“PENGENDALIAN INTERNAL”
Dosen Pengampu :
Dr. Cornelius Rante Langi, SE., MM., Ak., CA., CTA., CPA., CSRS., BKP
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I...................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Pengendalian Internal ................................................................................. 5
2.2 Tujuan Pengendalian Internal ....................................................................................... 6
2.3 Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup (Scope) Pemeriksaan ........... 7
2.4 Memahami Dan Mengevaluasi Pengendalian Internal ................................................. 8
2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas ........................................................ 13
BAB III ................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut COSO yang dikutip oleh Hayes (2014: 234), bahwa definisi pengendalian
internal adalah suatu proses, dipengaruhi oleh dewan entitas dari direksi, manajemen, dan
personil lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.
Selain itu, Hayes juga mengutip definisi dari IFAC, bahwa definisi pengendalian
internal adalah proses yang dirancang, diimplementasikan dan dipelihara oleh mereka
yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen dan personal lainnya untuk
memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan entitas berkenaan dengan
keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Dalam ISA 315 dalam Tuanakota (2013), pengendalian internal adalah proses yang
dirancang, diimplementasikan dan dipelihara oleh Those Charged With Governance
(orang atau organisasi yang bertanggung jawab mengawasi arah strategis perusahaan dan
kewajiban entitas yang berkenaan dengan akuntabilitasnya), manajemen, dan karyawan
untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang tercapainya tujuan entitas mengenai
keandalan pelaporan keuangan, efektif dan efisiennya operasi, dan kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan perundang-undangan.
Pengendalian intern ini terdiri dari lima komponen saling terkait, yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian, menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar
intuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin, dan struktur.
5
2. Penaksiran Risiko, adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola.
3. Aktivitas Pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi, adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
penukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan, adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu.
6
Tujuan pengendalian internal secara garis besarnya dapat dibagi dalam empat
kelompok, sebagai berikut:
1. Strategis, sasaran utama (high-level goals) yang mendukung misi entitas.
2. Pelaporan keuangan (pengendalian internal atas pelaporan keuangan)
3. Operasi (pengendalian operasional atau operational controls)
4. Kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan.
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai
tujuan dansasarannya.
Tujuan pengendalian internal adalah menjamin manajemen perusahaan agar:
• Reliabilitas pelaporan keuangan,
• Efisiensi dan efektifitas operasi,
• Ketaatan pada hukum dan peraturan,
• Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan
sumberdaya perusahaan.
Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja
perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi
akuntan public, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk
memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam
7
melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung pendapat yang diberikan.
Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern Perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak
berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu
melakukan substantive test.
Misalnya :
• Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus
lebih banyak.
• Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik
persediaan harus lebih banyak.
Dan sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan
efektif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa
dipersempit.
8
Yaitu memahami sikap dan tindakan manajemen serta dewan direksi tentang
lingkungan pengendalian dengan mempertimbangkan subtansi pengendalian
maupun dampak kolektifnya pada pengendalian lain.
Subtansi pengendalian meliputi pemahaman auditor tentang bentuk,
kebijakan, dan prosedur yang ditetapkan manajemen. Misalnya penetapan koda
etik perilaku yang dibuat oleh manajemen tidak akan efektif jika manajamen
sendiri melanggar koda etik itu. Sementara dampak kolektif yaitu dampak yang
terjadi terhadap diterapkannya subtansi pengendalian yang meliputi pengetahuan
spesifik auditor tentang perekrutan, pengalaman, dan pelatihan karyawan yang
berdampak kepada tanggungjawab karyawan terhadap pengendalian internal.
Misalnya kasir, penjaga gudang, pengawas gaji yang perlu dipahami bahwa
entitas memperkerjakan mereka dapat dipercaya dan kompoten dapat berguna
dalam menilai risiko pengendalian atas asersi keberadaan dan keterjadian untuk
persediaan. Lingkungan pengendalian atau sering disebut budaya perusahaan
adalah lingkungan perusahaan yang mempengaruhi cara organisasi menetapkan
strateji dan tujuannya, membuat struktur aktivitas bisnis, dan mengidentifikasi,
menilai serta merespon risiko.
Lingkungan pengendalian merupakan komponen yang paling penting dan
merupakan pondasi dari 4 komponen lainnya karena mempengaruhi bagaimana
organisasi menetapkan strateji dan tujuannya serta perngaruh lingkungan internal
yang lemah atau tidak efisien seringkali menghasilkan kerusakan dalam
manajemen dan memburuknya pengendalian risiko.
Bentuk-bentuk lingkungan pengendalian yang perlu dipahami oleh auditor antara
lain (Romney:2015) adalah:
• Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera risiko
• Integritas, nilai-nilai etis, dan kompetensi
• Dewan direksi dan struktur organisasinya.
9
• Wewenang dan tanggungjawab
• Standar SDM yang baik
• Pengaruh eksternal
2. Memahami penilaian risiko
Yaitu mengidentifikasi risiko yang relevan dan kepedulian bagaimana auditor
menilai signifikansi risiko dan memutuskan aktivitas pengendalian untuk
mengatasinya. Pemahaman ini penting untuk mengidentifikasi dan bereaksi
terhadap perubahan baik secara ekesternal maupun internal yang dapat
memperbaharui risiko yang berhubungan dengan laporan keuangan.
Penilaian risiko meliputi semua penilaian atas semua ancaman termasuk
bencana alam dan politik, kerusakan perangkat lunak dan kegagalan peralatan,
tindakan yang tidak disengaja, dan tindakan yang disengaja seperti penipuan.
Penilaian risiko juga penting karena menganalisis risiko dapat menentukan
bagaimana risiko-risiko seharusnya dikelola serta menilai perubahan-perubahan
yang secara signifikan berdampak pada sistem pengendalian internal.
Bentuk-bentuk penilaian risiko yang perlu dipahami oleh auditor antara lain
(Romney:2015) adalah:
• Memperkirakan kemungkinan dan dampak
• Mengidentifikasi pengendalian
• Memperkirakan kos dan manfaat
• Menentukan efektivitas kos dan manfaat
3. Memahami informasi dan komunikasi
Yaitu memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai sistem informasi yang
relevan dengan pelaporan keuangan terutama tentang golongan transaksi,
bagaimana transaksi dimulai, catatan dan dokumen akuntansi, pemrosesan
akuntansi , dan proses pelaporan keuangan.
10
Tujuan utama dari memahami informasi dan komunikasi adalah
mengumpulkan, mencatat, memproses, menyimpan, meringkas,
mengkomunikasikan informasi mengenai sebuah organisasi. Kegiatan dalam
informasi dan komunikasi pada prinsipnya adalah pemahaman cara transaksi
dilakukan, data diperoleh, file diakses serta diperbaharui, data diproses, dan
informasi dilakukan untuk memberikan jejak audit yang memungkinkan transaksi
untuk ditelusuri secara bolak-balik antara asalnya dan laporan keuangan.
Bentuk-bentuk informasi dan komunikasi yang perlu dipahami oleh auditor antara
lain (Romney:2015) adalah:
• Bagaimana perusahaan menghasilkan informasi yang relevan dan
berkualitas tinggi untuk mendukung pengendalian internal.
• Bagaimana perusahaan mengkomunikasikan informasi secara
internal termasuk tujuan dan tanggungjawab yang diperlukan
untuk mendukung komponen lain dari pengendalian internal.
• Bagaimana perusahaan mengkomunikasikan pengendalian
internal yang relevan kepada pihak-pihak eksternal.
4. Memahami Aktivitas pengendalian
Yaitu kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Pemahaman ini bertujuan untuk memahahi aktivitas
pengendalian yang relevan dengan rencana audit.
Pengendalian akan jauh lebih efektif ketika dijalankan sejak sistem dibangun,
dibandingkan daripada sesudah sistem dibangun sehingga harus melibatkan
analis, desainer, dan pengguna sistem. Aktivitas pengendalian juga harus tetap
berjalan selama musim liburan karena jumlah penipuan banyak terjadi saat itu,
pegawai toko lebih sedikit karena ikut berlibur, saat libur orang mempunyai waktu
banyak, dan para hacker selalu meningkatkan serangan saat libur.
11
Bentuk-bentuk aktivitas pengendalian yang perlu dipahami oleh auditor antara
lain (Romney:2015) adalah:
• Autorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat
• Pemisahan tugas
• Mendesain dan menggunakan dokumen dan catatan
• Pengamanan aset, catatan, dan data
• Pengecekan kinerja yang independen
5. Memahami pemantauan
Yaitu proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang
waktu yang mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian serta
pengambilan tindakan koreksi. Pemantauan atau pengawasan bisa diartikan juga
sebagai komponen sistem pengendalian internal yang dikembangkan dan diawasi
secara berkelanjutan, dievaluasi, dan dimodifikasi sesuai kebutuhan, serta
melaporkan segala kekurangan kepada manajemen dan dewan direksi.
Bentuk-bentuk aktivitas pengendalian yang perlu dipahami oleh auditor antara
lain (Romney:2015) adalah:
• evaluasi pengendalian internal
• pengawasan yang efektif
• sistem akuntansi pertanggungjawaban
• Pengawasan aktivitas sistem
• Audit berkala
• Memperkerjakan petugas keamanan
• Deteksi penipuan
12
2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas
Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian intern hanya
dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan
dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut
dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini
mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat
salah dan bahwa pengendalian inten dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi
tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu
pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau
manajemen mengesampingkan pengendalian intern. Factor lain yang memebatasi
pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat
yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat-biaya merupaka
criteria utama yang harus dipertimbangkan dalam
pendesainan pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya
tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan
kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat tersebut.
Berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern :
1. Gangguan
Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi karena adanya gangguan
Ketika personel salah memahami instruksi atau membuta kekeliruan akibat
kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan sementara atau permanen
dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat berkontribusi pada
teradinya kemacetan. Kolusi Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang
melaksanakan suatu pengendalian
13
penting bertindak bersama dengan karyawan lain, konsumen atau pemasok, dapat
melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh
pengendalian internal
2. Pengabaian dalam manajemen
Manajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis untuk tujuan
tidak sah seperti keuntungan pribadi atau presentasi mengenai kondisi keuangan suatu
entitas yang dinaikkan ( misal, menaikkan laba yang dilaporkan untuk menaikkan
pembayaran bonus atau nilai pasar dari saham entitas ). Praktik pengabaian termasuk
membuat penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti
menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi penjualan fiktif
3. Biaya lawan manfaat
Biaya pengendalian internal suatu entitas seharusnya tidak melebihi manfaat yang
diharapkan untuk diperoleh. Karena pengukuran yang tepat baik dari biaya dan
manfaat biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus membuat baik estimasi
kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya dan
manfaat.
4. Komitmen terhadap kompetensi
Untuk mencapai tujuan entitas, personel pada setiap tingkatan dalam organisasi harus
memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
mereka secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan
manajemen mengeneai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari
intelegensi, pelatihan, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan
kompetensi tersebut.
5. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
Komposisi dewan direksi dan komita audit dan cara mereka melaksanakan tanggung
jawab atas kekuasaan dan kekeliruan memiliki dampak yang besar terhadap
lingkungan pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dari dewan
14
direksi dan komite audit termasuk independensi mereka dari manajemen, yang
berhubungan dengan proporsi direksi dari luar perusahaan, pengalaman dan status
dari anggota, sifat dan luasnya keterlibatan mereka dalam aktivitas manajemen serta
pengamatan mereka terhadap aktivitas manajemen; kesesuaian tindak tanduk mereka;
tingkat di mana mereka memberikan dan mencari pertanyaan yang sulit dengan
manajemen; serta sifat dan luasnya interaksi mereka dengan auditor internal dan
auditor
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:
• Perubahan dalam lingkungan operasi
• Personel baru
• System informasi yang baru atau yang diperbaiki
• Teknolog ibaru
• Lini produk, produk atau aktivitas baru
• Restrukturisasi koporasi
• Operasi luar negeri
• Standar akuntansi baru
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
Pengendalian internal merupakan suatu kebijakan dan prosedur yang penting dalam
memastikan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Terdapat lima
komponen pengendalian internal yang saling terkait, yaitu lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. Auditor
memiliki peran penting dalam memahami dan mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan sebelum melakukan pemeriksaan. Namun, terdapat juga keterbatasan-
keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam pengendalian internal.
DAFTAR PUSAKA
16
Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing, Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
AkuntanPublik. (4thed). Jakarta : Salemba Empat.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S. (2008). Audting and Assurance
Service,Integrated Approach (12thed). Prentice Hall : Pearson Education, Inc.
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., Kell, Walter G. (2001). Modern Auditing
(7thed). John Wiley & Sons, Inc.
Romney, Marshall B., Steinbart, Paul John. (2015). Accounting Information System,
(13thed).
17