Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ MANAJEMEN STRATEGIK UNTUK MENINGKATKAN KINERJA


ORGANISASI“.
DOSEN PENGAJAR : DR. ROSNAINI DAGA, SE, MM.,CPHCM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
ANGGOTA :

1. SALSABILA APRIANTI 20179086


2. ANNISA TASYA SALSABILA 20179078
3. ANDINI

PROGRAM STUDI S1 MANAJAEMEN KEUANGAN


INSITUT BISNIS DAN KEUANGAN NITRO
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena Karunianya Tugas Kelompok Ini
Dapat Diselesaikan Dengan Baik Dan Tepat Pada Waktunya. Topik Yang Dibahas Dalam
Majalah Ini Adalah “Manajemen Strategik Untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi”. Sukses
Atau Tidaknya Sebuah Perusahaan Sangat Ditentukan Dari Baik Buruknya Kinerja
Organisasi.Oleh Karena Itu, Dalam Tugas Kelompok Ini Akan Dibahas Tentang Kinerja
Organisasi Yang Dirangkum Dari Berbagai-Bagai Sumber.
Terlepas Dari Itu Penulis Menyadari Bahwa Masih Ada Kekurangan-Kekurangan Dalam
Makalah Ini. Kiranya Makalah Ini Dapat Memberikan Pengetahuan Dan Membantu Dalam
Menyelesaikan Masalah Yang Terdapat Dalam Organisasi. Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu yang sulit dalam analisa kinerja organisasi adalah memilih perangkat
ukuran berdasarkan hasil yang seimbang untuk mengukur kesuksesan dalam memenuhi
tujuan dan sasaran organisasi, terutama yang berhubungan dengan kinerja organisasi.
Kesulitan dalam mengukur kinerja organisasi pelayanan public sebagian muncul karena
tujuan dan misi organisasi public yang sering kali tidak jelas, tetapi juga bersifat
multidimensional. Kinerja organisasi sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi,
dan visi organisasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud pengertian kinerja organisasi?


2. Bagaimana key performance indicatotor sebagai pengukur kemajuan organisasi?
3. Apa yang dimaksud pengertian balanced scorecard?
4. Prespektif apa saja yang ada dalam balanced scorecard?

C. Maksud Dan Tujuan


Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen strategik


2. Memahami tentang munajemen strategi dalam kinerja Organisasi
3. Mengetahui gambaran manajemen strategi
4. Untuk menambahkan wawasan atau pemahaman terhadap pentingnya Manajemen
Strategi bagi Perusahaan.

D. Manfaat

1. Dapat menambah wawasan bagi pembaca


2. Menambah pengetahuan dalam pengetahuan tentang sejarah.
3. Setelah membaca makalah ini diharapkan kita mampu menelaah juga memahami
tentang pentingnya sejarah bagi kita serta dapat mengambil sisi positifnya dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kinerja Organisasi


Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
mencerminkan keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai dari
Perilaku anggota organisasi. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output)
dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap
sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan
hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
organisasi. Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama
diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi.
Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi.
Tercapainya tujuan organisasi berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat
dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya (Surjadi, 2009 : 7)
Manajemen kinerja pada tingkatan organisasi berhubungan dengan merealisasikan
visi mengenai apa yang dituju organisasi dan apa yang harus dicapai. Faktor kuncinya
adalah kepemimpinan yang visioner. Kepemimpinan yang visioner menghasilkan fokus.
Pemimpin yang visioner berorientasi pada hasil, efektif dalam menarik perhatian, dan
memperoleh komitmen mengenai apa yang mereka yakini dapat dan harus dicapai.

B. Key Performance Indicator (KPI) Sebagai Pengukur Kemajuan Organisasi


Setiap organisasi dengan bentuk, ukuran, serta aktivitas yang dilakukannya,
pastilah memiliki tujuan dan sasaran jangka pendek maupun panjang. Organisasi
memerlukan indikator-indikator tertentu, yang mencerminkan faktor-faktor penunjang
kesuksesan dari sebuah organisasi. ndikator inilah yang dikenal dengan istilah Key
Performance (KPI).
Salah satu faktor penentu keberhasilan ataupun kegagalan Salah satu Sebuah
organisasi adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi, dan mengimplementasikan
KPI. KPI semakin penting peranannya dalam menghasilkan keputusan yang akurat dan
tepat waktu, yang tentu saja menjadi faktor utama diraihnya kesuksesan dalam sebuah
organisasi. KPI ditujukan untuk menyediakan pengukuran strategis yang menjadi
indikator bagi keberhsilan ataupun kegagalan perusahaan, serta merupakan inti dari
manajemen kinerja yang bertujuan untuk memberikan ukuran strategis. Melalui KPI
dapat diteliti apakah strategi-strategi yang ditetapkan perusahaan telah dieksekusi
secara efektif.
Perusahaan-Perusahaan yang berkinerja tinggi yang melebihi rata-rata kinerja
perusahaan dalam industrinya masing-masing. Dalam aspek finansial, hubungan
dengan pelanggan, proses, dan organisasi. Ternyata adalah perusahaan-prusahaan
yang secara konsisten mengimplementasikan KPI. KPI, bila dirancang secara tepat,
akan mampu memberikan gambaran secara jelas kepada karyawan seputar sasaran
serta tujuan organisasi, tentunya bila disertai pemahaman seputar hubungan antara KPI
tersebut dan pencapaian kesuksesan organisasi secara keseluruhan. KPI juga dapat
menjadi referensi yang berperan dalam memperkuat nilai-nilai serta menciptakan tujuan
bersama. KPI tidak dapat dibangun tanpa adanya yang jelas seputar hal-hal yang
mungkin dapat dicapai atau terjadi. Sehingga, dalam penyusunan KPI, organisasi harus
mampu menetapkan batas atas dan batas bawah yang mengacu kepada pasar dan
persaingan yang terjadi. Ini mengisyaratkan pentingnya pemahaman terhadap
benchmark sehingga manfaat KPI dapat dirasakan secara optimal. Dengan adanya
benchmark, sebuah organisasi dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap krusial
bagi kesuksesan organisasi-organisasi lain (terutama pesaing) dalam membangun serta
mempertahankan keunggulan kompetitif yang mereka miliki.

C. Mengukur Keberhasilan Dengan Menggunakan Balanced Scorecard

a) Pengertian Balanced Scorecard


Balanced scorecard adalah sebuah perangkat strategis (strategic tools) untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan terhadap sasaran- sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sebelumnya, hampir seluruh sistem pengukuran kinerja
yang ada sangat berorientasi hasil dan sangat fokus pada aspek finansial,
sehingga aspek-aspek lain (pelanggan, organisasi, operasional dan SDM) tidak
mendapat perhatian yang seharusnya.

 Sistem sistem evaluasi kinerja

i. Seimbang (balanced)-Mengukur dari empat perspektif Yang berbeda.


Tidak sekedar mengukur kinerja finansial (pendapatan, biaya, profit), tapi
juga mengikutsertakan Perspektif non-finansial (pembelajaran, operasi
bisnis dan pelanggan ( yang penting dalam mendukung kinerja finansial
tersebut.

ii. Terintegrasi Merupakan sistem evaluasi kinerja yang berbasis strategi,


dirancang untuk mengelola dan memantau seberapa jauh strategi
organisasi diterapkan dan sebaik yang telah dan sedang dicapai.

iii. Memiliki indikator kinerja yang mengukur kinerja masa lalu Ogging) dan
indikator kinerja yang memprediksi kinerja masa depan (leading).

iv. Selaras (aligned)-Diturunkan secara runut dan sistematis dari tingkat


korporasi hingga ke tingkat departemen, bahkan karyawan. Dengan
demikian, strategi dan sasaran-sasaran organisasi secara konsisten
"diturunkan" dan diterjemahkan menjadi rencana kerja individu.

b) Empat (4) Perspektif Balanced Scorecard Menurut Kaplan Dan Norton


Adalah

v. Perspektif finansial. Perspektif ini menjelaskan hasil-hasil nyata dari


strategi dengan menggunakan ukuran-ukuran seperti Return on
Investments (ROI), Economic Value Added (EVA),Produk.
vi. Perspektif pelanggan. Mencakup pengukuran-pengukuran semisal
kepuasan, retensi, dan pertumbuhan. Demikian juga ukuran proposisi nilai
untuk pelanggan-pelanggan yang menjadi sasaran. Proposisi nilai adalah
bagian terpenting dari strategi. Proposisi nilai menjelaskan bagaimana
perusahaan thembedakan dirinya di mata pelanggan. Proposisi nilai juga
menentukan konteks strategi-strategi lainnya

vii. perspektif proses. Mengidentifikasi beberapa proses bisnis yang writis


yang bakal memenuhi tujuan pelanggan dan finansial Sebuah organisasi
melakukan ratusan proses, mulai dari membayar gaji hingga menerbitkan
laporan keuangan per tiga bulan, memelihara peralatan dan fasilitas, dan
berinvestasi pada produk haru.

viii. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mengidentifikasi pekerjaan


(modal manusia), sistem (modal informasi), dan iklim (modal organisasi)
yang mendukung proses penciptaan nilai. Perspektif proses serta
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menjelaskan bagaimana
organisasi mengimplementasikan strateginya.

 Pada tingkat korporat, keempat perspektif balanced scorecard memberikan


pengklasifikasian untuk mengenali aneka sumber sinergi.

1. Sinergi Finansial
- Mengakuisisi dan mengintegrasikan perusahaan lain.
- Beroperasi dalam pasar modal internal yang efisien dengan memanfaatkan
informasi privat guna mengalokasikan modal pada peluang-peluang yang
produktif.
- Melaksanakan proses pemantauan dan tata kelola yang unggul di seluruh
perusahaan-perusahaan yang berbeda.
- Mencapai skala keterampilan yang terspesialisasi dalam negosiasi dengan
pihak-pihak internal seperti pemerintah, serikat pekerja, penyedia modal, dan
pemasok.

2. Sinergi Pelanggan
- Secara memberikan proposisi nilai secara umum di seluruh jaringan yang
tersebar secara geografis dari ritel, grosir, dan outlet-outlet distribusi.
- Meningkatkan pelanggan umum dengan mengkombinasi- kan produk dan
layanan dari berbagai unit guna mem- berikan proposisi nilai yang berbeda
bagi pelanggan.

3. Sinergi Proses
- Mengoptimalkan kompetensi inti yang meningkatkan keunggulan teknologi
produk dan proses di seluruh unit- unit yang berbeda.
- Mencapai skala ekonomi melalui perakitan bersama, riset, distribusi, dan
sumber daya pemasaran.

4. Sinergi Pembelajaran dan Pertumbuhan


- Meningkatkan modal manusia melalui praktek praktek pengembangan SDM,
pelatihan, dan rekrutmen yang unggal di seluruh unit-unit bisnis.
- Meningkatkan teknologi umum, seperti platform industri anggul atau saluran
bagi pelanggan yang dapat dibagi bersama di seluruh divisi produk dan
layanan.
- Berbagi kapabilitas praktek-praktek terbaik melalui manajemen pengetahuan
yang menghasilkan keunggulan kualitas produk di seluruh unit.

Peta strategis dan balanced scorecard menjadi mekanisme ideal wuk membantu
perusahaan menyelaraskan beragam unit dalarn sa guna mencapai penciptaan nilai
yang tinggi.
Keberhasilan pengimplementasian balanced scorecard men- tingkat tertinggi tatkala
organisasi mampu memadukan nativa intrinsik yang berasal dari program kepemimpinan
ikasinya dengan motivasi ekstrinsik yang tercipta melalui penyelaran tujuan kinerja
pribadi dengan insentif kompensasi, Selah menerima komunikasi, pendidikan, dan
pelatihan tentang wag masing-masing unit dan strategi besar perusahaan, Karyawan
membangun tujuan personal yang selaras dengan tujuan strategis.
Proses penerapan sistem manajemen balanced scorecard dapat dimulai dengan
pemimpin menciptakan rasa urgensi untuk perubahan. Urgensi ini datang dari
peningkatan kinerja yang tidak optimal, respons terhadap lingkungan persaingan yang
berubah, dan pencapaian yang lebih baik. Pemimpin yang ingin menciptakan perubahan
yang signifikan akan menyadari efektivitas balanced scorecard untuk memotivasi dan
mencapai perubahan yang diinginkan.

c) Kegagalan balanced scorecard

Sejumlah kegagalan terjadi tatkala perusahaan mencoba menyusun balanced


scorecard-nya (Kaplan dan Norton, 2001). Misalnya, menggunakan terlalu
sedikit ukuran (hanya satu atau dua untuk setiap perspektif), dan kegagalan
mendapatkan keseimbangan antara hasil yang ingin dicapai dengan pendorong
kinerja dari hasil-hasil itu.
Kegagalan juga akan terjadi apabila bisnis dan unit layanan tidak selaras
dengan strategi secara keseluruhan. Jika masing- masih unit bisnis memilih
jalannya sendiri, organisasi tidak akan memiliki strategi bersama.
Kegagalan juga terjadi pada tingkat implementasi. Hal ini acap bukan
disebabkan oleh penyusunan yang buruk, melainkan oleh proses organisasi
yang buruk.

 Jenis Jenis Kegagalan Balanced Scorecard Menurut Kaplan Dan Norton;

a) Kurangnya komitmen manajemen senior


Komitmen manajemen senior diperlukan karena mereka wajib
menjelaskan strategi organisasi. Berdasarkan penelitian Kaplan dan
Norton, hanya segelintir manajer tingkat menengah yang memahami
strategi organisasi. Hanya tim eksekutif senior yang mampu membuat
pilihan-pilihan sulit dan trade off demi efektifnya strategi.

b) Terlalu sedikit individu yang terlibat


Di sejumlah perusahaan, seorang eksekutif hanya membangun
balanced scorecard seorang diri ketimbang memimpin sebuah tim untuk
membangunnya. asumsi bahwa tim kepemimpinan sudah cukup sibuk
berurusan dengan banyak inisiatif, baik secara kolektif maupun dalam
lingkup yang menjadi tanggung jawabnya. Akibatnya, pertemuan untuk
mendiskusikan balanced scorecard sulit dilakukan.

c) Hanya melibatkan tim eksekutif senior


Agar efektif, balanced scorecard harus disebarluaskan kepada etiap
orang dalam organisasi. Hal ini bertujuan agar setiap orang memahami
strategi organisasi serta berkontribusi untuk mencapainya. Jika balanced
scorecard disebarluaskan ke seluruh organisasi, hal ini menjadi dasar
bagi penyususnan inisiatif lokal dan mendorong pengetahuan dan
pembelajaran sebagai proses organisasi yang penting.

d) Proses pengembangan yang terlalu panjang; memperlakukan balanced


scorecard sebagai peristiwa satu kali
Balanced scorecard bukanlah peristiwa satu kali, melainkan proses
manajemen yang berkelanjutan. Tujuan, ukuran, dan pengumpulan data
harus dimodifikasi dari waktu ke waktu, didasarkan pada pembelajaran
organisasī.

e) Memperkenalkan balanced scorecard hanya untuk kompensasi


Perusahaan menggunakan kompensasi sebagai pengungkit yang
guna meningkatkan perhatian dan komitmen Namun sebagian
perusahaan melewatkan bagian penjabaran strategi dari proses balanced
scorecard.

D. Transformational Balanced Scorecard


Konsep dan implementasi balanced scorecard telah dilakukan di Indonesia
selama belasan tahun belakangan ini, namun masih terdapat banyak kekurangan-
kekurangan dan kegagalan yang terjadi diakibatkan perbedaan situasi, budaya, dan
lingkungan bisnis Indonesia sebagai negara berkembang yang sangat unik dan khas.
Untuk itu The Jakarta Consulting Group UCG) kemudian mencoba mengadopsi
konsep tersebut ke dalam konteks bisnis khas Indonesia, yang kemudian dikenal
dengan JCG Transformational Balanced Scorecard.

 Lima (5) Prinsip Keunggulan (Five Principals Of Excellent) Yang Dasar


Pengembangan JCG Transformational Balanced Scorecard:

- Anggota organisasi adalah subyek-bukan aset ataupun obyek.


- Keselarasan dan keseimbangan sasaran bisnis organisasi dan ambisi
anggotanya.
- Keunggulan bisnis melalui operasi dan organisasi kelas dunia.
- Kepedulian pada pelanggan (customer care) adalah keunggulan kompetitif.
- Lingkungan bisnis di negara-negara berkembang. menuntut perhatian lebih
terhadap manajemen SDM.

 Konsep JCG Transformational Balanced Scorecard Mem Pergunakan Lima


Perspektif Pengukuran Kinerja Yang Terdiri Dari ;
- SDM
- Sistem & Organisasi
- Operasi
- Pelanggan
- Finansial Keuntungan yang diperoleh organisasi

 Keuntungan Yang Diperoleh Organisasi Dengan Meng Implementasikan JCG


Transformational Balanced Scorecard ;

- Mengintegrasikan seluruh kegiatan bisnis organisasi dalam mendukung sasaran


bisnis dan strategi organisasi.
- Memberikan suatu hasil pengukuran kinerja yang menyeluruh (holistik) dan tepat
menggambarkan situasi dan kondisi apa adanya
- Lebih tepat untuk situast, budays, dan lingkungan binis Indonesia sehingga
proses implementasi konsep ini dapat lebih efektif.

Berdasarkan konsep JCG Transformational Balanced Scorecard di atas, kita dapat


dengan mudah menyimpulkan bahwa dasar kinerja organisasi yang unggul dimulai dari
kinerja individu/ karyawan yang unggul pula.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya
tujuan organisasi berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya”
Hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menjalankan tugasnya dalam kurun
waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output, outcome, benefit, maupun impact
dengan tanggung jawab dapat mempermudah arah penataan organisasi.Adanya hasil kerja
yang dicapai oleh sebuah organisasi dengan penuh tanggung jawab, adanya kerjasama di
antara anggota organisasi akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai