Anda di halaman 1dari 28

PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm.

68-95 68

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL)


PT. Telekomunikasi Indonesia

Gina Andriana1, Evi Novianti2, Centurion Chandratama Priyatna3, Diah Sri Rejeki4
1
PT. Telkom Indonesia TBk
2,3,4
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi programI ndonesia Digital
Learning yang dijalankan oleh PT Telekomuniasi Indonesia Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan paradigma positivistik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan
studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan melaksanakan program Indonesia Digital Learning
sesuai dengan tahapan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Hohnen yaitu perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pada tahap perencanaan terdiri atas merumuskan konsep, menilai CSR dan pemetaan berdasarkan fact finding.
Pada pelaksanaan perusahaan melakukan kerjasama dengan para kelompok kepentingan dan pemberian seminar
pelatihan mengenai panduan pemanfaatan TIK, metode pembelajaran,workshop, dan kompetisi “My Teacher My
Hero”.Untuk tahap evaluasi dilakukan dengan cara rapat tatap muka, kuesioner, laporan ke pihak pimpinan. Simpulan
penelitian menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan program Indonesia digital learning, PT Telkom antara lain
menyelaraskan dengan berbagai aspek dalam organisasinya. Tahap pelaksanaan pada program Indonesia Digital
Learning yaitu PT. Telkom mengembangkan komitmen CSR Indonesia Digital Learning yang diimplementasikan
melalui berbagai kegiatan yang terkait dengan pendidikan. Untuk tahap evaluasi program yang dilakukan oleh PT.
Telkom setiap selesai kegiatan mengadakan rapat evaluasi secara tatap muka terbatas. Adapun saran dari penelitian ini
yaitu sebaiknya perusahaan mengevaluasi lagi secara berkala terkait tidak adanya struktur organisasi CSR, sebab CSR
dalam kegiatan ini hanya merupakan bagian dari kegiatan corporate communicationyang mempunyai kewenangan yang
terbatas dalam pengelolaan kegiatannya.

Kata-Kata kunci: CSR; evaluasi; Indonesia digital learning;implementasi; perencanaan

Indonesia Digital Learning (IDL) as corporate social rersponsibility program


PT. Telekomunikasi Indonesia TBK
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the planning, implementation, and evaluation of the Indonesia Digital Learning
program run by PT Telekomuniasi Indonesia Tbk. The research method used is descriptive method with the positivistic
paradigm. Data collection techniques carried out were interviews, observation, and literature. The results of the
study show that the company implements the Indonesia Digital Learning program by the stages of Corporate Social
Responsibility (CSR) of Hohnen, namely planning, implementation, and evaluation. At the planning stage consists of
formulating concepts, assessing CSR, and mapping based on fact-finding. In the implementation of the company, it
collaborated with interest groups and provided training seminars on guidelines for the use of ICTs, learning methods,
workshops, and “the My Hero My Teacher” competition. For the evaluation phase carried out by face-to-face meetings,
questionnaire questionnaires report to the leadership. The conclusions of the study show that at the planning stage of
the Indonesia digital learning program, PT Telkom, among others, aligns with various aspects of its organization. The
implementation phase of the Indonesia digital learning program is PT. Telkom develops its CSR commitment, “Indonesia
Digital Learning,” which implemented through various activities related to education. For the program evaluation
phase conducted by PT. Telkom after each activity has a limited face-to-face evaluation meeting. The suggestion from
this research is that the company should evaluate again periodically related to the absence of CSR organizational
structure because CSR in this activity is only part of corporate communication activities that have limited authority in
managing their activities.
Keywords: CSR;evaluation; implementation;Indonesia Digital Learning;planning

Korespondensi: Gina Andriana, S.I.Kom. Internship PT. Telkom Indonesia TBk. Divisi Humas. Jl. Japati
No. 1 Bandung. Email:gina.andriana10@gmail.com
Submitted: December 2018, Accepted: April 2019, Published: August 2019
ISSN: 2528-6927 (printed), ISSN: 2541-3678 (online). Website: http://jurnal.unpad.ac.id/profesi-humas
69 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

PENDAHULUAN sosial yang dihadapinya (Retnaningsih, 2015).

Dalam menjalankan program CSR-nya PT.


Kehadiran PT Telekomunikasi Indonesia
Telekomunikasi Indonesia Tbk. memiliki
Tbk. di tengah masyarakat selalu disertai
landasan hukum yang telah diatur oleh
tanggung jawab perusahaan berbasis digital
kementrian BUMN kemudian diturunkan ke
ini untuk memastikan masyarakat secara bijak
dalam peraturan dan keputusan dari direksi
dan pintar memanfaatkan teknologi yang ada
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berikut
saat ini untuk tujuan positif dan memudahkan
kutipan wawancaranya:
segala pekerjaan. Teknologi mempunyai “Tentu ada dong dasar hukumnya itu
dari peraturan Menteri Negara BUMN
pengaruh yang besar terhadap globalisasi. No.Per-09/MBU/07/2015 tanggal 3 juli
2015 tentang program kemitraan bina
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan
lingkungan badan usaha milik negara
dan permasalahan baru yang harus dijawab, tapi kalau peraturan dari BUMN itu kan
secara umum bisa dipakai oleh semua
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan BUMN yang lainnya kaya mungkin bisa
dipakai BRI, Kimia farma dll maka dari
globalisasi untuk kepentingan kehidupan itu kita buat lebih khusus lagi dari direksi
Telkom No.PD.701.00/1.00/PR.000/
(Nurhaidah & Musa, 2015).
COP-A3000000/2014 tanggal 14 Oktober
Menyadari dampak kegiatan usahanya yang 2014 tentang pengelolaan Telkom CSR
terdiri dari program kemitraan bina
signifikan terhadap kehidupan masyarakat, PT. lingkungan dan CSR Public Relations
kegiatan di luar PKBL”.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. berkomitmen

untuk memastikan bahwa dampak itu senantiasa Telkom CSR terdiri dari Program Kemitraan
merupakan dampak yang positif.Sebab itulah, (“PK”), Program Bina Lingkungan (“BL”) dan
kegiatan tanggung jawab sosial yang kemudian CSR Public Relation (“CSR PR”) atau kegiatan
peneliti tulis CSR dilaksanakan oleh PT. di luar Program Kemitraan dan Program Bina
Telekomunikasi Indonesia Tbk. secara terencana Lingkungan (PKB). Kegiatan CSR di PT.
dan berkesinambungan agar dapat membawa Telekomunikasi Indonesia Tbk. menginduk
manfaat sebesar mungkin bagi masyarakat. pada kebijakan keberlanjutan masyarakat dan
CSR merupakan bentuk kepedulian terdiri dari tiga pilar yaitu lingkungan digital,
perusahaan terhadap masyarakat dan masyarakat digital, dan ekonomi digital.
lingkungannya dan bukan hanya berorientasi Di bidang pengembangan sosial dan
pada profit semata (Naufalia, 2016). Selain itu kemasyarakatan, PT. Telekomunikasi Indonesia
CSR berupaya membebaskan masyarakat sekitar Tbk. memiliki perhatian besar pada bidang
perusahaan untuk keluar dari permasalahan pendidikan.Pendidikan merupakan kegiatan

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 70

yang kompleks, dan meliputi berbagai pendidikan, nampaknya butuh kerja keras lebih.

komponen yang berkaitan erat satu sama Pasalnya, saat ini penggunaan ICT di dunia

lain (Sutrisno, 2016). Telkom menganggap pendidikan khususnya di tingkat SD hingga

bahwa pendidikan yang baik adalah bekal SMA masih di angka 20 persen (Jamaludin,

bagi seseorang untuk mewujudkan kehidupan 2015:103).

yang berkualitas dan memberikan sumbangsih Penggunaan ICT di sekolah masih sekitar

pada masyarakat. Selain itu, idealisme pada di angka 20 persen. Di level SD yang masih

pendidikan mengedepankankan nilai-nilai sedikit dan itu pun masih di pulau Jawa dan

humanisme yang mendasar sehingga dengan Sumatera. Kawasan Indonesia Timur (KIT)

nilai-nilai tersebut mampu membentuk manusia- belum. Penguasaan Teknologi Informasi dan

manusia yang berkualitas (Widodo, 2015). Komunikasi (TIK) atau secara internasional

Terdapat berbagai program PT. Telekomunikasi dikenal dengan istilah ICT (Information and

Indonesia Tbk untuk pendidikan, salah satunya Communication Technology) sangat penting di

program Indonesia digital learning. era globalisasi saat ini. Penggunaan komputer

Penguasaan teknologi informasi dan untuk mengakses, mengolah, dan menyajikan

komunikasi (TIK) merupakan salah satu sarana informasi, baik secara individu maupun

pendukung untuk meningkatkan kualifikasi kelompok, intranet maupun internet, merupakan

guru sesuai dengan perkembangan zaman. kebutuhan primer di era digital (Rahim, 2011).

Kompetensi guru tidak hanya mengandung Rendahnya penerapan ICT di sekolah-

pengetahuan, keterampilan dan sikap, sekolah disebabkan bukan hanya dari sisi

namun yang penting adalah penerapan dari infrastruktur Internet yang belum merata, tapi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang juga dari tenaga pengajar yang belum mengerti

diperlukan tersebut dalam pekerjaan (Mugara, tentang teknologi. Padahal guru merupakan

2015). Hanya, ternyata masih banyak guru, baik pioner dan menjadi tolak ukur dalam dunia

di perkotaan maupun pedesaan, yang masih pendidikan, kualitas seorang guru menjadi

gagap teknologi atau tidak bisa memanfaatkan acuan kualitas pendidikan itu sendiri (Chodzirin,

TIK (Lucky, 2015:102). Pengamat pendidikan 2016).

dari Paramadina Public Policy Institute, Kendala penggunaan teknologi dalam

Totok A. Soefijanto mengatakan wacana berbagai bidang khususnya pendidikan tentu

pemerintah terkait penerapan ICT (Information akan senantiasa ditemukan. Kunci dalam

Communication Technology) di dunia penyelesaiannya terletak pada kemampuan

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
71 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

guru mengoperasikan berbagai macam kepedulian Telkom Indonesia terhadap

teknologi ajar. Hal tersebutlah yang perlu pergerakan kemajuan pendidikan di Indonesia

mendapatkan perhatian khusus. Bagaimana khususnya perkembangan potensi, minat,

tidak, fakta di lapangan memperlihatkan bakat dan skill bagi para guru dalam bidang

bahwa sering kali ditemukan kasus sarana digital atau penggunaan system Information,

prasarana teknologi ajar tersedia, akan tetapi communication, and technology (ICT).

kemampuan guru dalam pengoperasian tidak Latar belakang Telkom mengadakan

memadai. Sehingga memunculkan sikap program Indonesia digital learning berasal dari

malas dalam penggunaannya serta berakibat cara berpikir strategis untuk level kebutuhan

pada teknologi ajar yang ada tidak bisa masyarakat yang bermanfaat bagi manusianya

dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan itu sendiri (mega thinking) Telkom Indonesia.

berakhir di lemari sebagai barang tak terpakai. Seperti yang dijelaskan oleh Deya Narotama:
“untuk mendukung keberlangsungan
Untuk menciptakan komunikasi yang baik bisnis perseroan dengan melaksanakan
pembangunan yang berkelanjutan di
dibutuhkan guru yang profesional yang mampu
bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan
menyeimbangkan antara media pembelajaran yang melibatkan karyawan Telkom Group
dan masyarakat dengan mengacu kepada
dan metode pengajaran sehingga informasi tiga pilar utama yaitu planet, people dan
profit. Program Indonesia digital learning
yang disampaikan guru dapat diterima siswa ini mengacu ke pilar yang kedua (people).
Latar belakang di buatnya program ini
dengan baik (Muslih, 2016).
berawal dari program pelatihan guru-guru
Telkom sebagai bagian yang tidak ini sebenarnya udah ada dari tahun 2008
hanya platform nya saat itu belum ke digital
terpisahkan dari masyarakat senantiasa nah di tahun 2014 kita mulai pelatihannya
itu berfokus ke pelatihan bagaimana
berusaha mewujudkan kepedulian yang tinggi caranya guru-guru agar bisa menggunakan
terhadap masyarakat dan lingkungan di lokasi teknologi dengan langkah mudah terus
berkembang sampe pada tahun 2016 ini”.
perusahaan berada. Sadar bahwa masih banyak

tenaga pendidik di Indonesia yang tidak melek


Hanya saja setiap tahunnya itu pasti ada
teknologi kompetensi guru dalam knowledge
perbedaan jika sebelumnya hanya 7 kota saja
& skill ICT lebih rendah dibanding siswanya
diadakan pelatihan ini tahun 2016 ini diperluas
(Telkom, 2016), Maka Telkom sebagai
lagi menjadi 8 kota besar di Indonesia. Selain
perusahaan yang berada di bidang teknologi
dengan pihak internal, dalam menjalankan
telekomunikasi membuat program Indonesia
CSR-nya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
digital learning merupakan salah satu program
bekerjasama dengan pihak eksternal yaitu
CSR PT. Telkom Indonesia sebagai wujud
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 72

entitas anak perusahaan Telkom. pemicu yang berani memulai peduli terhadap

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sudah bidang Pendidikan mengajak yang lainuntuk

±10 tahun mengadakan kegiatan CSR yang fokus perhatian pada bidang Pendidikan yang perlu

pada bidang pendidikan. Dalam melaksanakan banyak didukung dibenahi bersama.

program corporate social responsibility, Meskipun Program Indonesia digital

tentunya tidak akan bisa dilepaskan dari learning ini bukan program baru yang

aktivitas utama perusahaan yang tertuang diluncurkan PT. Telekomunikasi Indonesia

dalam visi dan misi perusahaan tersebut, karena Tbk. tetapi tetap saja ada masalah dan kendala

corporate social responsibility merupakan terkait pelaksanaan program Indonesia digital

penjabaran dari nilai-nilai yang terkandung learning ini. Kemudian, terkait sosialisasi

didalamnya. Semangat dan optimisme yang dilaksanakan oleh Telkom menurut

masyarakat Indonesia menginspirasi Telkom Deya Narotama sudah berjalan dengan

untuk berperan aktif dalam membangun bangsa semestinya meskipun banyak kemungkinan

yang tangguh. Sebagai bagian dari bangsa yang tejadi sosialisasi di khawatirkan tidak

Indonesia, Telkom percaya bahwa Indonesia menyebarluas dengan baik karena Telkom lebih

kaya dan memiliki potensi besar dalam aset menitiberatkan sosialisasi/promosi lewat akun

sumber daya alam dan sumberdaya manusia.PT. Instagram Official Telkom. Tentu hal itu bisa

Telekomunikasi Indonesia Tbk. berkomitmen menjadi masalah bagi guru-guru kaum lanjut

untuk berpartisipasi dan memberikan usia atau guru-guru yang tidak melek teknologi

kontribusi langsung dalam pembangunan contoh guru tersebut mempunyai smartphone

masyarakat Indonesia. PT. Telekomunikasi tetapi mereka tidak menggunakan aplikasi

Indonesia Tbk. memiliki misi khusus dalam kemudahan yang ditawarkan dengan baik.

mengimplementasikan program CSR. Hal ini Hal berbeda dari hasil pengamatan

sesuai dengan penelitian dari bentuk hubungan meskipun kegiatan ini sudah di promosikan

timbal balik yang baik dari perusahaan terhadap di social media (Instagram) tetapi banyak dari

wargasekitar perusahaan, biasanya pimpinan teman-teman yang sesama guru ketinggalan

perusahaan melakukan kegiatan pemberdayaan info berita karena tidak melihat surat edaran

masyarakat yang diimplementasikan atau mungkin tidak melihat Instagram Telkom

dalam bentuk program Corporate Social dan juga waktu pelatihan yang singkat diarasa

Responsibility (CSR) (Nugraha, Sumartias, kurang untuk sebuah pelatihan berbasis digital.

Novianti, & Komariah, 2015). Ingin menjadi Nyatanya pelaksanaan di berbagai kota pun

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
73 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

tidak semua berjalan sesuai rencana meskipun metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
dikatakan sukses melebihi dari target yang kualitatif sebagai sebuah metode yang
ditentukan oleh Telkom, salah satu peserta efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau
Indonesia digital learning mengeluhkan kondisi menggambar fenomena-fenomena yang ada,
di lapangan yang tidak kondusif dikarenakan baik fenomena yang bersifat alamiah maupun
terlalu membludak peserta yang hadir juga cara fenomena hasil rekayasa. Menurut Kirk dan
mengemas materi pelatihan yang terlalu banyak Miller (1986) dalam Moleong (2009) bahwa
sehingga membuat peserta menjadi bosan. penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
Hambatan dalam pelaksanaan seminar pelatihan dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
Indonesia digital learning adalah sinyal yang fundamental bergantung dari pengamatan pada
buruk mengakibatkan peserta sulit mengejar manusia baik dalam kawasannya walaupun
materi yang disampaiakan oleh pemateri. dalam peristilahannya (Artawan, Shintadewi,
Berdasarkan fenomena yang telah & Budiana, 2016). Penelitian deskriptif
dipaparkan, peneliti bermaksud menggali lebih merupakan metode penelitian yang berusaha
dalam bagaimana tim PT. Telekomunikasi menggambarkan dan menginterpretasi objek
Indonesia Tbk menjalankan program Indonesia sesuai dengan apa adanya.
Metode penelitian deskriptif adalah salah
digital learning. satu metode penelitian yang banyak
digunakan pada penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan suatu kejadian. Seperti
METODE PENELITIAN
yang dikemukakan oleh Sugiyono metode
deskriptif adalah metode yang digunakan
Penelitian ini menggunakan paradigma untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
positivisme. Peneliti menggunakan paradigma untuk membuat kesimpulan yang lebih luas
(Sugiyono, 2012:29).
positivism, dikarenakan peneliti ingin

mengetahui implementation framework CSR Subjek dari penelitian ini adalah unit
yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Internet PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Indonesia Tbk. Menurut (Gunawan, 2015:47) yang menjalankan program Indonesia digital
menyatakan paradigma positivisme berorientasi learning. Subjek ini merupakan pihak-pihak
pada: yang terlibat dalam berbagai kegiatannya dari
“…upaya mempertahankan status quo
dari penelitian yang ada dengan maksud tahap perencanaan, implementasi, maupun
penelitian dilakukan dengan asumsi isu
sosial sudah ada di luar …” pasca kegiatan. Menurut Sugiyono, objek

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 74

nilai dari orang, objek atau kegiatan yang berpengaruh atau terlibat dalam isu-isu CSR
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan (Hohnen, 2007:23). Keterlibatan sejumlah
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian pihak dalam pelaksanaan CSR akan lebih mudah
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:9). jika dibuat struktur organisasi pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan beberapa CSR, sehingga akan mempermudah dalam
teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan pengintegrasian fungsi-fungsi dalam perusahaan
datanya yaitu wawancara mendalam, observasi agar efektif dan efisien.
dan studi pustaka.Peneliti menggunakan Berdasarkan keterangan tersebut, program
triangulasi sumber dimana peneliti Indonesia digital learning merupakan salah
mewawancarai sumber lain untuk melihat satu program CSR PT Telekomunikasi
kebenaran informasi yang disampaikan oleh Indonesia yang berada dibawah unit Internet
informan. Triangulasi sumber untuk menguji dan dikelola/dijalankan oleh Internet dan
kredibilitas data dilakukan dengan cara Community Development Center Bina
mengecek data yang telah diperoleh melalui Lingkungan. Dalam pelaksanaan program CSR
beberapa sumber (Sugiyono, 2013:274). tersebut, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

memiliki struktur khusus untuk departemen


HASIL DAN PEMBAHASAN
corporate communication. Kedudukan

Proses penilaian CSR terdiri dari lima paling atas ada Vice President Internet . Lalu

tahapan antara lain: (1) Merancang sebuah dibawahnya ada AVP Internet didalamnya

tim kepemimpinan CSR; (2) Mengembangkan ada SO Communication Strategy, dan Officer

definisi kerja CSR; (3) Mengidentifikasi Media Relationship. Kemudian AVP News &

persyaratan hukum; (4) Ulasan dokumen Information Management didalamnya ada SO

perusahaan, proses dan kegiatan; dan (5) News Management dan Officer News Database.

Mengidentifikasi dan melibatkan para Untuk CSR, Telkom menempatkannya dibawah

pemangku kepentingan utama (Hohnen, 2007). AVP Program & Parnertship yang didalamnya

Kemudian menurut Hohnen proses CSR juga ada SO Media Parnertship dan Officer Program

membutuhkan dukungan dari top management. Review.

Dalam merancang tim kepemimpinan CSR Bidang Internet PT. Telekomunikasi

harus mencakup perwakilan dari dewan direksi, Indonesia, Tbk memiliki 3 bidang, yaitu pertama

top management, pemilik, dan karyawan program dan partnership, kegiatannya antara

dari berbagai unit dalam perusahaan yang lain sebagai media partnership, mengadakan

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
75 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

kegiatan CSR and Review, Sponsorship and pun perlu dana untuk melaksanakan program

Relations, Internal Action. Kedua yaitu News Indonesia digital learning ini begitu juga

dan Information Management tugasnya sebagai dengan Community Development Center pun

Internal News Management, External News membutuhkan konsep ide kegiatan, publikasi

Management, Internal Media dan Dokumentasi, kepada masyarakat luas. Perusahaan perlu

Partnership Valuationdan Internal Actiovation melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan

and Branding. Dan yang yang ketiga Bidang tetapi sebagai perusahaan besar pun Telkom

Internet yang menaungi sebagai Media juga ingin mempunyai image yang baik di mata

Relationship, Media Digital Activation, Media masyarakat. Kegiatan sosial perusahaan harus

Placement Management dan Event and Award diketahui oleh publik agar para pemegang

Management. Bidang-bidang tersebut saling saham dan masyarakat mengetahui sebagian

terikat satu sama lain, sehingga dapat membantu keuntungan dari perusahaan itu dipakai untuk

Telkom menjadi lebih unggul dalam segala kegiatan sosial. Maka Internet dan Community

aspek. Development Center berkolaborasi bergabung

Untuk posisi CSR, Telkom untuk mewujudkan semua itu.

menempatkannya di bawah AVP Program and Dalam pelaksanaan operasionalnya, Unit

Partneship, SO Media Partnership dan Officer Internet dan UnitCommunity Development

Program CSR and Review juga dibantu dengan Center dapat berkoordinasi dengan entitas anak

staff Internet lainnya. Karena di Telkom tugas terkait. Pada program Indonesia digital learning

pekerjaannya matriks di gabung tidak dikotak- pun Telkom berkoordiasi kolaborasi dengan

kotakan perbagian. Semua saling membantu anak perusahaan Meta Digital Media (MDM)

satu sama lain di dalam cakupan Internet . yang bergerak di bidang advertising untuk

Program Indonesia digital learning teknisnya pada saat acara. Bahkan Telkom

ini dijalankan oleh Unit Internet dan Unit juga berkolaborasi dengan pihak eksternalnya

Community Development. Kedua unit ini yaitu PGRI. Keseriusan perusahaan dalam

merupakan pengemban amanat dari perusahaan melaksanakan Corporate Social Responsibility

untuk melaksanakan kegiatan CSR. Sistem dapat ditinjau dari struktur organisasinya

kerja di Telkom itu berkolaborasi antara unit (Rahmatullah & Kurniati, 2011). Secara

Internet dengan unit Community Development umum, struktur organisasi Corporate Social

Center bina lingkungan. Kedua unit ini saling Responsibility dibagi ke dalam dua kategori,

membutuhkan satu sama lain. Satu sisi Internet yaitu:


Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 76

(1) Corporate Social Responsibility otonom (Rahmatullah & Kurniati, 2011).

merupakan bagian dari aktivitas departemen Mengenai hal itu menurut triangulator,

atau divisi lain. Dalam kategori ini Corporate Jenny menjelaskan perusahaan yang dalam

Social Responsibility menjadi bagian dari menjalankan CSR nya itu tidak memiliki

departemen atau divisi lain, sehingga bukan sebuah divisi khusus yang melaksanakan

merupakan sebuah departemen atau divisi dan menjalankan program CSR seperti di

yang sifatnya otonom dan bertanggung jawab Telkom perlu dievaluasi lebih lanjut. Membuat

kepada manajer departemen. Oleh karena itu, penilaian CSR menurut Hohnen, adalah untuk

umumnya pengelolaan program Corporate mengumpulkan dan memeriksa informasi yang

Social Responsibility hanya pada level staf dan relevan mengenai core perusahaan, seperti

(2) Corporate Social Responsibility sebagai produk, pelayanan, pengambilan keputusan,

departemen atau divisi otonom. Dalam kategori dan aktivitas yang menjiwai berbagai bentuk

ini, Corporate Social Responsibility tidak aktivitas yang menjadi kebijakan organisasi.

menjadi bagian dari departemen lain dan bersifat Dalam praktik CSR harus didasarkan pada

mandiri independen. Perencanaan anggaran dan landasan yang kuat yang dijadikan pedoman

program, implementasi serta evaluasi dilakukan dalam melaksanakan kegiatannya (Hohnen,

secara mandiri sehingga departemen ini sejajar 2007:22). Sehingga menetapkan visi dan

dengan departemen yang lain dan bertanggung misi CSR yang bersinergi dengan nilai-nilai

jawab langsung kepada direktur atau pimpinan perusahaan menjadi hal yang penting.

perusahaan. World Business Council on Sustainable

Bila mengacu pada model struktur Development menyatakan bahwa CSR sebagai

organisasi CSR, maka aktivitas CSR yang komitmen perusahaan untuk berperilaku etis dan

dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi

Tbk. dapat dikatakan mengikuti model kesatu, yang berkelanjutan, seraya meningkatkan

yaitu CSR merupakan bagian dari aktivitas kualitas hidup karyawan dan keluarganya,

departemen atau divisi lain. Karena struktur komunitas lokal dan masyarakat luas.

CSR pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Telkom dalam melaksanakan program

menjadi bagian dari departemen atau divisi Indonesia digital learning berlandaskan visi

lain. Oleh karena itu, umumnya pengelolaan CSR Telkom yaitu, Ingin menjadi leader

program Corporate Social Responsibility hanya dalam implementasi program CSR di Asia

pada level staf sebagai departemen atau divisi kita juga mengacu ke 6 butir misi CSR yaitu

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
77 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

cause promotion, cause related marketing, capaian ekonomi.Telkom memiliki komitmen

corporate social marketing, corporate untuk berpartisipasi dan memberikan kontribusi

philantrophy, community volunteering, social langsung dalam pembangunan masyarakat

responsible business practice. Sesuai dengan Indonesia menjadi masyakat digital sesuai

visi perusahaan Telkom Be the King of Digital dengan core business Telkom yaitu Digital

in the Region dan misi Lead Indonesian Digital Company. Kegiatan CSR di PT. Telekomunikasi

Innovation and Globalization Misinya ingin Indonesia Tbk menginduk pada kebijakan

jadi trigger (pemicu yang memulai) sebagai keberlanjutan masyarakat dan terdiri dari tiga

perusahaan milik pemerintah BUMN peduli pilar. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu

terhadap pendidikan di Indonesia. Mengajak planet, people dan profit, menerjemahkan

perusahaan lain untuk melakukan hal yang ketiga pilar itu menjadi Lingkungan digital,

sama dengan kapabilitas merekanya masing- Masyarakat Digital dan Ekonomi Digital.

masing menjadi pelopor tanggung jawab Pelaksanaan program CSR sangat

sosial perusahaan dalam memberdayakan ditentukan oleh kebijakan yang menjadi

ekonomi masyarakat, lingkungan hidup, pedoman pelaksanaan CSR tersebut.

dan sosial masyarakat Indonesia. Sehingga Menurut Hohnen, pendekatan CSR bukanlah

upaya penyampaian program corporate social kegiatan berbasis hukum, namun berdasarkan

responsibility yang dilakukan dapat membentuk pilihan sukarela sebuah perusahaan untuk

citra positif perusahaan akan tercapai dengan meningkatkan kinerja dan menjalin hubungan

baik (Rahmayani & Silvana, 2018). dengan masyarakat (Hohnen, 2007). Namun

Program yang dibuat oleh PT dalam konteks seperti ini langkah penting bagi

Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan perusahaan adalah untuk memastikan bahwa

penjabaran dari tujuan dan visi perusahaan, bisnis yang beroperasi telah menghormati

dimana CSR adalah salah satu subsistem yang hukum yang ada, baik yang berkaitan dengan

mendukung tercapainya tujuan dari perusahaan hal-hal seperti pemerintahan, perpajakan, suap,

yaitu Kegiatan CSR yang terencana dan tenaga kerja atau lingkungan. Walaupun telah

berkelanjutan terlihat dari arsitektur program memiliki strategi CSR yang baik dan memiliki

yang baik dan sudah terintegrasi dengan strategi reputasi perusahaan, akan dengan cepat rusak

bisnis. Artinya, kegiatan CSR tidak dipandang jika didapati melanggar dasar hukum (Hohnen,

sebagai kegiatan yang terpisah dari kegiatan 2007:25)

usaha, melainkan sebagai capaian di samping Menurut keterangan dari informan Yeddy
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 78

Hendrawan Telkom sebagai perusahaan terbuka CSR yang aktual dan potensial (Hohnen,

BUMN memiliki landasan hukum yang jelas 2007:15). Dokumen yang dimaksudkan

dan pedoman perusahan dalam melaksanakan adalah pernyataan misi, kebijakan, kode etik,

CSR karena hal tersebut memang sudah diatur prinsip-prinsip, dan dokumen operasi lainnya.

peraturan dari Menteri BUMN bahwa sebagai Proses yang dimaksud adalah perusahaan

perusahaan BUMN wajib melakukan kegiatan memiliki proses pengambilan keputusan yang

CSR nya mengacu kepada peraturan yang spesifik terkait untuk menangani aspek-aspek

dikeluarkan oleh kementrian BUMN bahwa tertentu, dan kegiatan dimaksudkan kegiatan

sebagai perusahaan terbuka memang sudah perusahaan yang berhubungan langsung dengan

menjadi suatu keharusan perusahaan untuk menyediakan produk atau layanan kepada

melakukan kegiatan sosial peraturan Menteri pengguna yang dapat terhubung erat dengan

Negara BUMN No.Per-09/MBU/07/2015 CSR (Hohnen, 2007:25).

tanggal 3 juli 2015 tentang program kemitraan Sesuai yang dimaksud Hohnen, bahwa

bina lingkungan badan usaha milik negara pengambilan keputusan program Indonesia

tapi kalo peraturan dari BUMN diturunkan digital learning didasarkan pada dokumen

lagi peraturan internalnya direksi Telkom dalam melaksanakan kegiatan CSR yang

No.PD.701.00/1.00/PR.000/COPA3000- terencana dan berkelanjutan maka perusahaan

000/2014 tanggal 14 Oktober 2014 tentang biasanya memiliki SOP (standart operational

pengelolaan Telkom CSR terdiri dari program procedur) atau kebijakan dan komitmen

kemitraan bina lingkungan dan CSR Public tertentu agar program CSR dapat berjalan

Relations kegiatan di luar PKBL. Selain itu, sesuai dengan yang diharapkan. Telkom pun

Telkom sebagai BUMN perusahaan terbuka di mempunyai SOP kebijakan dan komitmennya

Indonesia diharuskan untuk memberi laporan sesuai dengan peraturan dari pemerintah

tertulis yang ditujukan untuk pemerintah dan PER-09/MBU/07/2015 yang disebutkan butir

publik melalui pemaparan pada annual report utama yang menerangkan bahwa tiap Badan

setiap tahunnya, serta laporan sustainalibity Usaha Milik Negara (BUMN) harus turut aktif

report. dalam memberikan bimbingan dan bantuan

Definisi CSR yang sudah ada dan motivasi kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,

yang ada dibalik CSR perusahaan, tim koperasi, dan masyarakat;”. SOP kebijakan

kemudian harus meninjau dokumen, proses, dan komitmennya sesuai dengan peraturan dari

dan kegiatan untuk pelaksanaan implementasi pemerintah, Telkom berupaya untuk mencapai

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
79 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

masyarakat yang mencerahkan (“enlightening mungkin melihatnya sebagai kesempatan untuk


society”), yaitu masyarakat yang memperoleh mengekspresikan pandangan mereka secara
kesejahteraan melalui kegiatan-kegiatan CSR lebih umum tentang perilaku perusahaan dalam
yang dilakukan Telkom. kaitannya dengan mereka (Hohnen, 2007:26).
Dari berbagai bidang program CSR yang Menurut Donaldson dan Preston
dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia menjelaskan bahwa pemangku kepentingan
Tbk, program Indonesia digital learning akan memberikan dukungan terhadap operasi
merupakan pelaksanaan CSR dibidang perusahaan apabila mereka memperoleh
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan. imbalan dari perusahaan yang sebanding atau
Dibidang pengembangan sosial dan lebih besar dibandingkan dengan kontribusi
kemasyarakatan, Telkom memiliki perhatian yang mereka berikan kepada perusahaan
besar pada bidang pendidikan. (Solihin, 2008:3).
Dalam melaksanakan program CSR Setelah pihak top management menilai
tentunya perusahaan memerlukan biaya yang bahwa program tersebut sejalan dengan program
harus dikeluarkan. Peraturan anggaran CSR perusahaan, pihak Internet mengidentifikasi
PT Telekomunikasi Indonesia berpedoman siapa saja yang akan menjadi target sasaran
pada peraturan Menteri mengenai PKBL. pelaksanaan CSR. Menurut informan Yeddy
Deya Narotama menjelaskan bahwa Telkom Hendrawan menjelaskan bahwa target sasaran
menyisihkan anggaran CSR sebesar 4% dari dari pelaksanaan CSR PT Telekomunikasi
laba bersih mengikuti aturan berdasarkan Indonesia Tbk program Indonesia digital
permen kementrian BUMN. learning ini adalah Komunitas Pendidikan
Pemetaan wilayah adalah salah satu khususnya guru-guru kenapa target sasarannya
mengidentifikasi target CSR dengan membangun guru-guru karena Guru adalah agen perubahan.
jejaring dan kedekatan dengan stakeholder. Seyogyanya guru yang mengajarkan dan harus
Menurut Hohnen, dengan melakukan pemetaan terbiasa menggunakan ICT dalam kegiatan
wilayah dengan stakeholder perusahaan dapat belajar mengajar. Jika para guru terbiasa
mengungkapkan peluang dan potensi masalah menggunakan ICT maka diharapkan muridnya
daerah. Banyak perusahaan sekarang melihat pun demikian. Dengan menggunakan ICT maka
keterlibatan stakeholder sebagai pusat dalam kompetensi para guru akan lebih meningkat.
mengidentifikasi isu yang paling krusial kepada Pemangku kepentingan tersebut kedalam
mereka. Dengan melibatkan stakeholder, mereka dua kategori, yaitu: inside stakeholder dan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 80

outside stakeholder ( Solihin, 2008:2).(1) perusahaan yang dapat digunakan untuk

Inside Stakeholder, terdiri atas orang-orang mengembangkan strategi CSR. Sebuah

yang memiliki kepentingan dan tuntutan strategi CSR akan menetapkan arah dan

terhadap sumber daya perusahaan serta berada ruang lingkup CSR perusahaan dalam

di dalam organisasi perusahaan. Yang termasuk jangka panjang. Dengan mengikuti kerangka

ke dalam kategori ini adalah pemegang saham strategi CSR memastikan bahwa perusahaan

(stakeholders), para manajer, dan karyawan; (2) berusaha membangun, memelihara dan terus

Outside Stakeholder, terdiri atas orang-orang memperkuat identitas perusahaan, konsumen,

maupun pihak-pihak (constituencies) yang dan hubungan dengan masyasrakat terdapat

bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin lima langkah untuk mengembangkan strategi

perusahaan, dan bukan pula karyawan CSR, yaitu: (1) Membangun dukungan dengan

perusahaan, namun memiliki kepentingan CEO, manajemen senior dan karyawan; (2)

terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh Melakukan riset, bagaimana CSR pesaing

keputusan serta tindakan yang dilakukan perusahaann dan menilai nilai instrumen CSR

oleh perusahaan. Yang termasuk ke dalam mereka; (3) Menyiapkan matriks program CSR

kategori outside stakeholders adalah pelanggan yang diusulkan; (4) Mengembangkan pilihan

(customers), pemasok (suppliers), pemerintah untuk menindaki program CSR menentukan

(government), masyarakat lokal (local arah, pendekatan, batas-batas dan area focus

communities), dan masyarakat secara umum (Hohnen, 2007:33).

(general public). Menurut Hohnen tanpa dukungan dari

Pada pelaksanaan program Indonesia kepemimpinan perusahaan, strategi CSR akan

digital learning tersebut outside stakeholder sulit untuk berhasil. Pada tahap pertama dalam

adalah divisi-divisi di dalam internal mengembangkan strategi CSR, tim pelaksana

perusahaan terutama divisi Internet serta CSR melaporkan kembali ke manajemen senior

Community Development Center untuk (dewan direksi) tentang perancanaan program

memantau di regional dan dibantu oleh entitas CSR yang ingin dijalankan (Hohnen, 2007:34).

anak perusahaan Telkom Meta Digital Media Berdasarkan wawancara dengan para

untuk pelaksanaan secara teknisnya. Sedangkan informan, program CSR yang dilakukan oleh

stakeholder ekternal adalah PGRI untuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan

mempromosikan acara ini. tanggung jawab unit Internet dan unit

Penilaian CSR menghasilkan landasan Community Development Center tidak tersekat-

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
81 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

sekat oleh divisi disini itu sistemnya saling perusahaan terkadang memiliki kemiripan

berkolaborasi dibantu satu sama lain. Untuk antara perusahaan satu dengan perusahaan

pelaksanaan kegiatan CSR dijalankan oleh lainnya. Program Indonesia digital learning

officer Program CSR & Review unit program sebenarnya mirip dengan program-program

partnership Internet . yang dilakukan oleh kompetitor perusahaan

Peran top management juga terlibat dalam namun program ini pun memiliki keunggulan

perumusan program Indonesia digital learning. khusus yang membedakan dengan program

Eril farisy sebagai narasumber peneliti yang dilakukan para kompetitor atau pesaing.

menjelaskan bahwa yang terlibat dalam program Berdasarkan wawancara dengan para

CSR ini yaitu berbagai pihak, mulai dari top informan, CSR yang dijalankan oleh perusahaan

management, middle management, sampai memiliki keunggulan dari program yang

pada tahap pelaksana, saling berkoordinasi dijalankan oleh pesaing. Program Indonesia

dengan Telkom yang ada di 8 kota sasaran digital learning ini jelas berbeda dengan

untuk menjalankan program ini Unit Internet program CSR perusahaan lain. Jika perusahaan

mengimplementasikan program-program yang lain CSR pendidikannya hanya sebatas bantuan

telah dikonsepkan, selain itu Officer CSR & pemberian Broadband berbeda dengan Telkom

Program Review menjadi salah satu inisiator yang lebih ingin memberdayakan masyakatnya

konsep gagasan ide acara bersama-sama dengan (guru) agar menjadi seorang guru yang cerdas.

unit CDC. Pada pelaksanaannya, unit Internet Seorang guru yang cerdas memanfaatkan

bekerjasama dengan unit CDC regional untuk teknologi pastinya akan melahirkan generasi

memegang kendali program CSR. Namun untuk yang cerdas juga dan pandai memanfaatkan

yang mengatur anggaran CSR adalah Unit CDC teknologi. Karena teknologi saat ini bagi

berdasarkan arahan dari top management. pisau bermata dua kalau tidak dimanfaatkan

Bagi perusahaan untuk melakukan riset dengan baik maka menjadi hal yang negatif dan

dengan membandingkan pendekatan CSR merusak moral bangsa.

yang dilakukan oleh perusahaan sejenis Program Indonesia digital learning

ataupun kompetitor.Riset berguna dalam juga memilik perbedaan yang mendasar

mengembangkan pendekatan CSR yang sudah yaitu beda sasaran dan tujuan hal itu terlihat

ada kemudian dapat untuk memberikan arahan dari pengambilannya acaranya pun sesuai

baru (Hohnen, 2007:34). dengan kapabilitias Telkom yaitu digital.

Pelaksanaan program CSR di berbagai Telkom ingin guru-guru itu cerdas dalam
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 82

memanfaatkan teknologi untuk mengajar. Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan


Maka dibuatlah program ini merupakan juga harus memperhatikan dan terlibat pada
wujud kepedulian Telkom Indonesia terhadap pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people)
pergerakan kemajuan pendidikan di Indonesia dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga
khususnya perkembangan potensi, minat, kelestarian lingkungan (planet) (Wibisono,
bakat dan skill bagi para guru dalam bidang 2007:32). Komitmen perusahaan untuk
digital atau penggunaan system Information, berkontribusi dalam pembangunan bangsa
communication, and technology (ICT). dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial
Mengembangkan ide program dapat dan lingkungan.
diselenggarakan dengan manajer, karyawan, Dalam melakukan kegiatan CSR, Telkom
mitra bisnis senior kunci dan lain-lain.Pihak mengacu pada konsep 3P Planet, People, Profit
yang terlibat dalam pelaksanaan CSR harus yang dijabarkan kedalam lingkup kegiatan CSR
jelas untuk menyelaraskan setiap pendekatan perusahaan berbasis digital yaitu Lingkungan
CSR dengan tujuan inti dari bisnis, metode dan digital (Taman Digital wifi Corner),
kompetensi perusahaan (Hohnen, 2007:38). Masyarakat digital (Indonesia digital learning
Perusahaan Telkom dalam melaksanakan My Teacher My Hero), dan Ekonomi digital
CSR ini berdasarkan melihat kenyataan fakta (UKM Go Digital). Poin selanjutnya yaitu
yang terjadi di Indonesia saat ini. Semakin menerangkan pentingnya menentukan arah
berkembangnya zaman teknologi sangat umum, pendekatan dan fokus area perusahaan
diperlukan bahkan untuk kegiatan sehari-hari berkaitan dengan CSR. Berdasarkan dari hasil
pun sangat membantu kita. Menyikapi hal itu wawancara dengan informan tujuan jangka
kita tentunya harus mengikuti perkembangan pendek program Indonesia digital learning
zaman di era modern ini menggunakan adalah para guru semakin mengenal dan
teknologi digital jangan sampai kita tertinggal dapat memanfaatkan ICT kemudian program
oleh zaman. Hidup menjadi lebih mudah karena Indonesia digital learning sesuai dengan target
adanya teknologi digital yang memudahkan. yang kita harapkan kemudian untuk pencapain
John Elkington mengemukakan teori jangka panjangnya itu dapat dirasakan sendiri
triple bottom line dimana teori ini memberi manfaatnya oleh para peserta pelatihan
pandangan bahwa jika sebuah perusahaan ingin Indonesia digital learning.
mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka Program CSR secara tersirat maupun tidak
perusahaan tersebut harus memperhatikan “3P”. tersirat akan membuat image Telkom dimata

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
83 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

publik menjadi baik tidak melulu memikirkan digital learning PT Telekomunikasi Indonesia,
keuntungan tapi juga peduli terhadap dapat juga ditinjau dari jenis program tersebut.
masyarakat. Pelatihan Indonesia digital Terdapat enam kategori program corporate social
learning dilaksanakan di Medan, Jakarta, responsibility antara lain: Cause Promotion,
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Cause Related Marketing,Corporate Social
Makassar, dan Jayapura, Bandung, Jakarta, Marketing, Corporate Philanthropy,Community
Makassar, dan Denpasar, untuk itu perlu Volunteering,dan Socially Responsible Business
adanya strategi menjangkau kota-kota tersebut. Practice (Nova, 2012:320).
Strateginya itu untuk promosi penyebarluasan Dilihat dari jenisnya, program Indonesia
informasi lebih menitiberatkan di sosial media digital learning dijalankan PT. Telekomunikasi
khususnya Instagram dibantu oleh regional, Indonesia Tbk termasuk ke dalam jenis
dinas pendidikan daerah, PGRI untuk memberi Corporate Social Marketing. Berdasarkan
info ini ke sekolah-sekolah. wawancara dengan informan, program
Alasan Program Indonesia digital learning Indonesia digital learning itu adalah salah satu
diadakan di delapan kota yaitu Medan, Jakarta, wujud kepedulian Telkom terhadap bidang
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Pendidikan khususnya untuk guru-guru.
Makassar, dan Jayapurakarena delapan kota itu Telkom ingin guru-guru pandai memanfaatkan
dianggap mewakili Indonesia dan memudahkan teknologi untuk metode media pembelajaran
peserta dari seluruh Indonesia menjangkaunya terhadap murid-muridnya.
3T Terluar Terdalam Terpencil tidak menutup Untuk pelaksanaan program tersebut
kemungkin dikotanya tahun depan bertambah perusahaan memiliki anggaran dana sebesar
lagi. 4% dari penghasilan perusahaan. Program ini
Telkom tidak melakukan riset secara merupakan bentuk dari kontribusi perusahaan
khusus melainkan hanya berdasarkan Fact untuk peningkatan mutu pendidikan,
Finding untuk mengetahui, siapa saja pihak memajukan pendidikan dan kompetensi para
internal dan eksternal yang terlibat dan kepada guru serta memiliki manfaat jangka panjang.
siapa saja program ini diberikan. Berdasarkan Manfaat tersebut dirasakan secara langsung
fact finding tersebut selanjutnya perusahaan oleh guru bahwa ternyata teknologi digital itu
menentukan bahwa sasaran program Indonesia tidak serumit yang dibayangkan justru sangat
digital learning adalah guru-guru di Indonesia. memudahkan dan tidak membosankan. Di sisi
Untuk lebih memahami program Indonesia lain program ini juga memberikan manfaat bagi
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 84

perusahaan, melalui program ini perusahaan upaya dalam memberdayakan masyarakat


akan mendapatkan image yang positif di mata digitalIndonesia digital learning merupakan
masyarakat bahwa Telkom dipandang sebagai salah satu program CSR PT. Telkom Indonesia
perusahaan yang peduli terhadap bidang sebagai wujud kepedulian Telkom Indonesia
Pendidikan mengedukasi guru-guru agar terhadap pergerakan kemajuan pendidikan
mengikuti perkembangan zaman. di Indonesia khususnya perkembangan
Menurut Hohnen, mengembangkan potensi, minat, bakat dan skill bagi para guru
komitmen CSR bertujuan untuk memastikan dalam bidang digital atau penggunaan system
bahwa perusahaan konsisten menanamkan Information, communication, and technology
nilai CSR, untuk membantu menyelaraskan (ICT). Secara khusus, Indonesia digital
dan mengintegrasikan strategi bisnis, tujuan learning 2016 adalah program peningkatan
dan sasaran perusahaan, untuk memberikan kompetensi guru di bidang TIK dalam proses
bimbingan kepada karyawan tentang bagaimana belajar mengajar.
mereka melakukannya dan berkomunikasi Tujuan utama PT Telekomunikasi Indonesia
pendekatan CSR perusahaan kepada mitra Tbk melaksanakan program Indonesia digital
bisnis, pemasok, masyarakat, pemerintah, learning untuk meningkatkan profesionalisme
masyarakat umum dan lain-lain (Hohnen, guru sebagai tenaga pendidik, membekali guru
2007: 42). Selanjutnya untuk mengembangkan agar dapat memanfaatkan perangkat IT sebagai
komitmen, Hohnen mengajukan enam cara sarana untuk peningkatan mutu pendidikan,
antara lain: Melakukan scan komitmen CSR, membekali guru dalam berkolaborasi dengan
Diskusi dengan para stakeholders utama, siswa dan guru lain memanfaatkan media online
Membuat sebuah kelompok kerja untuk sebagi bahan pembelajaran terhadap murid.
mengembangkan komitmen, Membuat draft Pada poin kedua dalam mengembangkan
awal, Mengkonsultasikan dengan stakeholders, komitmen CSR adalah melakukan diskusi
dan Merevisi dan mempublikasikan komitmen terhadap stakeholder utama Telkom melakukan
CSR (Hohnen, 2007:45-46). riset berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan
Dalam melakukan scan komitmen CSR, kemudian pada poin ini Telkom tidak langsung
Telkom merancang program Indonesia digital bersentuhan langsung berdiskusi dengan
learning berlandaskan dengan visi dan misi CSR stakeholder utama dalam program yaitu
Telkom. Kesesuaian visi Telkom dilihat bahwa Guru. Melainkan hanya berdiskusi melakukan
program Indonesia digital learning merupakan pendekatan dengan dinas pendidikan dan PGRI.

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
85 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

Dalam mengembangkan komitmen CSR, PGRI daerah dan dinas Pendidikan setempat.

Hohnen menyatakan dalam poin ketiga yaitu Untuk merumuskan acara pun dilakukan oleh

membuat sebuah kelompok kerja.Disini pihak divisi Internet dibantu oleh dukungan

Telkom tidak bekerjasama dengan pihak luar para top management dan para stakeholder.

untuk membuat acara pelatihan Indonesia Keterlibatan pemerintah dalam program ini

digital learning ini. Telkom benar-benar inlinedengan pemerintah namun dengan cara

menyelenggarakan kegiatan ini sendiri tapi bekerjasama dengan dinas Pendidikan setempat.

untuk pelaksanaannya pasti melibatkan pihak Poin kelima, yaitu mengkonsultasikan

lain seperti dinas pendidikan, PGRI, asosiasi program kepada stakeholders (consult with

yang bergerak di bidang digital (entitas anak affected stakeholders). Dalam poin ini Hohnen

perusahaan meta digital media), orang mengisi menjelaskan bahwa konsultasi dengan mereka

acaranya pun memang punya kompetensi yang terkena dampak CSR perusahaan dapat

dibidang digital, dan juga kita channel mencegah masalah kedepannya. Salah satu

komunikasi kerjasama dengan Net Tv. pendekatan yang efektif yaitu dengan orang-

Poin keempat dalam mengembangkan orang yang secara langsung terpengaruh pada

komitmen CSR yaitu mempersiapkan draft tindakan CSR dan sudah menyadari masalah

awal (Prepare a preliminary draft), yaitu yang terkait (Hohnen, 2007: 41).

membuat laporan program CSR yang jelas dan Berdasarkan poin tersebut

disarankan untuk mengidentifikasi pembagian menunjukkan bahwa PT Telkomunikasi Tbk

kerja pada pihak-pihak yang terlibat dalam mengkonsultasikan program Indonesia digital

pelaksananaan CSR. Berdasarkan poin tersebut, learning sebagai kegiatan CSR dengan pihak-

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam pihak yang membantu dalam pelaksanaan CSR

mempersiapkan pelaksanaan program Indonesia yaitu CDC Regional, entitas anak perusahaan

digital learning membagi bagian kerja terhadap meta digital media, dinas pendidikan. Telkom

pihak-pihak yang membantu Telkom pada saat tidak langsung berkonsultasi dengan calon para

pelaksanaan. peserta pelatihan Indoensia Digital Learning

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa panitia melainkan hanya berkonsultasi dengan

utama dalam program Indonesia digital learning perwakilan guru-guru dari PGRI yang dianggap

adalah unit Internet, dan dibantu juga oleh sebagai wadah resmi perkumpulan guru-guru.

community development center menyampaikan Poin keenam yaitu merevisi dan

surat edaran ke sekolah-sekolah dengan dibantu mempublikasikan komitmen CSR (revise


Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 86

and publish the commitments), berlanjut berkomitmen melakukan CSR; (5) Membuat

dari masukan konsultasi, kelompok kerja desain dan melakukan pelatihan CSR; (6)

dapat menyempurnakan program yang akan Membangun mekanisme untuk mengatasi

dipublikasikan dan memberitahu kepada permasalahan CSR; (7) Membuat perencanaan

karyawan sebagai bagian dari pelaksanaan komunikasi internal dan eksternal; dan; (8)

program. Seringkali hal ini dilakukan di situs Membuat komitmen publik (Hohnen, 2007:45).

web perusahaan, atau dalam laporan CSR atau Berdasarkan poin-poin diatas, peneliti

laporan berkelanjutan (sustainability report), menyesuaikan poin-poin yang berkaitan

dan pilihan lainnya (Hohnen, 2007:42). dengan pelaksanaan program Indonesia digital

Dalam hal ini Telkom mempublikasikan learning ke dalam beberapa poin. Poin yang

program Indonesia digital learning melalui dibahas adalah bagaimana menyiapkan dan

website IDL mulai dari awal program hingga melaksanakan rencana bisnis CSR, dalam

program selesai dilaksanakan. Di setiap hal ini mengenai persiapan dan pelaksanaan

tahunnya laporan tiap-tiap program CSR juga program Indonesia digital learning.

akan dimasukkan kedalam laporan tahunan Pada awal pelaksanaan program

Telkom dan laporan berkelanjutan Telkom. Indonesia digital learning, perusahaan

Tahap implementasi komitmen CSR melakukan persiapan program melalui divisi

(implement CSR commitments) merupakan Internet melakukan sosialiasi di lingkungan

tahap kedua dalam fase pelaksanaan (do) internal perusahaan dan juga publikasi di

Implementasi mengacu pada keputusan sehari- lingkungan eksternal. Selanjutnya perusahaan

hari, proses, praktek dan kegiatan. Memastikan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan panita

perusahaan memenuhi komitmen CSR-nya Telkom lainnya di regional-regional yang ada di

dan dengan demikian melaksanakan strategi 8 kota sehingga bisa tertangani dengan baik.

CSR-nya. Berikut adalah langkah-langkah Pelaksanaan di tiap-tiap kota secara teknis

yang menunjukkan cara untuk melaksanakan sama. Mendaftarkan diri melalu website IDL

komitmen CSR: (1) Mengembangkan struktur kemudian menunggu konfirmasi dari lewat

pengambilan keputusan CSR terintegrasi; (2) email. Setelah itu datang ke kota yang peserta

Menyiapkan dan melaksanakan rencana bisnis pilih. Pelatihan seminar Indonesia digital

CSR; (3) Menetapkan target yang terukur dan learningdilaksanakan mulai dari 18 april 2016

mengidentifikasi ukuran kinerja; (4) Melibatkan pelatihan seminar di Yogyakarta.

karyawan dan lain-lain kepada siapa yang Pelaksanaan seminar pelatihan ini dikemas

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
87 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

secara ringkas dan efektif. Di dalam seminar ini kepada para guru-guru menggunakan dua

ini dipandu oleh mentor-mentor yang handal macam yaitu above the line melalui iklan-iklan

diberi materi panduan pemanfaatan TIK, sosial media digital Twitter, Instagram, Email

repository tugas dan latihan bagi siswa, kiat dan blast. Data-datanya di peroleh dari PGRI. Below

cara efektif searching di internet, assessment the line dibantu teman-teman witel regional

mandiri kesiapan guru dan stakeholder menginformasikannya ke sekolah masing-

Pendidikan, dokumen pendukung pengelolaan masing, surat edaran PGRI yang kerjasama

sesi pembelajaran, tautan aplikasi Pendidikan, dengan Telkom lalu di distribusikan kepada

pustaka referensi bidang Pendidikan kepala dinas Pendidikan.

(internasional, repository) aplikasi TIK bagi Berdasarkan verifikasi terhadap peserta

Pendidikan (internasional) dan terakhir video Indonesia digital learning dalam pelaksanaan

pembelajaran. Jadi seminar ini didalamnya ada CSR ini masih banyak kendala yang dihadapi

penjelasan materi lalu ada prakteknya juga. meskipun kegiatan ini sudah di promosikan

Pada dasarnya rangakaian kegiatan CSR di sosial media (Instagram) tetapi banyak dari

ini meliputi pemberian kurikulum digital, teman-temannya yang sesama guru ketinggalan

seminar pelatihan Indonesia digital learning, info berita karena tidak melihat surat edaran

kompetisi My Teacher My Hero merupakan atau mungkin tidak melihat Instagram Telkom

praktek pengaplikasian dari hasil pelatihan dan juga waktu pelatihan yang singkat dirasa

sejauh mana guru bisa memanfaatkan teknologi kurang untuk sebuah pelatihan berbasis digital.

pembelajaran dengan baik menggunakan Berarti disini sosialisasi menggunakan surat

teknologi digital cukup dengan mengirimkan edaran nyatatanya kurang efektif, sosialisasi

video pembelajaran yang inovatif kemudian yang dilakukan Telkom kurang gencar banyak

diperluas lagi melalui program “My Teacher yang tidak mengetahui adanya program ini.

My Hero Award” sebagai bentuk apresiasi Berdasarkan penelusuran penulis dengan

memberikan penghargaan kepada guru-guru mewawancarai peserta bahwa sebetulnya

yang berprestasi yang dilaksanakan bertepatan beberapa diantara mereka itu sudah pernah

dengan Hardiknas. mengikuti pelatihan seminar IDL ini 2x tetapi

Meta Digital Mediamelakukan publikasi bukan karena dia mengembangkan pengetahuan

dahulu untuk memperkenalkan program kepada tentang pemanfaatan teknologi melainkan

masyarakat. Strategi yang digunakan Telkom mereka hanya ingin mendapatkan rewards

dalam mempublikasi atau mengenalkan program untuk bisa Benchmark Edu Tour ke luar negeri
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 88

padahal sebetulnya mereka ini sudah pandai memajukan pendidikan dan kompetensi para

menggunakan atau memanfaatkan teknologi. guru.

Hal ini sungguh disayangkan karena ini Untuk pengukuran keberhasilan program

berarti tidak sesuai dengan keinginan Telkom Indonesia digital learning, dilihat dari kuantiti

yang ingin mengedukasi guru-guru yang target peserta yang terjaring 2400 dengan taget

gagap teknologi. Karena pada kenyataannya per daerahnya 300 orang tercapai kemudian

beberapa diantaranya para peserta IDL itu tidak kualitasnya itu di mentori oleh seorang yang

benar-benar membutuhkan pelatihan seminar handal dibidang pendidikan. Namun, dalam hal

pemanfaatan teknologi metode pembelajaran. menetapkan target dan mengidentifikasi ukuran

Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kinerja masih kurang. Mengidentifikasi ukuran

masalah yang dihadapi, masalah tersebut antara kinerja seharusnya dilaksanakan dalam tiap

lain, Target sudah cukup terpenuhi. Tetapi yang tahapan pelaksanaan program.

terdaftar di website Indonesia digital learning Pada poin keempat, yaitu melibatkan

di beberapa kota pesertannya kurang dari kuota karyawan dan pihak yang berkomitmen

yang telah disediakan adapula yang melebihi melakukan CSR. Sama seperti pada tahapan

kuota sehingga suasana menjadi tidak kondusif, pengembangan CSR Komitmen, bahwa tim

penyampaian materi pelatihan yang terlalu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk coporate

bertele-tele, banyak tidak mendapat informasi communication berkolaborasi dengan

adanya pelatihan IDL ini padahal antusiame community development center melaksanakan

mereka sangat besar ingin mengikuti kegiatan CSR ini dibantu oleh entitas anak perusahaan

ini. Hambatan sinyal yang buruk mengakibatkan Telkom meta digital media, dinas pendidikan,

peserta sulit mengejar materi dan waktu yang PGRI.

sajat terbatas untuk bisa memahami sebuah Poin berikutnya yaitu, membuat

materi. perencanaan komunikasi internal dan eksternal.

Pada poin selanjutnya, yaitu menetapkan Informasi tentang komitmen CSR, kegiatan

target yang terukur dan mengidentifikasi ukuran dan pelaporan kinerja harus dikomunikasikan

kinerja. Dalam poin ini menjelaskan kinerja CSR kepada semua karyawan.Rencana komunikasi

pada deskripsi pekerjaan dan evaluasi kinerja. eksternal harus memastikan bahwa semua

Pada program Indonesia digital learning yang kelompok pemangku kepentingan yang relevan

merupakan program CSR yang memiliki tujuan dibahas.

adalah untuk peningkatan mutu Pendidikan., Berdasarkan poin tersebut, pihak-pihak

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
89 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

yang melaksanakan program Indonesia digital verifikasi kemajuan (report and verify progress)
learning melakukan pertemuan khusus untuk dan; evaluasi dan perbaikan (evaluate and
membahas progres acara oleh tiap-tiap pihak improve).
yang bekerjasama melalui regional meeting Fase pengecekan terdiri dari pelaporan
yang dilakukan di setiap kotanya untuk dan verifikasi kemajuan (report and verify
mengidentifikasi setiap kendala yang nantinya progress). CSR pada akhirnya membahas
dikomunikasikan ke pihak Internet . peningkatkan kinerja, dengan demikian,
Untuk pelaporan program, dipublikasikan pelaporan, verifikasi dan jaminan adalah alat
melalui website Indonesia digital learning penting untuk mengukur apakah perubahan
dan juga tiap tahunnya dimasukkan kedalam telah benar-benar terjadi, dan memperlihatkan
LaporanTahunan Telkom dan Laporan kepada stakeholders untuk melihat seberapa
Berkelanjutan Telkom. Hal tersebut selaras juga baik perusahaan tersebut memenuhi komitmen
dengan poin terakhir yaitu membuat komitmen dan apa efek apa yang terjadi.
dengan publik, sebuah rencana eksternal Evaluasi bertujuan untuk melacak
yang baik harus mengidentifikasi individu kemajuan keseluruhan pendekatan CSR
dan kelompok yang peru mengetahui adanya perusahaan dan menjadikan acuan untuk
pelaksanaan CSR. perbaikan dan modifikasi.Dengan informasi
Tahap evaluasi dari program Indonesia yang diperoleh dari verifikasi dan pelaporan,
digital learning yang dilakukan oleh PT perusahaan berada dalam posisi untuk
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sebagai memikirkan kembali bagaimana pendekatan
program CSR, membutuhkan pemantauan CSR-nya saat ini dan membuat penyesuaiannya.
dan evaluasi dalam rangka perbaikan di masa Evaluasi memungkinkan perusahaan untuk
depan dan sekaligus menilai pencapaian kinerja melihat apakah CSR berada dijalurnya, dan apa
yang telah dilakukan. Evaluasi juga dibutuhkan yang perlu dilakukan agar lebih efektif. Hal ini
untuk mengetahui apakah ditemukan memungkinkan perusahaan untuk:
penyimpangan sehingga membutuhkan koreksi (1) Menentukan apa yang bekerja dengan
terutama bagi CSR yang berkelanjutan. Tahap baik, mengapa dan memastikan bagaimana
Evaluasi diadposi dari konsepyang disebut fase untuk mempertahankannya; (2) Menyelidiki
pengecekan (check) dan perbaikan (improve) apa yang tidak bekerja dengan baik dan
(Hohnen, 2007). Fase ini terdiri dari dua tahap mengapa tidak, apa yang menghambati
yaitu, pengecekan terdiri dari pelaporan dan kesuksesan dan apa yang dapat diubah untuk
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 90

mengatasi hambatan; (3) bagaimana pesaing di departemen Pendidikan. My Teacher My


dan lain-lain di sektor yang sama dan bagaimana Hero menjadi tolak ukur keberhasilan program
pencapaiannya; (4) Melihat kembali tujuan pelatihan ICT ini karena dari situ bisa terlihat
asli CSR dan memperbaharui jika diperlukan. berapa banyak orang yang mengikuti pelatihan
(Hohnen, 2007:73) ICT melalui seminar IDL kemudian berlanjut
Evaluasi program yang dilakukan Telkom mengikuti kompetisi My Teacher My Hero itu
setiap selesai program mengadakan rapat mengumpulkan video metode pembelajaran
evaluasi secara tatap muka pembahasannya inovasi baru dari para guru yang sebelumnya
mengenai kekurangan-kekurang di tahun terlebih dahulu mengikuti pelatihan yang
sebelumnya kemudian di perbaiki ditahun diadakan Telkom. Selain itu juga yang jadi
berikutnya selain itu tidak hanya rapat antara tolak ukur keberhasilan program pelatihan IDL
staf pelaksana tetapi kepada para peserta ini mendapatkan award best program CSR dari
pelatihan Indonesia digital learning setelah La Tofi.
selesai acara mereka diminta untuk mengisi Telkom juga mengukur keberhasilan
angket, agar angket tersebut bisa menjadi bahan program Indonesia digital learning dengan
evaluasi kedepannya. CSR indeks mengukur pengaruh kegiatan
Tetapi mungkin pada pelaksanannya CSR terhadap loyalitas pelanggan dan
banyak yang kecewa sudah mendaftar tetapi reputasi perusahaan misalnya di tahun 2016
tidak mendapat surat undangan via email. CSR indeksnya 70,18 berarti CSR kita punya
Sungguh sangat disayangkan. Tidak disangka pengaruh besar sekitar 70% terhadap loyalitas
juga antusiasme dari guru-guru sungguh pelanggan dan reputasi perusahaan dan Net
luar biasa. Hal itu tentu jadi bahan evaluasi Promotor Score – NPS mengukur seberapa besar
kedepannya apalagi program Indonesia masyarakat menganjurkan untuk menggunakan
Untuk pengukuran keberhasilan program produk Telkom sebagai dampak kegiatan CSR.
Indonesia digital learning dilihat dari kuantitinya Poin selanjutnya adalah pelaporan, yaitu
sebesar apa dan kita kuantitinya melebihi target cara berkomunikasi dengan stakeholder
2400 tercapai lalu ternyata lebih dari ekspetasi mengenai manajemen ekonomi, lingkungan,
bisa diliat dari pendaftaran online. kualitinya sosial dan kinerja suatu perusahaan. Pelaporan
itu Telkom tidak main-main dalam pemilihan harus membahas bagaimana tren sosial yang
mentor pelatihannya dan juri kompetisi my mempengaruhi suatu perusahaan dan pada
teacher my hero yaitu prof Eko salah satu senior gilirannya, bagaimana perusahaan beroperasi

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
91 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

dan mempengaruhi masyarakat. Dengan Pelaporan terkait pelaksanaan tata kelola

demikian, pelaporan dapat menunjukkan perusahaan, ketenagakerjaan, Program CSR,

motivasi perusahaan dan kemauan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

memposisikan diri dalam konteks yang lebih (PKBL), disampaikan sebagai informasi

luas (Hohnen, 2007:67). umum. Pembahasan dan uraian lengkap

Prinsip-prinsip good corporate governance, tentang informasi dimaksud disampaikan

seperti fairness, transparency, accountability, dalam pelaporan terpisah dalam Laporan

dan responsibility kemudian menjadi pijakan Berkelanjutan Telkom.

untuk mengukur keberhasilan program CSR Terpenuhinya prinsip-prinsip tersebut

(Hadi, 2011:99). Berdasarkan konsep prinsip- menjadi ukuran keberhasilan program

prinsip CSR diatas, dalam poin sustainability, terbutkti dengan target perusahaan tercapai

program Indonesia digital learning dirancang dan mendapatkan penghargaan dari La Tofi

untuk memberikan keuntungan jangka panjang School of CSR sebagai The Best CSR program

bagi para pesertanya karena dalam menjalankan dalam kategori peningkatan mutu Pendidikan.

program CSR, Telkom tidak memberikan Apresiasi dan antusiasme yang baik dari para

bantuan dalam bentuk dana hibah, disini Telkom peserta, didukung para mentor yang hebat

memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan

ICT menggunakan metode pembelajaran Tools sebuah program.

untuk kegiatan mengajar program ini dapat Di berbagai media online program CSR

berkelanjutan dan manfaatnya dapat dirasakan Indonesia digital learning ini banyak mendapat

oleh para guru-guru. tanggapan yang positif dari berbagai pihak,

poin accountability dan transparency, semuat taget perusahaan tercapai dan sukses

Telkom melakukan pelaporan program bahkan mendapatkan penghargaan. Banyak

Indonesia digital learning yang dipublikasikan media menilai bahwa program Indonesia

di website indonesiadigitallearning.com dan digital learning yang dijalankan oleh Telkom

juga tiap tahunnya dimasukkan kedalam laporan merupakan program yang menarik untuk

tahunan Telkom dan Laporan Berkelanjutan dipublikasikan karena manfaat program tersebut

Telkom (sustainable report). Laporan Tahunan bagi kemajuan teknologi dan pendidikan bangsa.

merupakan wujud komitmen akuntabilitas Hingga saat ini perusahaan terus melakukan

dalam menjaga keberlangsungan perusahaan evaluasi baik evaluasi keberhasilan maupun

pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. evaluasi permasalahan-permasalahan dan


Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 92

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. tahunan Telkom dan Laporan Berkelanjutan

Pada proses perencanaan dan pelaksanaan Telkom (sustainable report) untuk internalnya

perusahaan melakukan komunikasi dua arah pelaporannya dalam bentuk infografis.

simetris (two way communication symetrical). Akan tetapi pada proses pelaporan

Model komunikasi ini menekan pada adanya perusahaan ke media cenderung melakukan

kemauan dari kedua belah pihak untuk saling komunikasi satu arah dari perusahaan ke media

menyesuaikan diri. Model inilah yang kemudian yang dilakukan dengan menyampaikan laporan

diklaim oleh Grunig dan Hunt sebagai model positif namun menutupi permasalahan dan

yang paling baik yang dapat menentukan kendala yang terjadi pada praktek di lapangan

kesuksesan praktek PR dalam Organisasi untuk melindungi citra perusahaan. Dilihat dari

(Butterick, 2012:34). perspektif PR, tahap evaluasi melalui pelaporan

Pada tahap proses perencanaan dan perusahaan ke media ini termasuk dalam model

pelaksanaan program Indonesia digital learning public information.Model PR ini mulai muncul

ini ditunjukan dengan proses riset kemudian awal abad ke-20 yang bergeser ke arah yang

fact finding akhirnya menjadi mapping ketika lebih benar dan tepat dalam berkomunikasi.

data sudah dikumpulkan lalu di petakan dan Tetapi tidak lebih dari mendristribusikan

mengajak keterlibatan semua pihak dalam informasi. Berbeda dengan model pertama,

proses perumusan perencanaanya, begitupun model ini tidak digunakan untuk memperalat

pada proses pelaksanaannya perusahaan publik dan menekan pada pemberian informasi

menyinergikan komitmen dan kontribusi semua yang jujur (Butterick, 2012:32).

pihak untuk merealisasikan program Indonesia


SIMPULAN
digital learning dengan semua pihak baik dari

pihak internal, pihak eksetrnal yaitu entitas Pada tahap perencanaan program
anak perusahaan meta digital media, Dinas Indonesia digital learning, PT Telekomunikasi
Pendidikan dan PGRI yang menjadi perwakilan Indonesia Tbk menyelaraskan berbagai aspek
guru-guru sehingga semua pihak dapat dalam organisasinya seperti visi, misi, tujuan,
memperoleh manfaat dari program tersebut. landasan hukum, dan kebijakan perusahaan
Proses pelaporan terhadap publik kedalam proses perencanaan program CSR
itu dipublikasikan melalui website programIndonesia digital learning yang
indonesiadigitallearning.com dan juga tiap dijalankanTelkom. Berdasarkan aktivitasnya,
tahunnya dimasukkan kedalam laporan program Indonesia digital learning merupakan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
93 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

kategori aktivitas CSR Corporate Social juga tiap tahunnya dimasukkan kedalam laporan

Marketing, program Indonesia digital learning Tahunan Telkom dan Laporan Berkelanjutan

itu adalah salah satu wujud kepedulian Telkom Telkom (sustainable report).

terhadap bidang Pendidikan khususnya untuk Pada tahap perencanaan adalah Telkom

guru-guru. perlu mengevaluasi lagi secara berkala terkait

Tahap pelaksanaan pada program tidak adanya strukur organisasi CSR yang khusus

Indonesia digital learning diimplementasikan disini CSR hanya merupakan bagian kegiatan

melalui pemberian pelatihan mengenai panduan kecil dari Internet maka pengelolaannya nya

pemanfaatan TIK, metode pembelajaran pun terbatas hanya pada level staff. Alangkah

kemudian workshop praktek dilanjut lebih baik lagi Telkom perlu mengevaluasi hal

kompetisi My Teacher My Hero. Kemudian tersebut agar jangan sampai program CSR ini

permasalahannya adalah sosialisasinya yang tidak selaras dengan visi misi perusahaan.

kurang efektif, penyampaian materi terlalu Pada tahap pelaksanaan disarankan

bertele-tele, hambatan sinyal buruk sehingga sosialisasinya dilakukan lebih menyeluruh lagi,

peserta sulit mengejar materi yang disampaikan materi yang disiapkan harus singkat padat dan

mentor, dan waktu yang terlalu singkat jelas, sinyal harus dipastikan lancar pada saat

kurang cukup untuk memahami materi yang perencanaan karena ini sangat berpengaruh

disampaikan. pada pelaksanaan, waktu yang dialokasikan

Tahap evaluasi dari program Indonesia harus dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga

digital learning dilakukan setiap selesai program, materi yang disampaikan mudah dipahami oleh

dengan mengadakan rapat evaluasi secara tatap peserta.

muka pembahasannya mengenai kekurangan- Pada Tahap evaluasi yang dijalankan oleh

kekurangan di tahun sebelumnya kemudian Telkom terhadap program Indonesia digital

di perbaiki ditahun berikutnya selain itu tidak learning masih kurang. Evaluasi yang dibuat

hanya rapat antara staff pelaksana saja tetapi seharusnya dapat terukur dari berbagai aspeknya

kepada para peserta Pelatihan Indonesia digital sehingga dapat mengetahui apa yang menjadi

learning setelah selesai acara mereka diminta kelemahan maupun kelebihan dari program

untuk mengisi angket, agar angket tersebut kegiatan. Selain itu transparansi laporan

bisa menjadi bahan evaluasi kedepannya.Tetapi juga harus ditingkatkan, pelaksana program

Untuk pelaporan, Telkom mempublikasikan hendaklah menyampaikan laporan sesuai

melalui website Indonesia digital learning dan dengan kondisi yang sebenarnya sehingga
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 94

apabila ada kendala bisa segera dicarikan 16(2), 215–234.


solusinya bersama-sama. Naufalia, V. (2016). Pengaruh corporate social
responsibility terhadap citra perusahaan di
pt telekomunikasi indonesia, tbk. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Utilitas, 2(2), 109–116.
Artawan, G. A. W. M., Shintadewi, E. A., Nova, F. (2012). Public relations. Jakarta: Raja
& Budiana, R. (2016). Makna kegiatan Grafindo Persada.
uniliver future leaders league bagi para Nugraha, A. R., Sumartias, S., Novianti, E.,
peserta. Jurnal PRofesi Humas, 1(1), 1–11. & Komariah, K. (2015). Implementasi
Butterick, K. (2012). Pengantar public kegiatan corporate social responsiblity ‘go
relations: teori dan praktik. Jakarta: Raja greeen economic’ berbasiskan kearifan
Grapindo. lokal. Jurnal Komunikasi, 7(2), 106–115.
Chodzirin, M. (2016). Pemanfaatan information Nurhaidah, & Musa, M. I. (2015). Dampak
and communication technology bagi pengaruh globalisasi bagi kehidupan
pengembangan guru madrasah sub bangsa Indonesia. Jurnal Pesona Dasar,
urban. Jurnal Pemikiran Agama Untuk 3(3), 1–14.
Pemberdayaan, 16(2), 309–332. Rahim, M. Y. (2011). Pemanfaatan ict sebagai
Gunawan, I. (2015). Metode penelitian kualitatif media pembelajaran dan informasi pada
teori dan praktik. Jakarta: Bumi Aksara. UIN Alauddin Makassar. Sulesana: Jurnal
Hohnen, P. (2007). Corporate social Wawasan Keislaman, 6(2), 127–135.
responsibility: an implementation guide for Rahmatullah, & Kurniati, T. (2011). Panduan
business. Manitoba. praktis pengelolaan csr (corporate social
Jamaludin, F. (2015). Demi kemajuan responsibility). Yogyakarta: Samudera
pendidikan, guru harus melek teknologi. Biru.
Di akses dari https://www.merdeka.com/ Rahmayani, R., & Silvana, H. (2018). Program
teknologi/demi-kemajuan-pendidikan- corporate social responsibility (csr) pada
guru-harus-melek-teknologi.html pt indocement tunggal. Jurnal PRofesi
Lucky, A. (2015). Guru dipaksa melek teknologi. Humas, 2(2), 186–202.
diakses dari https://acdpindonesia. Retnaningsih, H. (2015). Permasalahan
wordpress.com/2015/06/25/guru-dipaksa- corporate social responsibility (csr)
melek-teknologi/ dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Mugara, R. (2015). Meningkatkan kompetensi Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial,
guru melalui penguasaan teknologi 6(2), 177–188.
informasi dan komunikasi (tik). invotec Solihin. (2011). Corporate social responsibility
(innovation of vocational technology from charity to sustainability. Jakarta:
education): Jurnal Pendidikan Teknologi Salemba Empat.
Kejuruan, 11(1), 1–11. Sugiono. (2012). Memahami penelitian
Muslih. (2016). Pemanfaatan media kualitatif. Bandung: Alfabeta
pembelajaran berbasis ict pada lembaga Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif,
pendidikan non-formal tpq. Dimas: Jurnal kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta.
Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan, Sutrisno. (2016). Berbagai pendekatan

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
95 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95

dalam pendidikan nilai dan pendidikan aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.
kewarganegaraan. Jurnal Dimensi Widodo, H. (2015). Potret pendidikan di
Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(1), 29– Indonesia dan kesiapannya dalam
37. menghadapi masyarakat ekonomi Asia
Telkom. (2016). Laporan Tahunan 2016 PT. (MEA). Cendekia: Jurnal Kependidikan
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dan Kemasyarakatan, 13(2), 293–307.
Wibisono, Y. (2007). Membedah konsep dan

Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)

Anda mungkin juga menyukai