Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “KINERJA
KARYAWAN”.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
D. Manfaat...........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
M. Periode Penilaian.......................................................................................................16
R. Implikasi Hukum...........................................................................................................20
S. Wawancara Penilaian....................................................................................................20
A. Kesimpulan...................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang, sumber daya manusia dituntut untuk terus berkembang dan
memiliki kemampuan yang handal untuk menjawab tantangan globalisasi. Sumber daya
manusia didalam suatu organisasi haruslah memiliki kompetensi yang dibutuhkan agar
organisasi tersebut dapat tetap hidup dan berkembang, sehingga pelaksanaan manajemen
sumber daya manusia dari rekruitment haruslah berorientasi pada model
kompetensi. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang
untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu,
diperlukan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian
atau kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja karyawan.
Peran Manajemen SDM sendiri sangat berpengaruh terhadap kinerja dari karyawan,
karena sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan sangat
menentukan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan/organisasi. Pada dasarnya
setiap orang memiliki potensi yang luar biasa dan belum dimanfaatkan secara penuh.
Dalam penegasan tersebut menjadi tugas manajer untuk memanfaatkan sumber daya itu
sedemikian rupa untuk kepentingan pencapaian tujuan organisasi, namun tetap
memberikan suatu penghargaan dan penghormatan terhadap SDM yang bersangkutan.
Namun demikian, sering terjadi penilaian dilakukan tidak tepat. Ketidaktepatan ini
dapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaktepatan
penilaian kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja yang
diimplementasikan, ketidapahaman pegawai mengenai kinerja yang diharapkan,
ketidakakuratan instrumen penilaian kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan organisasi
dalam pengelolaan kinerja.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu:
1. Apa pengertian kinerja karyawan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut:
D. Manfaat
PEMBAHASAN
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti
prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila,
2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas
atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang
melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165).
Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan
standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Kinerja adalah hasil kerja baik secara
kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas
sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunagara, 2002:22)
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau
organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di
perusahaan tersebut.
Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15). Pengertian
kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku,
kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi
yang dibebankan kepadanya.
2. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu
organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain
untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (Prawirosentono,
1999:27). Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dalam organisasi tersebut.
3. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku (Prawirosentono,
1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam
menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
4. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
6. Lingkungan Kerja
Memastikan karyawan memiliki tempat kerja yang ‘sehat’ adalah kunci dari
produktivitas karyawan. Misalnya dengan menciptakan ruangan kantor yang selaras
memenuhi kaidah pencahayaan dan sirkulasi udara. Sebagian besar karyawan juga
dapat menilai perusahaan dari kubikel, toilet, pantry, tempat ibadah, dan ruang
istirahat yang disediakan.
Angkatan kerja generasi millennial selalu mencari ‘purpose’ atau ‘the meaning of
life’. Mereka bekerja untuk menciptakan suatu perubahan pada masyarakat, dan
mereka bangga bergabung dengan perusahaan yang memberikan mereka ruang untuk
berkarya.
Komunikasi sangat penting dilakukan baik dilakukan dari atasan kepada bawahan
atau sebaliknya. Karyawan mengharapkan memiliki pemimpin yang suportif, yaitu
memiliki karakter: pengertian, fleksibel, dan dapat dipercaya. Hal ini akan
mempengaruhi bagaimana karyawan berinteraksi dan berkomunikasi dalam
pekerjaannya.
Upah merupakan salah satu faktor paling krusial dalam upaya meningkatkan motivasi
kerja karyawan. Selain gaji pokok dan tunjangan tetap, HR harus kreatif dalam
merancang paket benefit agar kinerja karyawan tetap terjaga, seperti
memberikan bonus dan insentif kepada karyawan maupun tim kerja yang telah
mencapai target perusahaan. Manfaatkan HR software untuk melakukan perhitungan
gaji, lembur, THR; hingga BPJS dan PPh 21. Dengan aplikasi HR Gadjian,
penggajian akan menjadi lebih efisien dan transparan. Gadjian pun menyediakan slip
gaji online yang bisa diakses oleh karyawan yang bersangkutan.
Cara paling mudah untuk melihat kinerja karyawan adalah dengan memantau
kehadirannya. Ketika karyawan mulai sering izin atau terlambat, dapat diprediksi
kalau kinerjanya akan bermasalah.
Jika faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut dapat dikondisikan dengan baik,
maka otomatis kinerja seseorang juga akan semakin meningkat. Dengan demikian tugas
manajer ataupun pihak manajer secara umum adalah membuat faktor yang menjunjung
keberadaan kinerja tersebut dapat terpenuhi dalam sebauah organisasi ataupun
perusahaan. Sedangkan menurut Timpe (1993) faktor - faktor yang mempengaruhi
kinerja, yaitu:
a. Internal (pribadi)
1) Kemampuan tinggi
2) Kerja keras
b. Eksternal (lingkungan)
1) Pekerjaan mudah
2) Nasib baik
a. Internal (pribadi)
1) Kemampuan rend
2) Upaya sedikit
b. Eksternal (lingkungan)
1) Pekerjaan sulit
2) Nasib buruk
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukannya.
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu
:
1) Kualitas: Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan
3) Ketepatan waktu: Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
2. Pelatihan
Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat membantu
manajemen bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat.
3. Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya tanpa
dorongan untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus dilakukan secara
rutin sebagai bagian dari tahap - tahap penilaian kinerja formal.
Penilaian kinerja dalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja
individu atau tim. Penilaian kinerja adalah faktor penting untuk kesuksesan
manajemen kinerja, karena mencerminkan secara langsung rencana strategik
organisasi. Meskipun evalusai dalam kinerja pada sebagian perusahaan tetap pada
karyawan individual, sistem penilaian yang efektif akan mengevaluasi prestasi dan
menginissiasi rencana untuk pengembangan, tujuan, dan sasaran. Penilaian kinerja
seringkali menjadi aktivitas yang tidak disukai dan negatif serta dianggap tidak
memerlukan keahlian. Penilaian kinerja memiliki banyak kegunaan dalam persaingan
pasar yang semakin mengglobal ini. Mengembangkan sistem penilaian kinerja yang
efektif akan terus menjadi prioritas tinggi bagi manajemen. Penilaian kinerja lebih
digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi kinerja.
Dalam menilai sumber daya manusia perusahaan, data harus tersedia untuk
mengidentifikasi mereka yang memiliki potensi untuk dipromosikan. Melalui
penilaian, dapat ditemukan bila terdapat kekurangan karyawan yang siap untuk
memasuki manajemen. Rencana dapat disusun dengan menekankan lebih besar pada
pengembangan manajemen.
Nilai hasil evaluasi kinerja dapat membantu memprediksi kinerja para pelamar kerja.
Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi respon yang diberikan
pelamar melalui wawancara keperilakuan.
Perencanaan dan pengembangan karir dapat dilihat dari sudut pandang individual
maupun organisaional. Data penilaian kinerja penting dalam menilai kekuatan dan
kelemahan karyawan dalam menentukan potensi seseorang. Manajer menggunakan
informasi tersebut untuk memberi konsultasi pada bawahan dan membantu mereka
untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana karir mereka.
5. Program Kompensasi
Hasil penilaian kinerja memberi sebuah dasar untuk menbuat keputusan rasional yang
berkenaan dengan penyesuaian bayaran. Memberi imbalan pada perilaku yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi adalah jantung dari perencanaan
strategik perusahaan. Untuk mendorong kinerja yang baik, perusahaan harus
merancang dan mengimplementasikan sistem penilaian kinerja yang handal dan
kemudian memberikan imbalanyang layak bagi karyawan dan tim yang paling
produktif.
Data penilaian kinerja sering digunakan untuk membuat keputusan di beberapa bidang
hubungan kekaryawanan internal, mencakup promosi, demosi, pemberhentian,
pemutusan hubungan kerja, dan transfer. Ketika karyawna bekerja dibawah
kesepakatan kerja, senioritas menjadi dasar untuk melakukan pemutusan hubungan
kerja. Namun, ketika manajemen memiliki fleksibilitas yang lebih besar, catatan
kinerja karyawan umumnya menjadi kriteria yang lebih relevan.
7. Penilaian Potensi Karyawan
Banyak faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi proses penilaian
kinerja. Serikat pekerja adalah salah satu faktor eksternal yang bisa mempengaruhi
proses penilaian perusahaan. Serikat pekerja sejak dulu telah menekankan senioritas
sebagai dasar promosi dan kenaikan bayaran. Serikat-serikat tersebut bisa menentang
keras penggunaan sistem penilaian kinerja rancangan pihak manajemen untuk tujuan-
tujuan tersebut.
2. Faktor Internal
4. Menilai Kinerja
2. Perilaku
Ketika hasil tugas seseorang sulit untuk ditentukan, organisasi bisa mengevaluasi
perilaku atau kompetensi orang yang berhubungan dengan tugas.
3. Kompetensi
4. Pencapaian Tujuan
Hasil pencapaian tujuan dapat menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi. Hasil yang
dicapai harus berada dalam kendali tim atau individu dan hasil-hasil harus mengarah
pada kesuksesan perusahaan.
5. Potensi Perbaikan.
Ketika organisasi mengevaluasi kinerja karyawan, banyak kriteria yang berfokus pada
masa lalu. Perusahaan harus berfokus pada masa depan, memasukkan perilaku-
perilaku dan hasil-hasil yang diperlukan untuk mengembangkan karyawan dan, dalam
proses untuk mencapai tujuan perusahaan.
Atasan langsung seorang karyawan biasanya merupakan pilihan paling umum untuk
menilai kinerja.
2. Bawahan
Evaluasi para manajer oleh para bawahan layak dan diperlukan. Perusahaan beralasan
bahwa bawahan ada pada posisi yang sangat bagus untuk melihat efektivitas
manajerial atasan mereka.
Kekuatan utama menilai kinerja menggunakan rekan kerja adalah bahwa mereka
bekerja secara dekat dengan karyawan yang dievaluasi dan memiliki perspektif yang
tidak terdistorsi mengenai kinerja tertentu terutama dalam penugasan tim.
4. Penilaian Diri Sendiri
Jika para karyawan memahami tujuan mereka dan kriteria yang digunakan untuk
evaluasi, mereka ada pada posisi yang baik untuk menilai kinerja mereka sendiri.
Banyak orang yang mengenal dengan baik apa yang dikerjakan dan apa yang dapat
mereka perbaiki.
5. Penilaian Pelanggan
M. Periode Penilaian
Evaluasi kinerja formal biasanya dipersiapkan dalam interval yang spesifik. Sebagian
besar organisasi penilaian tersebut dilaksanakan tahunan atau setengah tahunan. Yang
lebih signifikan adalah interaksi terus-menerus, meliputi coaching dan aktivitas
pengembangan lainnya yang berlanjut selama periode penilaian.
Adalah metode penilaian kinerja populer yang melibatkan masukan evaluasi dari
banyak level dalam perusahaan sebagaimana pula dari sumber-sumber eksternal.
Adalah metode penilaian kinerja yang menilai para karyawan berdasarkan faktor-
faktor yang telah ditetapkan. Skala tersebut terdiri dari beberapa kategori yang
biasanya berisi antara 5 sampai 7 kategori yang didefinisikan dengan kata sifat.
4. Metode Esai
Adalah metode penilaian kinerja dimana penilai menulis narasi singkat yanfg
menggambarkan kinerja karyawan.
6. Metode Peringkat
Adalah metode penilaian kinerja dimana penilai menempatkan seluruh karyawan dari
sebuah kelompok dalam urutan kinerja secara keseluruhan.
Adalah metode penilaian kinerja yang mengharuskan penilai untuk membagi orang-
orang dalam sebuah kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori terbatas, mirip suatu
distribusi frekuensi normal.
Manajer dan bawahan secara bersama menyepakati tujuan untuk periode penilaian
berikutnya dalam sebuah sistem berbasis hasil, yang dimasa lalu merupakan suatu
bentuk manajemen berdasarkan tujuan.
2. Ketiadaan Obyektivitas
Kelemahan potensial dari metode penilaian kinerja secara tradisional adalah tidak
adanya obyektivitas. Misalnya faktor yang digunakan seperti sikap, penampilan, dan
kepribadian sulit untuk diukur.
3. Halo Error
4. Horn Error
5. Sikap Lunak
6. Sikap Keras
Kesalahan Penilaian evaluasi yang muncul ketika para karyawan secara tidak benar
dinilai mendekati rata-rata atau pertengahan skala.
9. Bias Pribadi
Manajer mengendalikan hampir seluruh aspek penilaian kinerja dan manajer dapat
berada pada posisi yang dapat memanipulasi sistem penilaian.
2. Harapan-Harapan Kinerja
3. Standarisasi
Orang yang mengamati sampel yang representatif dari kinerja pekerjaan memiliki
tanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja para karyawan. Orang tersebut biasanya
adalah atasan langsung dari seorang karyawan.
Sebagian besar karyawan ingin mengetahui seberapa baik mereka bekerja. Sistem
penilaian baik akan memberikan umpan balik yang baik pula pada dalam basis yang
berkelanjutan. Harusnya ada sedikit kejutan dalam penilaian kinerja.
Waktu khusus harus ditetapkan untuk suatu diskusi formal mengenai kinerja
karyawan. Karena perbaikan kinerja merupakan tujuan umum sistem penilaian.
Tinjauan kinerja memungkinkan mereka untuk melacak setiap kesalahan atau
kekurangan dalam penilaian, atau karyawan bisa tidak setuju dengan evaluasi yang
ada dan ingin mempertanyakannya.
7. Due Process
Jika perusahaan tidak memiliki prosedur gugatan formal, perusahaan harus
mengadakannya demi memberi peluang pada karyawan untuk mempertanyakan hasil
penilaian yang dianggap kurang akurat atau kurang adil.
R. Implikasi Hukum
Tidak adanya dampak merugikan terhadap anggota kelompok yang dilindungi atau
adanya validasi terhadap proses.
Sebuah sistem yang mencegah satu manajer untuk mengarahkan atau mengontrol karir
bawahan.
Penilaian harus ditinjau dan disetujui oleh seseorang atau beberapa kelompok orang
dalam organisasi.
S. Wawancara Penilaian
Wawancara penilaian adalah titik rawan dari keseluruhan proses evaluasi. Sesi
tinjauan sering menimbulkan perselisihan dan lebih banyak memberi kerugian dibanding
manfaat bagi hubungan karyawan dengan manajer. Wawancara penilaian memiliki
potensi terjadinya pertentangan dan menggagalkan tujuan untuk memotivasi karyawan.
Situasi dapat diperbaiki secara signifikan ketika beberapa sumber memberikan input,
termasuk penilaian diri sendiri dari karyawan.
1. Menjadwalkan Wawancara
2. Struktur Wawancara
4. Peran Karyawan
Dua minggu sebelum penilaian, karyawan harus memeriksa buku harian atau
dokumen mereka saat membuat catatan mengenai seluruh proyek yang dikerjakan
baik yang berhasil maupun tidak. Karyawan akan terlihat sangat baik ketika mampu
menunjukkan bahwa cara mereka bekerja dapat meningkatkan hasil akhir yang
diperoleh.
5. Menutup Wawancara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti
prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Menurut, Gibson 1987 menyatakan pailing tidak ada 3
factor yang mempengaruhi kinerja seseorang yakni:
2. Faktor psikologis: persefsi, sikap, kepribadian, peran, mtivasi dan kepuasan kerja.
B. Saran
Penilaian kinerja harus dilakukan dengan tepat dengan memperhatikan berbagai faktor
penilaian kinerja karena penilaian kinerja dikatakan penting mengingat melalui penilaian
kinerja dapat diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan
pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja
organisasi secara keseluruhan. Selain itu, hasil penilaian kinerja pegawai akan memberikan
informasi penting dalam proses pengembangan pegawai.