KEGIATAN F7.
MINI
Gambaran Tingkat PROJECT
Pengetahuan Ibu hamil Terhadap
Pemberian Makanan Pendamping ASI Dalam Upaya
Mencegah Stunting Di Puskesmas Sawangan, Depok.
Disusun oleh:
dr. Jessica Audina
Pendamping :
dr. Dewi Rahmawati
NIP. 19871005 201403 2001
PROGRAM INTERNSIPDOKTERINDONESIA
UPTDPUSKESMAS SAWANGAN
KOTADEPOK
JAWABARAT
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Tujuan Manfaat
Belakang
Di Indonesia , sekitar 37 % Fak tor - fak tor yang b e r h u b u n g a n d e n g a n k e j a d i a n s t u n t i n g
( h a m p i r 9 Juta ) a n a k b a l i ta yaitu :
mengalami stunting - Penyakit diare yang diderita
( Riskesdas 2013 ) d a n d i - infeksi pernafasan akut
seluruh dunia , Indonesia - Tidak melakukan IMD setelah bayi lahir
a d a l a h negara d e n g a n - Tidak diberikannya ASI pertama (colostrum)
prevalensi s t u n t i n g k e l i m a - Tidak dilakukan imunisasi
LATAR BELAKANG
BERDASARKAN DATA
Menambah wawasan/pengetahuan
2 masyarkat terhadap asupan gizi yang
baik dan benar terutama pada anak0
hingga 2 tahun.
Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman yang berharg a
mengenai fakta lapangan sehingga dapat
mengaplikasikan pengalaman di kehidupan sehari-
hari maupun saat pelayanan kepada masyarakat.
Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan dan wa wa s a n tentang
gizi dan stunting sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut
umur (<-2SD), ditandai dengan terlambatnya
pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan
dalam mencapai tinggi badan yang normal dan
sehat sesuai usia anak.
Sebesar 29% balita Indonesia termasuk kategori pendek, dengan persentase tertinggi juga di Provinsi
Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Barat. prevalensi balita pendek menjadi masalah kesehatan
masyarakat jika prevalensinya 20% atau lebih.
Penyebab Stunting
Dampak Stunting
Mini project ini fokus pada peningkatan pelayanan KIA&KB. Dengan program-program yang dapat menunjang seperti
dokter berkoordinasi langsung dengan program gizi berkolaborasi dengan bidan yang bertugas untuk dapat
memotivasi dan memberikan informasi yang benar tentang pentingnya memperhatikan gizi pada saat kehamilan
di trimester 1 dan 2. menjelaskan langsung kepada pasien terkait gizi yang pas untuk masa kehamilan, makanan atau
suplemen apa saja yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil
BAB VI
Hasi l dan Pembahasan
Cukup 20%
Kurang
4 dari 20
0%
Responden
Baik
80%
16 dari 20
Responden
Kurang
Cukup 15% 10%
3 dari 20
Responden
Baik
75%
15 dari 20 Responden
Kurangnya cakupan pelayanan 1. Petugas medis (Man) - Transferknowledgekepada setiap petugas kesehatan (dokter,bidan)
- Kesiapan
imunisasi dasar lengkap - Keterampilan - Meningkatkankesadaran petugas kesehatan akan pentingnya penyuluhangizi bumil dan MP-ASI.
- Jumlah tenaga
2. Ibu/ orang tua (Man) - Transfer knowledge jenis makanan apa saja yang dapat diberikanpada anak.
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP-ASI - Transfer knowledge apa saja yang bisa dikonsumsi oleh calon ibu untuk menjaga kehamilan yang
sehat.
3.Alat (Machine) - Pengadaan Alat penyuluhan dapat berupa poster, leaflet, pamflet, power point ataupun
- Media penyuluhan
flipchart
4. Metode (Methods) - Transfer knowledge kepada setiap petugas kesehatan baik dokter, dan bidan.
- Penyuluhan tidak rutin
- Pemberian informasi tentang stunting yang belum
optimal.
5. Lingkungan - Transfer knowledge kepada orang tua dan masyarakat pentingnya memperhatikan air
- masih kurangnya akses air bersih
bersih terutama air yang digunakan sehari-hari untuk minum ataupun memasak
- MemberikanedukasibahwaASIwajibdiberikanpadaawalkelahiranbayisampaisaatbayi6bulan
- Masih ada beberapa orang tua yang tidak - Memberikan edukasi atau penyuluhan mandiri tentang manfaat ASI yang sangat bermanfaat untuk daya
memberikan ASI dari 0-6 bulan tahantubuhbayidikemudianhari.
Pembahasan
• Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan koordinator pelayanan gizi di Puskesmas Sawangan dan dari hasil perolehan data
kuesioner, ditemukan penyebab tingginya angka cakupan stunting di wilayah kerja Puskesmas Sawangan.
• Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa kendala seperti tingkat pengetahuan ibu/orang tua tentang pencegahan dan pengertian
stunting, dampak dan faktor penyebab kejadian stunting.
• Berkaitan dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh masing-masing orang tua yang perlu ditingkatkan dengan transfer
knowledge secara bertahap dan teratur oleh petugas Kesehatan.
• Edukasi atau penyuluhan mandiri tentang manfaat perbaiki gizi untuk pencegahan stunting serta membuat kerja sama lintas sektor berkolaborasi
dengan rekan tenaga Kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Secara umum, tingkat pengetahuan responden tentang gizi di Wilayah Kerja Puskesmas
Sawangan Kecamatan Sawangan Lama Kota Depok tahun 2020 kurang.
2. Sikap ibu terhadap pemberian pola makan pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Sawangan Kecamatan Sawangan Lama Kota Depok tahun 2020 baik.
3. Perilaku terstruktur ibu terhadap kebiasaan makan sehari-hari di Wilayah Kerja
Puskesmas Sawangan Kecamatan Sawangan Lama Kota Depok tahun 2020 baik.
Saran
1. Lintas sektor, pembutan kebijakan, hendaknya menciptakan
kebijakan dengan fokus utama pada perbaikan masalah gizi balita
terutama pencegahan dan tatalaksana stunting.
2. Kepada pemerintah dari tingkat pusat sampai pemerintah ditingkat
daerah hendaknya memfasilitasi dan mendukung upaya sosialisasi
pencegahan dan tatalaksana.
Saran
3. Kepada unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, mengadakan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat
tentang stunting, diprioritaskan untuk bidan yang bertemu langsung dengan kasus bumil KEK dalam hal pencegahan , tatalaksana, serta memaparkan
penyuluhan tenrkait gizi yang cukup baik didapatkan untuk bayi maupun balita guna mencegah stunting.
4. Kepada tenaga Kesehatan memperluas cakupan penyuluhan tentang stunting agar semua lapisan masyarakat dapat mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut.
5. Kepada masyarakat khususnya ibu hamil pada trimester 1-3 hendaknya rajin mencari dan menggali informasi baik dari media elektronik maupun dengan ikut
kegiatan-kegitan berupa penyuluhan Kesehatan.
Dokumentasi
Daftar Pustaka
Adiningsih, Sri. 2010. Waspadai gizi balita anda. PT Gramedia: Jakarta
Andrew J et all. Stunting is characterized by chronic inflammation in Zimbabwean infants. Vol 9/ issue 2 (july2020), http://www.ncbi.nlm.nih.gov.pdf. di akses
pada tanggal 10 juli 2020
Anugraheni, Hana Sofia dan Marta Irene Kartasurya.faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12-36 bulan di kecamatan pati, kabupaten Pati. Journal of
nutrition college, vol.1 no.1 (2012). http://ejournals1.undip.ac.id.pdf. diakses pada tanggal 20 juli 2020
Arisman, MB. 2009. Gizi dalam daur kehidupan. EGC: Jakarta
Baskoro, Anton. 2008. ASI panduan praktis ibu menyusui. Banyu Media: Yogyakarta
Dahlia, Sitti. “ pengaruh pendekatan positif deviance terhadap peningkatan status gizi balita. Media gizi masyarakat indonesia vol. 2. No. 1. (agustus 2012)
http://download.portalgaruda.org.pdf di akses pada tanggal 24 juli 2020
Dean Spears. Open defecation and childhood stunting in india an ecological analysis of new data from 112 district. Vol 8 (September 2013). Plose one: india.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov.pdf di akses pada tanggal 18 juli 2020
Kemenkes RI direktorat bina gizi. 2013. Rencana kerja pembinaan gizi masyarakat.http://gizi.depkes.go.id. pdf diakses pada tanggal 9 agustus 2020
Herri zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis. 2011. Pengantar psikologi untuk kebidanan.Cet.II. Kencana :Jakarta.
Hurlock EB. 2006. Psikologi perkembangan. Erlangga: Jakarta
IDAI. 2010. Buku ajar endokrinologi anak. Badan penerbit IDAI: Jakarta
IDAI, 2009. Pedoman pelayanan medis. http://idai.or.id/pdf. di akses 20 agustus 2020
Daftar Pustaka
Ihsan, Muhammad,dkk. faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita di desa teluk rumbia kecamatan singkil
kabupaten Aceh singkil tahun 2012.http://jurnal.usu.ac.id diakses pada tanggal 22 agustus 2020
Indonesia health sector review.2012. indonesia menghadapi beban ganda malnutrisi. Public disclosure authorized (desember
2012). http://wwwwds.worldbank.org diakses pada tanggal 22 agustus 2020.
Kemenkes.2013. Rencana kerja pembinaan gizi masyarakat. http://gizi.depkes.go.id. pdf diakses 22 agustus 2020.
Kepmenkes RI. Standar antropometri penilaian status gizi anak.2011. Direktorat bina gizi : Jakarta .
http://gizi.depkes.go.id.pdf diakses 21 agustus 2020
Kerangka kebijakan gerakan sadar gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) Republik Indonesia.
(September, 2012). http://kgm.bappenas.go.id/pdf diakses pada tanggal 21 februari 2020
Manary, M.J. & Solomons, N.W. Gizi Kesehatan Masyarakat, Gizi dan Perkembangan Anak. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Terjemahan Public Health Nutrition, Editor. Gibney, M.J, Margetts, B.M., Kearney, J.M. & Arab, L Blackwell
Publishing Ltd, Oxford; 2009
Mukani, Miswani. 2015. Mencerdaskan anak sejak dalam rahim. Alauddin university press: Makassar
Novayeni, Mukhlis. Dkk. 2011. Hubungan asupan energi dan protein dengan status gizi balita di kelurahan tamamaung.
http://repository.unhas.ac.id. Diakses pada tanggal 20 agustus 2020
Notoadmodjo. 2007. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta