Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu

PEMBIAYAAN DAN PENGGARAN KESEHATAN


“Resume”
Dosen Pembibing :
Ambo Sakka, SKM., M.A.RS

Oleh :

NURIAN J1A118246

C (2018)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
A. ANGGARAN KESEHATAN

1. Pekertian Anggaran Kesehatan

Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang


disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan
uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam sautuan barang/jasa. Anggaran
merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan.

Penganggaran (budgeting) dapat didefinisikan sebagai proses melalui mana


rencana organisasi diwujudkan dalam bentuk nilai mata uang (rupiah). Ekspresi
kuantitatif rencana organisasi ini adalah merupakan produk akhir proses
perencanaan dan cukup membutuhkan penanganan khusus pada sebagian besar
organisasi pelayanan kesehatan.

2. Batasan anggaran

Ada pun batasan anggaran yaitu tidak setiap rencana kerja organisasi dapat
disebut sebagai anggaran. Karena, anggaran memiliki beberapa ciri khusus yang
memebedakan dengan sekedar rencana (Rusdianto, 2006).

1. Dinyatakan dalam satuan moneter Penulisan dalam satuan moneter tersebut


dapat juga didukung oleh satuan kwantitatif lain, misalnya unit. Penyusunan
rencana kerja dalam satuan moneter tersebut, bertujuan untuk mempermudah
membaca dan usaha untuk mengerti rencana tersebut. Rencana kerja yang
diwujudkan di dalam suatu cerita panjang akan menyulitkan anggota
organisasi untuk membaca atau mengerti. Karena itu, sebaiknya anggaran
disusun dalam bentuk kwantitatif moneter yang ringkas.

2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. Bukan berarti anggaran tidak
dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga bulanan misalnya atau
untuk kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan. Batasan waktu di
dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk memberikan batasan
rencana kerja tersebut.

3. Mengandung komitmen manajemen Anggaran harus disertai dengan upaya


pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai apa yang
telah ditetapkan. Tanpa upaya serius dari pihak manajemen untuk
mencapainya maka penyusunan anggaran tidak akan banyak manfaatnya bagi
perusahaan. Karena itu, di dalam menyusun anggaran perusahaan harus
mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk
menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis.

4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana
anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian
organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.

5. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Jadi, tidak
setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh manajemen.
Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa
untuk mengubah anggaran tersebut. Perubahan asumsi internal dan eksternal
memaksa untuk mengubah anggaran karena jika dipertahankan malah
membuat anggaran tidak relevan lagi dengan situasi yang ada.

6. Jika terjadi penyimpangan/varians didalam pelaksanaannya, harus dianalisis


sebab terjadinya penyimpangan tersebut. Karena, tanpa ada analisis yang lebih
mendalam tentang penyimpangan tersebut maka potensi untuk terulang lagi di
masa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis penyimpangan tersebut adalah
untuk mencari penyebab penyimpangan, supaya tidak terulang lagi di masa
mendatang dan agar penyususnan anggaran dikemudian hari menjadi lebih
relevan dengan situasi yang ada.

3. Macam Anggaran

1. Menurut kegunaan
a. Anggaran rutin
b. Anggaran pembangunan
2. Menurut hirarki pemerintahan
a. Anggaran pemerintah pusat (APBN)
b. Anggaran pemerintah daerah tingkat I (APBD I)
c. Anggaran pemerintah daerah tingkat II (APBD II)
3. Menurut penanggungjawab
a. Anggaran Departemen Kesehatan
b. Anggaran Departemen Pendidikan Nasional
c. Anggaran Departemen Dalam Negeri
4. Menurut penerimaan dan pengeluaran
a. Anggaran berimbang (balance budget)
b. Anggaran surplus (surplus budget)
c. Anggaran defisit (deficit budget)
5. Menurut jangka waktu berlakunya anggaran
a. Anggaran jangka panjang
b. Anggaran jangka pendek
6. Menurut teknik penyusunan yang digunakan
a. Anggaran program (program budget)
b. Anggaran hasil (performance budget)
c. Anggaran butir per butir (line item budget)
d. Anggaran system (system budget)

B. PERENCANAAN DAN PENGGRAN KESEHATAN

Ada 3 sistem pendekatan penganggaran kesehatan di indonesia

a. Penganggaran terpadu

Merupakan penyusunan rencana keuangan tahunan ysng dilakukan secra


terintergrasi untuk seluruh jenis guna melaksanakan kegiatan
pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapainan efisiensi alokasi
dana.

b. Penganggaran berbasis kinerja

Merupakan suatu pendekatan dalam sisitem perencanaan dan penggaran


yang menunjukkan secara jelas keterkaitan antar alokasi anggaran dengan
kinerja yang dihasilkan.

c. Kerangka pengeluaran jangkah menengah (kpjm)

Merupakan suatu pendekatan dalam sistem perencanaan dan penggaran


7ang menunjukan secara jelas keterkaitan antara alokasi anggaran dengan
kinerja yang dihasilkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian
kinerja.

Penyusunan perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan mempunyai


tahapan yang berkesinambungan mulai dari perencanaan program dan kegiatan
sampai dengan pengalokasian anggaran.
C. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara, APBN adalahrencana keuangan tahunan pemerintah yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN merupakan wujud pengelolaan
keuangan negara sebagai konsekuensi penyelenggaraan pemerintahan yang
menimbulkan hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang. APBN
adalah undang-undang yang merupakan kesepakatan antara Pemerintah dan DPR.

D. PEMBIAYAAN SEKTOR KESEHATAN DI INDONESIA

Biaya kesehatan merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk


menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A, 1996).

a. Pelayanan kesehatan dibiayai dari berbagai sumber, yaitu :

• Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi


dan kabupaten/kota) dengan dana berasal dari pajak (umum dan
penjualan), deficit, financial (pinjaman luar negeri) serta asuransi sosal.

• Swasta, dengan sumber dana dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta,


sumbangan sosial, pengeluaran rumah tangga serta communan self help.

b. Dana Dekonsentrasi

Penyelenggaraan pemerintah di Indonesia terdapat 3 (tiga) asas


penyelenggaraan pemerintahan yaitu Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas
Pembantuan. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang atau urusan
pemerintahan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintah dalam erangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang atau urusan pemerintah dari
pemerintah pusat kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah dan
atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Dana Dekonsentrasi adalah dana
yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah.

c. Dana Tugas Pembantuan

Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

E. DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KESEHATAN

Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Tahun Anggaran yang


selanjutnya disebut DAK Bidang Kesehatan diberikan kepada daerah tertentu
untuk membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan
daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional yang ditetapkan
melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi
daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau dan berkualitas.

a. Penghitungan alokasi DAK

Penghitungan alokasi DAK Bidang Kesehatan, dilakukan melalui 2 (dua)


tahapan, yaitu: Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK Bidang
Kesehatan; dan Penentuan besaran alokasi DAK Bidang Kesehatan masing-
masing daerah.

b. Dasar perhitungan

1. Penentuan kelayakan daerah penerima DAK menggunakan Indeks Fiskal


Wilayah (IFW) dengan bobot 50% dan IT (Indeks Teknis) dengan bobot
50%.
2. Penentuan besaran alokasi daerah penerima DAK menggunakan IFW
dengan bobot 20 % dan IT dengan bobot 80%.

3. IFW ditentukan berdasarkan Kriteria Umum merupakan kewenangan


Kementerian Keuangan dan Kriteria Khusus merupakan kewenangan dari
Kementerian/Lembaga terkait, sedangkan Kriteria Teknis merupakan
kewenangan dari Kementerian Kesehatan.

F. PENGANGGGARAN BERBASIS KINERJA

a. Konsep PBK

Penganggaran berbasis kinerja merupakan sebuah pendekatan dalam


sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan
keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil
dan keluaran tersebut. Ciri utama penganggaran berbasis kinerja adalah anggaran
yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan (input),
keluaran (output), dan hasil yang diharapkan (outcomes) sehingga dapat
memberikan informasi tentang efektivitas dan efisiensi pelaksanaan setiap
kegiatan. Dalam konsep pendekatan PBK, dituntut adanya keterkaitan yang erat
antara anggaran dengan kinerja yang diharapkan.

b. Tujuan PBK

1. Menunjukkan keterkaitan langsung antara pendanaan dan kinerja yang


akan dicapai;

2. Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaan kegiatan;

3. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan


tugas dan pengelolaan anggaran.

G. KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.

a. Fungsi Manajemen Keuangan

1. Keputusan tentang investasi,

2. Pembiayaan kegiatan usaha dan


3. pembagian deviden suatu perusahaan.

Tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai


perusahaan.
b. Lingkup Manajemen Keuangan

1. Akuntansi Keuangan

2. Akuntansi Manajemen

3. Manajemen Pendanaan

Anda mungkin juga menyukai