1.
1. Konsep Pengembangan Manajemen Berdasarkan KPI
2. Jenis-jenis KPI : Process-based KPI dan Result-Based KPI
3. Metode untuk Mengidentifikasi KPI secara Tepat untuk Setiap Posisi/
Jabatan (Para Peserta akan Memperoleh free KPI Catalog untuk
Beragam Fungsi seperti SDM, Keuangan, Pemasaran, Produksi, dll.)
4. Merumuskan Definisi Setiap KPI dan Formula untuk Memperoleh/
Menghitung Data Pencapaian KPI
5. Metode untuk Memonitor dan Mengendalikan Pencapaian KPI
6. Studi Kasus dan Diskusi
2. Tahapan untuk mengidentifikasi dan menyusun KPI yang tepat dan terukur.
Dalam tahapan ini akan diberikan juga beragam contoh katalog KPI untuk
semua fungsi yang ada dalam perusahaan, baik fungsi marketing, HRD,
keuangan, IT, hingga fungsi Audit dan Legal.
3. Cara Menentukan Pengukuran KPI. Dalam tahapan ini akan dibahas mengenai
cara untuk mengukur KPI yang telah dipilih. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa setiap KPI yang dipilih dapat dilacak data pencapaiannya.
4. Cara Menentukan Target KPI. Angka penulisan target KPI bisa berbeda-beda
tergantung kenis KPI-nya : ada yang memakai angka persentase, waktu, ataupun
angka nominal. Kriteria penetapan target dan faktor apa yang harus
diperhatikan dalam penentuan target juga akan dilakukan dalam tahapan ini.
5. Cara Melakukan Perhitungan Skor KPI. Dalam fase ini akan dilakukan
pembahasan mengenai cara melakukan perhitungan Skor KPI. Akan dibahas
juga fungsi skor KPI dalam proses penilaian kinerja karyawan.
OUTLINE
HARI I
HARI II
MATERI TRAINING:
MATERI PELATIHAN
Sistem manajemen kinerja memuat ukuran-ukuran KPI (key performance indicator) yang
merepresentasikan kinerja dari seluruhbagian organisasi dan keterkaitan yang ada antar
bagian-bagian tersebut. Banyak perusahaan yang telah memiliki sistem manajemen
kinerja namun hanya berisi ”list of KPIs” dan mengabaikan keterkaitan antar indikator.
Dalam satu dekade terakhir berkembang sistem manajemen kinerja seperti Balanced
Scorecard (BSC) yang berusaha mengakomodasi adanya keterkaitan antar indikator.
Dalam BSC, keterkaitan antar indikator hanya dinyatakan secara kualitatif. Jika
hubungan keterkaitan ini bisa dinyatakan secara kuantitatif, maka model pengukuran
kinerja bia digunakan untuk tujuan yang lebih definitif dan spesifik, misalnya upaya
perbaikan yang lebih spesifik, ataupun untuk memprediksi perilaku sistem di masa
depan.
Table of Contents
1 Pengertian KPI
1.1 Pengerian Key Performance Indicator Menurut Ahli
2 Jenis-jenis Key Performance Indicator
2.1 Key Performance Indicator Financial
2.2 Key Performance Indicator Non-Financial
3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas KPI
4 Penerapan Key Performance Indicator
Pengertian KPI
KPI (Key Performance Indicator) adalah alat ukur yang menggambarkan efektivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya. Perusahaan menggunakan KPI untuk
mengukur kesuksesan pencapaian target mereka. Adapun beberapa karakteristik dari
KPI yaitu :
Ukuran Non-Financial
Ukuran yang sering digunakan (Regular measurements)
Ukuran yang diketahui oleh manajemen
Semua orang yang ada di dalam suatu organisasi telah mengerti dan memahami
KPI
Tanggung jawab kepada individu dan tim
Memiliki efek yang sangat signifikan
Memiliki efek yang positif
Key performance indicator diukur dalam periode harian, mingguan dan bulanan. KPI
yang baik merupakan suatu hal yang penting dan terus menerus mendapat perhatian
dari manajemen. Ketika seseorang menyimpang dari KPI, pihak manajemen dapat
mengambil suatu keputusan dan memanggil orang yang bertanggung jawab.
Pengerian Key Performance Indicator Menurut Ahli
Menurut Iveta (2012), Key Performance Indicator (KPI) adalah ukuran yang
bersifat kuantitatif dan bertahap bagi perusahaan serta memiliki berbagai perspektif
dan berbasiskan data konkret, dan menjadi titik awal penentuan tujuan dan
penyusunan strategi organisasi.
Menurut Warren (2011), Key Performance Indicator (KPI) merupakan sebuah
pengukuran yang menilai bagaimana sebuah organisasi mengeksekusi visi
strategisnya. Visi strategis yang dimaksud merujuk kepada bagaimana strategi
organisasi secara interaktif terintegrasi dalam strategi organisasi secara
menyeluruh.
Menurut Parmenter (2007), mendefinisikan Key Performance Indicator (KPI)
sebagai yang paling kritikal untuk kesuksesan organisasi pada kondisi sekarang dan
di masa datang.
Menurut Banerjee dan Buoti (2012), Key Performance Indicator (KPI) adalah
ukuran berskala dan kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
organisasi dalam tujuan mencapai target organisasi. KPI juga digunakan untuk
menentukan objektif yang terukur, melihat tren, dan mendukung pengambilan
keputusan.
KPI Financial adalah indikator kinerja utama yang berkaitan dengan keuangan. Contoh
KPI Finansial ini diantaranya adalah sebagai berikut :
KPI Laba Kotor (Gross Profit), yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa
dari pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP).
KPI Laba Bersih (Net Profit), yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa
dari pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan dan biaya-biaya bisnis
lainnya seperti biaya bunga dan pajak.
KPI Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin), yaitu KPI yang mengukur nilai
persentase yang diperoleh dengan membagi Laba Kotor dengan Pendapatan.
KPI Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), yaitu KPI yang mengukur nilai
persentase yang diperoleh dengan membagi laba bersih berdasarkan
pendapatannya.
KPI Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu KPI yang mengukur kinerja keuangan
neraca likuiditas dengan membagikan aktiva lancar (current assets) dengan
Kewajiban lancar (current liabilities).
Indikator ini memperkirakan seberapa baik suatu bisnis akan bertahan apabila
mengalami penurunan secara tiba-tiba.
KPI Non-Financial adalah KPI yang tidak secara langsung mempengaruhi keuangan
suatu perusahaan. Beberapa contoh KPI Non-Finansial yang dimaksud tersebut
diantaranya seperti :
Salah satu cara membuat KPI yang relevan adalah dengan kriteria SMART. Kata ini
adalah singkatan dari specific, measurable, attainable, relevant, time-bound. Untuk
penjelasan mengenai hal-hal tersebut, sebagai berikut.
Specific – Tujuan atau hasil haruslah jelas dan spesifik, tujuan atau hasil yang
melebar sangat tidak diharapkan. Ketika tujuan atau hasil jelas dan spesifik, sangat
mudah diketahui kapan tujuan / hasil tersebut telah dicapai.
Measurable – Tujuan atau hasil harus dapat diukur, baik itu secara kualitas atau
pun kuantitas. Hal ini dapat ditempatkan dalam hubungannya dengan performa
standar atau harapan dari suatu performa.
Achievable – Dapat dicapai, tetapi harus diformulasikan sebagai suatu tantangan
dan dengan demikian akan menginspirasi organisasi untuk mencapai hasil atau
tujuan.
Realistic – menciptakan suatu ide yang merupakan hasil atau tujuan haruslah
tercapai, tetapi harus juga realistis dan berorientasi hasil.
Time Sensitive – setiap hasil atau tujuan memiliki batasan waktu kapan tujuan
atau hasil tersebut dapat dicapai. Fakta bahwa tujuan atau hasil merupakan sesuatu
yang membutuhkan batasan waktu akan membuat suatu kemudahan dalam
mengukur suatu peningkatan suatu tujuan atau hasil berikutnya.