Anda di halaman 1dari 35

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(KECURANGAN, ETIKA, DAN PENGENDALIAN INTERNAL)

• Lutfi Yuli Handoko (1981611034/ 03)


• Kadek Rosita Dewi Indra Pratiwi (1981611037/ 06)
• Ida Ayu Arina Mahadewi (1981611061/ 30)
Capital gain (loss):
•efektivitas dan efisiensi operasional
1. Perlunya Kode Etik dan
Suatu proses, yang dilakukan oleh
Yield: Pengendalian Internal
Dewan Direksi, manajemen, dan
Sebuah contoh terkenal personil lainnya, yang dirancang untuk
kecurangan dan kebangkrutan
adalah kecurangan yang memberikan jaminan yang wajar
terjadi di phar ‐mor, inc . mengenai pencapaian tujuan dalam
Pemeriksaan terhadap kasus
phar‐mor menggambarkan kategori berikut :
keterkaitan antara etika,
kecurangan, dan pengendalian
internal. Kecurangan efektivitas dan efisiensi operasional
phar‐mor bisa dihindari atau
dideteksi melalui
pengoperasi an yang tep at
atas sistem akuntansi dan
keandalan pelaporan keuangan
pengendalian intern al.
Singkatnya, memper tahankan
etika dan mengikuti prosedur kepatuhan terhadap hukum dan
yang tepat dapat membantu
mencegah atau mendeteksi peraturan yang berlaku
berbagai jenis kecurangan.
2. Kecurangan Terkait
Akuntansi
Kecurangan dapat diartikan sebagai pencurian,
penyembunyian, dan konversi untuk keuntungan pribadi
dari uang, aset fisik, atau informasi orang lain. Dalam
kebanyakan kasus, kecurangan termasuk mengubah catatan
akuntansi untuk menyembunyikan fakta bahwa pencurian
terjadi.
Agar kecurangan dapat dilakukan, tiga kondisi yang dikenal
sebagai segitiga kecurangan harus ada, yaitu :

Insentif
(tekanan)
Kesempatan Rasionalisasi
(sikap)
3. Sifat Kecurangan Manajemen
Kecurangan manajemen, dilakukan oleh satu
atau lebih manajer tingkat atas dalam perusahaan,
biasanya dalam bentuk pemalsuan laporan
keuangan. Seringkali, Chief Executive Officer
(CEO) atau Chief Financial Officer (CFO)
melakukan kecurangan dengan salah menyatakan
laporan keuangan melalui skema yang rumit atau
transaksi yang kompleks.

Langkah yang paling efektif untuk mencegah


atau mendeteksi kecurangan manajemen adalah
dengan membentuk staf audit internal profesional
yang secara berkala melakukan pemeriksaan atas
kegiatan dan laporan manajemen kepada Komite
Audit Dewan Direksi.
4. Sifat Kecurangan
Karyawan

Kecurangan karyawan dilakukan


oleh karyawan non-manajemen. Dalam
beberapa kasus, kecurangan mungkin
melibatkan kolusi. Kolusi terjadi ketika
dua orang atau lebih bekerja sama
untuk melakukan kecurangan.
5. Sifat Kecurangan
Pelanggan
Kecurangan pelanggan terjadi ketika
pelanggan dengan tidak semestinya
memperoleh uang tunai atau properti dari
perusahaan, atau menghindari tanggung
jawab melalui kecurangan.
Meskipun kecurangan pelanggan dapat
mempengaruhi setiap perusahaan, itu
adalah masalah terutama umum untuk
perusahaan ritel dan perusahaan yang
menjual barang melalui perdagangan
berbasis Internet.
6. Sifat Kecurangan Vendor

Kecurangan vendor terjadi ketika vendor


mendapatkan pembayaran yang tidak
seharusnya. Kecurangan vendor juga dapat
dilakukan melalui kolusi.
Semakin banyak perusahaan yang melakukan
audit vendor sebagai cara untuk melindungi diri
terhadap vendor tidak bermoral. Audit vendor
melibatkan pemeriksaan catatan vendor dalam
mendukung jumlah yang dibebankan kepada
perusahaan.
7. Sifat Kecurangan Komputer
Organisasi juga harus berusaha mencegah
atau mendeteksi aktivitas kecurangan yang
melibatkan komputer. Dalam beberapa kasus,
komputer digunakan sebagai alat untuk lebih
cepat dan efisien melakukan kecurangan
disbanding yang dapat dilakukan tanpa
komputer.
Karakteristik lain dari kecurangan komputer
adalah bahwa hal itu dapat dilakukan oleh
karyawan dalam organisasi atau pengguna yang
tidak sah di luar organisasi.
S UM B E R I N T E R NAL K E C UR ANGAN
KO M P UT E R

Ketika karyawan dari sebuah organisasi


mencoba melakukan kecurangan melalui
penyalahgunaan sistem berbasis komputer, ini
disebut kecurangan komputer internal.

S UM B E R E K S T E R N AL K E C UR AN GAN
KO M P UT E R

Dalam kebanyakan kasus, kecurangan


komputer eksternal dilakukan oleh seseorang di
luar perusahaan yang telah memperoleh akses
tidak sah ke komputer. Dua jenis umum dari
kecurangan komputer eksternal adalah hacking
dan spoofing.
8. Kebijakan untuk membantu
1. Memelihara dan dalam menghindari kecurangan
menegakkan kode etik. dan kesalahan
Berikut tindakan penting yang dapat dilakukan
2. Mempertahankan organisasi untuk membantu pencegahan atau
sistem pengendalian deteksi kecurangan dan kesalahan yaitu :
internal akuntansi.

3. Mempertahankan
sistem pengendalian
teknologi informasi.
9. Pemeliharaan Kode Etik
Menanggapi banyaknya pemalsuan laporan
keuangan yang dibuat pada 2001, Kongres
Amerika Serikat mengesahkan UU Sarbanes-
Oxley 2002. UU ini dimaksudkan untuk
mereformasi akuntansi, pelaporan keuangan,
dan fungsi audit perusahaan yang
diperdagangkan secara umum di bursa saham.
Salah satu persyaratan adalah bahwa
perusahaan publik mengadopsi dan
mengungkapkan kode etik untuk direktur,
pejabat, dan karyawan. Mendokumentasikan
dan menaati kode etik dapat mengurangi
peluang bagi manajer atau karyawan untuk
melakukan kecurangan.
10. Pemeliharaan Pengendalian
Internal Akuntansi

1. menjaga aset 3.meningkatkan


(dari kecurangan efisiensi
atau kesalahan). operasional.
Sistem pengendalian internal
menyediakan kerangka kerja
untuk memerangi kecurangan.
Tujuan dari sistem
pengendalian internal adalah
sebagai berikut :
2. menjaga 4. memastikan
keakuratan dan kepatuhan
integritas data terhadap arahan
akuntansi. manajemen.
11. Pemeliharaan Pengendalian
Teknologi Informasi

• Teknologi informasi memainkan


peran penting dalam organisasi,
bahwa setiap kegagalan dalam
sistem ini dapat menghentikan
operasi yang sedang berlangsung
seperti penjualan, manufaktur, atau
pembelian. Sistem TI telah menjadi
sumber kehidupan operasi bagi
sebagian besar perusahaan.
Peneliti memiliki beberapa opsi pengukuran
dan instrumen dalam eksperimen, yaitu:

03
Pemrosesan 05
integritas.
01
Kerahasiaan.
Keamanan.

04
02 Privasi online.
Ketersediaan.
12. The Sarbanes-Oxley Act
of 2002
UU Sarbanes-Oxley ("UU") berlaku untuk
perusahaan publik dan auditor perusahaan publik,
untuk tujuan meningkatkan pelaporan keuangan dan
memperkuat pentingnya etika perusahaan.

Dalam rangka melaksanakan ketentuan UU,


didirikanlah Public Company Accounting Oversight
Board (PCAOB). PCAOB mengatur pekerjaan
auditor perusahaan publik dengan menyediakan
standar yang berkaitan dengan pengendalian
kualitas. PCAOB memiliki wewenang investigatif dan
disiplin atas kinerja perusahaan akuntan publik.
REVIEW JURNAL
Predicting User Intentions: Comparing the
Technology Acceptance Model with the Theory of
Planned Behavior
Judul :
Predicting User Intentions: Comparing the Technology
Acceptance Model with the Theory of Planned Behavior

Jurnal Publikasi:
Information Systems Research, Vol. 2, No. 3
(SEPTEMBER 1991), pp. 173-191

Penulis: Kieran Mathieson


TUJUAN
PENELITIAN

➢ Model penerimaan teknologi (The Technology Acceptance Model –


TAM), yang dirancang khusus oleh Davis (1986) untuk
memprediksi penggunaan IS.

➢ Teori perilaku terencana (The Theory of Planned Behavior – TPB), dirancang


oleh Ajzen (1985, 1989). TPB dirancang untuk memprediksi perilaku di
banyak pengaturan, dan dapat diterapkan untuk penggunaan IS.
TAM
TPB
RUMUSAN MASALAH

• Seberapa baik kedua model dapat


memprediksi niat pengguna untuk
menggunakan IS?

Seberapa berharganya informasi yang


diberikan oleh kedua model?

Seberapa sulit kedua model untuk


diterapkan?
KAJIAN TEORETIS KAJIAN EMPIRIS

• Model Penerimaaan Teknologi 1) Davis et al. (1989) dan Davis (1989)


(Technology Acceptance Model – 2) Ajzen dan Madden (1986)
TAM) 3) Sheppard et al. (1988)
• Teori perilaku terencana (The 4) Barki dan Hartwick (1989)
Theory of Planned Behavior – 5) Naumann dan Jenkins (1982); Gane
TPB)
(1989)
6) Sheppard, Hartwick, dan Warshaw
(1988)
7) Swanson (1988)
8) Doll & Ahmad (1983)
DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

➢ Junior dan senior yang kursus pengantar manajemen


pada Western University, yang terdiri dari 163 laki- 1
laki dan 99 perempuan dalam sampel. Rata-rata usia
mereka adalah 22,3 tahun.

➢ Data dikumpulkan menggunakan dua program


komputer yang diberikan instrumen TAM dan
2
instrumen TPB. Program TAM digunakan oleh 149
subyek dan program TPB oleh 113 subyek.

➢ Kedua Program terlebih dahulu diberikan kuesioner


mengenai kemampuan komputasi yang diadaptasi 3
dari Cheney dan Nelson (1988).
Metode Penelitian

Uji validitas dan Reliabilitas

Statistik Deskriptif

Uji Regresi
HASIL PENELITIAN

1. Penggunaan skor validitas dan reliabilitas


antar instrumen

• Hasil uji validitas menunjukkan bahwa sebaian besar subjek jujur tentang
kemampuan mereka, hanya 15 subjek yang tidak sesuai dan dikeluarkan
dari sampel, sehingga total sampel yang digunakan adalah 247 sampel.

• Reliabilitas antar instrumen untuk setiap instrumen multi-item, dihitung


menggunakan Alpha Cronbach. Hasil pengujian menyatakan semua nilai bisa
diterima.
HASIL PENELITIAN

2. Persamaan Distribusi

Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tidak ada


perbedaan dalam rata-rata sikap dan niat antar kelompok,
dan juga tidak ada perbedaan dalam varians niat. Namun,
varians sikap untuk TAM sedikit lebih tinggi dari varians
TPB. Namun, perbedaan tersebut tidak memberikan hasil
yang bias.
HASIL PENELITIAN
3. Perbedaan antara spreadsheet

- Untuk kedua TAM dan TPB, digunakan uji regresi untuk menguji perbedaan tanggapan di
spreadsheet. Sebagian besar subyek memilih salah satu dari tiga spreadsheet: Lotus 123 (123
orang), Framework (54 orang), dan Quattro (44 orang).

- Untuk TAM dijalakan 4 regresi dengan variabel independen EOU (kemudahan sistem), U (kegunaan sistem), A
(sikap), I (niat). Dengan hasil tidak ada regresi yang signifikan. Paket spreadsheet yang dipilih tidak
memengaruhi respons terhadap variabel TAM apa pun.

- Untuk TPB, regresi dijalankan hanya untuk variabel-variabel yang secara teoretis diharapkan akan dipengaruhi oleh pilihan
spreadsheet. Hanya sikap yang secara signifikan dipengaruhi oleh jenis spreadsheet, dengan sikap rata-rata terhadap
penggunaan Framework (4,75) lebih rendah dari sikap rata-rata terhadap penggunaan Lotus 123 (5.67) atau Quattro (5.73).
HASIL PENELITIAN
4. Menjelaskan Niat dari Kedua Model

➢ Tampak bahwa TAM menjelaskan sikap yang jauh lebih baik


daripada TPB. Perbedaan sikap sebesar 0,727 untuk TAM dan 0,388
untuk TPB. Namun, perbedaan yang cukup kecil ini tidak
memungkinkan untuk menjelaskan semua perbedaan dalam varian
yang dijelaskan. Kedua model memprediksi niat dengan baik,
meskipun TAM menjelaskan varians sedikit melebihi TPB.
HASIL PENELITIAN

5. Bobot yang Dinilai vs Bobot Estimasi

Hasil menunjukkann bahwa bobot yang diestimasi


mungkin lebih akurat daripada bobot yang dinilai.
1) Kemampuan memprediksi niat untuk menggunakan sistem.
Kedua model baik TAM atau TPB menjelaskan niat yang cukup baik
terhadap penggunaan IS. Namun, bagaimanapun niat penggunaan IS oleh
TAM lebih baik dibandingkan TPB.

2) Nilai dari informasi yang diberikan


• TAM menyediakan informasi yang sangat umum tentang kemudahan
KESIMPULAN penggunaan dan kegunaan IS.
• TPB memberikan informasi yang lebih spesifik, mengukur kinerja
sistem pada berbagai hasil, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
menurut responden mungkin menjadi hambatan untuk penggunaan
sistem.

3) Penerapan penggunaan kedua model


TAM lebih mudah digunakan daripada TPB. Davis (1989) telah
mengembangkan instrumen standar untuk TAM, sementara ukuran
keyakinan TPB perlu dikembangkan.
Jadi penelitian ini memberikan dua pedoman untuk memilih antara TAM
dan TPB.

- TAM menyediakan cara cepat dan murah untuk mengumpulkan


informasi umum tentang persepsi individu terhadap suatu sistem.
Ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan umum di

KESIMPULAN berbagai pengguna dengan beragam niat.


- TPB memberikan informasi yang lebih spesifik, memberikan lebih
banyak wawasan tentang mengapa seseorang atau kelompok
mungkin berbeda pendapat. Namun, itu lebih mahal untuk diterapkan.

Singkatnya, kedua model memberikan prediksi yang baik tentang niat individu untuk
menggunakan IS, meskipun TAM sedikit mengungguli TPB. TAM lebih mudah digunakan,
sementara TPB memberikan lebih banyak informasi tentang faktor-faktor yang
dipertimbangkan pengguna saat membuat pilihan mereka.
SARAN

Penelitian selajutnya diharapkan dapat


• P E R A L ATA N
melengkapi keterbatasan- keterbatasan dari
penelitian ini, dan menguji atau
memebandingkan model lain baik dalam
penggunaan maupun penerapan sistem
informasi (IS).
Any Questions?
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai