DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................3
2.1 Kinerja Perusahaan ...........................................................................................................3
2.1.1 Definisi Kinerja ......................................................................................................3
2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja ....................................................................................4
2.2 Balance Scorecard............................................................................................................5
2.2.1 Definisi Balance Scorecard....................................................................................5
2.2.2 Sejarah Singkat Balance Scorecard .......................................................................6
2.2.3 Kelemahan dan Keunggulan Balance Scorecard ...................................................7
2.2.4 Perbandingan Balance Scorecard dan Pengukuran Tradisional ............................8
2.2.6 Perspektif Balance Scorecard ..............................................................................15
2.3 Strategi Map ...................................................................................................................28
2.3.1 Pengertian Strategi Map .......................................................................................28
2.3.2 Karakteristik Strategi Map ...................................................................................28
BAB III. PEMBAHASAN ...........................................................................................................30
3.1 Visi dan Misi BNI ..........................................................................................................30
3.2 Peran BNI Dalam Pembanguanan Nasional ...................................................................30
3.3 Peran BNI Dalam Pembangunan Nasional.....................................................................32
3.4 Penerapan Balance Scorecard di PT. Bank Negara Indonesia .......................................33
3.5 Prinsip Dasar PMS (Performance Management System) ...............................................35
BAB IV. PENUTUP .....................................................................................................................41
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................43
Oleh:
Bentar Dwika Putra Bangsa P056133422.52E
Budy Rachmat
P056133432.52E
Mochammad Perbowo
P056133552.52E
Novita Mardhatillah
P056133582.52E
P056133622.52E
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan memiliki konsep untuk menilai atau melihat kinerja dari
masing-masing. Akan tetapi setiap perusahaan mempunyai kinerja yang berbedabeda. Dengan menilai kinerja tersebut, perusahaan bisa memahami posisi
perusahaan saat ini sehingga dapat menentukan apa saja yang ingin dilakukan di
masa datang. Ada suatu konsep yang sering digunakan oleh sebuah perusahaan,
yaitu konsep balance scorecard. Konsep ini menyediakan suatu kerangka untuk
memilih beberapa kinerja yang mengukur aspek yang kritikal dari bisnis. Dalam
konsep ini, harus seimbang dalam mengukur suatu kinerja. Keseimbangan
tersebut ditentukan dalam 4 perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, persektif pembelajaran, dan perspektif proses internal. Untuk membuat
balance scorecard, harus melihat visi dan misi suatu perusahaan agar kinerja yang
ingin dicapai selaras dengan visi dan misi perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat dinilai dengan melihat indikator-indikator yang
ada di perusahaan. Indikator tersebut merupakan representasi atas capaian yang
sudah dilakukan oleh suatu perusahaan. Indikator-indikator perusahaan sangat
banyak, sehingga harus dipilih mana yang merupakan indikator kunci bagi suatu
perusahaan berdasarkan keempat perspektif yang ada pada balance scorecard. Di
dalam indikator kunci tersebut, ada target yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan dan inisiatif perusahaan demi mencapai sasaran yang sesuai dengan
visi dan misinya. Dari indikator tersebut, perusahaan dapat melihat apakah
perusahaan tersebut sudah mencapai sasaran yang diinginkan atau tidak. Kinerja
perusahaan dapat dikatakan baik apabila telah mencapai target yang sudah
ditentukan melalui indikator-indikator perusahaan. Contoh studi kasus balance
scorecard yang diangkat dalam penulisan ini adalah Perusahaan Bank Negara
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Kinerja
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang
kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alatalat
suatu
pada
suatu
periode
dari
suatu
dasar
efisiensi,
pertanggungjawaban
atau akuntabilitas
(Helfert,
dan
juga
menurut
sasaran
strategik
(dalam
yang
telah
yang diharapkan.
adalah
kualifikasi
dan
efisiensi
perusahaan
yang telah
adalah
sekumpulan
ukuran
kinerja
yang menyediakan
yang
dilakukan
oleh
perusahaan.
Dengan
adanya
yang
hubungan
berbeda.
Sistem
ini
mendukung
4
Kaplan
dan
Norton
(dalam
Sarjono,
2007)
diturunkan
mengintergrasikan berbagai
ukuran
motivasi
tool)
menerjemahkan
visi
yang
dan
dapat
membantu
strategi
ke
organisasi
dalam
aksi
untuk
dengan
Balanced
Scorecard
merupakan
suatu
sistem
tahun 1996
Robert
Kaplan
dan David
Norton
yang
hanyamengukur.
perusahaan.
BSC
adalahnya
fokusnya
dibandingkan
pembelajaran
keuangan.
2. Koheren, koheren
dan
(1998)
memaparkan
faktor-faktor yang
standar
yang
pasti.
Pendefinisian
metric
dalam
bentuk
stakeholder
requirement,
fundamental
ini
dalam
prakteknya
diistilahkan
dengan
semua
Balanced
Scorecard
menekankan
sistem informasi.Menurut
1. Orientasi
Manajemen strategik tradisional tidak berfokus ke
customer. Strategi yang berorientasi ke dalam menyebabkan
perusahaan tidak mampu
customer.
memantau
perubahan
kebutuhan
menggunakan
pandangan
berkepentingan
terhadap
luas
terhadap
perusahaan.
Semua
pihak
yang
stakeholders
pesaing,
bukan
untuk
memuasi
kebutuhan
strategik
berbasis
Balanced
Scorecard
customer, sehingga dikenal pula dengan nama customer valuebased model of strategic management. Tiga pertanyaan yang
harus dicari jawabannya dalam proses manajemen strategik
berbasis Balanced Scorecard adalah:1) Untuk customer apa?
2) Bagaimana kita dapat menyediakan value customer tersbut?
3) Apa yang dapat kita peroleh dari penyediaan value tersebut?
Pertanyaan
pertama
manajemen strategik
menunjukkan
bahwa
merupakan customer-driven
proses
process,
manajemen
ke
tersebut
operational.
melipat
ke dalam langkah-langkah
Pertanyaan
tactical dan
strategik,
penyusunan
program,
penyusunan
laba
jangka
pendek.
Dalam
manajemen
program
merupakan
proses penjabaran
program
tertentu. Anggaran
anggaran
yang
merupakan
dalam tahun
Scorecard
penyusunan
program,
penyusunan
anggaran,
dalam
manajemen
strategik
berbasis
Balanced
10
Scorecard
penerjemahan
misi,
disebabkan
oleh
pemanfaatan
Balanced
kerangka
strategik
harus
dipisahkan
sebagai
langkah
trend perubahan
Hasil
trendwatching
digunakan
untuk
kekuatan dan
digunakan
untuk merumuskan
strategik
berfungsi sebagai
alat
strategi.
pada
Rerangka
tahap
Balanced
perencanaan
Scorecard
strategik
sebagai
strategik
yang
memiliki
empat
karakteristik
Alat
untuk
mengevaluasi
efektivitas
inisiatif
ke masa depan.
Hasil
tahap
perumusan
strategi
ketercapaian
sasaran
strategik,
dan
(3)
Dengan
digunakannya
Balanced
Scorecard
sebagai
alat
4. Kohersi
Dalam manajemen tradisional, koherensi keluaran yang
dihasilkan
oleh
tahap
perencanaan
strategik,
penyusunan
strategik,
manajemen
strategik
berbasis
Balanced
perencanaan
strategik
dengan
program
yang
14
Koherensi
di antara
sasaran
strategik
proses
di berbagai
bisnis
intern,
Pelaporan
Strategis
organisasi
fungsional silang
kinerja dalam
15
mampu
merencanakan
strategi
pilihan
kedalam
untuk
sasaran-
Strategi
yang
yang
relevan
di
tiap-tiap
(customer, proses
pertumbuhan)
otomatis
perspektif
bisnis
internal
dan
pembelajaran
&
Pengukuran
kinerja
kinerja
keuangan
scorecard
memakai
tolak
ukur
kinerja
menggambarkan
penyebab
yang
menjadikan
perubahan
untuk
mengarahkan
kinerja perusahaan
dapat menjelaskan
pertambahan
tahap, yaitu:
dan
bertumbuh
(growth),
bertahan
(sustain),
finansial
yang
berbeda.
selanjutnya
adalah sustain
(bertahan),
di
melakukan
investasi
kembali
yang
usaha
akan
berusaha
untuk
mempertahankan
bisnisnya.
Tujuan finansial dari tahap ini adalah untuk untuk
meningkatkan aliran kas dan mengurangi aliran dana.Sasaran
strategik dari perspektif keuangan adalah shareholder value
seperti
meningkatnya
ROI
(Return
on
Investment),
adalah
semua
perspektif
tergantung
pada
memberi
dorongan
pelanggan
dan
segmen
pasarnya.
yang
akan
18
pelanggan
memungkinkan
perusahaan
meningkatnya
kepercayaan
customer
atas produk
perusahaan
dengan
kustomernya.
Perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen
pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi
atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan
alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit
opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Apabila suatu
unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior
dalam
jangka
panjang, mereka
harus menciptakan
dan
dikatakan
bernilai
apabila
manfaat
yang
perusahaan
dalam mencapai
untuk
memenuhi
kepuasan,
kebutuhan
mempertahankan,
telah
akuisisi
pelanggan
19
(perolehan
pelanggan),
yang dipertahankan),
Aquisition):
yang
akuisisi pelanggan
dan
perusahaan
kepuasan
pelanggan.
Kelompok
keputusan pembelian
Amstrong
(2004),
atribut
produk
merupakan
(2003)
pengertian atribut
melekat
memberikan
produk
sebagai
definisi
atau
unsur-unsur
yang
suatu
produk
itu
sendiri
pembelian.
2. Citra dan Reputasi
Menurut Kotler (1997) citra perusahaan adalah
respon konsumen pada
keseluruhan
penawaran
yang
dan
citra
tidak
bisa
tetapi
keterbukaan
dilakukan
pada
saat
tertentu
saja,
memproses
informasi
dari
hasil
citra
perusahaan
tidak
langsung
yang
dilakukan
objek
atas
objek
sasaran
dalam
hubungannya
dengan
perusahaan.
3. Hubungan dengan Pelanggan
Hubungan
perusahaan
dengan
pemasok
yang
(1989),
hubungan
yang
digunakan
dalam
penyediaan
proses produksi
mengantarkan material
kepada
perusahaan
untuk
manufaktur
22
dipengaruhi
oleh
kinerja
pemasok
yang
selanjutnya
dalam
rangka
mengatur
dan
memelihara
pada
level
bisnis
korporasi dan
sehingga
dapat
kontak
yang berbeda
dengan
pelanggan.
organisasi
menjadi
satu
kesatuan
selain
ini dilakukan
Proses
Bisnis
Internal
(Internal
Process
Perspective)
Fokus dalam perspektif ini adalah proses internal
dari manajemen perusahaan yang harus dilakukan. Proses
internal yang
harus
dilakukan
adalah
proses
yang
dan mempertahankan
akhirnya
pelanggan
di
pasar
Balanced
Scorecard
yaitu pendekatan
tradisional
23
proses
bisnis
Scorecard
yang
mampu
menarik
dan
mempertahankan
kepada
customer,
komputerisasi
proses
umum, Kaplan
dan
Norton
(1996)
Proses inovasi.
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan
proses
produksi.
Tetapi
ada
juga
perusahaan
yang
dan melakukan
keinginan
pelanggan,
Proses operasi.
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan,
mulai dari saat penerimaan order dari pelanggan sampai
produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi menekankan
kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara
efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta
menjadi
fokus
pembelajaran
mengindentifikasi
infrastruktur
dan
pertumbuhan ini
yang
harus
dibangun
panjang.
Sasaran
strategik
pertumbuhan
dari
adalah human
kompetensi
dan
pembelajaran
Tujuan
pelanggan dan
yang
proses
dalam
dan pertumbuhan
adalah
memungkinkan
tujuan
perspektif pembelajaran
kaitan
dengan
sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam
menerapkan Balanced Scorecard yaitu:
Kapabilitas Karyawan
Kapabilitas karyawan adalah merupakan bagian
kontribusi yang
diberikan
karyawan
pada
perusahaan.
akses
dorongan untuk
menggunakan
inisiatif,
untuk
bekerja
mendapatkan
kreatif,
dan
maupun atasan.
Selanjutnya adalah retensi pekerja. Retensi pekerja
atau karyawan adalah kemampuan imtuk mempertahankan
pekerja terbaik dalam
pekerja/karyawan
perusahaan.
merupakan
Mengetahui
investasi
jangka
panjang
pelanggan.
Tujuannya
adalah
untuk
untuk
menghasilkan
26
output
tersebut.
Bagian
pekerja/karyawan.
terakhir
adalah
Produktivitas
produktifitas
pekerja/karyawan
sistem
informasi
merupakan
Tolak ukur
untuk
timbulnya,
proses-proses
diarahkanya,
tertentuyang
dan
terjadinya
dan
pekerja/karyawan
bahwa,
mungkin
proses internal,
dan konsekuensi
trial
dan error
sehingga
perubahan
28
Setiap
perspektif
memiliki
strategy-strategy
yang
saling
growth
strategy
dan
lainya
dalam
satu
diagram
29
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Visi dan Misi BNI
Visi BNI Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul, Terkemuka,
Terdepan dalam Layanan dan Kinerja. Penerjemahan visi BNI :
1. Terdepan
-
2. Terkemuka
-
3. Unggul
-
Misi BNI :
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama.
2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor
3. Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat kebanggaan
untuk berkarya dan berprestasi.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan
komunitas
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuahan dan tata kelola perusahaan yang
baik.
berlangsung hingga tahun depan. Strategi pun telah disiapkan oleh BNI, termasuk
dengan dirancangnya Corporate Plan 2014-2018. Langkah fundamental yang
tercantum dalam Corporate Plan 2014 2018 adalah didefinisikannya kembali
visi BNI, yakni Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul Dalam Layanan dan
Kinerja.
Berdasarkan VISI dan MISI yang ditetapkan perusahaan tersebut, manajemen
menetapkan Strategi Perusahaan tahun 2015 yaitu : Pertumbuhan Keuangan yang
Berkelanjutan. Selanjutnya ditetapkan sasaran strategi untuk tahun 2015 yang
meliputi 6 strategi dan ditetapkan sebagai Corporate Strategy yang berisi :
1. Melakukan ekspansi bisnis pada pasar yang selektif untuk pertumbuhan
yang berkualitas.
2. Memperkuat sinergi antar seluruh lini bisnis
3. Mengoptimalkan outlet sebagai point of sales
4. Meningkatkan CASA dan Fee based Income (FBI) dengan mendorong
transaksi nasabah melalui pengembangan electronic transaction.
5. Memperkuat perusahaan anak serta pertumbuhan anorganik
6. Memperkuat permodalan
Berbagai peluang dan tantangan di 2015 yang di tangkap oleh bank BNI
antara laian :
1. Terpilihnya pemerintahan baru Jokowi Jusuf Kalla
Adanya kebijakan dari pemerintahan baru Jokowi-Jusuf Kalla terdapat
peluang kredit dan jasa perbankan dar komitmen pembangunan
infrastruktur termasuk energy, sector maritime, industri nasional, UMKM,
dan peningkatan nvestasi langsung.
2. Adanya rencana dari Bank Indonesia untuk penerapan new loan to depost
rasio (LDR)
Memberikan peluang bagi perbankan untuk meningkatkan likuiditas
(DPK) dari sumber non konvensional
3. Kenaikan suku bunga The FED
Tantangan dari adanya kebijakan tersebut dengan adanya kenaikan suku
bunga The FED (FFR) akan memicu capital outflow, mengetatkan
likuiditas perbankan, dan meningkatkan cost of fund.
31
sehingga
turut
mendukung
pembangunan
nasional
yang
berkesinambungan . pada tahun 2009 2014 BNI focus pada delapan sector
unggulan : Agriculture, Communication, retail & wholesaler, oil, gas & mining,
enginering & Construction, food & Beverage, dan Chemical. Serta pengembangan
sector unggulan daerah. Pada tahun 2015 BNI tetap melakukan refocusing
terhadap delapan sector unggulan tersebut serta terus mendukung sector
infrastruktur, energy dan kemaritiman.
32
kinerja
dengan
menyelaraskan
seluruh
pengelolaan
kinerja
perusahaan ke dalam satu tujuan besar yang memiliki makna dan nilai yang
berkesinambungan.
Dalam konteks manajemen kinerja, untuk berhasil dan tumbuh dalam
persaingan, sebuah perusahaan harus menggunakan system pengukuran dan
pengelolaan kinerja yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas organisasi.
Artinya perusahaan dtuntut untuk mampu mengaitkan dan menyelaraskan sasaran
kinerja mulai dari system maupun nilai-nilai baik antar fungsi organisasi
(horizontal) maupun antar unit organisasi structural (vertical) dengan kapabilitas
yang dimiliki.
33
yang dilakukan oleh Service Quality Unit (SQU) dan juga dari jumlah
pelanggan yang dilayani oleh unit tersebut.
e. Kelima, perspektif pegawai (employee)
Indicator yang dinilai dalam perspektif ini berupa perputaran (turnover)
pegawai dan earning per employee, yaitu rata-rata pendapatan yang
dihasilkan oleh setiap pegawai. Hal ini menunjukkan seberapa optimal
kinerja pegawai dalam menghasilkan laba di unitnya masing-masing.
f. Keenam, perspektif proses.
Perspektif ini digunakan mengukur efektivitas yang dlakukan oleh masingmasing unit.
(PMS
35
Level 1
BNI
Level 2
Level 3
Level 4
Direktur
Sektor
Divisi/Unit
Wilayah
Level 5
Cabang
Level 6
KLN*
*on requirement to developed
Cascading KPI ke level 3 s/d 6 akan dilakukan oleh Tim, bersama unit terkait setelah KPI
Level 1 dan 2 diformalkan.
36
3.
Gambar Flow Proses Penetapan KPI di PT Bank Negara Indonesia (Persero) TBK
Berikut keenam perspektif dari pengembangan balance score card BNI :
6. Akurasi data
-
7. Budaya kerja
-
Memperlihatkan KPI
Hubungan KPI BNI dengan KPI Unit Bisnis dan Unit Fungsional
-
KPI unit bisnis dan unit fungsional harus konsisten dengan KPI BNI
KPI Finansial BU dan FU akan diambil dari beberapa KPI BNI yang
relevan
KPI Non Financial diambil dari kegiatan proses unit yang mampu
mendukung bisnis BNI.
39
Gambar Hubungan KPI BNI dengan KPI Unit Bisnis dan Unit Fungsional
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk menyusun balance scorecard, harus mengetahui apa visi dan misi
suatu perusahaan. Dari visi dan misi tersebut, dapat menentukan sasaran atau
obyektif apa saja yang ingin dicapai di suatu perusahaan. Sasaran tersebut
diterjemahkan dalam 4 perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif pembelajaran & pertumbuhan, dan perspektif proses
internal. Selain dari 4 perspektif tersebut, perusahaan dapat menentukan
perspektif yang lain dari pada perspektif tersebut. Dari perspektif tersebut, baru
dapat dibuat balance scorecard perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Dalam balance scorecard, berisi tentang penjabaran sasaran, pengukuran, target
dan inisiatif suatu perusahaan yang dilakukan untuk mencapai visi dan misinya.
Pada BNI (Bank Negara Indonesia), ada suatu sistem yang mengukur
kinerja di perusahaan tersebut, yaitu PMS (Performance Management System).
Dengan strategi pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan, BNI menetapkan
sasaran strategi yang akan dicapai, yaitu Memperkuat sinergi Business Banking,
Consumer & Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan value chain untuk
mengoptimalkan keuntungan, Pertumbuhan aset berkualitas dengan struktur
pendanaan yang optimal, Meningkatkan penjualan dan volume transaksi dengan
mengoptimalkan
customer
engagement,
memperkuat
jaringan,
dan
mengembangkan aliansi bisnis, dan Optimalisasi sumber daya yang ada dan
simplifikasi proses guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Dari sasaran
tersebut, ditentukan 6 perspektif yang ada pada BNI. Perspektif tersebut adalah
Keuangan, Pelanggan, Pertumbuhan, Pegawai, Risiko, dan Proses. Dari keenam
perspektif, ditentukan indikator-indikator kunci yang diatur oleh PMS untuk
mengukur kinerja di BNI.
41
DAFTAR PUSTAKA
42