EKSI4413
Disusun Oleh :
Sri Aryani
Urip Miswandi
MODUL 9
AUDIT SISTEM INFORMASI DAN TANGGUNG
JAWAB AUDITOR TERHADAP TERJADINYA
KECURANGAN
1. Pengertian sistem informasi
2. Ruang lingkup sistem pengendalian informasi
3. Pengaruh sistem informasi terhadap sistem pengendalian internal
4. Definisi audit sistem informasi
5. Perbedaan antara sistem audit manual/tradisional dengan sistem audit informasi
6. Tujuan dan manfaat audit sistem informasi
7. Lingkup audit sistem informasi
8. metode-metode dan pendekatan audit sistem informasi
9. Langkah-langkah audit sistem informasi
10. Hasil audit sistem informasi
11. Definisi kecurangan
12. Penyegap terjadinya kecurangan
13. Kondisi atau kejadian tanda adanya kecurangan
14. Bagian perusahaan yang berpotensi terjadi kecurangan
15. Praktik kecurangan yang umum
16. Tanggung jawab auditor internal dan audit eksternal terhadap terjadinya kecurangan
Kegiatan Belajar 1
Konsep Sistem informasi dan Audit
Sistem Informasi
A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi mengumpulkan, memproses,
meyimpan, menganalisis dan mendiseminasi∗ informasi
untuk tujuan tertentu.
Sistem informasi berbasis komputer, menggunakan
teknologi komputer untuk mengerjakan sebagian atau
keseluruhan tugas dari sistem informasi menggunakan
jaringan komputer maupun internet.
A.DEFINISI KECURANGAN
Kecurangan atau fraud sering disebut sebagai kejahatan kerah putih
(white collar crime) apabila kecurangan dilakukan oleh manajemen
yang dapat merusak keseluruhan organisasi/perusahaan.
Kecurangan ini umumnya berupa tindakan untuk kepentingan diri
sendiri yang direkayasa oleh pihak menajemen dan dapat
mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan sehingga
kemungkinan perusahaan dapat mengalami kebangkrutan.
Secara umum, kecurangan didefinisikan sebagai tindakan atau
praktek yang bersifat penipuan, melanggar kepercayaan yang
diberikan untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri secara tidak
adil atau tidak jujur.
B. PENYEBAB TERJADINYA KECURANGAN
SAS no.53 menyebutkan ada 3 faktor yang dapat
mendorong terjadinya kecurangan, yaitu :
1. Karakteristik Manajemen
a. Keputusan operasional dan keuangan
manajemen didominasi satu orang.
b. Perilaku manajemen terhadap pelaporan
keuangan sangat agresif.
c. Pergantian manajemen (secara khusus yang
bertugas di bidang akuntansi dan keuangan)
sangat tinggi.
d. Manajemen lebih menekankan pada upaya untuk
memenuhi proyeksi laba.
e. Reputasi manajemen di kalangan bisnis dapat
dikatakan buruk.
2. Karakteristik operasi dan industri:
a.Tingkat profitabilitas atau keuntungan perusahaan
apabila dibandingkan dengan industri terlihat kurang
atau tidak konsisten.
b. sensitivitas hasil kinerja operasi terhadap faktor-
faktor ekonomi (seperti laju inflasi, suku bunga,
tingkat pengangguran) sangat tinggi.
c. Perubahan industri sangat cepat.
d.Arah perubahan dalam industri terlihat menurun, di
mana banyak usaha mengalami kegagalan.
e.Organisasi terdesentralisasi tanpa adanya
pengawasan yang memadai.
f. Terdapat hal-hal yang menimbulkan keraguan atas
kelangsungan usaha.
3. Karakteristik peningkatan (engagement) :
a. Banyak permasalahan akuntansi yang sulit
diselesaikan.
b. Terdapat banyak transaksi dan saldo yang sukar
untuk di audit.
c. Terdapat banyak transaksi dengan pihak yang
berelasi (related parties) sangat signifikan, tapi tidak
biasa.
d. Terdapat banyak salah saji yang ditemukan dalam
audit laporan keuangan periode sebelumnya yang
sangat signifikan.
e. Perusahaan baru saja melakukan kegiatan audit
untuk pertama kalinya.
C. KONDISI ATAU KEJADIAN TANDA ADANYA
KECURANGAN
Auditor harus waspada bila terdapat kondisi atau
kejadian di dalam suatu perusahaan :
1. Modal kerja organisasi yang tidak memadai
2. Pergantian personalia keuangan yang sangat cepat.
3. Proses pembelian atau pengadaan barang yang
diperoleh dari satu sumber.
4. Biaya perjalanan yang jumlahnya berlebihan.
5. Adanya pengalihan dana yang besar antar
perusahaan afiliasi atau divisi lain.
6. Pergantian auditor eksternal secara tiba-tiba
7. Biaya konsultasi atau penasihat hukum yang sangat
besar.
8. Tren angka dan rasio keuangan kunci yang menurun
9. Adanya konflik kepentingan
10. Terdapat kekurangan aset fisik yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya.
11. Manajemen yang dikendalikan oleh beberapa individu
12. Kesulitan untuk melakukan penagihan
13. Banyaknya rekening bank
14. Pelaporan keuangan yang terlambat
15. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan salinan
dokumen (bukan aslinya)
16. Timbulnya kondisi kekurangan, kelebihan atau ketidak
seimbangan
17. Dokumen – dokumen pembayaran atau cek yang ditulis
dalam jumlah yang bulat
D. BAGIAN PERUSAHAAN YANG BERPOTENSI TERJADI
KECURANGAN
Kecurangan umumnya terekait dengan transaksi atau kegiatan yang
melibatkan penerimaan uang dan pembayaran. Maka secara umum
bagian perusahaan yang rentan terjadi kecurangan adalah bagian yang
menjalankan fungsi keuangan atau akuntansi. Uang perusahaan
secara fisik maupun catatan sangat mudah mengalami kecurangan
apabila tidak dilakukan prosedur dan pemisahan fungsi yang jelas serta
pengawasan yang ketat.
Bagian lain yang berpotensi mengalami kecurangan adalah bagian
yang terkait dengan pengelolaan persediaan, yang dimulai dari proses
pengadaan, penyimpanan barang jadi hingga pengiriman kepada
konsumen. Potensi kecurangan akan semakin besar apabila barang
tersebut tergolong berharga dan sukar diperoleh.
Selain pihak internal perusahaan, kecurangan juga dapat datang dari
pihak eksternal. Dan dampak paling besar adalah kecurangan dari
manajemen yang seharusnya mengelola perusahaan dengan baik.
Dengan demikian, tidak ada bagian dalam perusahaan yang terhindar
dari tindak kecurangan. Bahkan pada tingkatan puncak sekalipun.
E. PRAKTEK KECURANGAN YANG UMUM
1. Tidak dicatatnya pendapatan atau penerimaan
2. Menunda penagihan piutang
3. Pencurian bahan baku atau bahan mentah
4. Pengalihan surat berharga, dokumen-dokumen penting atau piranti
lunak.
5. Pembayaran gaji fiktif
6. Pembayaran pemasok fiktif
7. Penyalahgunaan kartu kredit perusahaan
8. Pemalsuan dokumen penggantian biaya
9. Pembayaran beban untuk keperluan pribadi
10. Penyalahgunaan dana kas kecil
11. Pemindahtanganan aset perusahaan
12. Pemberian potongan atau rabat secara berlebihan kepada
pelanggan
13. Konflik kepentingan
14. Penyuapan atau pembayaran tidak patut lainnya
15. Penyalahgunaan penerimaan kas
F. TANGGUNG JAWAB AUDITOR INTERNAL DAN
EKSTERNAL TERHADAP TERJADINYA
KECURANGAN
Auditor internal memiliki penekanan tanggung jawab
untuk mencegah terjadinya kecurangan dan mendukung
upaya auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya
kecurangan di dalam suatu perusahaan.
Auditor eksternal memiliki tanggung jawab untuk
mendeteksi terjadinya kecurangan dalam perusahaan
yang berdampak secara material terhadap proses
pelaporan keuangan.
Kerja sama antara auditor internal dan auditor eksternal
dalam mendeteksi kecurangan sangat diperlukan
mengingat auditor eksternal memiliki keterbatasan
sumber daya untuk melakukan prosedur secara
komprehensif.