belum secara indifidu, kelompok dan kelompok dan masyarakat umum
maksimal masyarakat umum  Mengoptimalkan sistem 5 langkah
 Metode pendataan belum maksimal  Mengoptimalkan sistem 5 di posbindu lansia
 Kurangnya dukungan keluarga untuk antar langkah di posbindu lansia  Kunjungan Rumah Lansia Resti
jemput lansia ke tempat posbindu  Kunjungan Rumah Lansia Resti  Koordinasi dengan lintas sektor
 Jarak Posbindu yang jauh  Koordinasi dengan lintas sektor tentang sarana dan prasarana di
 Sarana dan prasarana Posbindu Lansia posbindu lansia
tentang sarana dan prasarana di
kurang
posbindu lansia
Lampiran :

CARA MENENTUKAN JUMLAH SAMPLE


DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS SLOVIN

PUSKESMAS TETE
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN 2018
Menentukan Jumlah Sampel dengan Rumus Slovin

Dalam suatu penelitian, seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh individu dalam suatu
populasi. Hal ini dapat dikarenakan jumlah populasi yang amat besar, cakupan wilayah
penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan biaya penelitian. Untuk itu, kebanyakan penelitian
menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan
atau menggambarkan populasi. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat
menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya
penelitian secara efektif.

Idealnya, sampel haruslah benar-benar menggambarkan atau mewakili karakteristik populasi


yang sebenarnya. Sebagai contoh, dalam suatu polling (jajak pendapat) yang ingin mengetahui
berapa proporsi (persentase) pemilih yang akan memilih kandidat Bupati “X”, membutuhkan
sampel yang benar-benar mewakili kondisi demografi pemilih di Kabupaten “X”.

Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel. Yakni probability
sampling dan nonprobability sampling. Dalam metode probability sampling, seluruh unsur
(misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara pemilihan sampel harus dilakukan secara acak
(random). Demikian pula dengan jumlah sampel minimum, harus dihitung secara matematis
berdasarkan probabilitas.

Sebaliknya, dalam metode nonprobability sampling, unsur populasi yang dipilih sebagai sampel
tidak memiliki kesempatan yang sama, misalnya karena ketersediaan (contoh: orang yang
sukarela sebagai responden), atau karena dipilih peneliti secara subyektif. Sebagai akibatnya,
penelitian tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya.

Metode Slovin

Dalam pengambilan sampel penelitian di gunakan cara atau teknik teknik tertentu sehingga
sampel sedapat mungkin mewakili populasinya.Di dalam penelitian survey teknik sampling
sangat penting.Sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik,akan mempengaruhi validitas
hasil penelitian.Kegunaan sampling di dalam penelitian/survey:
1. Menghemat Biaya
2. Mempercepat pelaksanaan penelitian
3. Menghemat Tenaga
4. Memperluas Ruang Lingkup Penelitian
5. Memperoleh Hasil Yang Akurat.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan
rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas
toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan,
semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan
5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat
akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin
besar jumlah sampel yang dibutuhkan.Survey mawas diri ( SMD ) ini menggunakan toleransi
kesalahan 10 %. Dengan pertimbangan keadaan geografis dan distribusi masalah yang homogen
Di Desa wilayah kerja Puskesmas Tete.( Supidin M Dahlan”Sampling” )

Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki 3000 karyawan, dan akan dilakukan survei dengan mengambil
sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 10%.

Dengan menggunakan rumus Slovin:


n = N / ( 1 + N e² )
n = 3000 / (1 + 3000 x 0,1²) = 96,77 » 97.

Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 97 karyawan.

Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus slovin:

 Puskesmas Tete
N = 1987

1987
n= 2
1+1987 × 0,1

1987
n=
1+1987 × 0,01

1987
n=
1+19,87

n=20,87

n=95,2

n=95

 Untuk menentukan jumlah sampel perdesa menggunakan rumus slovin ( Proportionate


Statifield Random Sampling) :

jumlah kk keseluruhan
x 95
jumlah kk pkm
a. Desa Malei Tojo ..... KK
N = 359

359
n= x 95
1987

n=17

b. Desa Tete…..KK
N = 632

632
n= x 95
1987

n=30

c. Desa Bambalo…..KK
N = 134

134
n= x 95
1987

n=7

d. Desa Galuga…..KK
N = 217

217
n= x 95
1987

n=10

e. Desa Toliba….KK
N = 347

347
n= x 95
1987

n=17

f. Desa Ujung Tibu…..KK


N = 298

298
n= x 95
1987

n=14

Dalam menentukan responden maka kami menggunakan metode sampling random/cara acak
yaitu dengan memilih secara acak dari jumlah KK setiap desa/kel sesuai jumlah sample perdesa.

Anda mungkin juga menyukai