Anda di halaman 1dari 17

SISTEM JKN

Makalah Konsep Asuransi Kesehatan

NAMA : NURIAN

NIM : J1A118246

KELAS : AKK (2018)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelsaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Sistem JKN” dengan judul konsep asuransi
kesehatan “.Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif guna penyusunan makalah yang lebih baik dimasa yang
akan datang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Kendari, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Jaminan asuransi kesehatan.......................................................................
B. Resiko underwriting asuransi kesehatan...................................................
C. Pemasaran asuransi kesehatan...................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali dicetuskan di


Inggris pada tahun 1911 (yang didasarkan pada mekanisme jaminan kesehatan
sosial yang pertama kali diselenggarakan di Jerman tahun 1883). Setelah itu
banyak negara lain menyelenggarakan JKN seperti Kanada (1961), Taiwan
(1995), Filipina (1997) , dan Korea Selatan (2000) (World Bank, 2007).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang kepesertaannya bersifat wajib (mandatory).

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah Sistem


Jaminan Sosial yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan Sosial ini merupakan
salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh Negara Republik
Indonesia guna menjamin warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup
dasar yang layak, sebagaimana dalam Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia
(HAM) tahun 1948 dan konvensi ILO No. 102 tahun 1952 (Kemenkes RI, 2012).

Peraturan Menteri Kesehatan No 28 tahun 2014 tentang Pedoman


Pelaksanaan Program JKN menyatakan bahwa puskesmas sebagai penyedia
pelayanan kesehatan tingkat pertama memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative). Puskesmas sebagai
FKTP mempunyai peran strategis dan keunggulan dalam mendukung
terlaksananya JKN dibandingkan dengan praktik dokter, dan klinik swasta. Hal ini
disebabkan karena penyelenggaraan puskesmas yang berdasarkan prinsip
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
pemerataan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan sehingga
puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.

Sistem rujukan berjenjang merupakan salah satu upaya yang dilakukan


dalam penguatan pelayanan primer, sebagai upaya untuk penyelenggaraan kendali
mutu dan biaya. Peningkatan kerjasama fasilitas kesehatan merupakan salah satu
strategi pengendalian mutu dan biaya pelayanan kesehatan (BPJS Kesehatan,
2016). Sistem rujukan berjenjang merupakan salah satu upaya peningkatan
kerjasama antar fasilitas kesehatan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana jaminan asuransi kesehatan?

2. Bagaimana resiko underwriting asuransi kesehatan?

3. Bagaimana pemasaran asuransi kesehatan?

C. Tujuan

1. Mengketahui bagaimana jaminan asuransi kesehatan?

2. Mengketahui bagaimana resiko underwriting asuransi kesehatan?

3. Mengketahui bagaimana pemasaran asuransi kesehatan?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Jaminan Asuransi Kesehatan

1. Pekertian jaminan

Istilah jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu


Zekerheid atau cauti.Zekerheid atau Cauti mencakup secara umum cara-cara
kreditur menjamin dipenuhi tagiahannya, disamping tanggung jawab umum
debitur terhadap barang-barangnya. Istilah jaminan juga dikenal dengan agunan,
yang dapat dijumpai dalam pasal 1131 dan pasal 1132 KUHPerdata, dan
penjelasan pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor & Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jaminan maupun agunan memiliki
persamaan makna yakni “Tanggungan”. Pengertian Jaminan terdapat dalam SK
Direksi Bank Indonesia Nomor 23/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 yaitu
“Suatu Keyakinan kreditur bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit
sesuai dengan yang diperjanjikan” Definisi diatas hampir sama dengan definisi
yang dikemukakan oleh M.Bahsan yang berpendapat bahwa jaminan adalah
“Segala sesuatu yang diterima kreditur dan diserahkan debitur untuk menjamin
suatu utang piutang dalam masyarakat”. Sedangkan pengertian agunan diatur
dalam pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, yaitu “Jaminan Pokok yang diserahkan debitur dalam rangka
pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia”.

Jaminan merupakan tanggungan atas pinjaman yang diterima atau garansi atau
janji seseorang untuk menanggung utang atau kewajiban tersebut tidak terpenuhi.
Istilah jaminan berasal dari bahasa Belanda yaitu zekerheid atau cautie, yang
artinya cara-cara kreditur menjamin dipenuhinya tagihannya, di samping
pertanggungan jawab umum debitur terhadap barang barangnya.

2. Jenis dan model jaminan

a. Jaminan Perorangan (Personal Guarantee)


Jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang atau
kreditur dengan seorang ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban
si berhutang atau debitur. Dasar hukumnya Pasal 1820 KUHPerdata berbunyi:
“Penanggungan ialah suatu persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan
kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu
tidak memenuhi perikatannya.”

b. Jaminan Kebendaan
Jaminan kebendaan ialah jaminan yang objeknya berupa baik barang
bergerak maupun tidak bergerak yang khusus diperuntukan untuk menjamin utang
debitur kepada kreditur apabila dikemudian hari debitur tidak dapat membayar
utangnya kepada kreditur. Sebagaimana disebutkan di atas, benda debitur yang
dijaminkan bisa berupa benda bergerak maupun tidak bergerak.

B. Resiko Underwriter Asuransi Kesehatan

1. Pekertian underwriter

Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara


khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut
jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua
jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi. rawat inap (in-
patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment), Produk asuransi
kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan
asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum.

Underwriter adalah seseorang yang bertugas untuk melakukan seleksi


terhadap calon nasabah yang mengajukan diri untuk mendapatkan manfaat
asuransi, misalnya asuransi jiwa, asuransi kesehatan, maupun produk lainnya.
Pelaku yang melakukan seleksi tersebut adalah agen atau bagian-bagian internal
dari suatu perusahaan asuransi.

2. Unsur underwriter

a. Underwrite Pertama
Orang yang melakukan underwrite pertama sebenarnya adalah
agen asuransi jiwa. Jadi, agen asuransi tidak hanya menjual polis.
Agen asuransi jiwa juga menjadi orang yang pertama kali menentukan
dan mengidentifikasi secara sederhana kemungkinan risiko calon
nasabahnya.

b. Financial Underwrite

Tugas dari seorang analis yang melakukan financial underwriting


adalah membantu calon nasabah untuk menentukan program asuransi
apa yang paling sesuai dengan nasabah. Analis akan menyesuaikannya
dengan kemampuan secara finansial dan sesuai kebutuhan calon
nasabah.

c. Medical Underwrite

Medical underwrite dilakukan oleh orang yang merekomendasikan


apakah calon nasabah layak untuk masuk dalam produk asuransi jiwa
atau tidak. Hal ini didasarkan pada kondisi kesehatan dari calon
nasabah tersebut.

3. Underwriter asuransi kesehatan

Sesuai namanya, manfaat asuransi kesehatan mencakup jaminan biaya


kesehatan atau perawatan kepada pemegang polis saat jatuh sakit atau mengalami
kecelakaan. Anda yang jadi nasabah produk ini akan menerima sejumlah uang
sesuai kesepakatan untuk menebus kebutuhan kesehatan. Akan tetapi, Anda harus
mencermati kontrak maupun persyaratan sebab tak semua penyakit dan kejadian
terkait kesehatan maupun perawatan ditanggung asuransi.

4. Tugas underwriter

Tugas Underwriter adalah:

a. Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Dalam produk asuransi


Mobilkoe, proses analisi risiko Underwriter dipengaruhi oleh faktor
kelas kontruksi dan okupasi obyek, jarak pemisah dengan obyek lain,
jumlah barang berbahaya

b. Memutuskan untuk menerima atau menolak resiko yang diajukan

c. Menentukan syarat dan beberapa ketentuan serta lingkup ganti rugi

d. Menggunakan biaya upah pada dana kontribusi peserta

e. Mempertahankan, meningkatkan, dan mengamankan margin profit

5. Faktor Faktor Seleksi Resiko

Faktor-faktor penting underwriter dalam menyeleksi risiko adalah sebaran


usia calon kelompok tertanggung, jenis pekerjaan, lokasi tempat tinggal calon
kelompok tertanggung yang dominan, ketersedian sarana kesehatan, luas jaminan
yang diminta dan pengalaman tertanggung sebelumnya. Kendala yang ditemui
underwriter dalam menyeleksi risiko adalah ketersedian data peserta yang kurang
lengkap, data pengalaman tertanggung sebelumnya dan calon tertanggung tidak
memberikan anggaran dan benefit yang diinginkan, sedangkan solusi yang
dilakukan adalah menghubungi agen yang bersangkutan untuk mendapatkan
informasi tambahan yang dibutuhkan underwriter, menerapkan analisa terhadap
kelompok calon peserta asuransi sebagai peserta baru, dan memberikan tarif premi
dan manfaat yang standar. Kemudian  Proses underwriting dimulai ketika
marketing mengajukan SPPA sampai penerbitan polis.

6. Sumber informasi underwriting

a. Mengumpulkan Informasi Fakta Material


Langkah pertama adalah mengumpulkan segala informasi
mengenai material facts yang terkait dengan objek pertanggungan. Pengumpulan
informasi bisa dilakukan melalui beberapa cara berikut ini.

1. Mengisi formulir permohonan penutupan asuransi (SPPA).


2. Wawancara.
3. Rangkaian tes, seperti tes medis, tes kelayakan kendaraan atau
bangunan, dan sebagainya.
4. Survei langsung.
Pada proses underwriting, sangat dibutuhkan informasi yang valid dan
akurat mengenai objek yang akan dipertanggungkan. Jadi, yang harus Anda
perhatikan adalah memberikan semua informasi fakta material, terutama informasi
yang terkait dengan risiko yang akan dihadapi. Ingat, segala informasi harus benar
dan disampaikan secara jelas dan lengkap, baik informasi yang diminta oleh
perusahaan asuransi maupun yang tidak diminta.

b. Melakukan Analisis & Penilaian (Assesment)

Jika semua informasi yang dibutuhkan sudah cukup terpenuhi maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap berbagai risiko yang akan
dihadapi, seperti:

1. jenis risikonya,
2. frekuensi terjadinya,
3. seberapa besar dampak kerusakaannya jika risiko tersebut terjadi
(severity).
c. Membuat Keputusan Akseptasi

Keputusan dibuat berdasarkan hasil proses analisis dan penilaian. Keputusan yang
dihasilkan adalah sebagai berikut, yaitu:

1. menolak atau menerima permintaan penutupan asuransi atau;


2. menerima dengan menambahkan nilai premi (premi substandar)
atau;
3. menerima dengan berbagai ketentuan tambahan yang harus
dipenuhi oleh calon tertanggung.

C. Pemasaran Asuransi Kesehatan

1. Pekertian pemasaran

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk


menciptakan, mengomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan
untuk mengelola hubungan-hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pihak pelanggan. Menurut Panji Anoraga,
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga,
promosi, dan distribusi dari ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan
organisasional. Menurut Kotler, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas manusia
yang ditujukan untuk memfasilitasi dan melaksanakan pertukaran. Sedangkan
menurut Baker, pemasaran berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan
hubungan yang saling menguntungkan. Adapun pendapat lain tentang pemasaran,
Peter Drucker mengatakan bahwa pemasaran bukanlah sekedar perluasan
penjualan, pemasaran meliputi keseluruhan bisnis, dan harus dilihat dari sudut
pelanggan. Hanya pemasaran dan inovasilah yang menghasilkan uang, kegiatan
lainnya adalah merupakan pos biaya saja. Dikatakan pemahaman Drucker ini
merupakan peletakan sendi dasar pemasaran sebagai bisnis kunci dalam
perusahaan. Sedangkan definisi pemasaran menurut William J. Stanton adalah
suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk
merencanakan, menentukan price, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial. Jadi yang dimaksud dengan pemasaran adalah sekumpulan
aktivitas manusia yang melakukan suatu kegiatan mempromosikan barang atau
jasa antara penjual dan pembeli yang saling menguntungkan satu sama lain.

2. Dasar pemasaran asuransi

Marketing Asuransi memiliki makna seorang atau kelompok yang


memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan dan memberitahu klient serta
membuka jalan dari klient tersebut untuk mengembangkan usaha dan
meningkatkan penjualan dari produk-produk asuransi yang dimiliki. Dikarenakan
Produk asuransi ini sendiri berbeda-beda dari mulai asuransi perorangan maupun
asuransi untuk coorporate (perusahaan), maka dari itu akan dibeberkan secara
mendetail mengenai tugas dan tanggung jawab marketing asuransi dibawah ini.

Seorang marketing asuransi biasanya dibekali dengan pelatihan khusus


dari asuransi terkait agar benar-benar memahami prouk yang dia pasarkan. Dalam
hal ini, tugas utama dari seorang marketing adalah memberitahukan orang lain
mengenai pengetahuannya itu. Biasanya seorang marketing memiliki list daftar
nama dan kandidat yang harus di follow up, alias didatangi untuk diberikan
penerangan dan penawaran terkait produk asuransi yang dimiliki. Jika yang dijual
produk asuransi perorangan seperti asuransi jiwa atau asuransi rumah, maka
seorang marketing asuransi akan mendatangi calon kandidat terkait untuk
melakukan pertemuan serta menawarkan produk asuransi tersebut. Yaitu :
a. Memperluas jaringan pemasaran
b. Memberikan penerangan mengenai produk asuransi yang dipasarkan
c. Melakukan follow up terhadap klient
d. Menjaga hubungan baik dengan klient
e. Berorientasi pada target yang telah dilakukan perusahaan

3. Sistem pemasaran asuransi

Dalam suatu Perusahaan Asuransi sebagai Penanggung risiko, secara


umum pembagian tugas, wewenang dan tanggung-jawab para fungsionarisnya
dalam struktur Organisasi, dengan pembagian pokok sebagai berikut :
a. bagian Pemasaran atau Marketing
b. bagian Tehnik atau Underwriting
c. bagian Keuangan dan Umum (Finance & General Affair)

4. Fungsi pemasaran asuransi

Ada empat fungsi asuransi bagi masyarakat secara umum yang bisa Anda rasakan
dari layanan tersebut, antara lain:

a. Ketenangan jangka panjang

Manfaat asuransi paling nyata yang akan Anda peroleh adalah


ketenangan jangka panjang. Dengan mengambil produk asuransi tertentu,
nasabah akan menerima jaminan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku
dalam polis.  Asuransi akan menyadarkan Anda akan pentingnya persiapan
sejak jauh-jauh hari. Dengan begitu, kerugian yang akan dihadapi akan
terasa lebih ringan dan tak membebani banyak pihak.

b. Berperan sebagai tabungan dan investasi

Benefit asuransi selanjutnya berkaitan dengan fungsi asuransi


sebagai tabungan dan investasi. Nasabah yang menjadi pemegang polis di
perusahaan asuransi biasanya akan mendapatkan jaminan pengembalian
berupa investasi di akhir kontrak dengan fleksibitas dan kelonggaran pada
masa pertanggungan. Ada juga produk asuransi unitlink di mana nilai
tunai investasinya dapat diambil fleksibel sewaktu-waktu Anda butuhkan.

c. Meminimalkan kerugian yang terjadi

Benefit ini adalah salah satu faktor pentingnya asuransi yang kerap
dijadikan sorotan. Setiap jenis asuransi mempunyai masing-masing fungsi
dan layanan dengan fokus meminimalkan kerugian atau risiko yang kelak
dihadapi nasabah. Sebagai contoh, manfaat asuransi pada properti
memungkinkan Anda mendapatkan ganti rugi saat bangunan terbakar atau
rusak akibat bencana alam. Uang yang didapatkan dari klaim nantinya
dapat dimanfaatkan untuk dana renovasi.

d. Memudahkan pengelolaan keuangan

Mengambil produk asuransi pun tak akan serta-merta


mengacaukan kondisi finansial Anda. Asuransi dalam perencanaan
keuangan akan berperan sebagai prioritas, baik berupa tabungan atau
investasi, yang wajib dibayar secara berkala. Nasabah yang mendaftar
sebagai pemegang polis asuransi secara tak langsung terbantu untuk
menekan pengeluaran. Selain itu, Anda juga akan langsung mendapatkan
bantuan saat mengalami kecelakaan atau kejadian tak terduga lainnya yang
ditanggung produk asuransi.

5. Proses penjualan

Menurut Philip Kotler dialih bahasakan oleh Drs. Alexander Sindoro langkah-
langkah dalam proses penjualan meliputi:

a. Memilih Prospek dan Menilai Langkah pertama dalam proses


penjualan adalah memilih prospek prospecting, yaitu mencari siapa
yang dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Tenaga penjual perlu
mengetahui cara menilai prospek qualify artinya cara mengenali calon
yang baik dan menyisihkan calon yang jelek. Prospek dapat dinilai
dengan meneliti kemampuan keuangan, volume bisnis, kebutuhan
spesial, lokasi dan kemungkianan untuk tumbuh.

b. Prapendekatan. Sebelum mengunjungi seorang calon pembeli, tenaga


penjual sebaiknya mempelajari sebanyak mungkin mengenai
organisasi apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam pembelian
dan pembelinya karakteristik dan gaya membeli. Langkah-langkah ini
dikenal dengan istilah prapendekatan. Wiraniaga sebaiknya
menetapkan tujuan kunjungan yang mungkin untuk menilai calon,
mengumpulkan informasi, atau membuat penjualan langsung.

c. Pendekatan Dalam langkah ini, wiraniaga sebaiknya mengetahui


caranya bertemu dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan
menjadi awal yang baik. Langkah ini mencakup penampilan wiraniaga,
kata-kata pembukaan, dan tindak lanjutan.

d. Presentasi dan Demonstrasi Dalam langkah presentasi dari proses


penjualan, tenaga penjual menceritakan “riwayat” produk kepada
pembeli, menunjukan bagaimana produk akan menghasilkan dan
menghemat uang. Presentasi penjualan dapat diperbaiki dengan alat
bantu demonstrasi, seperti buku kecil, pita video, dan sempel produk

e. Mengatasi Keberatan Pelanggan hampir selalu mempunyai keberatan


selama presentasi atau kettika diminta untuk memesan. Dalam
mengatasi keberatan wiraniaga harus menggunakan pendekatan positif,
menggali keberatan tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan
keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan
informasi lebih banyak dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk
membeli.

f. Menutup Menutup merupakan langkah dalam proses penjualan ketika


wiraniaga meminta pelanggan untuk memesan. Tenaga penjual harus
mengetahui cara mengenali tanda-tanda penutupan dari pembeli
termasuk gerakan fisik, komentar dan pertanyaan. 7. Tindak Lanjut 15
Merupakan langkah terakhir dalam proses penjualan ketika wiraniaga
melakukan tindak lanjut setelah penjualan untuk memastikan kepuasan
pelanggan dan bisnis berulang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah Sistem


Jaminan Sosial yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan Sosial ini merupakan
salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh Negara Republik
Indonesia guna menjamin warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup
dasar yang layak, sebagaimana dalam Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia.
Jenis-jenis jamianan terdiri dari Jaminan Perorangan (Personal Guarantee) dan
Jaminan Kebendaan

B. Kritik dan Saran

Menurut saya pencakupan materi yang di berikan masi kurang dipahami


akibat sumber referensi yang masi kurang tersedia
DAFTAR PUSTAKA

Yakin I A, Nurhabibah E. 2020. ANALISIS KINERJA UNDERWRITER


DALAM MENENTUKAN CALON PESERTA PADA PRODUK
ASURANSI MOBILKOE (Studi Pada PT Asuransi Umum Bumiputera
1967 Cabang Serang). 6(1): 67-82
Amelia R, Widiyanti R. AKTIFITAS PEMASARAN PRODU SIMPANAN
PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk KANTOR
CABANG PADANG. 1-9

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21708#:~:text=Kesimpula
n%20penelitian%20ini%20secara%20singkat,luas%20jaminan%20yang
%20diminta%20dan. Diases pada tangal 16 0ktober2020.
https://www.pemasaran asuransi.co.id
Suryani, Tatik,Manjemen Pemasaran Strategik bank DiEra Global. Jakarta:
Prenadamedia Group,2017)

Anda mungkin juga menyukai