Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERANAN SCORECARD DAN KPI DALAM MENINGKATKAN


PRODUKTIVITAS PENJUALAN PRODUK BANK SYARIAH
Dosen Pengampu : Yaya RC Pujiharto S.P.I. M.E

Di susun Oleh :
Sayid Muhammad Azhar Fadillah

PRPGRAM SARJANA (S1)


Fakultas - PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINATUL ILMI
Jl. Raya Sawangan Gg. Pakis (Kampus) Rt. 05/03 Rangkapan Jaya Baru Pancoran Mas Depok
DEPOK – 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena dengan rahmat, taufik, dan
inyah-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dan yang merupakan tuntutan
sebagai ajuan tugas untuk mata kuliah “Produk Pemasaran Bank Syariah”. Mengingat begitu
pentingnya kegiatan belajar khususunya dalam mata kuliah Akuntansi Syariah, tentunya
penyusunan makalah “Peranan Scorecard Dan kpi Dalam Meningkatkan Poduktivitas Penjualan
Produk Bank Syariah’’
” ini tidak hanya didasarkan pada tuntutan tugas, namun juga bisa diharapkan untuk bisa
menambah pengetahuan, hingga dalam tahapan-tahapannya kita memahami dengan baik dan
benar.

Sholawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa manusia dari masa kegelapan menuju masa yang lebih baik beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh pengikutnya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca, untuk kedepangnya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masi banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam
pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja
untuk mewujudkan sasaran-sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena ini
dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan
sasarn yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam
dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari
penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat
mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan, untuk
selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang.

Balanced Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek


dan tujuan jangka panjang, antara ukuran keuangan dan nonkeuangan, antara
indicator leading. Balanced Scorecard cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam
mewujudkan kinerja dalam keempat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang
dihasilkan bersifat berkesinambungan.

KPI (Key Performance Indicator) adalah alat ukur yang menggambarkan efektivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya. Perusahaan menggunakan KPI untuk mengukur
kesuksesan pencapaian target mereka.

Key performance indicator diukur dalam periode harian, mingguan dan bulanan. KPI yang
baik merupakan suatu hal yang penting dan terus menerus mendapat perhatian dari manajemen.
Ketika seseorang menyimpang dari kpi, pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan dan
memanggil orang yang bertanggung jawab tsb.
A. Pengertian dan Tujuan dari Key Performance Indicator

Secara singkat pengertian KPI adalah indikator atau acuan setiap perusahaan dalam
mengukur kinerja para personelnya. Tujuannya tentu mengetahui seperti apa kinerja perusahaan
dan elemen pentingnya di dalamnya. Dengan adanya KPI, perusahaan juga dapat menentukan,
merencanakan, dan memutuskan seperti apa strategi serta langkah yang diambil perusahaan ke
depannya.

Indikator yang digunakan setiap perusahaan pastinya berbeda-beda, namun tetap pada
tujuan yang sama yaitu mengetahui level kinerja sudah di tahap apa. Setiap perusahaan harus
memperhatikan 3 hal penting dalam menentukan KPI untuk digunakan di perusahaan terkait.
Berikut 3 hal yang dapat diterapkan:

 Target, digunakan sebagai tujuan utama dari penentuan indikator yang sesuai dengan
perusahaan.
 Leading Indicator, digunakan untuk mengetahui gambaran dan kemungkinan hasil ke
depannya.
 Lagging Indicator, digunakan untuk mengetahui progres atau berjalannya target.

Tiga hal ini bisa dicontohkan dengan beberapa contoh seperti seseorang yang ingin
menurunkan dan mengetahui berat badannya, bisa menggunakan timbangan dan melihat hasil
berupa angka yang ditunjukan. Hasil timbangan ini disebut lagging indicator.

Sementara leading indicator pada contoh tadi adalah komponen-komponen pendukung


yang harus diperhatikan seseorang dalam mencapai penurunan berat badan sebagai target.
Seperti contoh jumlah kalori yang dibutuhkan, pengurangan kalori, dan indikator lainnya.

B. Karakteristik KPI yang Sesuai

Dalam menentukan KPI yang sesuai dan tepat dengan situasi perusahaan, beberapa
karakteristiknya perlu diperhatikan. Hal ini dilakukan agar penggunaan KPI bisa seefektif
mungkin diterapkan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa karakteristik yang harus
diperhatikan pada sebuah KPI:

 Peningkatan pencapaian sesuai target dapat dilakukan dengan pembuktian secara objektif
 .Hal-hal esensial yang dapat memberikan informasi penting ketika akan membuat keputusan,
harus diukur secara baik dan benar.
 Menggunakan data pembanding untuk mengetahui setiap progres dan perubahan yang
tengah berjalan.
 Mampu mengukur efektivitas, kualitas, efisiensi, ketepatan waktu, pengaturan, perilaku,
kepatuhan, kinerja proyek, kinerja anggota, ekonomi, serta pemanfaatan sumber daya.

Mampu menggunakan leading dan lagging indicator secara seimbang dalam mencapai target.

Menggunakan Objek yang Diukur

Sebuah KPI yang digunakan oleh perusahaan, harus disertai dengan objek yang dijadikan ukuran
KPI. Berikut contoh objek beserta penjelasannya:

 Risiko: Dalam hal ini resiko-resiko yang dapat menganggu, memperlambat, hingga


membahayakan setiap pencapaian target.
 Personel: Objek ini fokus mengukur setiap skill, performa, hingga perilaku karyawan
yang dapat memengaruhi setiap pencapaian target.
 Project: Hal ini mengacu pada keefektifan program atau proyek yang sedang berjalan.
 Operasional: Objek ini fokus pada hal-hal yang sifatnya operasional harian, strategi,
gambaran produk, peningkatan produktivitas, pembuatan keputusan, dan lain-lain.
 Strategis: Hal ini mencakup kapasitas perusahaan dalam soal keuangan, proses internal,
hingga konsumen

5 Unsur yang Harus Ada pada KPI

Dalam menentukan sebuah key performance indicators yang dapat digunakan oleh perusahaan,
sebaiknya harus memerhatikan 5 unsur penting di dalamnya. Berikut penjelasannya:
 Input: Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai target meliputi jenis,
kuantitas, dan kualitas sumber daya.
 Proses: Aktivitas yang dijalankan atau dilalui untuk mencapai hasil yang diinginkan
secara konsisten, efisien, dan efektif.
 Output: Seberapa banyak hasil yang dikeluarkan dalam mengukur setiap kinerja yang
dilakukan dengen menggunakan sumber daya.
 Dampak: Fokus pada hasil akhir yang dicapai dengan peningkatan, perubahan, dan
penambahan target.
 Proyek: Fokus pada keadaan dan progres program atau proyek yang berlangsung.

Metrik Umum pada Key Performance Indicators

Perusahaan yang menerapkan KPI pada sistem kerja mereka akan menggunakan ukuran-
ukuran tertentu. Di mana hal tersebut, dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui hasil dari KPI.
Ukuran ini disebut dengan metrik yang merupakan alat ukur untuk proses KPI.

Metrik umum yang biasa digunakan oleh suatu perusahaan untuk setiap divisinya tentu
berbeda-beda. Mulai dari divisi sales, marketing, finance, HRD, dan masih banyak lainnya. Di
mana, hal yang berpengaruh pada aktivitas kerja dalam mencapai target memiliki peran penting.

Berikut contoh-contoh metrik umum pada beberapa divisi:

Finance

 Biaya akunting dan biaya variabel


 Harga pokok penjualan
 Pendapatan bersih, laba kotor, dan margin laba kotor
 Pertumbuhan penjualan
 Arus kas dan budget expense
 waktu payroll dan waktu reimbursement
 pembayaran kredit
 nilai inventaris, dan lain sebagainya.

HRD

 Biaya operasional pada proses rekrutmen meliputi psikotes, test, dan interview
 Proses rekrutmen meliputi waktu training dan hasil training
 Staffing efisiensi
 Data karyawan meliputi kualitas karyawan, usia rata-rata, gaji rata-rata, rasio
karyawan laki-laki dan perempuan, persantese karyawan baru, jumlah rata-rata karyawan
yang mengundurkan diri dan lain sebagainya

Marketing

 Marketing beserta rasio budget


 Respon yang didapat dari setiap branding
 Brand awareness dan customer awareness
 Kekuatan dan kredibilitas yang dimiliki brand
 Return on marketing investment
 Traffic pada platform yang dimiliki dan lain sebagainya

Sales

 Kuota dan kapasitas sales


 Rasio closing
 Jumlah kesepakatan dari klien dan jumlah pesanan
 Margin kotor per produk dan per sales
 Frekuensi transaksi dan rata-rata pendapatan
 Estimasi penjualan dan masih banyak lainnya
Kesalahan yang Sering Terjadi saat Menentukan KPI

Dalam menentukan KPI yang baik dan benar, kesalahan bukan hal yang asing dan sering
terjadi. Kesalahan ini dapat dilihat ketika hasil dari seluruh kinerja perusahaan tidak dapat
mencapai target. Permasalahan yang sering terjadi ini menjadi kendala yang memperlambat
proses KPI. Berikut penjelasannya:

1. Strategi dan objektif setiap perusahaan yang tidak jelas karena kebanyakan perusahaan
menentukan keberhasilan berdasarkan performa dan sisi keuangan perusahaan saja.
2. Ketidaksepemikiran mengenai kepentingan setiap divisi menjadi permasalahan yang
cukup menghambat.
3. Conflict of interset yang tercipta pada setiap proses dan program juga menjadi
permasalahan.
4. Tidak adanya dukungan sistem yang mumpuni dalam membuat dan mengukur laporan
kinerja

C. Konsep Dasar Balanced Scorecard

Konsep balanced scorecard (BSC) dikembangkan dan diperkenalkan oleh Robert Kaplan


dan David Norton pada tahun 1992 untuk membantu akuntan manajemen memberikan lebih
banyak informasi tentang keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi. Dengan
menerapkan balanced scorecard, akuntan manajemen dapat melakukan lebih dari memprediksi
keuntungan (sebagai bagian dari anggaran) atau memberikan informasi untuk keputusan tentang
harga produk atau membeli peralatan baru. BSC juga memberikan informasi untuk membantu
manajer dan investor menilai seberapa dekat perusahaan bergerak mencapai berbagai tujuan dan
sasarannya. Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan
visi dan strategi organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional.

Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal
penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang
menjadi luas yaitu empat prespektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan
strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen
yang terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi
bisnisnnya. (Widilestari, 2011, hal. 86-87)

Untuk memilih ukuran kinerja dalam perspektif bisnis internal, manajer harus berpikir dan
menyusun strategi tentang aspek-aspek operasi mereka yang paling penting bagi keberhasilan mereka.
Sebagai contoh, sebuah restoran makanan cepat saji mungkin akan fokus pada seberapa cepat dapat
membuat dan menjual produk makanan yang berbeda atau meminimalkan pembusukan.

D. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

tiap perusahaan atau organisasi mempunyai banyak hubungan dengan para stakeholder-nya


seperti pemasok, pelanggan, dan kreditur. Hubungan tersebut tidaklah bersifat statis tetapi
senantiasa dinamis atau berubah seiring dengan perubahan lingkungan eksternal. Oleh karena itu,
kemampuan karyawan untuk belajar, tumbuh, mengantisipasi perubahan, dan bereaksi terhadap
lingkungan eksternal benar-benar penting bagi keberhasilan perusahaan. Karyawan yang
termotivasi dan terlatih mengetahui apa yang terjadi dan cara mengantisipasi perubahan tersebut.

Perspektif ini dalam Balnced Scorecard dinamakan dengan perspektif pertumbuhan dan


pembelajaran. Kaplan (1996) mengungkapkan betapa pentingnya organisasi bisnis untuk terus
memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan, dan meningkatkan
pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan
meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian ukuran ketiga
perspektif di atas dan tujuan perusahaan.

Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, terdapat tiga dimensi penting yang harus
diperhatikan untuk melakukan pengukuran, yaitu:

a.      Kemampuan karyawan. Pengukuran terhadap kemampuan karyawan dilakukan dengan


menggunakan tiga faktor berikut, yaitu pengukuran terhadap kepuasan karyawan, pengukuran
terhadap perputaran karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran terhadap produktivitas
karyawan.
b.      Kemampuan Sistem Informasi. Peningkatan kualitas karyawan dan produktivitas
karyawan juga dipengaruhi oleh kemudahan akses yang diperoleh karyawan terhadap sistem
informasi sehingga karyawan akan memiliki kinerja yang lebih baik.

c.       Motivasi, Pemberian Wewenang, dan Pembatasan Wewenang Karyawan.

Meskipun karyawan sudah dibekali dengan akses informasi yang begitu bagus tetapi apabila
karyawan tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan kinerjanya maka semua itu akan sia-sia
saja. Sehingga perlu dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam
bekerja.

E.     Implementasi Balanced Scorecard

Langkah pertama dalam mengimplementasikan Balanced Scorecard adalah team yang telah


disusun melakukan identifikasi data yang diperlukan untuk mengimplementasikan Balanced
Scorecard. Selanjutnya menentukan teknologi informasi yang digunakan untuk memudahkan proses
mengkomunikasikan Balanced Scorecard. Implemetasi dari balanced scorecard tidak bisa langsung
dilakukan pada setiap unit organisasi secara bersamaan, tetapi harus dilakukan secara bertahap.

Langkah kedua adalah membangun scorecard secara menyeluruh. Pada awalnya Balanced


Scorecard dibuat pada tingkat organisasi, yang kemudian diterjemahkan kedalam Balanced
Scorecard unit-unit dalam organisasi, diterjemahkan lagi kedalam Balanced Scorecard departemen,
dan yang terakhir adalah Balanced Scorecard tim atau individu. Pada tahapan ini tim yang
terbentuk mengkomunikasikan inisiatif strategis dan ukuran yang dibutuhkan untuk setiap
perspektif kepada manager dari masing-masing unit organisasi.

Selanjutnya manager dari setiap unit organisasi berpartisipasi dalam menentukan ukuran dari
setiap proses yang dilakukan oleh unitnya. Pada tahapan ini terjadi pertukaran informasi dari tim
pusat kepada manager unit dan sebaliknya. Langkah ketiga adalah menggunakan
data scorecard untuk evaluasi dan peningkatan. Pada tahapan ini terjadi arus informasi dari setiap
tim atau individu kepada departemen, yang oleh departemen dilanjutkan ke unit organisasi, yang
akhirnya semua informasi dikumpulkan pada tingkat organisasi.
Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara melihat catatan manual, melalui survei
menggunakan email, interview terhadap individu atau tim, dan melalui database. Setelah data-data
tersebut terkumpul maka eksekutif melakukan analisa dan evaluasi atas data tersebut. Dari analisa
dan evaluasi ini diputuskan bagaimana merevisi strategi, inisiatif.

Penggunaan Balanced Scorecard memberikan manfaat bagi organisasi antara lain


meningkatkan komunikasi antar individu dalam organisasi, manajemen dapat fokus pada proses
organisasi secara keseluruhan, membawa setiap unit dalam organisasi kearah yang sama yaitu
melayani masyarakat, memotivasi pekerja, meningkatkan sistem penghargaan, dan meningkatkan
kepuasan pekerja. Ketidakmampuan organisasi dalam memilih dan menggunakan ukuran kinerja
yang tepat, ketidakmampuan sistem informasi organisasi yang ada untuk menyediakan data yang
diminta, kurangnya dukungan data yang diminta, kurangnya dukungan dan komitmen dari
manajemen, dan pekerja kurang mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan, merupakan
bebrapa kendala yang harus diperhatikan dalam mengimplementasikan Balanced
Scorecard. (Firdaus, 2009, hal. 7-8)

Indikator yang digunakan setiap perusahaan pastinya berbeda-beda, namun tetap pada tujuan
yang sama yaitu mengetahui level kinerja sudah di tahap apa. Setiap perusahaan harus
memperhatikan 3 hal penting dalam menentukan KPI untuk digunakan di perusahaan terkait.
Berikut 3 hal yang dapat diterapkan Target, leading indicator, langging indicator

KPI (Key Performance Indicator) adalah alat ukur yang menggambarkan efektivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya. Perusahaan menggunakan KPI untuk mengukur
kesuksesan pencapaian target mereka.

Key performance indicator diukur dalam periode harian, mingguan dan bulanan. KPI yang
baik merupakan suatu hal yang penting dan terus menerus mendapat perhatian dari manajemen.
Ketika seseorang menyimpang dari kpi, pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan dan
memanggil orang yang bertanggung jawab tsb
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang
(balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak
diwujudkan di masa depan. Melalui kartu ini skor yang hendak diwujudkan perusahaan di
masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini
digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua
aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, maupun internal dan
eksternal.

Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif.


Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian
berkembang menjadi luas yaitu empat prespektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur
kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai