68-95 68
Gina Andriana1, Evi Novianti2, Centurion Chandratama Priyatna3, Diah Sri Rejeki4
1
PT. Telkom Indonesia TBk
2,3,4
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi programI ndonesia Digital
Learning yang dijalankan oleh PT Telekomuniasi Indonesia Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan paradigma positivistik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan
studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan melaksanakan program Indonesia Digital Learning
sesuai dengan tahapan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Hohnen yaitu perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pada tahap perencanaan terdiri atas merumuskan konsep, menilai CSR dan pemetaan berdasarkan fact finding.
Pada pelaksanaan perusahaan melakukan kerjasama dengan para kelompok kepentingan dan pemberian seminar
pelatihan mengenai panduan pemanfaatan TIK, metode pembelajaran,workshop, dan kompetisi “My Teacher My
Hero”.Untuk tahap evaluasi dilakukan dengan cara rapat tatap muka, kuesioner, laporan ke pihak pimpinan. Simpulan
penelitian menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan program Indonesia digital learning, PT Telkom antara lain
menyelaraskan dengan berbagai aspek dalam organisasinya. Tahap pelaksanaan pada program Indonesia Digital
Learning yaitu PT. Telkom mengembangkan komitmen CSR Indonesia Digital Learning yang diimplementasikan
melalui berbagai kegiatan yang terkait dengan pendidikan. Untuk tahap evaluasi program yang dilakukan oleh PT.
Telkom setiap selesai kegiatan mengadakan rapat evaluasi secara tatap muka terbatas. Adapun saran dari penelitian ini
yaitu sebaiknya perusahaan mengevaluasi lagi secara berkala terkait tidak adanya struktur organisasi CSR, sebab CSR
dalam kegiatan ini hanya merupakan bagian dari kegiatan corporate communicationyang mempunyai kewenangan yang
terbatas dalam pengelolaan kegiatannya.
Korespondensi: Gina Andriana, S.I.Kom. Internship PT. Telkom Indonesia TBk. Divisi Humas. Jl. Japati
No. 1 Bandung. Email:gina.andriana10@gmail.com
Submitted: December 2018, Accepted: April 2019, Published: August 2019
ISSN: 2528-6927 (printed), ISSN: 2541-3678 (online). Website: http://jurnal.unpad.ac.id/profesi-humas
69 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
untuk memastikan bahwa dampak itu senantiasa Telkom CSR terdiri dari Program Kemitraan
merupakan dampak yang positif.Sebab itulah, (“PK”), Program Bina Lingkungan (“BL”) dan
kegiatan tanggung jawab sosial yang kemudian CSR Public Relation (“CSR PR”) atau kegiatan
peneliti tulis CSR dilaksanakan oleh PT. di luar Program Kemitraan dan Program Bina
Telekomunikasi Indonesia Tbk. secara terencana Lingkungan (PKB). Kegiatan CSR di PT.
dan berkesinambungan agar dapat membawa Telekomunikasi Indonesia Tbk. menginduk
manfaat sebesar mungkin bagi masyarakat. pada kebijakan keberlanjutan masyarakat dan
CSR merupakan bentuk kepedulian terdiri dari tiga pilar yaitu lingkungan digital,
perusahaan terhadap masyarakat dan masyarakat digital, dan ekonomi digital.
lingkungannya dan bukan hanya berorientasi Di bidang pengembangan sosial dan
pada profit semata (Naufalia, 2016). Selain itu kemasyarakatan, PT. Telekomunikasi Indonesia
CSR berupaya membebaskan masyarakat sekitar Tbk. memiliki perhatian besar pada bidang
perusahaan untuk keluar dari permasalahan pendidikan.Pendidikan merupakan kegiatan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 70
yang kompleks, dan meliputi berbagai pendidikan, nampaknya butuh kerja keras lebih.
komponen yang berkaitan erat satu sama Pasalnya, saat ini penggunaan ICT di dunia
bahwa pendidikan yang baik adalah bekal SMA masih di angka 20 persen (Jamaludin,
yang berkualitas dan memberikan sumbangsih Penggunaan ICT di sekolah masih sekitar
pada masyarakat. Selain itu, idealisme pada di angka 20 persen. Di level SD yang masih
pendidikan mengedepankankan nilai-nilai sedikit dan itu pun masih di pulau Jawa dan
humanisme yang mendasar sehingga dengan Sumatera. Kawasan Indonesia Timur (KIT)
nilai-nilai tersebut mampu membentuk manusia- belum. Penguasaan Teknologi Informasi dan
manusia yang berkualitas (Widodo, 2015). Komunikasi (TIK) atau secara internasional
Terdapat berbagai program PT. Telekomunikasi dikenal dengan istilah ICT (Information and
Indonesia Tbk untuk pendidikan, salah satunya Communication Technology) sangat penting di
program Indonesia digital learning. era globalisasi saat ini. Penggunaan komputer
komunikasi (TIK) merupakan salah satu sarana informasi, baik secara individu maupun
guru sesuai dengan perkembangan zaman. kebutuhan primer di era digital (Rahim, 2011).
pengetahuan, keterampilan dan sikap, sekolah disebabkan bukan hanya dari sisi
namun yang penting adalah penerapan dari infrastruktur Internet yang belum merata, tapi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang juga dari tenaga pengajar yang belum mengerti
diperlukan tersebut dalam pekerjaan (Mugara, tentang teknologi. Padahal guru merupakan
2015). Hanya, ternyata masih banyak guru, baik pioner dan menjadi tolak ukur dalam dunia
di perkotaan maupun pedesaan, yang masih pendidikan, kualitas seorang guru menjadi
gagap teknologi atau tidak bisa memanfaatkan acuan kualitas pendidikan itu sendiri (Chodzirin,
pemerintah terkait penerapan ICT (Information akan senantiasa ditemukan. Kunci dalam
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
71 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
teknologi ajar. Hal tersebutlah yang perlu pergerakan kemajuan pendidikan di Indonesia
tidak, fakta di lapangan memperlihatkan bakat dan skill bagi para guru dalam bidang
bahwa sering kali ditemukan kasus sarana digital atau penggunaan system Information,
prasarana teknologi ajar tersedia, akan tetapi communication, and technology (ICT).
memadai. Sehingga memunculkan sikap program Indonesia digital learning berasal dari
malas dalam penggunaannya serta berakibat cara berpikir strategis untuk level kebutuhan
pada teknologi ajar yang ada tidak bisa masyarakat yang bermanfaat bagi manusianya
dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan itu sendiri (mega thinking) Telkom Indonesia.
berakhir di lemari sebagai barang tak terpakai. Seperti yang dijelaskan oleh Deya Narotama:
“untuk mendukung keberlangsungan
Untuk menciptakan komunikasi yang baik bisnis perseroan dengan melaksanakan
pembangunan yang berkelanjutan di
dibutuhkan guru yang profesional yang mampu
bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan
menyeimbangkan antara media pembelajaran yang melibatkan karyawan Telkom Group
dan masyarakat dengan mengacu kepada
dan metode pengajaran sehingga informasi tiga pilar utama yaitu planet, people dan
profit. Program Indonesia digital learning
yang disampaikan guru dapat diterima siswa ini mengacu ke pilar yang kedua (people).
Latar belakang di buatnya program ini
dengan baik (Muslih, 2016).
berawal dari program pelatihan guru-guru
Telkom sebagai bagian yang tidak ini sebenarnya udah ada dari tahun 2008
hanya platform nya saat itu belum ke digital
terpisahkan dari masyarakat senantiasa nah di tahun 2014 kita mulai pelatihannya
itu berfokus ke pelatihan bagaimana
berusaha mewujudkan kepedulian yang tinggi caranya guru-guru agar bisa menggunakan
terhadap masyarakat dan lingkungan di lokasi teknologi dengan langkah mudah terus
berkembang sampe pada tahun 2016 ini”.
perusahaan berada. Sadar bahwa masih banyak
entitas anak perusahaan Telkom. pemicu yang berani memulai peduli terhadap
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sudah bidang Pendidikan mengajak yang lainuntuk
±10 tahun mengadakan kegiatan CSR yang fokus perhatian pada bidang Pendidikan yang perlu
tentunya tidak akan bisa dilepaskan dari learning ini bukan program baru yang
dalam visi dan misi perusahaan tersebut, karena Tbk. tetapi tetap saja ada masalah dan kendala
penjabaran dari nilai-nilai yang terkandung learning ini. Kemudian, terkait sosialisasi
untuk berperan aktif dalam membangun bangsa semestinya meskipun banyak kemungkinan
yang tangguh. Sebagai bagian dari bangsa yang tejadi sosialisasi di khawatirkan tidak
Indonesia, Telkom percaya bahwa Indonesia menyebarluas dengan baik karena Telkom lebih
kaya dan memiliki potensi besar dalam aset menitiberatkan sosialisasi/promosi lewat akun
sumber daya alam dan sumberdaya manusia.PT. Instagram Official Telkom. Tentu hal itu bisa
Telekomunikasi Indonesia Tbk. berkomitmen menjadi masalah bagi guru-guru kaum lanjut
untuk berpartisipasi dan memberikan usia atau guru-guru yang tidak melek teknologi
Indonesia Tbk. memiliki misi khusus dalam kemudahan yang ditawarkan dengan baik.
mengimplementasikan program CSR. Hal ini Hal berbeda dari hasil pengamatan
sesuai dengan penelitian dari bentuk hubungan meskipun kegiatan ini sudah di promosikan
timbal balik yang baik dari perusahaan terhadap di social media (Instagram) tetapi banyak dari
perusahaan melakukan kegiatan pemberdayaan info berita karena tidak melihat surat edaran
dalam bentuk program Corporate Social dan juga waktu pelatihan yang singkat diarasa
Responsibility (CSR) (Nugraha, Sumartias, kurang untuk sebuah pelatihan berbasis digital.
Novianti, & Komariah, 2015). Ingin menjadi Nyatanya pelaksanaan di berbagai kota pun
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
73 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
tidak semua berjalan sesuai rencana meskipun metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
dikatakan sukses melebihi dari target yang kualitatif sebagai sebuah metode yang
ditentukan oleh Telkom, salah satu peserta efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau
Indonesia digital learning mengeluhkan kondisi menggambar fenomena-fenomena yang ada,
di lapangan yang tidak kondusif dikarenakan baik fenomena yang bersifat alamiah maupun
terlalu membludak peserta yang hadir juga cara fenomena hasil rekayasa. Menurut Kirk dan
mengemas materi pelatihan yang terlalu banyak Miller (1986) dalam Moleong (2009) bahwa
sehingga membuat peserta menjadi bosan. penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
Hambatan dalam pelaksanaan seminar pelatihan dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
Indonesia digital learning adalah sinyal yang fundamental bergantung dari pengamatan pada
buruk mengakibatkan peserta sulit mengejar manusia baik dalam kawasannya walaupun
materi yang disampaiakan oleh pemateri. dalam peristilahannya (Artawan, Shintadewi,
Berdasarkan fenomena yang telah & Budiana, 2016). Penelitian deskriptif
dipaparkan, peneliti bermaksud menggali lebih merupakan metode penelitian yang berusaha
dalam bagaimana tim PT. Telekomunikasi menggambarkan dan menginterpretasi objek
Indonesia Tbk menjalankan program Indonesia sesuai dengan apa adanya.
Metode penelitian deskriptif adalah salah
digital learning. satu metode penelitian yang banyak
digunakan pada penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan suatu kejadian. Seperti
METODE PENELITIAN
yang dikemukakan oleh Sugiyono metode
deskriptif adalah metode yang digunakan
Penelitian ini menggunakan paradigma untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
positivisme. Peneliti menggunakan paradigma untuk membuat kesimpulan yang lebih luas
(Sugiyono, 2012:29).
positivism, dikarenakan peneliti ingin
mengetahui implementation framework CSR Subjek dari penelitian ini adalah unit
yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Internet PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Indonesia Tbk. Menurut (Gunawan, 2015:47) yang menjalankan program Indonesia digital
menyatakan paradigma positivisme berorientasi learning. Subjek ini merupakan pihak-pihak
pada: yang terlibat dalam berbagai kegiatannya dari
“…upaya mempertahankan status quo
dari penelitian yang ada dengan maksud tahap perencanaan, implementasi, maupun
penelitian dilakukan dengan asumsi isu
sosial sudah ada di luar …” pasca kegiatan. Menurut Sugiyono, objek
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang berpengaruh atau terlibat dalam isu-isu CSR
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan (Hohnen, 2007:23). Keterlibatan sejumlah
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian pihak dalam pelaksanaan CSR akan lebih mudah
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:9). jika dibuat struktur organisasi pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan beberapa CSR, sehingga akan mempermudah dalam
teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan pengintegrasian fungsi-fungsi dalam perusahaan
datanya yaitu wawancara mendalam, observasi agar efektif dan efisien.
dan studi pustaka.Peneliti menggunakan Berdasarkan keterangan tersebut, program
triangulasi sumber dimana peneliti Indonesia digital learning merupakan salah
mewawancarai sumber lain untuk melihat satu program CSR PT Telekomunikasi
kebenaran informasi yang disampaikan oleh Indonesia yang berada dibawah unit Internet
informan. Triangulasi sumber untuk menguji dan dikelola/dijalankan oleh Internet dan
kredibilitas data dilakukan dengan cara Community Development Center Bina
mengecek data yang telah diperoleh melalui Lingkungan. Dalam pelaksanaan program CSR
beberapa sumber (Sugiyono, 2013:274). tersebut, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Proses penilaian CSR terdiri dari lima paling atas ada Vice President Internet . Lalu
tahapan antara lain: (1) Merancang sebuah dibawahnya ada AVP Internet didalamnya
tim kepemimpinan CSR; (2) Mengembangkan ada SO Communication Strategy, dan Officer
definisi kerja CSR; (3) Mengidentifikasi Media Relationship. Kemudian AVP News &
perusahaan, proses dan kegiatan; dan (5) News Management dan Officer News Database.
pemangku kepentingan utama (Hohnen, 2007). AVP Program & Parnertship yang didalamnya
Kemudian menurut Hohnen proses CSR juga ada SO Media Parnertship dan Officer Program
harus mencakup perwakilan dari dewan direksi, Indonesia, Tbk memiliki 3 bidang, yaitu pertama
top management, pemilik, dan karyawan program dan partnership, kegiatannya antara
dari berbagai unit dalam perusahaan yang lain sebagai media partnership, mengadakan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
75 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
kegiatan CSR and Review, Sponsorship and pun perlu dana untuk melaksanakan program
Relations, Internal Action. Kedua yaitu News Indonesia digital learning ini begitu juga
dan Information Management tugasnya sebagai dengan Community Development Center pun
Internal News Management, External News membutuhkan konsep ide kegiatan, publikasi
Management, Internal Media dan Dokumentasi, kepada masyarakat luas. Perusahaan perlu
and Branding. Dan yang yang ketiga Bidang tetapi sebagai perusahaan besar pun Telkom
Internet yang menaungi sebagai Media juga ingin mempunyai image yang baik di mata
Relationship, Media Digital Activation, Media masyarakat. Kegiatan sosial perusahaan harus
Placement Management dan Event and Award diketahui oleh publik agar para pemegang
terikat satu sama lain, sehingga dapat membantu keuntungan dari perusahaan itu dipakai untuk
Telkom menjadi lebih unggul dalam segala kegiatan sosial. Maka Internet dan Community
Program CSR and Review juga dibantu dengan Center dapat berkoordinasi dengan entitas anak
staff Internet lainnya. Karena di Telkom tugas terkait. Pada program Indonesia digital learning
pekerjaannya matriks di gabung tidak dikotak- pun Telkom berkoordiasi kolaborasi dengan
kotakan perbagian. Semua saling membantu anak perusahaan Meta Digital Media (MDM)
satu sama lain di dalam cakupan Internet . yang bergerak di bidang advertising untuk
Program Indonesia digital learning teknisnya pada saat acara. Bahkan Telkom
ini dijalankan oleh Unit Internet dan Unit juga berkolaborasi dengan pihak eksternalnya
Community Development. Kedua unit ini yaitu PGRI. Keseriusan perusahaan dalam
untuk melaksanakan kegiatan CSR. Sistem dapat ditinjau dari struktur organisasinya
kerja di Telkom itu berkolaborasi antara unit (Rahmatullah & Kurniati, 2011). Secara
Internet dengan unit Community Development umum, struktur organisasi Corporate Social
Center bina lingkungan. Kedua unit ini saling Responsibility dibagi ke dalam dua kategori,
merupakan bagian dari aktivitas departemen Mengenai hal itu menurut triangulator,
atau divisi lain. Dalam kategori ini Corporate Jenny menjelaskan perusahaan yang dalam
Social Responsibility menjadi bagian dari menjalankan CSR nya itu tidak memiliki
departemen atau divisi lain, sehingga bukan sebuah divisi khusus yang melaksanakan
merupakan sebuah departemen atau divisi dan menjalankan program CSR seperti di
yang sifatnya otonom dan bertanggung jawab Telkom perlu dievaluasi lebih lanjut. Membuat
kepada manajer departemen. Oleh karena itu, penilaian CSR menurut Hohnen, adalah untuk
Social Responsibility hanya pada level staf dan relevan mengenai core perusahaan, seperti
departemen atau divisi otonom. Dalam kategori dan aktivitas yang menjiwai berbagai bentuk
ini, Corporate Social Responsibility tidak aktivitas yang menjadi kebijakan organisasi.
menjadi bagian dari departemen lain dan bersifat Dalam praktik CSR harus didasarkan pada
mandiri independen. Perencanaan anggaran dan landasan yang kuat yang dijadikan pedoman
secara mandiri sehingga departemen ini sejajar 2007:22). Sehingga menetapkan visi dan
dengan departemen yang lain dan bertanggung misi CSR yang bersinergi dengan nilai-nilai
jawab langsung kepada direktur atau pimpinan perusahaan menjadi hal yang penting.
Bila mengacu pada model struktur Development menyatakan bahwa CSR sebagai
organisasi CSR, maka aktivitas CSR yang komitmen perusahaan untuk berperilaku etis dan
Tbk. dapat dikatakan mengikuti model kesatu, yang berkelanjutan, seraya meningkatkan
yaitu CSR merupakan bagian dari aktivitas kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
departemen atau divisi lain. Karena struktur komunitas lokal dan masyarakat luas.
menjadi bagian dari departemen atau divisi Indonesia digital learning berlandaskan visi
lain. Oleh karena itu, umumnya pengelolaan CSR Telkom yaitu, Ingin menjadi leader
program Corporate Social Responsibility hanya dalam implementasi program CSR di Asia
pada level staf sebagai departemen atau divisi kita juga mengacu ke 6 butir misi CSR yaitu
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
77 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
responsible business practice. Sesuai dengan Indonesia menjadi masyakat digital sesuai
visi perusahaan Telkom Be the King of Digital dengan core business Telkom yaitu Digital
in the Region dan misi Lead Indonesian Digital Company. Kegiatan CSR di PT. Telekomunikasi
Innovation and Globalization Misinya ingin Indonesia Tbk menginduk pada kebijakan
jadi trigger (pemicu yang memulai) sebagai keberlanjutan masyarakat dan terdiri dari tiga
perusahaan milik pemerintah BUMN peduli pilar. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu
perusahaan lain untuk melakukan hal yang ketiga pilar itu menjadi Lingkungan digital,
sama dengan kapabilitas merekanya masing- Masyarakat Digital dan Ekonomi Digital.
dan sosial masyarakat Indonesia. Sehingga Menurut Hohnen, pendekatan CSR bukanlah
upaya penyampaian program corporate social kegiatan berbasis hukum, namun berdasarkan
responsibility yang dilakukan dapat membentuk pilihan sukarela sebuah perusahaan untuk
citra positif perusahaan akan tercapai dengan meningkatkan kinerja dan menjalin hubungan
baik (Rahmayani & Silvana, 2018). dengan masyarakat (Hohnen, 2007). Namun
Program yang dibuat oleh PT dalam konteks seperti ini langkah penting bagi
penjabaran dari tujuan dan visi perusahaan, bisnis yang beroperasi telah menghormati
dimana CSR adalah salah satu subsistem yang hukum yang ada, baik yang berkaitan dengan
mendukung tercapainya tujuan dari perusahaan hal-hal seperti pemerintahan, perpajakan, suap,
yaitu Kegiatan CSR yang terencana dan tenaga kerja atau lingkungan. Walaupun telah
berkelanjutan terlihat dari arsitektur program memiliki strategi CSR yang baik dan memiliki
yang baik dan sudah terintegrasi dengan strategi reputasi perusahaan, akan dengan cepat rusak
bisnis. Artinya, kegiatan CSR tidak dipandang jika didapati melanggar dasar hukum (Hohnen,
usaha, melainkan sebagai capaian di samping Menurut keterangan dari informan Yeddy
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 78
Hendrawan Telkom sebagai perusahaan terbuka CSR yang aktual dan potensial (Hohnen,
BUMN memiliki landasan hukum yang jelas 2007:15). Dokumen yang dimaksudkan
dan pedoman perusahan dalam melaksanakan adalah pernyataan misi, kebijakan, kode etik,
CSR karena hal tersebut memang sudah diatur prinsip-prinsip, dan dokumen operasi lainnya.
peraturan dari Menteri BUMN bahwa sebagai Proses yang dimaksud adalah perusahaan
perusahaan BUMN wajib melakukan kegiatan memiliki proses pengambilan keputusan yang
CSR nya mengacu kepada peraturan yang spesifik terkait untuk menangani aspek-aspek
dikeluarkan oleh kementrian BUMN bahwa tertentu, dan kegiatan dimaksudkan kegiatan
sebagai perusahaan terbuka memang sudah perusahaan yang berhubungan langsung dengan
menjadi suatu keharusan perusahaan untuk menyediakan produk atau layanan kepada
melakukan kegiatan sosial peraturan Menteri pengguna yang dapat terhubung erat dengan
tanggal 3 juli 2015 tentang program kemitraan Sesuai yang dimaksud Hohnen, bahwa
bina lingkungan badan usaha milik negara pengambilan keputusan program Indonesia
tapi kalo peraturan dari BUMN diturunkan digital learning didasarkan pada dokumen
lagi peraturan internalnya direksi Telkom dalam melaksanakan kegiatan CSR yang
000/2014 tanggal 14 Oktober 2014 tentang biasanya memiliki SOP (standart operational
pengelolaan Telkom CSR terdiri dari program procedur) atau kebijakan dan komitmen
kemitraan bina lingkungan dan CSR Public tertentu agar program CSR dapat berjalan
Relations kegiatan di luar PKBL. Selain itu, sesuai dengan yang diharapkan. Telkom pun
Telkom sebagai BUMN perusahaan terbuka di mempunyai SOP kebijakan dan komitmennya
Indonesia diharuskan untuk memberi laporan sesuai dengan peraturan dari pemerintah
tertulis yang ditujukan untuk pemerintah dan PER-09/MBU/07/2015 yang disebutkan butir
publik melalui pemaparan pada annual report utama yang menerangkan bahwa tiap Badan
setiap tahunnya, serta laporan sustainalibity Usaha Milik Negara (BUMN) harus turut aktif
Definisi CSR yang sudah ada dan motivasi kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
yang ada dibalik CSR perusahaan, tim koperasi, dan masyarakat;”. SOP kebijakan
kemudian harus meninjau dokumen, proses, dan komitmennya sesuai dengan peraturan dari
dan kegiatan untuk pelaksanaan implementasi pemerintah, Telkom berupaya untuk mencapai
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
79 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
yang memiliki kepentingan dan tuntutan strategi CSR akan menetapkan arah dan
terhadap sumber daya perusahaan serta berada ruang lingkup CSR perusahaan dalam
di dalam organisasi perusahaan. Yang termasuk jangka panjang. Dengan mengikuti kerangka
ke dalam kategori ini adalah pemegang saham strategi CSR memastikan bahwa perusahaan
(stakeholders), para manajer, dan karyawan; (2) berusaha membangun, memelihara dan terus
bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin lima langkah untuk mengembangkan strategi
perusahaan, dan bukan pula karyawan CSR, yaitu: (1) Membangun dukungan dengan
perusahaan, namun memiliki kepentingan CEO, manajemen senior dan karyawan; (2)
terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh Melakukan riset, bagaimana CSR pesaing
keputusan serta tindakan yang dilakukan perusahaann dan menilai nilai instrumen CSR
oleh perusahaan. Yang termasuk ke dalam mereka; (3) Menyiapkan matriks program CSR
kategori outside stakeholders adalah pelanggan yang diusulkan; (4) Mengembangkan pilihan
(government), masyarakat lokal (local arah, pendekatan, batas-batas dan area focus
digital learning tersebut outside stakeholder sulit untuk berhasil. Pada tahap pertama dalam
perusahaan terutama divisi Internet serta CSR melaporkan kembali ke manajemen senior
memantau di regional dan dibantu oleh entitas CSR yang ingin dijalankan (Hohnen, 2007:34).
anak perusahaan Telkom Meta Digital Media Berdasarkan wawancara dengan para
untuk pelaksanaan secara teknisnya. Sedangkan informan, program CSR yang dilakukan oleh
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
81 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
sekat oleh divisi disini itu sistemnya saling perusahaan terkadang memiliki kemiripan
berkolaborasi dibantu satu sama lain. Untuk antara perusahaan satu dengan perusahaan
pelaksanaan kegiatan CSR dijalankan oleh lainnya. Program Indonesia digital learning
officer Program CSR & Review unit program sebenarnya mirip dengan program-program
Peran top management juga terlibat dalam namun program ini pun memiliki keunggulan
perumusan program Indonesia digital learning. khusus yang membedakan dengan program
Eril farisy sebagai narasumber peneliti yang dilakukan para kompetitor atau pesaing.
menjelaskan bahwa yang terlibat dalam program Berdasarkan wawancara dengan para
CSR ini yaitu berbagai pihak, mulai dari top informan, CSR yang dijalankan oleh perusahaan
pada tahap pelaksana, saling berkoordinasi dijalankan oleh pesaing. Program Indonesia
dengan Telkom yang ada di 8 kota sasaran digital learning ini jelas berbeda dengan
untuk menjalankan program ini Unit Internet program CSR perusahaan lain. Jika perusahaan
telah dikonsepkan, selain itu Officer CSR & pemberian Broadband berbeda dengan Telkom
Program Review menjadi salah satu inisiator yang lebih ingin memberdayakan masyakatnya
konsep gagasan ide acara bersama-sama dengan (guru) agar menjadi seorang guru yang cerdas.
unit CDC. Pada pelaksanaannya, unit Internet Seorang guru yang cerdas memanfaatkan
bekerjasama dengan unit CDC regional untuk teknologi pastinya akan melahirkan generasi
memegang kendali program CSR. Namun untuk yang cerdas juga dan pandai memanfaatkan
yang mengatur anggaran CSR adalah Unit CDC teknologi. Karena teknologi saat ini bagi
berdasarkan arahan dari top management. pisau bermata dua kalau tidak dimanfaatkan
Bagi perusahaan untuk melakukan riset dengan baik maka menjadi hal yang negatif dan
mengembangkan pendekatan CSR yang sudah yaitu beda sasaran dan tujuan hal itu terlihat
ada kemudian dapat untuk memberikan arahan dari pengambilannya acaranya pun sesuai
Pelaksanaan program CSR di berbagai Telkom ingin guru-guru itu cerdas dalam
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 82
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
83 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
publik menjadi baik tidak melulu memikirkan digital learning PT Telekomunikasi Indonesia,
keuntungan tapi juga peduli terhadap dapat juga ditinjau dari jenis program tersebut.
masyarakat. Pelatihan Indonesia digital Terdapat enam kategori program corporate social
learning dilaksanakan di Medan, Jakarta, responsibility antara lain: Cause Promotion,
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Cause Related Marketing,Corporate Social
Makassar, dan Jayapura, Bandung, Jakarta, Marketing, Corporate Philanthropy,Community
Makassar, dan Denpasar, untuk itu perlu Volunteering,dan Socially Responsible Business
adanya strategi menjangkau kota-kota tersebut. Practice (Nova, 2012:320).
Strateginya itu untuk promosi penyebarluasan Dilihat dari jenisnya, program Indonesia
informasi lebih menitiberatkan di sosial media digital learning dijalankan PT. Telekomunikasi
khususnya Instagram dibantu oleh regional, Indonesia Tbk termasuk ke dalam jenis
dinas pendidikan daerah, PGRI untuk memberi Corporate Social Marketing. Berdasarkan
info ini ke sekolah-sekolah. wawancara dengan informan, program
Alasan Program Indonesia digital learning Indonesia digital learning itu adalah salah satu
diadakan di delapan kota yaitu Medan, Jakarta, wujud kepedulian Telkom terhadap bidang
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Pendidikan khususnya untuk guru-guru.
Makassar, dan Jayapurakarena delapan kota itu Telkom ingin guru-guru pandai memanfaatkan
dianggap mewakili Indonesia dan memudahkan teknologi untuk metode media pembelajaran
peserta dari seluruh Indonesia menjangkaunya terhadap murid-muridnya.
3T Terluar Terdalam Terpencil tidak menutup Untuk pelaksanaan program tersebut
kemungkin dikotanya tahun depan bertambah perusahaan memiliki anggaran dana sebesar
lagi. 4% dari penghasilan perusahaan. Program ini
Telkom tidak melakukan riset secara merupakan bentuk dari kontribusi perusahaan
khusus melainkan hanya berdasarkan Fact untuk peningkatan mutu pendidikan,
Finding untuk mengetahui, siapa saja pihak memajukan pendidikan dan kompetensi para
internal dan eksternal yang terlibat dan kepada guru serta memiliki manfaat jangka panjang.
siapa saja program ini diberikan. Berdasarkan Manfaat tersebut dirasakan secara langsung
fact finding tersebut selanjutnya perusahaan oleh guru bahwa ternyata teknologi digital itu
menentukan bahwa sasaran program Indonesia tidak serumit yang dibayangkan justru sangat
digital learning adalah guru-guru di Indonesia. memudahkan dan tidak membosankan. Di sisi
Untuk lebih memahami program Indonesia lain program ini juga memberikan manfaat bagi
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 84
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
85 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
Dalam mengembangkan komitmen CSR, PGRI daerah dan dinas Pendidikan setempat.
Hohnen menyatakan dalam poin ketiga yaitu Untuk merumuskan acara pun dilakukan oleh
membuat sebuah kelompok kerja.Disini pihak divisi Internet dibantu oleh dukungan
Telkom tidak bekerjasama dengan pihak luar para top management dan para stakeholder.
untuk membuat acara pelatihan Indonesia Keterlibatan pemerintah dalam program ini
digital learning ini. Telkom benar-benar inlinedengan pemerintah namun dengan cara
menyelenggarakan kegiatan ini sendiri tapi bekerjasama dengan dinas Pendidikan setempat.
lain seperti dinas pendidikan, PGRI, asosiasi program kepada stakeholders (consult with
yang bergerak di bidang digital (entitas anak affected stakeholders). Dalam poin ini Hohnen
perusahaan meta digital media), orang mengisi menjelaskan bahwa konsultasi dengan mereka
acaranya pun memang punya kompetensi yang terkena dampak CSR perusahaan dapat
dibidang digital, dan juga kita channel mencegah masalah kedepannya. Salah satu
komunikasi kerjasama dengan Net Tv. pendekatan yang efektif yaitu dengan orang-
Poin keempat dalam mengembangkan orang yang secara langsung terpengaruh pada
komitmen CSR yaitu mempersiapkan draft tindakan CSR dan sudah menyadari masalah
awal (Prepare a preliminary draft), yaitu yang terkait (Hohnen, 2007: 41).
membuat laporan program CSR yang jelas dan Berdasarkan poin tersebut
kerja pada pihak-pihak yang terlibat dalam mengkonsultasikan program Indonesia digital
pelaksananaan CSR. Berdasarkan poin tersebut, learning sebagai kegiatan CSR dengan pihak-
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam pihak yang membantu dalam pelaksanaan CSR
mempersiapkan pelaksanaan program Indonesia yaitu CDC Regional, entitas anak perusahaan
digital learning membagi bagian kerja terhadap meta digital media, dinas pendidikan. Telkom
pihak-pihak yang membantu Telkom pada saat tidak langsung berkonsultasi dengan calon para
utama dalam program Indonesia digital learning perwakilan guru-guru dari PGRI yang dianggap
adalah unit Internet, dan dibantu juga oleh sebagai wadah resmi perkumpulan guru-guru.
and publish the commitments), berlanjut berkomitmen melakukan CSR; (5) Membuat
dari masukan konsultasi, kelompok kerja desain dan melakukan pelatihan CSR; (6)
karyawan sebagai bagian dari pelaksanaan komunikasi internal dan eksternal; dan; (8)
program. Seringkali hal ini dilakukan di situs Membuat komitmen publik (Hohnen, 2007:45).
web perusahaan, atau dalam laporan CSR atau Berdasarkan poin-poin diatas, peneliti
dan pilihan lainnya (Hohnen, 2007:42). dengan pelaksanaan program Indonesia digital
Dalam hal ini Telkom mempublikasikan learning ke dalam beberapa poin. Poin yang
program Indonesia digital learning melalui dibahas adalah bagaimana menyiapkan dan
website IDL mulai dari awal program hingga melaksanakan rencana bisnis CSR, dalam
program selesai dilaksanakan. Di setiap hal ini mengenai persiapan dan pelaksanaan
tahunnya laporan tiap-tiap program CSR juga program Indonesia digital learning.
tahap kedua dalam fase pelaksanaan (do) internal perusahaan dan juga publikasi di
hari, proses, praktek dan kegiatan. Memastikan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan panita
dan dengan demikian melaksanakan strategi 8 kota sehingga bisa tertangani dengan baik.
yang menunjukkan cara untuk melaksanakan sama. Mendaftarkan diri melalu website IDL
komitmen CSR: (1) Mengembangkan struktur kemudian menunggu konfirmasi dari lewat
pengambilan keputusan CSR terintegrasi; (2) email. Setelah itu datang ke kota yang peserta
Menyiapkan dan melaksanakan rencana bisnis pilih. Pelatihan seminar Indonesia digital
CSR; (3) Menetapkan target yang terukur dan learningdilaksanakan mulai dari 18 april 2016
karyawan dan lain-lain kepada siapa yang Pelaksanaan seminar pelatihan ini dikemas
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
87 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
secara ringkas dan efektif. Di dalam seminar ini kepada para guru-guru menggunakan dua
ini dipandu oleh mentor-mentor yang handal macam yaitu above the line melalui iklan-iklan
diberi materi panduan pemanfaatan TIK, sosial media digital Twitter, Instagram, Email
repository tugas dan latihan bagi siswa, kiat dan blast. Data-datanya di peroleh dari PGRI. Below
cara efektif searching di internet, assessment the line dibantu teman-teman witel regional
Pendidikan, dokumen pendukung pengelolaan masing, surat edaran PGRI yang kerjasama
sesi pembelajaran, tautan aplikasi Pendidikan, dengan Telkom lalu di distribusikan kepada
Pendidikan (internasional) dan terakhir video Indonesia digital learning dalam pelaksanaan
pembelajaran. Jadi seminar ini didalamnya ada CSR ini masih banyak kendala yang dihadapi
penjelasan materi lalu ada prakteknya juga. meskipun kegiatan ini sudah di promosikan
Pada dasarnya rangakaian kegiatan CSR di sosial media (Instagram) tetapi banyak dari
ini meliputi pemberian kurikulum digital, teman-temannya yang sesama guru ketinggalan
seminar pelatihan Indonesia digital learning, info berita karena tidak melihat surat edaran
kompetisi My Teacher My Hero merupakan atau mungkin tidak melihat Instagram Telkom
praktek pengaplikasian dari hasil pelatihan dan juga waktu pelatihan yang singkat dirasa
sejauh mana guru bisa memanfaatkan teknologi kurang untuk sebuah pelatihan berbasis digital.
teknologi digital cukup dengan mengirimkan edaran nyatatanya kurang efektif, sosialisasi
video pembelajaran yang inovatif kemudian yang dilakukan Telkom kurang gencar banyak
diperluas lagi melalui program “My Teacher yang tidak mengetahui adanya program ini.
yang berprestasi yang dilaksanakan bertepatan beberapa diantara mereka itu sudah pernah
masyarakat. Strategi yang digunakan Telkom mereka hanya ingin mendapatkan rewards
dalam mempublikasi atau mengenalkan program untuk bisa Benchmark Edu Tour ke luar negeri
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 88
padahal sebetulnya mereka ini sudah pandai memajukan pendidikan dan kompetensi para
Hal ini sungguh disayangkan karena ini Untuk pengukuran keberhasilan program
berarti tidak sesuai dengan keinginan Telkom Indonesia digital learning, dilihat dari kuantiti
yang ingin mengedukasi guru-guru yang target peserta yang terjaring 2400 dengan taget
gagap teknologi. Karena pada kenyataannya per daerahnya 300 orang tercapai kemudian
beberapa diantaranya para peserta IDL itu tidak kualitasnya itu di mentori oleh seorang yang
benar-benar membutuhkan pelatihan seminar handal dibidang pendidikan. Namun, dalam hal
masalah yang dihadapi, masalah tersebut antara kinerja seharusnya dilaksanakan dalam tiap
lain, Target sudah cukup terpenuhi. Tetapi yang tahapan pelaksanaan program.
terdaftar di website Indonesia digital learning Pada poin keempat, yaitu melibatkan
di beberapa kota pesertannya kurang dari kuota karyawan dan pihak yang berkomitmen
yang telah disediakan adapula yang melebihi melakukan CSR. Sama seperti pada tahapan
kuota sehingga suasana menjadi tidak kondusif, pengembangan CSR Komitmen, bahwa tim
adanya pelatihan IDL ini padahal antusiame community development center melaksanakan
mereka sangat besar ingin mengikuti kegiatan CSR ini dibantu oleh entitas anak perusahaan
ini. Hambatan sinyal yang buruk mengakibatkan Telkom meta digital media, dinas pendidikan,
sajat terbatas untuk bisa memahami sebuah Poin berikutnya yaitu, membuat
Pada poin selanjutnya, yaitu menetapkan Informasi tentang komitmen CSR, kegiatan
target yang terukur dan mengidentifikasi ukuran dan pelaporan kinerja harus dikomunikasikan
kinerja. Dalam poin ini menjelaskan kinerja CSR kepada semua karyawan.Rencana komunikasi
pada deskripsi pekerjaan dan evaluasi kinerja. eksternal harus memastikan bahwa semua
Pada program Indonesia digital learning yang kelompok pemangku kepentingan yang relevan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
89 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
yang melaksanakan program Indonesia digital verifikasi kemajuan (report and verify progress)
learning melakukan pertemuan khusus untuk dan; evaluasi dan perbaikan (evaluate and
membahas progres acara oleh tiap-tiap pihak improve).
yang bekerjasama melalui regional meeting Fase pengecekan terdiri dari pelaporan
yang dilakukan di setiap kotanya untuk dan verifikasi kemajuan (report and verify
mengidentifikasi setiap kendala yang nantinya progress). CSR pada akhirnya membahas
dikomunikasikan ke pihak Internet . peningkatkan kinerja, dengan demikian,
Untuk pelaporan program, dipublikasikan pelaporan, verifikasi dan jaminan adalah alat
melalui website Indonesia digital learning penting untuk mengukur apakah perubahan
dan juga tiap tahunnya dimasukkan kedalam telah benar-benar terjadi, dan memperlihatkan
LaporanTahunan Telkom dan Laporan kepada stakeholders untuk melihat seberapa
Berkelanjutan Telkom. Hal tersebut selaras juga baik perusahaan tersebut memenuhi komitmen
dengan poin terakhir yaitu membuat komitmen dan apa efek apa yang terjadi.
dengan publik, sebuah rencana eksternal Evaluasi bertujuan untuk melacak
yang baik harus mengidentifikasi individu kemajuan keseluruhan pendekatan CSR
dan kelompok yang peru mengetahui adanya perusahaan dan menjadikan acuan untuk
pelaksanaan CSR. perbaikan dan modifikasi.Dengan informasi
Tahap evaluasi dari program Indonesia yang diperoleh dari verifikasi dan pelaporan,
digital learning yang dilakukan oleh PT perusahaan berada dalam posisi untuk
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sebagai memikirkan kembali bagaimana pendekatan
program CSR, membutuhkan pemantauan CSR-nya saat ini dan membuat penyesuaiannya.
dan evaluasi dalam rangka perbaikan di masa Evaluasi memungkinkan perusahaan untuk
depan dan sekaligus menilai pencapaian kinerja melihat apakah CSR berada dijalurnya, dan apa
yang telah dilakukan. Evaluasi juga dibutuhkan yang perlu dilakukan agar lebih efektif. Hal ini
untuk mengetahui apakah ditemukan memungkinkan perusahaan untuk:
penyimpangan sehingga membutuhkan koreksi (1) Menentukan apa yang bekerja dengan
terutama bagi CSR yang berkelanjutan. Tahap baik, mengapa dan memastikan bagaimana
Evaluasi diadposi dari konsepyang disebut fase untuk mempertahankannya; (2) Menyelidiki
pengecekan (check) dan perbaikan (improve) apa yang tidak bekerja dengan baik dan
(Hohnen, 2007). Fase ini terdiri dari dua tahap mengapa tidak, apa yang menghambati
yaitu, pengecekan terdiri dari pelaporan dan kesuksesan dan apa yang dapat diubah untuk
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 90
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
91 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
motivasi perusahaan dan kemauan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
memposisikan diri dalam konteks yang lebih (PKBL), disampaikan sebagai informasi
prinsip CSR diatas, dalam poin sustainability, terbutkti dengan target perusahaan tercapai
program Indonesia digital learning dirancang dan mendapatkan penghargaan dari La Tofi
untuk memberikan keuntungan jangka panjang School of CSR sebagai The Best CSR program
bagi para pesertanya karena dalam menjalankan dalam kategori peningkatan mutu Pendidikan.
program CSR, Telkom tidak memberikan Apresiasi dan antusiasme yang baik dari para
bantuan dalam bentuk dana hibah, disini Telkom peserta, didukung para mentor yang hebat
memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan
untuk kegiatan mengajar program ini dapat Di berbagai media online program CSR
berkelanjutan dan manfaatnya dapat dirasakan Indonesia digital learning ini banyak mendapat
poin accountability dan transparency, semuat taget perusahaan tercapai dan sukses
Indonesia digital learning yang dipublikasikan media menilai bahwa program Indonesia
juga tiap tahunnya dimasukkan kedalam laporan merupakan program yang menarik untuk
tahunan Telkom dan Laporan Berkelanjutan dipublikasikan karena manfaat program tersebut
Telkom (sustainable report). Laporan Tahunan bagi kemajuan teknologi dan pendidikan bangsa.
merupakan wujud komitmen akuntabilitas Hingga saat ini perusahaan terus melakukan
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. tahunan Telkom dan Laporan Berkelanjutan
Pada proses perencanaan dan pelaksanaan Telkom (sustainable report) untuk internalnya
simetris (two way communication symetrical). Akan tetapi pada proses pelaporan
Model komunikasi ini menekan pada adanya perusahaan ke media cenderung melakukan
kemauan dari kedua belah pihak untuk saling komunikasi satu arah dari perusahaan ke media
menyesuaikan diri. Model inilah yang kemudian yang dilakukan dengan menyampaikan laporan
diklaim oleh Grunig dan Hunt sebagai model positif namun menutupi permasalahan dan
yang paling baik yang dapat menentukan kendala yang terjadi pada praktek di lapangan
kesuksesan praktek PR dalam Organisasi untuk melindungi citra perusahaan. Dilihat dari
Pada tahap proses perencanaan dan perusahaan ke media ini termasuk dalam model
pelaksanaan program Indonesia digital learning public information.Model PR ini mulai muncul
ini ditunjukan dengan proses riset kemudian awal abad ke-20 yang bergeser ke arah yang
fact finding akhirnya menjadi mapping ketika lebih benar dan tepat dalam berkomunikasi.
data sudah dikumpulkan lalu di petakan dan Tetapi tidak lebih dari mendristribusikan
mengajak keterlibatan semua pihak dalam informasi. Berbeda dengan model pertama,
proses perumusan perencanaanya, begitupun model ini tidak digunakan untuk memperalat
pada proses pelaksanaannya perusahaan publik dan menekan pada pemberian informasi
pihak internal, pihak eksetrnal yaitu entitas Pada tahap perencanaan program
anak perusahaan meta digital media, Dinas Indonesia digital learning, PT Telekomunikasi
Pendidikan dan PGRI yang menjadi perwakilan Indonesia Tbk menyelaraskan berbagai aspek
guru-guru sehingga semua pihak dapat dalam organisasinya seperti visi, misi, tujuan,
memperoleh manfaat dari program tersebut. landasan hukum, dan kebijakan perusahaan
Proses pelaporan terhadap publik kedalam proses perencanaan program CSR
itu dipublikasikan melalui website programIndonesia digital learning yang
indonesiadigitallearning.com dan juga tiap dijalankanTelkom. Berdasarkan aktivitasnya,
tahunnya dimasukkan kedalam laporan program Indonesia digital learning merupakan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
93 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
kategori aktivitas CSR Corporate Social juga tiap tahunnya dimasukkan kedalam laporan
Marketing, program Indonesia digital learning Tahunan Telkom dan Laporan Berkelanjutan
itu adalah salah satu wujud kepedulian Telkom Telkom (sustainable report).
terhadap bidang Pendidikan khususnya untuk Pada tahap perencanaan adalah Telkom
Tahap pelaksanaan pada program tidak adanya strukur organisasi CSR yang khusus
Indonesia digital learning diimplementasikan disini CSR hanya merupakan bagian kegiatan
melalui pemberian pelatihan mengenai panduan kecil dari Internet maka pengelolaannya nya
pemanfaatan TIK, metode pembelajaran pun terbatas hanya pada level staff. Alangkah
kemudian workshop praktek dilanjut lebih baik lagi Telkom perlu mengevaluasi hal
kompetisi My Teacher My Hero. Kemudian tersebut agar jangan sampai program CSR ini
permasalahannya adalah sosialisasinya yang tidak selaras dengan visi misi perusahaan.
bertele-tele, hambatan sinyal buruk sehingga sosialisasinya dilakukan lebih menyeluruh lagi,
peserta sulit mengejar materi yang disampaikan materi yang disiapkan harus singkat padat dan
mentor, dan waktu yang terlalu singkat jelas, sinyal harus dipastikan lancar pada saat
kurang cukup untuk memahami materi yang perencanaan karena ini sangat berpengaruh
Tahap evaluasi dari program Indonesia harus dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga
digital learning dilakukan setiap selesai program, materi yang disampaikan mudah dipahami oleh
muka pembahasannya mengenai kekurangan- Pada Tahap evaluasi yang dijalankan oleh
di perbaiki ditahun berikutnya selain itu tidak learning masih kurang. Evaluasi yang dibuat
hanya rapat antara staff pelaksana saja tetapi seharusnya dapat terukur dari berbagai aspeknya
kepada para peserta Pelatihan Indonesia digital sehingga dapat mengetahui apa yang menjadi
learning setelah selesai acara mereka diminta kelemahan maupun kelebihan dari program
untuk mengisi angket, agar angket tersebut kegiatan. Selain itu transparansi laporan
bisa menjadi bahan evaluasi kedepannya.Tetapi juga harus ditingkatkan, pelaksana program
melalui website Indonesia digital learning dan dengan kondisi yang sebenarnya sehingga
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95 94
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)
95 PRofesi Humas, Volume 4, No.1, 2019, hlm. 68-95
dalam pendidikan nilai dan pendidikan aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.
kewarganegaraan. Jurnal Dimensi Widodo, H. (2015). Potret pendidikan di
Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(1), 29– Indonesia dan kesiapannya dalam
37. menghadapi masyarakat ekonomi Asia
Telkom. (2016). Laporan Tahunan 2016 PT. (MEA). Cendekia: Jurnal Kependidikan
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dan Kemasyarakatan, 13(2), 293–307.
Wibisono, Y. (2007). Membedah konsep dan
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia
(Gina Andriana, Evi Novianti, Centurion Chandratama Priyatna, dan Diah Sri Rejeki)