Anda di halaman 1dari 5

TUGAS LATSAR CPNS BLENDED LEARNING 30 SEPTEMBER 2022

IDENTIFIKASI, DESKRIPSI ISU IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASN DAN SMART ASN, DAN PENETAPAN CORE ISU DAN GAGASAN
KREATIF

ANGKATAN : LXXXVIII
NAMA : AYU KRIZA YULIANA, A.Md.Gz
NDH : 34
INSTANSI : DINAS KESEHATAN KAB.NGAWI/ PKM KENDAL

1. Manajemen ASN
Pihak yang
Identifikasi Masalah/Isu Fakta Dampak Masalah
Terdampak

Masih rendahnya Masih terdapat oknum pegawai Pelayanan pengobatan menjadi terhambat dan mengakibatkan pasien Pasien
kedisiplinan beberapa yang datang terlambat ke menunggu lebih lama
pegawai puskesmas

Tidak ada petugas disuatu Masih terjadi kekosongan Pelayanan kepada pasien menjadi terhambat dan pasien harus menunggu Pasien yang
ruangan pelayanan petugas disuatu ruang pelayanan lebih lama berobat

Belum optimalnya edukasi Masih banyak calon pengantin Tingginya angka Wanita Usia Subur yang anemia sehingga berdampak Calon pengantin
gizi untuk calon pengantin wanita yang memiliki HB ketika hamil yaitu kematian pada ibu dan janin, resiko bayi lahir dengan wanita
<12g/dL dan kurangnya berat badan yang kurang dan stunting, gangguan pada janin yang di
kepatuhan minum TTD kandung
2. Smart ASN
Pihak yang
Identifikasi Masalah/Isu Fakta Dampak Masalah
Terdampak

Masih rendahnya cakupan ASI Ekslusif Banyak masyarakat terutama ibu hamil dan ibu Bayi dan balita yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif Bayi dan
karena kurangnya penyebaran informasi balita yang tidak mengetahui pentingnya ASI dan mendapatkan makanan yang tepat akan mengalami Balita
dan pemanfaatan teknologi informasi Eksklusif dan pemberian makanan bayi dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan karena zat
mengenai PMBA yang tepat anak yang tepat. gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi

Kurangnya optimalisasi dalam Masih menggunakan kartu manual antrian Terjadinya antrian panjang dan kadang kartu hilang/ Pasien yang
penggunaan antrian rawat jalan melalui didepan loket menyebabkan pasien harus terbawa pasien berobat
Whatsapp datang ke puskesmas dan antri lama

Masih rendahnya rujukan horizontal di Pasien dengan penyakit tidak menular (PTM) Pasien yang tidak mengetahui pola makan yang benar Pasien
ruangan gizi untuk pemberian edukasi masih sangat sedikit yang dirujuk ke ruangan terkait penyakit yang diderita dapat memperlambat
dan pemberian leaflet terkait penyakit gizi untuk diberikan konseling diet dan proses penyembuhan
tidak menular pemberian leaflet

Kurangnya minat menambah wawasan Masih ada beberapa pegawai yang enggan Kualitas pelayanan kesehatan yang kurang optimal dan Pasien
(digital skills) untuk meningkatkan mutu untuk menambah atau mengupdate ilmu terkait kompetensi pegawai yang kurang update
skill profesi guna meningkatkan digital skill
terutama pegawai yang merasa sudah menjadi
senior.
1. Menentukan Core Isu
Dalam hal ini, teknik menentukan core isu yang digunakan adalah teknik penilaian USG.
Adapun penilaian secara USG dilakukan menggunakan nilai dengan rentang nilai 1 s/d 5.
Semakin tinggi nilai menunjukan bahwa isu tersebut sangat urgen atau serius untuk segera
ditangani.
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain
yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan.
Tabel Teknik Penilaian USG
Kriteria
No. Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)

1. Masih rendahnya kedisiplinan beberapa 3 3 3 9 5


pegawai

2. Tidak ada petugas disuatu ruangan 2 3 3 8 6


pelayanan

3. Belum optimalnya edukasi gizi untuk 4 4 5 13 1


calon pengantin

4. Masih rendahnya cakupan ASI Ekslusif 4 4 4 12 2


karena kurangnya penyebaran informasi
dan kurang memanfaatkan teknologi
informasi mengenai PMBA yang tepat
termasuk ASI Eksklusif

5. Kurangnya optimalisasi dalam 3 4 3 10 4


penggunaan antrian rawat jalan melalui
Whatsapp

6. Masih rendahnya rujukan horizontal di 3 4 4 11 3


ruangan gizi untuk pemberian edukasi
dan pemberian leaflet terkait penyakit
tidak menular

7. Kurangnya minat menambah wawasan 2 2 3 7 7


(digital skills) untuk meningkatkan mutu
skill

Ket:
5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil
2 Analisis Penyebab Core Isu Menggunakan Teknik Fishbone
Dari tabel USG di atas, isu yang terpilih untuk segera diatasi adalah Belum optimalnya
edukasi gizi untuk calon pengantin. Isu ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa permasalahan
yang mendasarinya.

MANUSIA METODE
Tenaga gizi Belum
merangkap tugas maksimalnya
lain penyuluhan, dan
konseling
Belum optimalnya
edukasi gizi untuk
LINGKUNGAN calon pengantin
PROSES: -Kurangnya
Belum adanya pemberian TTD bagi
tindak lanjut dari WUS
pelaporan cakupan -Pengetahuan dan
yang kurang pemahaman catin
mengenai TTD

a. Metode
Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan catin mengenai pentingnya minum TTD
adalah dengan cara memberikan penyuluhan.
b. Lingkungan
Lingkungan yang tidak mendukung menyebabkan tidak maksimalnya cakupan
minum TTD
c. Manusia
Jumlah tenaga yang tersedia belum mencukupi, dan tenaga gizi yang ada memiliki
beban tugas yang lain sehingga kegiatan konseling jarang dilakukan.
d. Proses
Proses merupakan hal yang sangat penting dalam menetukan sebuah hasil. Tindak
lanjut dari sebuah pelaporan yang cakupannya kurang seharusnya memiliki rencana tidak
lanjut.

3 Gagasan Kreatif Penyelesaian Isu:


a. Konseling gizi calon pengantin tentang gizi seimbang
b. Monitoring kepatuhan minum TTD
c. Berdiskusi dengan tenaga promosi kesehatan mengenai rencana penyuluhan
d. Mebagikan leaflet tentang gizi calon pengantim saat imunisasi dipuskesmas
e. Memberikan penyuluhan gizi calon pengantin ketika pertemuan calon pengantin di KUA
f. Berkoordinasi dengan program kesehatan ibu dan anak (KIA) agar diberikan TTD

Anda mungkin juga menyukai