Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajerial
Disusun Oleh :
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul “Indikator dan
Pengukuran Kinerja Manajemen “ untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntasi
Manajerial yang di ampu oleh ibu Salmiah, S.Pd., M.Pd.E. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca serta dapat bermanfaat
bagi kita semua. Kiranya Makalah ini dapat dijadikan pegangan terkait dengan materi
bersangkutan. Dengan paparan materi, penyajian, dan dengan bahasa yang sederhana diharapkan
dapat membantu menguasai materi dengan mudah.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan masukan dari pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah kami
yang akan datang. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................1
C. TUJUAN..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. KESIMPULAN..................................................................................................................14
B. SARAN..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pengelolaan sebuah organisasi atau perusahaan, diperlukan tata kelola atau
manajerial yang baik. Pengetahuan dasar manajemen perlu dipahami dan diterapkan dengan
baik oleh manajer sehingga akan sangat membantu dalam melaksanakan tugastugasnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Manajemen yang baik adalah kunci kesejahteraan
masyarakat yang terdiri dari berbagai macam organisasi.Salah satu aspek kunci dalam
manajemen adalah bagaimana manajer dapat mengenali peran dan pentingnya para pihak
yang akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan
Penilaian kinerja merupakan salah satu kegiatan manajemen kepegawaian yang amat
penting bagi suatu organisasi. Dengan kegiatan tersebut pimpinan organisasi dapat melihat
sampai sejauh mana faktor manusia dapat menunjang tujuan yang telah ditetapkan. Di
samping itu, melalui penilaian kinerja, pimpinan organisasi juga dapat memilih dan
menempatkan pegawai yang tepat untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya (the right man on the right place) dengan cara yang obyektif.
Pentingnya penilaian kinerja juga dapat dilihat dari sisi pengembangan pegawai.
Misalnya, suatu organisasi dapat menggunakan penilaian kinerja sebagai alat untuk
menentukan apakah karyawan tertentu membutuhkan suatu ketrampilan (skills) baru atau
tidak, apakah ketrampilan yang dimilikinya masih sesuai dengan pola perkembangan
organisasi yang ada, dan apakah organisasi secara keseluruhan membutuhkan skills baru
agar dapat eksis dalam kompetisi.
Pada erai saat ini, fenomena pengukuran keberhasilan yang hanya menekankan pada
input banyak mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Oleh karena itu perbaikkan
indikator keberhasilan suatu organisasi sangat penting agar dapat mencerminkan kinerja
sesuangguhnya dalam suatu organisasi. Tingkat keberhasilan harus diukur tidak semata-
mata kepada input dari program suatu organisasi tetapi lebih ditekankan kepada output,
proses, manfaat, dan dampak dari program organisasi tersebut bagi kesejahteraan
masyarakat. Melalui suatu pengukuran kinerja, keberhasilan suatu organisasi akan lebih
dilihat dari kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya untuk
mencapai hasil sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam perencanaan tujuan
organisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Penilaian Kinerja itu ?
2. Apa Manfaat dari Penilaian Kinerja ?
3. Apa saja Tahap dalam Penilaian Kinerja ?
4. Apa saja Indikator Pengukuran Kinerja?
5. Bagaimana Ukuran Kinerja Keuangan dan Non Keuangan ?
1
C. TUJUAN
Dengan adanya rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi dari Penilaian Kinerja itu.
2. Mengetahui Manfaat dari Penilaian Kinerja.
3. Mengetahui Tahap dalam Penilaian Kinerja.
4. Mengetahui Indikator Pengukuran Kinerja.
5. Mengetahui Ukuran Kinerja Keuangan dan Non Keuangan
D.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Selain faktor kemampuan dan motivasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja
pegawai adalah organisasi tempat berlangsungnya proses kegiatan yang menghasilkan
kinerja pegawai. Adapun faktor organisasi yang dapat mendukung kinerja pegawai adalah:
(a) Sumber Daya, (b) Kejelasan Tugas, dan (c) Sarana. Berdasarkan pada diskusi tersebut,
berikut ini adalah gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi.
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui
manfaat yang mereka harapkan Manfaat penilaian kinerja menurut pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penilaian adalah:
1. Bagi Orang yang Dinilai (Karyawan)
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja, antara lain:
a) Meningkatkan motivasi.
b) Meningkatkan kepuasan hidup.
4
c) Adanya kejelasan standar hasil yang mereka terapkan.
d) Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.
e) Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.
f) Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi lebih besar,
membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.
g) Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas.
h) Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi.
i) Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka
mengatasinya.
j) Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu dilaksanakan
untuk mencapai harapan tersebut.
k) Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan.
l) Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun dorongan atau
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan.
m) Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan
2. Bagi Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan)
Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja adalah:
a) Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja
karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya.
b) Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan
individu dan departemen yang lengkap.
c) Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk
pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya.
d) Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi.
e) Peningkatan kepuasan kerja.
f) Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa grogi,
harapan, dan aspirasi mereka.
g) Meningkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para manajer maupun
dari para karyawan.
h) Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan memberikan
pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan
kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan.
i) Meningkatkan rasa harga diri yang kuat di antara manajer dan juga para karyawan,
karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide para manajer.
j) Sebagai media untuk mengurangi kesejangan antara sasaran individu dengan sasaran
kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran perusahaan.
k) Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang
sebenarnya diinginkan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga para karyawan
dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya, dan berjaya sesuai dengan harapan
dari manajer.
5
l) Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau hubungan pribadi
antara karyawan dan manajer.
m) Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan
perhatian kepada mereka secara pribadi.
n) Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali apa yang
telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau menyusun prioritas
kembali.
o) Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas karyawan.
3. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan, manfaat penilaian kinerja antara lain:
a) Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan karena:
- Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai budaya
perusahaan.
- Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas.
- Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer menggunakan keterampilan dan
keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan
kemauan dan keterampilan karyawan
b) Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh
masing-masing karyawan.
c) Meningkatkan kualitas komunikasi.
d) Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.
e) Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
f) Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh
setiap karyawan.
g) Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.
h) Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.
i) Kemampuan menemu kenali setiap permasalahan.
j) Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan.
k) Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan ketidakjelasan dalam
membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan yang baik dapat
diciptakan dan dipertahankan. Berita baik bagi setiap orang dan setiap karyawan
akan mendukung pelaksanaan penilaian kinerja, mau berpartisipasi secara aktif dan
pekerjaan selanjutnya dari penilaian kinerja akan menjadi lebih baik.
l) Karyawan yang potensial dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan
atau sedikitnya yang dapat dipromosikan menjadi lebih mudah terlihat, mudah
diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih lanjut, dan memungkinkan
peningkatan tanggung jawab secara kuat.
m) Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh
perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana
yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
6
C. Langkah-langkah dalam Melakukan Penilaian Kinerja
1. Membentuk Tim
Pengembangan sistem penilaian kinerja perlu dilakukan dengan hati-hati karena akan
menentukan kinerja pegawai dan kinerja organisasi. Langkah pertama dalam
mengembangkan penilaian kinerja adalah menyusun suatu tim pengembangan evaluasi
kinerja yang terdiri dari:
a. Profesionalis sumber daya manusia. Yaitu pakar atau konsultan manajemen SDM.
Profesional manajemen SDM adalah pakar yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan
dan pengalaman dalam menyusun sistem evaluasi kinerja
b. Manajer Sumber Daya Manusia. Keikutsertaan manajer sumber daya manusia dalam tim
merupakan keharusan karena dialah yang akan memimpin pelaksanaan penilaian kinerja
dalam organisasi. Jika evaluasi kinerja tidak dapat diterima manager SDM, maka
pelaksanaannya akan mengalami jalan buntu
c. Supervisor atau first line manager. Keikutsertaan supervisor dalam tim karena
supervisor merupakan orang yang paling mengerti mengenai pekerjaan yang dilakukan
para karyawan yang dipimpinnya. Disamping itu, supervisor lah yang akan
melaksanakan penilaian kinerja sehingga supervisor akan menerima penilaian kinerja
yang disusunnya jika berpartisipasi dalam penyusunan penilaian kinerja
d. Wakil dari Karyawan. Disamping supervisor, para karyawanlah yang mengetahui seluk
beluk pekerjaan yang mereka lakukan. Keikutsertaan wakil karyawan dalam tim
dikarenakan penilaian kinerja akan menentukan karier dan nasib mereka. Keikutsertaan
karyawan akan membuat penilaian kinerja dapat diterima para karyawan
2. Analisis Pekerjaan
7
c. Kondisi kerja, adalah keadaan lingkungan kerja ketika pekerjaan dilaksanakan dan
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
d. Keluaran Kerja, adalah keluaran atau hasil kerja yang diharapkan setelah pekerjaan
dilaksanakan dengan baik.
Hasil analisis pekerjaan berupa informasi mengenai pekerjaan. Pertama, Informasi
pekerjaan digunakan untuk menyusun deskripsi pekerjaan. Kedua, Informasi analisis
pekerjaan juga dapat digunakan untuk menyusun sistem penilaian kinerja. Dalam menyusun
sistem penilaian kinerja, hasil analisis pekerjaan digunakan untuk menyusun tujuan dan
rencana kinerja karyawan yang melaksanakan pekerjaan. Ketiga, Informasi analisis
pekerjaan juga digunakan untuk standar kinerja. Dengan informasi hasil analisis pekerjaan
yang akurat, standar kinerja dapat disusun secara akurat, reliabel dan dapat dicapai oleh
karyawan disamping memenuhi harapan organisasi. Keempat, informasi hasil analisa
kinerja juga digunakan untuk menyusun dimensi dan indikator instrumen evaluasi kinerja.
Selain itu, informasi tersebut juga dapat digunakan untuk menentukan jenis instrumen yang
cocok untuk mengukur kinerja karyawan. Jika pekerjaan merupakan pekerjaan yang
menyajikan jasa, maka indikator yang digunakan dalam instrumen adalah indikator perilaku
kerja dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Tujuan dalam melakukan penilaian kinerja dapat berupa tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dipakai untuk menilai kinerja karyawan secara rutin. penilaian kinerja juga
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan khusus. Misalnya, penilaian kinerja dapat disusun
untuk mengurangi jumlah karyawan. Jika perusahaan melakukan restrukturisasi, merger
atau diakuisisi oleh perusahaan lain, maka akan terjadi pengurangan karyawan.
Dimensi kinerja adalah : kualitas-kualitas atau wajah suatu pekerjaan atau aktivitas –
aktivitas yang terjadi ditempat kerja yang konduktif terhadap pengukuran.
a) Hasil Kerja. Adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat
dihitung dan diukur kualitas dan kuantitasnya.
b) Perilaku Kerja. Ketika berada ditempat kerja, seorang karyawan mempunyai dua
perilaku yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadi adalah perilaku
yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya cara berjalan, cara makan,
serta cara berbicara. Perilaku kerja adalah perilaku yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, misalnya kerja keras, ramah terhadap pelanggan dll. Perilaku kerja
digolongkan menjadi dua yaitu perilaku kerja khusus dan perilaku kerja umum.
Perilaku kerja umum adalah perilaku kerja yang diperlukan untuk semua jenis
8
pekerjaan, misalnya disiplin kepada organisasi, loyalitas. Perilaku kerja khusus
adalah perilaku kerja yang dibutuhkan untuk jenis jabatan tertentu
c) Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan, adalah sifat pribadi karyawan
yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya. Misalnya sifat tenang dan sabar
dibutuhkan untuk seorang supir taksi supaya terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
5. Menentukan Standar Kinerja
Standar kinerja adalah tolok ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara
individual atau kelompok pada semua indikator kinerjanya. Dalam definisi ini, standar
kinerja adalah tolok ukur minimal, artinya jika prestasi kinerja karyawan dibawah standar
kinerja minimal tersebut, maka kinerjanya tidak dapat diterima, buruk atau sangat buruk.
Standar kinerja meliputi standar untuk semua indikator kinerja.
Setelah proses pembobotan selesai dilakukan, penilai kemudian membuat form P.A dan
diperlihatkan kepada ternilai untuk meminta persetujuan terhadap format yang telah
dibuat
9
9. Sumber Penilaian
Indikator kinerja karyawan adalah alat yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.
Penilaian kinerja dibutuhkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja setiap
karyawan. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan atau kebijaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan misi dan visi perusahaan.
Indikator kinerja (performance indicator) sering disamakan dengan ukuran kinerja
(performance measure). Namun sebenarnya, meskipun keduanya merupakan kriteria
pengukuran kinerja, terdapat perbedaan makna. Indikator kinerja mengacu pada penilaian
kinerja secara tidak langsung yaitu halhal yang sifatnya hanya merupakan indikasiindikasi
kinerja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif. Sedangkan ukuran kinerja adalah kriteria
kinerja yang mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, sehingga bentuknya lebih
bersifat kuantitatif. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai
tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi.
10
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas
atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk tiap-tiap unit
organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan.
Indikator-indikator kinerja sebagai bagian dari pemahaman terhadap hasil akhir dari
pekerjaannya. Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada tiga
indikator, yaitu:
1. Kuantitas yaitu jumlah yang harus di selesaikan atau dicapai, pengukuran kuantitatif
melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan
dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
2. Kualitas yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik dan tidaknya) pengukuran kualitatif
keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan yaitu seberapa baik
penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.
3. Ketepatan waktu yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran
kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.
4. Efektivitas Penggunaan Sumber Daya. Selain kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu,
pengelola perusahaan atau organisasi juga dapat menjadi efektivitas penggunaan sumber
daya sebagai indikator kinerja karyawan. Semakin karyawan efektif dalam menggunakan
sumber daya seperti tenaga, uang, teknologi, dan bahan baku kemudian kinerja yang
dihasilkan semakin baik maka kinerja karyawan tersebut dapat dikatakan baik.
Efektivitas penggunaan sumber daya sangat berpengaruh terutama dalam
mengoptimalkan sumber daya yang ada serta menghasilkan kinerja yang maksimal demi
pencapaian target perusahaan atau organisasi.
5. Mandiri. Kemandirian penting dalam penilaian indikator kinerja. Karyawan yang
mandiri tidak akan merepotkan rekan kerjanya. Namun meski kemandirian penting,
tuntutan akan kemampuan bekerja dalam tim juga tidak boleh diabaikan. Sehingga faktor
yang satu ini dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kinerja karyawan.
6. Berkomitmen. Komponen yang satu ini sangat menentukan motivasi karyawan untuk
melakukan pekerjaannya. Karyawan yang berkomitmen cenderung akan lebih
termotivasi dan memiliki rasa bertanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaannya
dengan baik.
Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran
komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
11
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.
a. Kehadiran Pegawai
b. Prestasi Kerja
c. Kualitas Produk
d. Perkembangan Perusahaan
e. Lingkungan Kerja
Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam
ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut
12
menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan
bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya termasuk
investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja
yang lebih baik di masa mendatang.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam rangka mewujudkan
sasaran, tujuan, visi, dan misinya. Dengan kata lain, kinerja merupakan prestasi yang dapat
dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
Penilaian kinerja pada hakekatnya merupakan suatu proses evaluasi untuk mengetahui
bagaimana kinerja seorang pegawai. Dalam pelaksanaannya, orientasi dalam proses
penilaian kinerja dapat berfokus pada pegawai (yang menunjukkan perilaku kinerja) atau
pada hasil kerja (yang dicapai dalam pekerjaan).
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui
manfaat yang mereka harapkan Manfaat penilaian kinerja menurut pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penilaian adalah: Bagi Orang yang Dinilai (Karyawan) , Bagi
Perusahaan, Bagi Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan)
Langkah pertama dalam mengembangkan penilaian kinerja adalah menyusun suatu tim
pengembangan evaluasi kinerja. Langkah kedua yaitu Analisis pekerjaan. Langkah ketiga
Menentukan Tujuan Penilaian Kinerja ,. Menentukan Dimensi Kinerja . Langkah keempat
yaitu menentukan Dimensi kinerja. Langkah kelima yaitu Menentukan Standar Kinerja.
keenam yaitu Mengembangkan bentuk formulir PA. ketujuh yaitu Membuat prosedur
skoring. Kedelapan Mengembangkan program training bagi rater, yang dinilai,
manual .langkah kesembilan yaitu Sumber Penilaian.
Indikator kinerja karyawan adalah alat yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.
Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran
komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
B. SARAN
Seperti yang sudah dijelaskan diatas mengenai indikator dan pengukuran kinerja
manajemen, diharapkan Pihak Manjemen perlu memperhatikan pengukuran kinerjanya.
Agar Melalui suatu pengukuran kinerja, keberhasilan suatu organisasi akan lebih dilihat dari
kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya untuk mencapai
hasil sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam perencanaan tujuan organisasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Amelia A.N.,Supit. J.J,Tinangon, H. Sabijono. (2014). Analisis Kinerja Non Keuangan Pt.
Otsuka Indonesia Cabang Manado. Jurnal EMBA 1607 Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal.
1607-1616.
Kristiyanti, Mariana. 2012. Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen.
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012.
Putri, Intan Mandini. (2019). Analisis Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) Adam Bengkulu. Skripsi. Bengkulu : INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU.
Sespamardi. (November 12, 2018). Indikator Kinerja Karyawan. BPAHKM Universitas Negeri
Padang. Diakses pada tanggal 19 September 2021 pukul 14.05 WIB di
http://bpakhm.unp.ac.id/indikator-kinerja-karyawan/
Ulfa, Maria. ( 2015). Analisis Pengukuran Kinerja Karyawan Dengan Metode Human
Resources Scorecard Di Bmt Logam Mulia. Equilibrium, Vol. 3, No. 2, Desember 2015.
15