“KINERJA PEGAWAI”
OLEH :
KELOMPOK 4
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,
atas rahmat hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Tahapan Perencanaan Strategis” dimana dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Kami yakin makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
penyempurnaan makalah kami berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
A. Pengertian Kinerja Karyawan............................................................................4
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan...................................5
C. Karakteristik Kinerja Karyawan........................................................................8
D. Indikator Kinerja Karyawan..............................................................................8
E. Cara Untuk Meningkatkan Kinerja...................................................................9
F. Manajemen Kinerja (Performance Management)...........................................10
G. Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)....................................................10
H. Penggunaan Penilaian Kinerja.........................................................................10
I. Faktor-faktor Lingkungan Penilai Kerja.........................................................12
J. Proses Penilaian Kinerja....................................................................................12
K. Menetapkan Kriteria (Standar) Kinerja..........................................................13
L. Tanggung Jawab Penilaian................................................................................13
M. Periode Penilaian...............................................................................................14
N. Matode Penilaian Kinerja..................................................................................14
O. Penggunaan Perangkat Lunak Komputer.......................................................16
P. Masalah Dalam Penilaian Kinerja....................................................................16
Q. Karakteristik Sistem Penilaian yang Efektif....................................................17
R. Implikasi Hukum................................................................................................19
S. Wawancara Penilaian........................................................................................19
BAB III PENUTUP........................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................21
ii
B. Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Di era sekarang, sumber daya manusia dituntut untuk terus berkembang
dan memiliki kemampuan yang handal untuk menjawab tantangan globalisasi.
Sumber daya manusia didalam suatu organisasi haruslah memiliki kompetensi
yang dibutuhkan agar organisasi tersebut dapat tetap hidup dan berkembang,
sehingga pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dari rekruitment
haruslah berorientasi pada model kompetensi. Kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan salah satu faktor yang untuk meningkatkan produktivitas
kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu, diperlukan Sumber
Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian atau
kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja karyawan.
Peran Manajemen SDM sendiri sangat berpengaruh terhadap kinerja dari
karyawan, karena sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling
penting dan sangat menentukan dalam kelangsungan hidup suatu
perusahaan/organisasi. Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi yang luar
biasa dan belum dimanfaatkan secara penuh. Dalam penegasan tersebut
menjadi tugas manajer untuk memanfaatkan sumber daya itu sedemikian rupa
untuk kepentingan pencapaian tujuan organisasi, namun tetap memberikan
suatu penghargaan dan penghormatan terhadap SDM yang bersangkutan.
Penilaian kinerja dikatakan penting mengingat melalui penilaian kinerja
dapat diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya.
Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh
terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu, hasil
penilaian kinerja pegawai akan memberikan informasi penting dalam proses
pengembangan pegawai.
Namun demikian, sering terjadi penilaian dilakukan tidak tepat.
Ketidaktepatan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang
menyebabkan ketidaktepatan penilaian kinerja diantaranya adalah
ketidakjelasan makna kinerja yang diimplementasikan, ketidapahaman
1
pegawai mengenai kinerja yang diharapkan, ketidakakuratan instrumen
penilaian kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan organisasi dalam pengelolaan
kinerja.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya,
yaitu:
1. Apa pengertian kinerja karyawan?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
karakteristik kinerja karyawan?
3. Bagaimana karakteristik kinerja karyawan?
4. Bagaimana indikator kinerja karyawan?
5. Bagaimana cara untuk meningkatkan kinerja?
6. Apa pengertian manajemen kinerja (performance management)?
7. Bagaimana penilaian kinerja (performance appraisal)?
8. Bagaimana penggunaan penilaian kinerja?
9. Bagaimana faktor-faktor lingkungan penilai kerja?
10. Bagaimana proses penilaian kinerja?
11. Bagaimana menetapkan kriteria (standar) kinerja?
12. Bagaimana tanggung jawab penilaian?
13. Bagaimana periode penilaian?
14. Bagaimana matode penilaian kinerja?
15. Bagaimana penggunaan perangkat lunak komputer?
16. Bagaimana masalah dalam penilaian kinerja?
17. Bagaimana karakteristik sistem penilaian yang efektif?
18. Bagaimana implikasi hukum?
19. Bagaimana wawancara penilaian?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah
ini sebagai berikut:
2
1. Untuk Mengetahui Apa pengertian kinerja karyawan?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan karakteristik kinerja karyawan?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana karakteristik kinerja karyawan?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana indikator kinerja karyawan?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana cara untuk meningkatkan kinerja?
6. Untuk Mengetahui Apa pengertian manajemen kinerja (performance
management)?
7. Untuk Mengetahui Bagaimana penilaian kinerja (performance appraisal)?
8. Untuk Mengetahui Bagaimana penggunaan penilaian kinerja?
9. Untuk Mengetahui Bagaimana faktor-faktor lingkungan penilai kerja?
10. Untuk Mengetahui Bagaimana proses penilaian kinerja?
11. Untuk Mengetahui Bagaimana menetapkan kriteria (standar) kinerja?
12. Untuk Mengetahui Bagaimana tanggung jawab penilaian?
13. Untuk Mengetahui Bagaimana periode penilaian?
14. Untuk Mengetahui Bagaimana matode penilaian kinerja?
15. Untuk Mengetahui Bagaimana penggunaan perangkat lunak komputer?
16. Untuk Mengetahui Bagaimana masalah dalam penilaian kinerja?
17. Untuk Mengetahui Bagaimana karakteristik sistem penilaian yang efektif?
18. Untuk Mengetahui Bagaimana implikasi hukum?
19. Untuk Mengetahui Bagaimana wawancara penilaian?
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah diharapkan dapat menambah pengetahuan,
menambah bahan referensi dan informasi bagi pembaca/mahasiswa yang
berkaitan dengan kinerja karyawan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-
masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15).
Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku.
Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan
pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
5
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam
membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan
organisasi.
5. Ketersediaan Peralatan dan Barang
Dibutuhkan ketersediaan peralatan dan barang untuk dapat
menunjang kelancaran tugas karyawan. Misalnya dengan menyediakan
mesin-mesin yang berhubungan dengan proses produksi.
6. Lingkungan Kerja
Memastikan karyawan memiliki tempat kerja yang ‘sehat’ adalah
kunci dari produktivitas karyawan. Misalnya dengan menciptakan
ruangan kantor yang selaras memenuhi kaidah pencahayaan dan sirkulasi
udara. Sebagian besar karyawan juga dapat menilai perusahaan dari
kubikel, toilet, pantry, tempat ibadah, dan ruang istirahat yang disediakan.
7. Job Description dan Tanggung Jawab
Seringkali produktivitas karyawan mengalami stagnasi karena ia
merasa jenuh atau bosan pada pekerjaannya. HR dapat meyakinkan
karyawan tentang kontribusi yang telah mereka hasilkan untuk
perusahaan, sehingga motivasi mereka kembali meningkat. Selain itu,
menempatkan karyawan pada tim kerja yang tepat, atau mempercayakan
proyek khusus, akan menghadirkan minat dan perhatian mereka. Intinya
adalah menyadarkan bahwa keberadaan setiap karyawan berharga dan
masing-masing memiliki peran terhadap keberhasilan perusahaan.
8. Visi, Misi, dan Budaya Organisasi
Angkatan kerja generasi millennial selalu mencari ‘purpose’
atau ‘the meaning of life’. Mereka bekerja untuk menciptakan suatu
perubahan pada masyarakat, dan mereka bangga bergabung dengan
perusahaan yang memberikan mereka ruang untuk berkarya.
9. Sistem Komunikasi dan Cara Kerja Pimpinan
Komunikasi sangat penting dilakukan baik dilakukan dari atasan
kepada bawahan atau sebaliknya. Karyawan mengharapkan memiliki
pemimpin yang suportif, yaitu memiliki karakter: pengertian, fleksibel,
6
dan dapat dipercaya. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana karyawan
berinteraksi dan berkomunikasi dalam pekerjaannya.
10. Pelatihan dan Pengembangan Diri
Di samping menambah wawasan, pelatihan dapat menyegarkan
pikiran dan mengurangi ketegangan. Dan juga harus stay
update dengan perkembangan ilmu HR dengan mengikuti training HR atau
dengan workshop HR setiap bulan.
11. Bonus dan Insentif
Upah merupakan salah satu faktor paling krusial dalam upaya
meningkatkan motivasi kerja karyawan. Selain gaji pokok dan tunjangan
tetap, HR harus kreatif dalam merancang paket benefit agar kinerja
karyawan tetap terjaga, seperti memberikan bonus dan insentif kepada
karyawan maupun tim kerja yang telah mencapai target perusahaan.
Manfaatkan HR software untuk melakukan perhitungan gaji, lembur,
THR; hingga BPJS dan PPh 21. Dengan aplikasi HR Gadjian, penggajian
akan menjadi lebih efisien dan transparan. Gadjian pun menyediakan slip
gaji online yang bisa diakses oleh karyawan yang bersangkutan.
Cara paling mudah untuk melihat kinerja karyawan adalah dengan
memantau kehadirannya. Ketika karyawan mulai sering izin atau
terlambat, dapat diprediksi kalau kinerjanya akan bermasalah.
Menurut, Gibson 1987 menyatakan pailing tidak ada 3 factor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yakni:
a. Faktor individu: kemampuan, keterampilan, latar belakang kkeluarga,
pengalaman tingkat social dan demografi seseorang.
b. Faktor psikologis: persefsi, sikap, kepribadian, peran, mtivasi dan
kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, sistem imbalan (rewed sistem)
7
meningkat. Dengan demikian tugas manajer ataupun pihak manajer secara
umum adalah membuat faktor yang menjunjung keberadaan kinerja
tersebut dapat terpenuhi dalam sebauah organisasi ataupun perusahaan.
Sedangkan menurut Timpe (1993) faktor - faktor yang mempengaruhi
kinerja, yaitu (p.33) :
b. Eksternal (lingkungan)
8
b. Eksternal (lingkungan)
9
1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah
seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud
menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan
dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu
tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan
tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
10
3. Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil
sepenuhnya tanpa dorongan untuk menggunakannya. Analisa atribusi
kausal harus dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tahap - tahap
penilaian kinerja formal.
11
H. Penggunaan Penilaian Kinerja
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Dalam menilai sumber daya manusia perusahaan, data harus
tersedia untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki potensi untuk
dipromosikan. Melalui penilaian, dapat ditemukan bila terdapat
kekurangan karyawan yang siap untuk memasuki manajemen. Rencana
dapat disusun dengan menekankan lebih besar pada pengembangan
manajemen.
2. Perekrutan dan Seleksi
Nilai hasil evaluasi kinerja dapat membantu memprediksi kinerja
para pelamar kerja. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur untuk
mengevaluasi respon yang diberikan pelamar melalui wawancara
keperilakuan.
3. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan kinerja harus mengidentifikasi kebutuhan spesifik
seorang karyawan akan pelatihan dan pengembangan. Program pelatihan
dan pengembangan dapat dikembangkan sehingga memungkinkan orang-
orang untuk membangun kekuatan dan meminimalkan kekurangan
mereka. Penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
akan lebih tepat jika data penilaian tersedia.
4. Perencanaan dan Pengembangan Karir
Perencanaan dan pengembangan karir dapat dilihat dari sudut
pandang individual maupun organisaional. Data penilaian kinerja penting
dalam menilai kekuatan dan kelemahan karyawan dalam menentukan
potensi seseorang. Manajer menggunakan informasi tersebut untuk
memberi konsultasi pada bawahan dan membantu mereka untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan rencana karir mereka.
5. Program Kompensasi
12
Hasil penilaian kinerja memberi sebuah dasar untuk menbuat
keputusan rasional yang berkenaan dengan penyesuaian bayaran. Memberi
imbalan pada perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
adalah jantung dari perencanaan strategik perusahaan. Untuk mendorong
kinerja yang baik, perusahaan harus merancang dan mengimplementasikan
sistem penilaian kinerja yang handal dan kemudian memberikan
imbalanyang layak bagi karyawan dan tim yang paling produktif.
6. Hubungan Kekaryawanan Internal
Data penilaian kinerja sering digunakan untuk membuat keputusan
di beberapa bidang hubungan kekaryawanan internal, mencakup promosi,
demosi, pemberhentian, pemutusan hubungan kerja, dan transfer. Ketika
karyawna bekerja dibawah kesepakatan kerja, senioritas menjadi dasar
untuk melakukan pemutusan hubungan kerja. Namun, ketika manajemen
memiliki fleksibilitas yang lebih besar, catatan kinerja karyawan
umumnya menjadi kriteria yang lebih relevan.
7. Penilaian Potensi Karyawan
Perusahaan mencoba menilai potensi karyawan dengan menilai
kinerja karyawannya. Meski perilaku masa lalu merupakan prediksi yang
terbaik atas perilaku pada masa yang akan datang, kinerja karyawan pada
masa lalu tidak dapat digunakan menjadi indikator yang akurat mengenai
kinerja masa yang akan datang pada level yang lebih tinggi atau pada
posisi yang berbeda. Perusahaan harus membedakan penilaian kinerja
yang berfokus pada perilaku masa lalu, dengan penilaian profesi yang
berorientasi pada masa yang akan datang.
13
menekankan senioritas sebagai dasar promosi dan kenaikan bayaran. Serikat-
serikat tersebut bisa menentang keras penggunaan sistem penilaian kinerja
rancangan pihak manajemen untuk tujuan-tujuan tersebut.
Faktor-faktor dalam lingkungan internal juga bisa mempengaruhi proses
penilaian kinerja. Budaya korporat perusahaan bisa membantu atau bahkan
menghambat proses tersebut. Budaya yang tidak saling percaya tidak akan
memberikan lingkungan yang dibutuhkan untuk mendorong kinerja tinggi
oleh individu atau tim.
14
Kompetensi meliputi sekumpulan pengetahuan luas , keterampilan,
sifat, dan perilaku yang bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan
antar pribadi, atau berorientasi bisnis.
4. Pencapaian Tujuan
Hasil pencapaian tujuan dapat menjadi faktor yang tepat untuk
dievaluasi. Hasil yang dicapai harus berada dalam kendali tim atau
individu dan hasil-hasil harus mengarah pada kesuksesan perusahaan.
5. Potensi Perbaikan.
Ketika organisasi mengevaluasi kinerja karyawan, banyak kriteria
yang berfokus pada masa lalu. Perusahaan harus berfokus pada masa
depan, memasukkan perilaku-perilaku dan hasil-hasil yang diperlukan
untuk mengembangkan karyawan dan, dalam proses untuk mencapai
tujuan perusahaan.
15
kinerja mereka sendiri. Banyak orang yang mengenal dengan baik apa
yang dikerjakan dan apa yang dapat mereka perbaiki.
5. Penilaian Pelanggan
Perilaku pelanggan menentukan tingkat kesuksesan perusahaan.
Organisasi menggunakan pendekatan ini karena pendekatan tersebut
menunjukkan komitmen perusahaan kepada pelanggan, memaksa
karyawan untuk bertanggung jawab, dan mendorong adanya perubahan.
M. Periode Penilaian
Evaluasi kinerja formal biasanya dipersiapkan dalam interval yang spesifik.
Sebagian besar organisasi penilaian tersebut dilaksanakan tahunan atau
setengah tahunan. Yang lebih signifikan adalah interaksi terus-menerus,
meliputi coaching dan aktivitas pengembangan lainnya yang berlanjut selama
periode penilaian.
16
4. Metode Esai
Adalah metode penilaian kinerja dimana penilai menulis narasi
singkat yanfg menggambarkan kinerja karyawan.
5. Metode Standar Kerja
Adalah penilaian kinerja yang membandingkan kinerja antar setiap
karyawan dengan standar yang telah ditetapkan atau tingkat output yang
diharapkan.
6. Metode Peringkat
Adalah metode penilaian kinerja dimana penilai menempatkan
seluruh karyawan dari sebuah kelompok dalam urutan kinerja secara
keseluruhan.
7. Metode Distribusi Dipaksakan
Adalah metode penilaian kinerja yang mengharuskan penilai untuk
membagi orang-orang dalam sebuah kelompok kerja ke dalam sejumlah
kategori terbatas, mirip suatu distribusi frekuensi normal.
8. Metode Skala Penilaian Berjangkar Keperilakuan
Adalah metode penilaian kinerja yang menggabungkan unsur-
unsur skala penilaian tradisional dengan metode insiden kritis: berbagai
tingkat kinerja ditunjukkan sepanjang sebuah skala dengan masing-masing
di deskripsikan meneurut perilaku kerja spesifik seorang karyawan.
9. Sistem Berbasis Hasil
Manajer dan bawahan secara bersama menyepakati tujuan untuk
periode penilaian berikutnya dalam sebuah sistem berbasis hasil, yang
dimasa lalu merupakan suatu bentuk manajemen berdasarkan tujuan.
17
hampir seluruh program perusahaan. Hal tersebut digunakan untuk mencapai
tujuan dan nilai organisasi secara lebih akurat dan memungkinkan pemberian
nilai yang adil.
18
Perilaku karyawan seringkali menjadi lebih baik dan produktivitas
cenderung meningkat beberapa hari atau minggu sebelum evaluasi
dimulai.
9. Bias Pribadi
Kekurangan ini muncul ketika manajer membiarkan perbedaan
individual seperti gender, ras, maupun usia mempengaruhi penilaian yang
diberikan manajer.
10. Manipulasi Evaluasi
Manajer mengendalikan hampir seluruh aspek penilaian kinerja
dan manajer dapat berada pada posisi yang dapat memanipulasi sistem
penilaian.
11. Kecemasan Karyawan
Proses penilaian dapat menimbulkan kecemasan pada diri
karyawan yang sedang dinilai. Peluang promosi, penugasan kerja yang
lebih baik, dan peningkatan kompensasi bisa bergantung pada hasil
penilaian.
19
bekerja untuk atasan yang sama. Atasan juga harus melaksanakan
penilaian yang mencakup periode yang sama untuk karyawannya.
4. Penilai yang Terlatih
Orang yang mengamati sampel yang representatif dari kinerja
pekerjaan memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja para
karyawan. Orang tersebut biasanya adalah atasan langsung dari seorang
karyawan.
5. Komunikasi Terbuka Berkelanjutan
Sebagian besar karyawan ingin mengetahui seberapa baik mereka
bekerja. Sistem penilaian baik akan memberikan umpan balik yang baik
pula pada dalam basis yang berkelanjutan. Harusnya ada sedikit kejutan
dalam penilaian kinerja.
6. Melaksanakan Tinjauan Kinerja
Waktu khusus harus ditetapkan untuk suatu diskusi formal
mengenai kinerja karyawan. Karena perbaikan kinerja merupakan tujuan
umum sistem penilaian. Tinjauan kinerja memungkinkan mereka untuk
melacak setiap kesalahan atau kekurangan dalam penilaian, atau karyawan
bisa tidak setuju dengan evaluasi yang ada dan ingin mempertanyakannya.
7. Due Process
Jika perusahaan tidak memiliki prosedur gugatan formal,
perusahaan harus mengadakannya demi memberi peluang pada karyawan
untuk mempertanyakan hasil penilaian yang dianggap kurang akurat atau
kurang adil.
R. Implikasi Hukum
Pengadilan mewajibkan kondisi seperti berikut :
1. Tidak adanya dampak merugikan terhadap anggota kelompok yang
dilindungi atau adanya validasi terhadap proses.
2. Sebuah sistem yang mencegah satu manajer untuk mengarahkan atau
mengontrol karir bawahan.
20
3. Penilaian harus ditinjau dan disetujui oleh seseorang atau beberapa
kelompok orang dalam organisasi.
4. Penilai harus memiliki pengetahuan pribadi mengenai kinerja pekerjaan
karyawan.
5. Sistem penilaian harus menggunakan kriteria yang ditetapkan terlebih
dahulu sehingga membatasi pertimbangan manajer.
S. Wawancara Penilaian
Wawancara penilaian adalah titik rawan dari keseluruhan proses evaluasi.
Sesi tinjauan sering menimbulkan perselisihan dan lebih banyak memberi
kerugian dibanding manfaat bagi hubungan karyawan dengan manajer.
Wawancara penilaian memiliki potensi terjadinya pertentangan dan
menggagalkan tujuan untuk memotivasi karyawan. Situasi dapat diperbaiki
secara signifikan ketika beberapa sumber memberikan input, termasuk
penilaian diri sendiri dari karyawan.
1. Menjadwalkan Wawancara
Atasan biasanya menjadwalkan wawancara penilaian formal pada akhir
periode penilaian karyawan.
2. Struktur Wawancara
a. Mendiskusikan kinerja karyawan
b. Membantu karyawan menetapkan tujuan-tujuan dan rencana-rencana
pengembangan pribadi untuk periode penilaian berikutnya
c. Menyarankan cara-cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan,
termasuk dukungfan dari manajer dan perusahaan
3. Penggunaan Pujian dan Kritik
Melaksanakan wawancara penilaian membutuhkan diplomasi dan
kesabaran saat evaluasi. Pujian tepat jika memang pantas diberikan. Kritik
meskipun pantas diberikan tetapi sangat sulit untuk disampaikan.
4. Peran Karyawan
Dua minggu sebelum penilaian, karyawan harus memeriksa buku
harian atau dokumen mereka saat membuat catatan mengenai seluruh
21
proyek yang dikerjakan baik yang berhasil maupun tidak. Karyawan akan
terlihat sangat baik ketika mampu menunjukkan bahwa cara mereka
bekerja dapat meningkatkan hasil akhir yang diperoleh.
5. Menutup Wawancara
Karyawan akan meninggalkan wawancara dengan perasan positif
mengenai manajemen, perusahaan, pekerjaan, dan diri mereka sendiri.
Wawancara harus diakhiri dengan rencana spesifik dan berdasar
kesepakatan bersama untuk pengembangan karyawan. Manajer harus
meyakinkan karyawan yang membutuhkan pelatihan tambahan bahwa hal
tersebut akan tersedia dan mereka akan memperoleh dukungan penuh dari
atasan mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
22
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut, Gibson 1987 menyatakan pailing tidak ada 3 factor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yakni:
a. Faktor individu: kemampuan, keterampilan, latar belakang kkeluarga,
pengalaman tingkat social dan demografi seseorang.
b. Faktor psikologis: persefsi, sikap, kepribadian, peran, mtivasi dan
kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem imbalan (rewed sistem)
Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) Adalah sistem formal untuk
menilai dan mengevaluasi kinerja individu atau tim. Penilaian kinerja adalah
faktor penting untuk kesuksesan manajemen kinerja, karena mencerminkan
secara langsung rencana strategik organisasi. Meskipun evalusai dalam kinerja
pada sebagian perusahaan tetap pada karyawan individual, sistem penilaian
yang efektif akan mengevaluasi prestasi dan menginissiasi rencana untuk
pengembangan, tujuan, dan sasaran.
B. Saran
Penilaian kinerja harus dilakukan dengan tepat dengan memperhatikan
berbagai faktor penilaian kinerja karena penilaian kinerja dikatakan penting
mengingat melalui penilaian kinerja dapat diketahui seberapa tepat pegawai
telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam menjalankan
fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi
secara keseluruhan. Selain itu, hasil penilaian kinerja pegawai akan
memberikan informasi penting dalam proses pengembangan pegawai.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktor-
mempengaruhi-kinerja.html?m=1
24
https://www.gadjian.com/blog/2018/04/24/7-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-
karyawan/
Mondy, R.Wayne. 20008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1 Edisi 10.
Jakarta: PT Erlangga
25