Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH STUDI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Pemrosesan Transaksi dan Proses Pengendalian Internal

Dosen Pengampuh : AGUS NISFUR ROMDIONI, SE.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Iis Isnanti (202162201060)


Milla Kurniasih (202162201034)
Endang Suci Nurjanah (202162201045)
Yosua M. Rumbewas (202162201085)
Christin Molle (202162201116)
Khusnul Khadija (202162201023)
Eka D. Wahyuti Ningsih (202162201066)
Riana Aprilia Tahapary (202162201054)
Maria F. Melisa Mombe (202162201098)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pemrosesan transaksi dan proses pengendalian
intern.
Kami telah menyusun Makalah tentang Pemrosesan Transaksi dan Proses
Pengendalian Internal dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih kepada Dosen kami Bapak AGUS NISFUR
ROMDIONI S,E.M.Si. yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pemrosesan transaksi
dan proses pengendalian intern dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Merauke, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3. Tujuan Pembahasan........................................................................1
1.4. Manfaat Pembahasan......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

2.1. Pemrosesan Transaksi.........................................................................3


2.2. Komponen-Komponen Pemrosesan Transaksi..............................3
2.3. Arus Transaksi Melalui Siklus Akunting.......................................5
2.4. SPI (Sistem Pengendalian Intern).........................................................5
2.5. Unsur Sistem Pengendalian Intern........................................................6
2.6. Komponen Proses Pengendalian Internal.......................................9
2.7. Pengendalian Pemrosesan Transaksi...............................................16

BAB III PENUTUP...........................................................................................22

3.1. Kesimpulan.......................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap pemrosesan transaksi hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan,
organisasi, intansi pemerintah karena didalam suatu perusahaan, organisasi, intansi
pemerintah, transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus dicatat.
Transaksi sendiri menunjukan adanya suatu bukti bahwa suatu suatu perusahaan,
organisasi, intansi pemerintah itu melakukan suatu aktivitasnya. Mengingat tingginya
tingkat persaingan bisnis mendorong dilakukannya suatu proses komunikasi informasi
dan data secara cepat dan akurat baik melalui proses pengelolaan data, analisis dan
pelaporan data, proses ini didasarkan pada kriteria data yang relevan, handal, lengkap,
tepat waktu, mudah dimengerti, dapat diakses secara langsung melalui proses komunikasi
data dan terintegrasi.
Seberapa cepat dan akuratnya pemrosesan transaksi dalam suatu perusahaan
pastilah tidak luput dari sebuah ancaman, baik internal maupun eksternal. Ancaman
tersebut bisa berupa kelalaian dalam proses pengelolaan data, analisis maupun pelaporan
datanya. Efek dari ancaman tersebut bisa dalam bentuk penipuan ataupun gangguan. Jika
diteliti secara seksama gangguan yang datang dari luar dan gangguan yang datang dari
dalam apabila menunjukan intensitas yang tinggi maka hal tersebut dapat membahayakan
keberlangsungan suatu perusahaan, organisasi, intansi pemerintah. Untuk mengatasi ini
diperlukan pengendalian atau kontrol internal yang baik dan terencana.
Dari penjabaran mengenai pemrosesan transaksi dengan pengendalian internal
terlihat bahwa adanya suatu keterkaitan untuk itu penulis melalui makalah ini akan
mengkaji pemahaman mengenai pemrosesan transaksi dan pengendalian internal juga
sehingga penulis membuat makalah ini dengan judul “Pemrosesan Transaksi Dan Proses
Pengendalian Internal”

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud pemoresan transaksi?


2. Apa sajakah komponen komponen pemrosesan transaksi?
3. Bagaimanakah arus pemrosesan transaksi?
4. Apakah yang dimaksud pengendalian internal?
5. Apa saja kah unsur sistem pengendalian internal?
6. Apa saja kah komponen komponen pengendalian internal?
7. Bagaimana pengendalian pemrosesan transaksi?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Mengetahui pengertian pemoresan transaksi
2. Mengetahui komponen komponen pemrosesan transaksi
3. Mengetahui arus pemrosesan transaksi
4. Mengetahui pengendalian internal
5. Mengetahui unsur sistem pengendalian internal
6. Mengetahui komponen komponen pengendalian internal
7. Mengetahui pengendalian pemrosesan transaksi

1
1.4 MANFAAT PEMBAHASAN

Dengan mempelajari materi pemrosesan transaksi dan pengendalian internal diharapkan


mampu memberikan pengetahuan tentang proses pemrosesan transaksi serta menentukan
berbagai pengendalian internal perusahaan terhadap pemrosesan transaksi tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PEMROSESAN TRANSAKSI


Salah satu tujuan sistem informasi adalah mendukung operasi harian perusahaan. Tujuan ini
dicapai melalui :
 Pemrosesan transaksi-transaksi yang disebabkan baik oleh sumber-sumber ekstern maupun
intern
 menyiapkan keluaran-keluaran seperti dokumen-dokumen operasional dan laporan-laporan
keuangan.

Kerangka Pemrosesan Transaksi


A. Jaringan Kerja Keseluruhan Perusahaan
Pemrosesan transaksi terjadi selaras dengan operasi perusahaan. Perangkat gabungan sistem-
sistem pemrosesan transaksi serupa dengan jaringan kerja yang kompleks dari operasi-operasi fisik, proses
kertas kerja dan arus data/informasi yang saling bergantung.

B. Sistem Informasi Fungsional


Sistem operasional dan organisasi perusahaan pada umumnya dibagi berdasarkan fungsi. Untuk
memungkinkan pengendalian yang efektif dan efisien atas operasi dan koordinasi kegiatan-kegiatan
manajerial. Sistem informasinya haruslah dibagi menurut fungsi-fungsi yang sama. Macam-macam
subsistem informasi fungsional pada tiap-tiap industri berbeda-beda. Bahkan antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya dalam industri yang sama juga berbeda. Setiap subsistem informasi fungsional
berkaitan erat dengan penyediaan pengendalian yang ketat terhadap satu atau beberapa sistem pemrosesan
transaksi. Hal yang sama pentingnya adalah hubungan yang ada pada setiap subsistem informasi
fungsional diantara tingkat operasional dan tingkat manajerial. Subsistem informasi fungsional membantu
arus informasi transaksi kepada manajer-manajer fungsional.

2.2. Komponen-Komponen Pemrosesan Transaksi


Pemrosesan transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini yang dikenal sebagai siklus akunting.
Siklus akunting membutuhkan beragam komponen pembangun. Komponen-komponen ini meliputi
dokumen sumber, jurnal dan register, lejer dan arsip (file) laporan dan keluaran-keluaran lain, bagan
rekening dan kode-kode lain, rangkaian audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta pengendalian.

A. Dokumen Sumber
Kebanyakan transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakan catatan-catatan tertulis
dokumen sumber berfungsi :
 Memicu meng-otorisasi operasi fisik Sebagai contoh surat pesanan penjualan meng-
otorisasi pengiriman barang dan gangguan kepada pelanggan.
 Memantau arus fisik, Misalnya surat pesanan penjualan digunakan untuk memperlihatkan
pergerakan barang pesanan dari gudang ke tempat pengiriman. C
 Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan yang diambil Misalnya tagihan dari pemasok diparaf
untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini sudah diperiksa kebenarannya.
 Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan basis data Sebagai contoh kopi faktur penjualan
digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam catatan sediaan. Catatan pelanggan dan kemudian
diarsipkan untuk kepentingan riwayat penjualan.
 Menyediakan data yang dibutuhkan untuk keluaran Misalnya data dalam surat pesanan penjualan
digunakan untuk menyiapkan faktur penjualan dan ikhtiar penjualan.

3
B. Jurnal dan Register
Jurnal dan register merupakan catatan akunting yang memuat data dalam urutan kronologis. Jurnal
merupakan catatan akunting formal awal dalam sistem manual. Mengikhtiarkan data transaksi dalam satu
keuangan. Register berfungsi sebagai pengganti jurnal atau catatan kronologis atau buku harian untuk data
atau peristiwa yang tidak bersifat keuangan.

C. Buku Besar dan Arsip


Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuan keuangan. Nilai transaksi yang
muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan ke pos perkiraan yang sesuai. Melalui proses posting ini
status setiap perkiraan yang terpengaruh dimutakhirkan dengan menaikkan atau menurunkan saldo
perkiraan sebesar nilai transaksi. Jadi, jika jurnal menekankan pada kegiatan transaksi, buku besar
menekankan pada status perkiraan.

D. Laporan dan Dokumen


Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah satu jenis keluaran laporan
dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar dokumen operasional juga dihasilkan oleh sistem
pemrosesan transaksi. Beberapa dari dokumen ini dihasilkan untuk memicu tindakan. Dokumen lain
dihasilkan untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah diselesaikan. Dokumen operasional tertentu yang
disiapkan oleh sistem pemrosesan transaksi perusahaan menjadi masukan dokumen sumber untuk
pemrosesan lebih lanjut.

E. Bagian Perkiraan dan Kode Lainnya


Transaksi akunting harus diklasifikasikan dan dikodekan sebelum diposkan ke dalam buku besar.
Bagan perkiraan merupakan daftar berkode dari perkiraan-perkiraan yang termuat dalam buku besar
umum perusahaan. Pada dasarnya, ini merupakan struktur data keuangan perusahaan. Bagan perkiraan ini
bukan saja memungkinkan pengklasifikasian dan pengkodean data transaksi melainkan juga
menyediakan elemen-elemen data rinci untuk menyusun dan menyajikan informasi dalam
laporan keuangan.

F. Rangkaian Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh elemen-elemen pemrosesan
transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat untuk melakukan penelusuran dari dokumen-dokumen
sumber melalui jurnal dan buku besar sampai ke total ikhtisar dalam laporan keuangan atau keluaran
keuangan lainnya, dan sebaliknya. Disamping membantu audit sistem pemrosesan transaksi. Rangkaian
audit memungkinkan :
 Koreksi kesalahan yang terdeteks.
 Menjawab pertanyaan.
 Rekonstruksi arsip.
G. Tindakan Pengendalian dan Pengamanan
Pemrosesan transaksi yang baik menuntut adanya berbagai tindakan pengendalian dan pengamanan.
Contoh pengendalian yang telah dijelaskan meliputi bagan perkiraan, perkiraan pengendali, rangkaian
audit, dan metode pemrosesan sekali tulis. Pengendalian seperti itu harus didukung dengan dokumentasi
yang memadai, meliputi :
 Manual prosedur.
 Uraian tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka yang terlibat dalam
pemrosesan transaksi

4
2.3. Arus Transaksi Melalui Siklus Akunting
Tiap-tiap sistem pemrosesan transaksi menggabungkan komponen-komponen yang telah disinggung
sebelumnya ketika transaksi menjalani keseluruhan siklus akunting. Pada bagian ini kita menelusuri arus
penjualan, penerimaan tunai, pembelian, pengeluaran tunai, dan transaksi pembayaran gaji.

A. Transaksi Penjualan
Untuk kepentingan siklus akunting, arus dimulai dengan dokumen sumber yang dikenal sebagai
faktur penjualan. Data dari tiap-tiap faktur penjualan :
 Dimasukkan ke dalam jurnal penjualan, dan
 Diposkan sebagai debet ke perkiraan pelanggan dalam buku besar pembantu piutang.

B. Transaksi Penerimaan Tunai


Cek yang diterima dari pelanggan merupakan dokumen sumber yang mengawali pencatatan sebagian
besar transaksi penerimaan tunai. Tetapi, karena cek sebenarnya adalah uang tunai, ia tidak boleh
digunakan dalam pemrosesan. Sebagai gantinya, dokumen yang dinamakan tanda bukti penerimaan
disiapkan. Nilai yang terlihat dalam bukti penerimaan kemudian :
 dimasukkan ke dalam jurnal penerimaan tunai, dan
 diposkan sebagai kredit ke catatan pelanggan pada buku besar pembantu piutang usaha.

C. Transaksi Pembelian
Jika terjadi transaksi pembelian, dapat dilakukan salah dari tindakan berikut, yakni :
 Tagihan digunakan sebagai sumber langsung jumlah yang dimasukkan ke dalam jurnal
pembelian atau register tagihan.
 Tagihan terlebih dahulu dipindahkan ke voucher pengeluaran, dan dari sini nilai kewajiban
tersebut dimasukkan ke dalam register voucher.

D. Transaksi Pengeluaran Tunai (Kas)

E. Transaksi Pembayaran Gaji

F. Transaksi Acounting lainnya.

2.4. SPI (SISTEM PENGENDALIAN INTERN)


Sistem pengendalian intern adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Tujuan SPI menurut definisi tersebut adalah :


1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi, dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut tujuannya SPI dapat dibagi menjadi dua, yakni :


Pengendalian Intern Akuntansi (Internal Accounting Control) dan Pengendalian Intern
Administratif (Internal Administrative Control).

5
2.5. Unsur Sistem Pengendalian Intern adalah :
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada
unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian
tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
 Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi
adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misal : pembelian)
Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva
perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa
keuangan perusahaan.
 Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu
transaksi.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang
untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Selanjutnya, prosedur
pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan,
utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.

Cara-cara yang umum ditempuh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat :
1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggung-jawabkan
oleh yang berwenang.
2. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa
pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit
organisasi tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
4. Perputaran jabatan (Job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat
menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara
mereka dapat dihindari.
5. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
6. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek aktivitas unsur-unsur SPI yang lain.
Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern. Agar efektif dalam
menjalankan tugasnya, satuan pengawas intern ini harus tidak melaksanakan fungsi operasi,
fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi, serta harus bertanggung jawab kepada manajemen
puncak.

PERLUNYA PENGENDALIAN

a) Pengendalian dan Eksposur


Pengendaian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko. Eksposur
tidak semata mata terjadi karena kurang pengendalian. Pengendalian berguna untuk
mengurangi eksposur, tetapi pengendalian tidak dapat mempengaruhi penyebab

6
terjadinya eksposur. Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian
dikalikan dengan resiko terjadinya kejadian tersebut.

b) Eksposur Umum

-Biaya yang Terlalu Tinggi


Setiap pengeluaran yang dibuat oleh suatu organisasi potensial untuk menjadi
biaya yang terlalu tinggi.Harga yang dibayarkan untuk pembelian barang bias saja terlalu
mahal. Produksi bisa saja tidak efisien sehingga menyerap pembelian dan pemakaian
bahan baku dan tenaga kerja yang terlalu banyak. Sehingga biaya yang terlalu tinggi ini
akan mengurangi laba.

-Pendapatan yang Cacat


Biaya piutang tidak tertagih dari penjualan kredit terlalu banyak. Tagihan hilang
atau salah catat sebagai piutang dagang. Penjualan yang telah dibatalkan akibat
terlambatnya pengiriman barang yang dipesan. Sehingga pendapatan yang cacat ini akan
menjadi pendapatan yang terlalu rendah dan tentu akan mengurangi laba.

-Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva


Aktiva dapat hilang akbiat pencurian,tindakan kekerasan,atau bencana alam. Kas,
bahan baku, atau peralatan dapat rusak atau salah penempatan, ini bisa terjadi ssebagai
akibat kecerobohan karyawan ataupun tindakan tidak disengaja. Setiap organisasi harus
menjaga setiap aktiva yang dimiliki yang memiliki peluang untuk hilang.

-Akuntansi yang Tidak Akurat


Kebijakan dan prosedur akutansi dapat salah,tidak tepat atau secara signifikan
berbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan penilaian
transaksi, kesalahan waktu pencatatan transaksi, atau kesalahan klasifikasi transaksi.
Dampak kesalahan dapat berakibat pada informasi yang tidak akurat guna pengambilan
keputusan.

-Interupsi Bisnis
Interupsi bisnis bisa mencakup penghentian sementara suatu operasi
bisnis,penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan usaha.

-Sanksi Hukum
Sanksi hukum mencakup denda yang dikenakan oleh pengadilan atau badan legal
yang memiliki wewenang atas organisasi dan operasi perusahaan.Penghentian kegiatan
bisnis bisa saja terjadi sebagai hukuman dari lembaga pemerintah jika perusahaan
melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

-Ketidakmampuan untuk Bersaing


Ketidakmampuan ini dapat terjadi sebagai akibat kombinasi berbagai eksposur
yang telah dibahas dan bisa juga sebagai akibat ketidakefetifan keputusan manajer.

-Kecurangan dan Pencurian


Kecurangan merupakan kesengajaan untuk memutarbalikkan kebenaran dengan
tujuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk menyerahkan sesuatu yang

7
berharga.Kecurangan dan pencurian dapat dilakukan pihak eksternal maupun pihak
internal.

c) Kecurangan dan Kejahatan Kerah Putih


Ada tiga bentuk kejahatan kerah putih:
1) Karyawan mencuri harta kekayaan perusahan untuk kepentingan pribadi.
2) Pencurian harta kekayaan perusahaan oleh karyawan yang berkolusi dengan
pihak luar.
3) Kecurangan manajemen terkait dengan penyalahgunaan aset atau manajemen
salah interpretasi terhadap aset.

d) Kecurangan Manajemen
Kecurangan manajemen meliputi penyalahgunaan atau kesalahan interpretasi
terhadap aset baik oleh karyawan maupun pihak ketiga diluar perusahaan atau
keduanya.Manajemen merupakan pihak yang bertanggungjawab untuk membangun
pengendalian didalam organisasi. Sehingga manajemen tidak menjadi subjek dari
pengendalian tersebut. Oleh karena itu, kecurangan oleh manajemen jarang terdeteksi
dibandingkan dengan kecurangan oleh karyawan.

e) Pelaporan Keuangan yang Menyesatkan


Adalah tindakan sengaja atau tidak sengaja,sebagai akibat niat hati atau
kekhilafan yang menyebabkan informasi dalam laporan keuangan secara material
menggangu pengambilan keputusan.

f) Kejahatan Korporat
Merupakan kejahatan kerah putih yang menguntungkan suatu perusahaan atau
organisasi dan bukan hanya menguntungkan individu tertentu yang melakukan
kecurangan. Contoh kejahatan perusahaan adalah pembebanan tagihan yang berlebihan
kepada pemerintah federal oleh pengembang dan perilaku buruk pada saat penjualan surat
berharga pemerintah oleh perusahaan broker.

g) Akuntansi Forensik
Merupakan salah satu dari beberapa istilah yang biasa digunakan untuk
menggambarkan aktivitas seseorang yang bertugas mencegah dan mendeteksi
kecurangan.
NACFE (National Association of Certified Fraud Examiner) merupakan satu organisasi
profesional yang dibangun sbagai respon trhadap meningkatnya kecurangan yg trjd dalam
bisnis dan pemerintahan. Misi NACFE adalah untuk mengurangi terjadinya kecurangan
dan kejahatan kerah outih dan untuk membantu anggota NACFE mendeteksi dan
mencegah kecurangan dan kejahatan kerah putih.

h) Tingkat Keseriusan Kecurangan


Tiga jenis kecurangan yang paling mahal adalah pelanggaran rahasia
paten,kecurangan kartu kredit,dan laporan keuangan palsu.Masing masing kasus dari
ketiga kasus tersebut melibatkan kerugian lebih dari $1 juta.Pada sebagian besar
kasus,kecurangan ditemukan melalui pengendalian internal.Dua metode lain yang paling
sering berhasil untuk mengunggkapkan kecurangan adalah tinjauan auditor internal dan
investigasi oleh manajemen.

8
i)
Pemrosesan Komputer dan Eksposur
Sebagian aspek dari pemrosesan kompuer meningkatkan resiko atau potensi
kerugian dalam organisasi,tidak peduli apakah pemrosesan computer digunakan di
perusahaan ataupun tidak. Aspek lain dari pemrosesan komputer memicu lahirnya suatu
eksposur baru.

j) Aktiva Pemrosesan Data


Peralatan mainframe computer mrupakan aktiva yg cukup mahal dan membutuhkan
lingukan khusus untuk memastikan mainframe tersebut dapat beroperasi secara efisien.
Akses yang terbatas harus menjadi pertimbangan utama. Pintu akses masuk ke lokasi
sistem komputer seharusnya sedikit saja. Cara untuk membatasi akses ke lokasi komputer
bisa dilakukan dengan cara antara lain pintu yang terkunci dengan program tertentu,
penjaga keamanan, dan CCTV.

TUJUAN PENGENDALIAN

a) Siklus Pendapatan
 Pelanggan harus diotorisasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan manajemen.
 Harga dan termin barang dan jasa yang dijual harus diotorisasi sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan manajemen
 Semua pengiriman barang dan jasa harus diikuti dengan penagihan ke pelanggan.
 Tagihan ke pelanggan harus akurat dan dengan cepat diklasifikasikan, diringkas,
dan dilaporkan

b) Siklus Pengeluaran
 Vendor harus diotorisasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh manajemen.
 Karyawan yang direkrut harus sesuai dengan kriteria manajemen.
 Akses terhadap catatan personalia, catatan penggajian, dan catatan potongan gaji
hanya diberikan pada pihak tertentu sesuai dengan kritria manajemen.
 Tarif kompensasi&potongan gaji harus diotorisasi sesuai dgn kriteria manajemen.
 Jumlah terutang ke vendor harus akurat dan harus segera dikelompokkan,
diringkas, dan dilaporkan.

c) Siklus Produksi
 Rencana produksi harus diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen.
 Harga pokok produksi harus akurat dan harus segera dikelompokkan, diringkas,
dan dilaporkan.

d) Siklus Keuangan
 Jumlah dan waktu transaksi utang harus diotorisasi sesuai dengan kriteria
manajemen.
 Akses atas kas dan surat berharga hanya diberikan pada pihak tertentu sesuai
dengan kriteria manajemen.

2.6. KOMPONEN PROSES PENGENDALIAN INTERNAL

9
Pengendalian internal merupakan satu proses yang dipengaruhi oleh dewan
direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan berikut: (1) Reliabilitas
pelaporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (3) kesesuaian dengan
peraturan dan regulasi yang berlaku
Proses pengendalian internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian
2. Penaksiran Resiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pengawasan

Konsep pengendalian internal didasarkan pada dua premis utama, yaitu:


1. Tanggung Jawab, terkait dengan tanggung jawab manajemen dan dewan direksi
untuk membangun dan memelihara proses pengendalian internal.
2. Jaminan yang Masuk Akal, terkait dengan relativitas biaya dan manfaat suatu
pengendalian.

I. Pengaruh Eksternal yang Terkait dengan Entitas dan Pengendalian Internal

FCPA ( Federal Foreign Corrupt Practices Act) tahun 1977 merupakan satu
persyaratan legal yang menjadi pertimbangan banyak organisasi. Pelanggaran terhadap
peraturan ini dapat mengakibatkan hukuman denda dan kurungan. Bagian 102 dari FCPA
mensyaratkan semua perusahaan yang menjadi subjek dari Securities Exchange Act tahun
1934 untuk:
 Membuat dan memelihara buku catatan, dan rekening yang cukup detail dan
merefleksikan transaksi dan karakteristik aktiva secara akurat dan wajar.
 Mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian akuntansi internal yang
dapat memberikan jaminan yang masuk akal bahwa:
1) Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen, khusus maupun
umum
2) Transaksi dicatat guna (i) memudahkan penyajian laporan keuangan agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima umum atau kriteria lain yang dapat
diterapkan dan (ii) memelihara akuntabilitas aktiva.
3) Akses terhadap aktiva hanya diizinkan sesuai dengan otorisasi manajemen, baik
otorisasi khusus maupun umum
4) Akuntabilitas aktiva yang tercatat dibandingkan dengan aktiva yang saat ini ada
pada rentang yang cukup rasional, dan tindakan yang tepat perlu diambil terkait
dengan perbedaan nilai yang ditemukan.
Pelanggaran terhadap provisi tersebut dapat mengakibatkan denda $10,000 baik pada
perusahaan maupun staf perusahaan, dan penjara lima tahun bagi para eksekutif yang
terlibat. FCPA menghendaki mereka yang terdaftar untuk memelihara catatan “dengan
cukup detail” dan untuk memelihara sistem pengendalian akuntansi internal yang dapat
memberikan “jaminan yang masuk akal” atas tercapainya suatu tujuan tertentu.

II. Sarbanes-Oxley Act


Bagi perusahaan publik, Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOA) memuat tuntutan dan
batasan atas manajemen, auditor, dan dewan audit perusahaan. Ia juga mencakup
penerapan penalti keuangan maupun kriminal. SOA meningkatkan penalti maksimum

10
atas pelanggaran Securities Act 1934 dari $1 juta dan penjara 10 tahun, menjadi $5 juta
dan penjara 20 tahun.

III. Batasan atas jasa Selain Audit


SOA membatasi jasa selain audit yang dapat diberikan oleh auditor kepada klien
mereka. Jasa yang tidak diizinkan adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan akuntansi atau jasa lain terkait dengan catatan akuntansi atau laporan
keuangan dari klien audit
2. Perancangan dan penerapan sistem informasi keuangan
3. Jasa penilaian, opini kewajaran, atau laporan contribution-in-kind
4. Jasa aktuaria
5. Jasa outsourcing dan internal
6. Fungsi manajemen atau sumber daya manusia
7. Broker, dealer, penasihat investasi, atau jasa perbankan investasi
8. Jasa legal dan jasa keahlian yang tidak terkait dengan audit
9. Jasa lain-lain yang berdasar peraturan tidak diizinkan

IV. Peran Komite Audit


SOA melegalkan pentingnya komite audit. Perusahaan harus memiliki komite
audit ( sebagai bagian dari dewan direksi ) yang terdiri dari anggota independen yang
tidak menerima kompensasi dari perusahaan ( atau anak perusahaan ) atas pekerjaan
selain jasa sebagai dewan direksi.

V. Konflik Kepentingan
Chief Excecitive Officer ( CEO ), controller, Chief Financial Officer ( CFO ),
chief acccounting officer, atau orang yang berada pada posisi yang ekuivalen dengan
posisi tersebut, tidak boleh dipekerjakan di kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh
perusahaan dalam periode satu tahun sebelum pelaksanaan audit.

VI. Tanggung Jawab Perusahaan atas Pelaporan Keuangan


CEO dan CFO harus membuat satu pernyataan yang akan disertakan pada
laporan audit untuk menjamin “kewajaran laporan keuangan dan pengungkapan yang
termuat dalam laporan periodik dan bahwa laporan keuangan dan pengungkapan tersebut
menggambarkan secara wajar, dalam segala hal yang material, kondisi keuangan dan
operasi penerbit.

VII. Larangan Perdagangan Insider selama Periode ‘Blackout’ dana pensiun


SOA melarang pembelian atau penjualan saham oleh staf dan direktur atau
pihak insidier yang lain selama periode blackout

VIII. Larangan atas Pemberian Pinjaman Personal kepada Eksekutif dan


Direktur
Perusahaan dilarang meminjamkan uang kepada direktur atau staf eksekutif
perusahaan.

IX. Kode Etik


Perusahaan diminta untuk mengungkapkan apakah mereka telah memiliki kode
etik yang berlaku untuk staf keuangan senior, dan mereka harus mengungkapkan isi kode
etik tersebut.

11
X. Penaksiran Manajemen atas Pengendalian
Internal SOA mensyaratkan laporan tahunan memuat laporan pengendalian
internal yang (1) menyatakan tanggung jawab manajemen untuk membangun dan
memelihara struktur dan prosedur pengendalian internal yang memadai untuk pelaporan
keuangan, serta (2) memuat suatu penilaian, pada akhir tahun fiskal perusahaan,
mengenai keefektifan struktur dan prosedur pengendalian internal dari laporan keuangan
perusahaan.

XI. Dampak Lingkungan Bisnis Terhadap Pengendalian Internal


Pertimbangan penting yang lain adalah proses pengendalian internal suatu
entitas bervariasi tergantung pada konteks ukuran organisasi; struktur organisasi;
karakteristik kepemilikan; metode transmisi, pemrosesan, pemeliharaan, dan
pengevaluasian informasi; persyaratan legal dan regulator; diversitas dan kompleksitas
operasi organisasi.

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk


membangun, mendukung, dan meningkatkan efektifitas kebijakan dan prosedur tertentu.
Dengan kata lain, lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan
memengaruhi kesadaran karyawan terhadap pengendalian.

Faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian adalah:


 Nilai-nilai integritas dan etika
Pelanggaran etika dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi
perusahaan. Eksposur semacam ini mencakup kemungkinan denda yang cukup besar atau
tuduhan kriminal terhadap perusahaan maupun eksekutif dalam perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, E.F. Hutton di denda $12 juta pada saat ia dinyatakan bersalah terkait
dengan kecurangan surat dan kesurangan kabel.

 Komitmen terhadap kompetensi


Kompetensi karyawan memungkinkan proses pengendalian internal dapat
berfungsi dengan baik. Sebenarnya kualitas dan kompetensi karyawanlah yang dapat
memastikan terlaksananya proses pengendalian yang baik. Tidak ada proses pengendalian
yang dapat berfungsi dengan baik tanpa karyawan yang kompeten.

 Filosofi manajemen dan gaya operasi


Pengendalian yang efektif dalam suatu organisasi dimulai dan diakhiri dengan
filosofi manajemen. Jika manajemen percaya bahwa pengendalian penting, manajemen
akan memastikan bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian diterapkan secara efektif.
Sikap yang menyadari pentingnya pengendalian akan terkomunikasikan pada
para bawahan melalui gaya operasi manajemen. Jika, di sisi lain, manajemen hanya
sekedar berbicara mengenai perlunya pengendalian, maka para bawahan kemungkinan
besar akan dapat merasakan sikap yang sesungguhnya di balik kalimat tersebut.
Selanjutnya, tujuan pengendalian tidak akan dapat tercapai.

 Struktur organisasi

12
Struktur organisasi didefinisikan sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang
ada dalam organisasi. Struktur organisasi formal seringkali digambarkan dalam bentuk
diagram organisasi.

 Fungsi Dewan Direksi dan Komitenya


Dewan direksi merupakan perantara yang menghubungkan pemegang saham
selaku pemilik organisasi dengan manajemen yang bertanggung jawab menjalankan
organisasi. Pemegang saham mengontrol manajemen melalui fungsi dewan direksi dan
komitenya. Jika keanggotaan dewan direksi sepenuhnya terdiri dari manajemen, atau jika
dewan direksi jarang mengadakan rapat, maka pemegang saham tidak memiliki kendali
atas operasi manajemen.

 Cara Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab


Metode pembagian wewenang dan tanggungjawab dalam suatu organisasi
mengindikasikan filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen. Pada struktur
organisasi formal, dokumen tertulis sering digunakan untuk mengindikasikan pemberian
wewenang dan tanggungjawab dalam organisasi. Memo tertulis, manual kebijakan, serta
manual prosedur merupakan sarana lain yang juga digunakan untuk mengatur wewenang
dan tanggungjawab dalam organisasi.
Penganggaran, Penganggaran merupakan proses pembuatan anggaran.
Anggaran untuk seluruh organisasi disebut anggaran master.Anggaran master sering
disajikan sebagai satu laporan keuangan pro forma. Laporan keuangan pro forma
merupakan ramalan laporan keuangan, seperti neraca dan laba rugi, yang
menggambarkan prediksi keuangan sebagai konsekuensi dari rencana operasi manajemen
untuk periode anggaran tersebut. Contoh: anggaran yang lazim dibuat adalah anggaran
pengeluaran modal yang digunakan untuk merencanakan pengeluaran kapital. Data
anggaran digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan aktivitas dalam perusahaan.

 Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia


Personel merupakan komponen kunci dalam sistem pengendalian. Kualifikasi
mencakup pengalaman, inteligensi, karakter, dedikasi, dan kemampuan kepemimpinan.
Fidelity bonding merupakan satu kontrak dengan perusahaan asuransi yang
memberikan jaminan finansial atas kejujuran individu yang namanya termuat di dalam
kontrak perjanjian.
Pemisahan Tugas. Pemisahan tugas yang efektif tergantung tingkat kerincian
perencanaan prosedur dan kehati-hatian penugasan fungsi-fungsi pada berbagai orang
dalam organisasi. Tanggung jawab untuk tugas tertentu dalam suatu organisasi harus
secara jelas dirancang dalam deskripsi pekerjaan atau dokumentasi yang lain.
Supervisi merupakan pengawasan langsung kinerja personel oleh seorang
karyawan yang diberi tanggungjawab.
Rotasi Pekerjaan dan Vakasi Wajib. Rotasi pekerjaan dan vakasi wajib
memungkinkan pemberi kerja untuk mengecek dan memverifikasi pekerjaan karyawan
lain pada saat mereka menjalankan tugas mereka selama kurun waktu tertentu.
Pengendalian Ganda. Satu hal yang terkait dengan supervisi langsung adalah
konsep pengendalian ganda (penugasan kepada dua individu untuk menjalankan satu
pekerjaan yang sama secara harmoni ).

2. Penaksiran Resiko

13
Merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang
mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko
adalah mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi
tindakan yang diperlukan.
3. Aktivitias Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun


untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik.
Aktivitas pengendalian dapat berupa pengendalian akuntansi yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang masuk akal atau memadai bahwa tujuan pengendalian tercapai
untuk setiap sistem aplikasi yang material dalam organisasi:

 Pemisahan Wewenang Pelaksana Transaksi dari Pencatat Transaksi


Pemisahan wewenang pelaksana transaksi dari berbagai pencatat transaksi
mengurangi peluang terjadinya kesalahan dan kecurangan melalui dibentuknya
independensi akuntabilitas fungsi otorisasi. Jika setiap fungsi di dalam suatu organisasi
membuat catatan sendiri-sendiri, maka tidak akan terwujud akuntabilitas. Tidak akan
tersedia sarana untuk terwujudnya rekonsiliasi yang independen dan analisis aktivitas
fungsi-fungsi. Selain itu, tidak tersedia juga jaminan bahwa semua transaksi telah dicatat.

 Pemisahan Wewenang Pelaksana Transaksi dari Penyimpan Kekayaan


Pemisahan wewenang pelaksana transaksi dari penyimpan kekayaan
mengurangi peluang terjadinya kesalahan dan kecurangan dengan cara mewujudkan
akuntabilitas independen atas penggunaan (penyimpanan) harta.

 Pemisahan Pencatat Transaksi dari Penyimpan Kekayaan


Pemisahan pencatat transaksi dengan penyimpan kekayaan mengurangi
peluang kesalahan dan kecurangan dengan mewujudkan akuntabilitas yang independen
atas penggunaan harta kekayaan organisasi. Otorisasi aktivitas dikomunikasikan kepada
mereka yang bertugas mencatat (yaitu bagian akuntansi). Mereka yang bertugas
menyimpan harta, selanjutnya akan mengkomunikasikan hasil aktivitas ( transaksi )
kepada bagian pencatat.

 Dokumen dan Catatan yang Memadai


Dokumen dan catatan merupakan media fisik yang digunakan untuk
menyimpan informasi. Setiap jenis dokumen dan catatan harus dikendalikan dengan cara
tertentu yang relevan. Dokumen dan catatan harus diberi nomor urut sebagai sarana
akuntabilitas. Dokumen dan catatan harus mudah digunakan dan mudah dipahami oleh
pengguna.

 Akses Terbatas ke Harta Kekayaan Organisasi


Akses ke kekayaan dibutuhkan pengendalian dan penjagaan fisik yang
memadai terhadap akses dan penggunaan harta kekayaan serta catatan (seperti fasilitas
yang aman dan otorisasi atas akses ke program komputer dan file data). Contoh
pengamanan secara fisik yang lazim digunakan
a) Cash register dan kotak terkunci
b) Area dengan akses terbatas dan ruang terkunci
c) Satpam

14
d) Closed circuit TV monitor
e) Sistem alarm
 Pengecekan Akuntabilitas dan Tinjauan Kinerja oleh Pihak Independen
Secara berkala, akuntabilits pencatatan harta kekayaan mestinya
dibandingkan dengan aktiva yang ada. Contoh pengecekan independen atas kinerja dan
penilaian ketepatan catatan harta kekayaan mencakup cek secara klerikal, rekonsiliasi,
membandingkan aktiva dengan catatan, pengendalian program komputer, tinjauan
manajemen atas laporan rincian saldo rekening, dan tinjauan pengguna atas laporan yang
dihasilkan oleh komputer.

 Pengendalian Pegolahan Informasi


Pengendalian pengolahan informasi memastikan adanya:
o Otorisasi
Otorisasi mebatasi pelaksanaan transaksi atas suatu aktivitas oleh sejumlah individu
tertentu. Otorisasi atas transaksi dan aktivitas diperlukan untuk membantu manajemen
mencapai tujuan pengendalian.
o Persetujuan
Persetujuan merupakan penerimaan bahwa suatu transaksi boleh diproses lebih
lanjut. Persetujuan penting untuk memastikan bahwa karyawan menjalankan tugas dalam
area wewenang mereka.
o Kelengkapan dan keakuratan
Kelengkapan dan keakuratan memastikan integritas data dan informasi dalam suatu
sistem akuntansi. Kelengkapan dan keakuratan penting untuk memastikan bahwa
informasi yang dihasilkan dari suatu sistem memang dapat diandalkan.

4. Informasi dan Komunikasi


Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan
catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis,
mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara
akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.
 Dokumen Sistem Akuntansi
Prosedur akuntansi seharusnya ditetapkan dalam manual prosedur akuntansi
sehingga kebijakan dan instruksi dapat diketahui secara eksplisit dan diterapkan secara
konsisten.
 Sistem Akuntansi Double-Entry
Sistem akuntansi double entry tidak boleh diremehkan karena memiliki peran
sebagai alat yang akan menghasilkan serangkaian catatan yang seimbang.
 Komunikasi
Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai semua
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian. Komunikasi yang efektif juga
membutuhkan aliran arus informasi dalam organisasi yang memadai. Informasi semacam
ini dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja, membuat laporan perkecualiandan lain
sebagainya.

5. Pengawasan
Pengawasan atau monitoring melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir
kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan. Fungsi audit internal merupakan satu fungsi yang biasanya ada
dalam perusahaan besar untuk mengawasi dan mengevaluasi pengendalian secara terus-
menerus. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan

15
menyediakan bagi manajemen hasil analisis dan hasil penilaian aktivitas dan sistem
seperti :

 Sistem informasi organisasi


 Struktur pengendalian internal organisasi
 Sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana
 Kualitas kinerja personel organisasi

2.7. PENGENDALIAN PEMROSESAN TRANSAKSI

Merupakan satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen


proses pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu di
setiap siklus transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum memengaruhi semua
pemrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik
untuk setiap aplikasi tertentu.

Pengendalian Umum
 Perencanaan organisasi pemrosesan data.
Perencanaan organisasi untuk pengolahan data mencakup pemisahan tugas
dalam fungsi pemrosesan data dan pemisahan organisasi pemrosesan data dari operasi
lain dalam organisasi.
 Prosedur operasi secara umum.
Mencakup manual tertulis dan dokumentasi lain yang memuat spesifikasi
prosedur yang harus diikuti.
 Karakteristik pengendalian peralatan.
Merupakan karakteristik pengendalian yang diinstal di komputer untuk
mengidentifikasi penanganan data yang tidak benar atau operasi peralatan yang salah.
 Pengendaian akses data dan peralatan.
Mencakup prosedur yang terkait dengan akses fisik ke sistem komputer dan
data. Perlu ada prosedur yang memadai untuk melindungi peralatan dan file data dari
kerusakan atau dari pencurian.
 Perencaan Organisasi dan Operasi Pemrosesan Data
Pemisahan Tugas Tanggung Jawab untuk otorisasi, penyimpanan dan
pemegang catatan untuk menangani dan memproses transaksi dipisahkan. Contoh :
Fungsi pustakawan menjaga manual program komputer dan dokumentasi, tetapi tidak
memiliki akses atau otorisasi untuk mengoperasikan peralatan komputer.
 Pemisahan Tugas dalam Pemrosesan Data
Fungsi pemrosesan data harus tesentralisasi. Pemrosesan data komputer
semestinya tidak memiliki wewenang untuk memelihara atau memiliki otoritas atas
aktiva selain aktiva pemrosesan data.

Fungsi-fungsi berikut ini, yang terkait dengan pemrosesan komputer dalam


departemen pemroses data, perlu juga untuk dipisahkan, yaitu :
 Analis sistem. Bertanggung jawab atas pengembangan perencanaan aplikasi
sistem komputer secara umum. Analis sistem bekerja sama dengan pengguna untuk
mendefinisikan kebutuhan informasi secara spesifik.

16
 Programer. Programer komputer mengembangkan program yang akan
menghasilkan output komputer. Mereka mendesain dan menulis kode program komputer
berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh analis.
 Operator komputer. Mengoperasikan peralatan komputer mainframe. Mereka
seharusnya tidak memiliki akses ke rincian program secara detail. Fungsi operator harus
dipisahkan dengan programer.
 Pustakawan. Fungsinya adalah untuk menjaga kode program komputer dan
dokumentasi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjaga aktiva informasi.
 Karyawan pengendalian data. Mengendalikan pekerjaan dan input data untuk
diolah. Tanggung jawab ini mencakup pertimbangan atas kualitas input, kelengkapan
pemrosesan yang dijalankan serta kewajaran output.

Prosedur Operasi Secara Umum


 Definisi Tanggung Jawab : Deskripsi tugas untuk setiap fungsi pekerjaan dalam
sistem pengolahan transaksi. Kaitan fungsi pekerjaan yang satu dengan yang lain harus
diindikasikan secara jelas. Contoh : Operator komputer memiliki akses yang terbatas ke
file program dan file data.
 Reliabilitas Personel : Personel yang menjalankan pemrosesan harus dipastikan
ia dapat secara konsisten menjaga kinerjanya. Contoh : Supervisor operasi komputer
memiliki riwayat kehadiran yang baik dan memiliki riwayat kinerja yang baik pula.
 Pelatihan Personel : Personel harus diberi instruksi secara eksplisit dan harus
diuji pemahamannya sebelum ia dipercaya untuk menjalankan tugas baru. Contoh :
Semua programer mengahdiri seminar pelatihan lima hari sebelum memulai tugasnya.
 Kompetensi Personel : Orang yang diberi tugas untuk memproses atau untuk
mensupervisi sistem pengolahan transaksi memiliki pemahaman teknis yang diperlukan
untuk menjalankan tugasnya. Contoh : Direktur pemrosesan data harus seorang MBA.
 Rotasi Tugas : Pekerjaan yang dibebankan ke orang-orang harus dirotasi secara
periodik, jika memungkinkan dengan jadwal yang sporadik, khususnya untuk fungsi-
fungsi kunci. Contoh : Tanggung jawab untuk menghancurkan data yang sensitif harus
dirotasi antarkaryawan klerikal.
 Perancangan Formulir : Formulir disusun sedemikian rupa sehingga formulir
tersebut dapat menjelaskan dirinya sendiri, mudah dipahami, jelas, serta dapat
merangkum semua informasi yang dibutuhkan dengan usaha yang paling minimal.
Contoh : Setiap field dalam formulir untuk mengotorisasi pembelian yang akan
digunakan untuk merekam data, harus memiliki instruksi yang jelas.
 Formulir Bernomor Urut Cetak : Nomor urut di setiap formulir harus tercetak
untuk memungkinkan deteksi atas hilangnya formulir dan kesalahan penggunaan
formulir. Contoh : Cek harus bernomor urut tercetak.
 Formulir Tercetak : Ada kalanya, sebagian informasi dicetak dalam formulir
dalam format yang akan memudahkan mesin untuk memprosesnya. Contoh : Rekening
MICR dikodekan pada cek dan tiket deposit.
 Persiapan yang Simultan : Pencatatan satu transaksi satu kali guna
memfasilitasi seluruh pemrosesan berikutnya, dengan menggunakan rangkap (kertas
karbon), untuk mencegah kesalahan penulisan ulang. Contoh : Sistem satu kali tulis
digunakan untuk menyiapkan formulir laporan penerimaan barang dan register
penerimaan barang.

17
 Dokumen Turnaround : Dokumen yang dihasilkan oleh komputer yang
dimaksudkan untuk dimasukkan lagi ke dalam sistem. Contoh : Bagian dari formulir
tagihan yang dikembalikan oleh pelanggan pada saat pembayaran.
 Dokumentasi : Catatan tertulis dengan tujuan untuk sarana komunikasi. Contoh :
Entri jurnal standar mengomunikasikan data akuntansi yang dihasilkan dari berbagai
departemen yang berbeda.
 Labeling : Identifikasi transaksi, file atau item yang lain dengan tujuan
pengendalian. Contoh : Semua file komputer memiliki label eksternal.
 Backup dan Recovery : Backup terdiri dari peralatan file dan prosedur yang
tersedia jika data yang asli hilang atau rusak. Recovery adalah kemampuan untuk
membuat ulang file master dengan menggunakan file dan transaksi di masa lalu. Contoh :
Master file dan file transaksi dipelihara setelah master file diperbarui datanya, sebagai
cadangan jika file yang ada saat ini rusak.
 Jejak Transaksi : Ketersediaan manual atau sarana machine-readable untuk
melacak status dan isi setiap catatan transaksi individual. Contoh: Daftar perubahan atas
file komputer secara online disimpan dalam tape magnetik untuk menyediakan jejak
transaksi.
 Statistik Error-source : Akumulasi informasi atas jenis kesalahan dan titik awal
terjadinya kesalahan. Hal ini berguna untuk menentukan karakteristik perbaikan yang
diperlukan untuk mengurangi jumlah kesalahan. Contoh : Supervisor bagian input data
mengumpulkan dan meninjau ulang statistik atas kesalahan yang dilakukan oleh
karyawan pada saat menginput data.

Pengendalian Peralatan dan Akses Data


 Penyimpanan yang Aman : Aktiva informasi harus dijaga sama seperti menjaga
aktiva berwujud. Contoh : File master buku besar disimpan di tempat yang terkunci setiap
malam.
 Akses Ganda/Pengendalian Ganda : Dua tindakan atau dua kondisi yang
independen dan simultan diperlukan sebelum suatu proses diizinkan untuk dijalankan.
Contoh : Kotak deposit yang berisi file data komputer yang sensitif hanya dapat dibuka
dengan dua kunci yang dipegang oleh dua orang yang berbeda.

Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian
proses, serta pengendalian output. Pengelompokan ini terkait dengan langkah-langkah
dalam siklus pemrosesan data.

Pengendalian Input
Pengendalian input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada
tahap penginputan data. Pengendalian input yang lazim dipakai mencakup item-item
berikut ini :
 Otorisasi : Membatasi terjadinya suatu transaksi atau pelaksanaan suatu proses
hanya kepada individu tertentu. Contoh : Hanya fungsi pencatat waktu yang berhak
menyerahkan data jam kerja guna penghitungan gaji.
 Persetujuan : Penerimaan suatu transaksi untuk diproses setelah transaksi
tersebut diotorisasi. Contoh : Pimpinan suatu perusahaan menandatangani gaji sebelum
slip gaji tersebut didistribusikan kepada karyawan.

18
 Input Terformat : Spasi otomatis dan format perpindahan antarfield data selama
penginputan data ke dalam suatu alat perekam data. Contoh : Komputer secara otomatis
menambahkan koma pada serangkaian angka yang diketikkan oleh karyawan melalui
suatu terminal.
 Endorsement : Menandai suatu formulir atau dokumen untuk mencegah atau
mengizinkan formulir tersebut untuk diproses lebih lanjut. Contoh : Cek yang diterima
harus segera ditandai “Hanya untuk dicairkan sesuai perintah ABC Company”
 Pembatalan : Mengidentifikasi dokumen transaksi dengan tujuan mencegah
penggunaan berulang atas suatu dokumen. Contoh : Menandai tagihan dengan tanda
“Lunas” untuk mencegah terjadinya dua kali pembayaran.
 Exception Input : Pemrosesan harus berjalan dengan aturan yang telah
ditetapkan, kecuali diterima satu transaksi khusus yang memerlukan perlakuan
pemrosesan secara khusus karena nilainya yang berbeda atau urutannya berbeda. Contoh :
Jam lembur harus diinputkan dengan form khusus.
 Password : Otorisasi untuk mengizinkan akses atas data atau pengolahan data
dengan memberikan serangkaian kode atau sinyal tertentu yang hanya diketahui oleh
individu yang diberi wewenang. Contoh : Pengguna ATM wajib memasukkan nama dan
password sebelum memulai transaksi dengan mesin ATM.
 Antisipasi : Ekspektasi bahwa suatu transaksi atau kejadian akan terjadi pada
satu waktu tertentu. Contoh : Biasanya, dari hari ke hari, penyetoran kas dlakukan pada
pukul 15.00 WIB.
 Transmittal Doccument (Batch Control Ticket) : Media untuk
mengomunikasikan total pengendalian atas perpindahan data, baik dari sumber ke titik
pemrosesan data ataupun antartitik pemrosesan data. Contoh : Setoran kas harian disertai
dengan slip setoran yang menyebutkan jumlah total setoran.
 Nomor Seri Batch (Batch Control Log) : Log atau register yang
mengindikasikan disposisi dan pengendalian sekelompok transaksi. Contoh : Tiket
penjualan dikelompokkan per hari, diberi nomor, dan diarsip urut tanggal.

Pengendalian Proses
Pengendalian proses dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa pemrosesan
telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi
yang terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang
mestinya tidak ikut diproses. Pengendalian proses biasanya mencakup hal-hal berikut :
 Standarisasi : Prosedur yang konsisten, terstruktur, dan seragam harus
dikembangkan untuk menangani semua proses. Contoh : Daftar rekening
mendokumentasikan debet dan kredit yang normal untuk setiap rekening.
 Batch Balancing : Perbandingan item atau dokumen yang telah diproses dengan
control total yang telah dihitung sebelumnya. Contoh : Kasir membandingkan tiket
setoran dengan kontrol total dari bukti pembayaran dari konsumen.
 Balancing : Tes kesamaan antara nilai dua set item yang ekuivalen atau satu set
item dengan total kontrol. Adanya perbedaan mengindikasikan ada kesalahan. Contoh :
Saldo buku pembantu piutang dagang seharusnya sama dengan saldo rekening buku besar
piutang.
 Matching : Mencocokkan suatu item dengan item lain yang diterima dari sumber
yang independen untuk mengendalikan proses transaksi. Contoh : Karyawan utang
dagang mencocokkan faktur dari pemasok dengan order pembelian dan laporan
penerimaan barang.

19
 Summary Processing : Suatu proses redundan dengan menggunakan suatu
angka total. Perbandingan total kontrol untuk kesamaan dengan hasil proses dari item-
item secara detail. Contoh : Total biaya overhead yang dibebankan pada produksi
dihitung ulang dengan cara mengalikan tarif biaya overhead dengan total seluruh jam
kerja langsung.

Pengendalian Output
Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang
telah dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan
secara tepat. Pengendalian output yang lazim digunakan antara lain :
 Rekonsiliasi : Identifikasi dan analisis perbedaan nilai yang terkandung di dalam
dua file yang secara substansial sebenarnya identik atau antara rincian sebuah file dengan
total kontrol. Kesalahan diidentifikasi atas dasar sifat dari item yang direkonsiliasi, bukan
atas dasar ada tidaknya perbedaan antara kedua nilai tersebut. Contoh : Rekonsiliasi bank
mengidentifikasi biaya dan fee dalam laporan bank bulanan yang belum dicatat dalam
rekening perusahaan.
 Aging : Identifikasi item-item yang belum diproses atau masih berada dalam
suatu file sesuai dengan tanggal transaksi item tersebut. Aging mengelompokkan item
sesuai dengan berbagai kategori. Contoh : Saldo umur piutang berguna untuk
mengidentifikasi rekening-rekening yang belum dilunasi.
 Suspense File : Suatu file yang memuat item-item yang belum diproses atau
belum selesai diproses dan sedang menunggu tindak lanjut berikutnya. Contoh : File
item-item backorder yang sedang menunggu saat pengiriman pesanan ke konsumen.
 Suspense Account : Suatu total kontrol untuk item-item yang sedang menunggu
proses lebih lanjut. Contoh : Total buku pembantu piutang harus sama dengan saldo
rekening buku besar piutang dagang.
 Audit Secara Periodik : Verifikasi secara periodik suatu file atau proses untuk
mendeteksi masalah pengendalian. Contoh : Semua konsumen setiap bulan dikirimi
pernyataan piutang untuk mengonfirmasi saldo piutang setiap konsumen tersebut.

Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif


Pengendalian preventif, berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan
kecurangan. Pengendalian detektif, berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan
kecurangan yang telah terjadi. Pengendalian korektif, berperan untuk membetulkan
kesalahan yang telah terjadi.

Mengkomunikasikan Tujuan Pengendalian Internal


Pengendalian internal adalah manusia. Sebuah proses pengendalian internal
merupakan proses seseorang mengecek pekerjaan orang lain. Fungsi prinsip dari
pengendalian internal adalah untuk memengaruhi perilaku setiap orang yang terlibat
dalam suatu sistem bisnis. Tujuan pengendalian internal harus dipandang relevan dengan
tujuan individu yang akan menjalankan sistem pengendalian. Sistem harus dirancang
sedemikian rupa sehingga setiap karyawan yakin bahwa pengendalian dibangun sebagai
alat untuk mengamankan operasi oraganisasi. Jika keamanan organisasi tersebut tidak
terjaga, dampak tidak langsungnya adalah pada karyawan itu sendiri.

Tujuan dan Pola Perilaku

20
Sistem informasi memiliki beberapa tujuan; salah satu tujuan utamanya adalah
produktivitas. Reliabilitas informasi dan menjaga kekayaan organisasi juga merupakan
tujuan yang penting. Perilaku yang disebabkan oleh konflik kepentingan adalah
penghapusan tugas pengendalian internal ( seperti penghitungan dokumen ) dengan
tujuan untuk meningkatkan produktivitas. Tujuan sistem pengendalian internal dicapai
melaui tindakan orang-orang yang terlibat di dalam sistem. Salah satu faktor yang penting
yang mempengaruhi perilaku individu adalah perencanaan formal organisasi serta metode
dan pengukuran yang terkait yang dijalankan oleh suatu organisasi. Ada juga faktor lain
yang berpengaruh, seperti tekanan informal dari sekelompok orang atas perilaku individu.

ANALISIS PROSES PENGENDALIAN INTERNAL

Analisis proses pengendalian internal memerlukan pemahaman mengenai proses


pada saat proses tersebut dirancang serta pada saat proses tersebut telah dijalankan.
Proses pengendalian internal secara rutin mengumpulkan informasi mengenai
pelaksanaan tugas – tugas, transfer otoritas, persetujuan, dan verifikasi. Dokumentasi
tugas pengendalian internal ini harus dievaluasi untuk menentukan reliabilitas operasi
sistem.

Teknik Analitik
Kuesioner pengendalian internal merupakan salah satu teknik analitik yang lazim
digunakan untuk menganalisis pengendalian internal. Kuesioner ini sering menjadi
formulir standar di kantor akuntan publik, departemen audit internal, dan organisasi lain
yang secara rutin terlibat dengan tinjauan pengendalian internal. Flowchart analitik juga
bisa digunakan dalam analisis pengendalian internal, khususnya jika analisis tersebut
melibatkan aplikasi sistem komputer.Matriks pengendalian aplikasi berguna sebagai
formulir analisis yang relevan dengan tinjauan pengendalian internal internal suatu sistem
informasi.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Sistem Pemrosesan Transaksi dan Proses
Pengendalian Internal maka diambil kesimpulan yaitu sistem pemrosesan transaksi sangat
dibutuhkan disetiap perusahaan karena transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi yang
terjadi harus dicatat. Dan transaksi sendiri menunjukan adanya suatu bukti bahwa suatu
perusahaan, organisasi, intansi pemerintah itu melakukan suatu aktivitasnya. Serta untuk
mengatasi atau menghindari adanya ancaman-ancaman atau gangguan dari pihak dari
dalam maupun luar oleh karena itu, diperlukan pengendalian atau kontrol internal yang
baik, terstruktur dan terencana.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://cinthyaparamitha.blogspot.co.id/2013/12/pemrosesan-transaksi-dan-proses.html
http://kiosmateri.blogspot.co.id/2014/01/pengendalian-internal.html
http://sukapendidikan.blogspot.co.id/2011/05/makalah-akuntansi-tentang-
pemrosesan.html
http://kunangsenja.blogspot.co.id/2010/05/pemrosesan-transaksi-dan-proses.html
http://makalah7.blogspot.co.id/2011/10/makalah-akuntansi-tentang-pemrosesan.html
http://anislestarihasim.blogspot.co.id/2014/09/konsep-dan-prosedur-pengendalian.html
http://indeksprestasi.blogspot.co.id/2014/10/makalah-pemrosesan-transaksi-dan.html
W. Wilkinson, Joseph. Sistem Akunting dan Informasi, Jilid Satu, Edisi Ketiga. Bina
Rupa Aksara.

23

Anda mungkin juga menyukai