Anda di halaman 1dari 11

METODE PENELITIAN KUALITATIF

FOCUS GROUP RESEARCH

OLEH KELOMPOK 6:

1. Ni Putu Lisna Vitriani (1981611036) (05)


2. Ni Wayan Ristiari Jananti (1981611043) (12)
3. Candra Widi Sari (1981611060) (29)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020

1
FOCUS GROUP RESEARCH

1. Focus Group dan Focus Group Research


Focus group didefiniskan oleh Powell dan Single (1996: 499) sebagai sekelompok
individu yang dipilih dan dibentuk oleh para peneliti untuk mendiskusikan dan mengomentari
suatu topik yang merupakan subjek penelitian berdasarkan pengalaman pribadi (Powell dan
Single, 1996). Perbedaan utama dari wawancara kelompok dan focus group yaitu ketika
peneliti memfasilitasi focus group, para peneliti sebagai fasilitator untuk mendorong suatu
interaksi dalam kelompok, hal ini menunjukkan bahwa para peserta saling berbicara satu
sama lain dan menjawab pertanyaan satu sama lain lebih banyak dari fasilitator. Peneliti focus
group biasanya meneliti bagaimana orang bereaksi terhadap pertanyaan, pernyataan, dan
pandangan satu sama lain, bagaimana cara membangun persepsi yang saling berhubungan
antara pemahaman yang berbeda, dan bagaimana membangun konsep bersama selama
diskusi.

1.1 Focus Group dalam Penelitian Pasar yang Berorientasi Praktis dan Konsumen
Focus group digunakan di USA sebelum dan selama Perang Dunia II, sejak saat itu,
focus group telah diadaptasi menjadi penelitian akademik ilmu sosial dan beradaptasi dengan
cepat ke dalam riset pasar praktis. Focus group digunakan untuk mempelajari sikap
konsumen, persepsi, reaksi terhadap iklan, program TV dan film, serta produk dan layanan
baru (Morgan, 1997). Selain pemasaran konsumen, focus group telah diadopsi dalam riset
pemasaran bisnis, yang membahas topik-topik seperti pembelian industri, pengembangan
persaingan, dan hubungan bisnis dan jaringan.

1.2 Focus Group dalam Penelitian Bisnis Akademis


Saat ini focus group digunakan secara umum dalam pemasaran akademik untuk
mempelajari perilaku konsumen tentang sikap, kebutuhan, persepsi, preferensi dan pilihan
(Holbrook dan Jackson, 1996; Edmunds, 2000). Focus group dilakukan karena adanya
interaksi antara para partisipan, dimana interaksi dipelajari untuk memberi peneliti wawasan
mengenai bagaimana individu dipengaruhi oleh dan digambarkan dari sudut pandang orang
lain dalam situasi kelompok. Selain itu, focus group memungkinkan peneliti untuk
mengeksplorasi mengapa suatu masalah terjadi, serta apa yang membuat masalah tersebut
terjadi terkait kesenjangan penggunaan produk baru. Tujuan dari penelitian focus group
dalam riset bisnis yaitu pengumpulan data empiris tentang orang awam, pendapat para ahli
dan manajer, keyakinan, pengalaman, dan interaksi spontan dari partisipan (Edmunds, 2000).

1
1.3 Metode Pengumpulan Data- Collection Technique
Focus group sangat berguna dalam memfasilitasi pengungkapan gagasan dan
pengalaman yang mungkin tertinggal dalam wawancara. Adapun tiga cara penggunaan focus
group dalam desain penelitian yaitu:
(1) Sebagai satu-satunya metode. Focus group digunakan sebagai satu-satunya sumber
data empiris untuk suatu penelitian. Misalkan dalam penelitian mengenai bagaimana
karyawan pada perusahaan multinasonal membangun pemahaman bersama mengenai
pengembangan kompetensi dalam pekerjaan.
(2) Sebagai bagian dari desain multi-metode penelitian kualitatif. Focus group
digunakan berdampingan dengan metode lainnya. Contohnya studi kasus mengenai
proses pengembangan produk baru dimana dapat mengombinasikan focus group,
wawancara personal dan dokumen.
(3) Sebagai tambahan pada survei. Sebelum survey Focus group digunakan sebelum
survei untuk mengidentifikasi isu baru sebuah topic dan untuk menyediakan
gambaran yang lebih mendalam tentang topik yang menarik setelah survei dilakukan
dan dianalisis (Giscombe dan Mattis, 2002).

1.4 Karakteristik Utama Focus Groups


Karakteristik focus group yaitu:
(1) Diskusi dilakukan pada kelompok kecil yang biasanya terdiri dari sekitar dua hingga
sepuluh peserta dan fokus pada topik atau isu spesifik.
(2) Terdapat seorang fasilitator yang memulai dan membimbing interaksi antara peserta
(3) Focus group memberikan wawasan mengenai:
 Apa yang dibicarakan oleh partisipan (isi pembicaraan)
 Bagaimana partisipan berbicara mengenai topik atau isu tertentu yaitu dilihat dari
bentuk komunikasi, parktik dan sumber daya bahasa, bahasa tubuh, kesunyian dan
emosi.

2. Tujuan dan Keuntungan Menggunakan Focus Groups


Terdapat beberapa manfaat dari penelitian focus group untuk para peneliti studi bisnis
dan kepada para partisipan yaitu:
(1) Mengurangi diskriminasi kepada orang-orang yang memiliki kesulitan untuk mengerti
data tekstual (instruksi dan pertanyaan survei) atau seseorang yang tidak dapat
membaca dan menulis.

2
(2) Mendorong partisipasi dari mereka yang enggan untuk diwawancarai sendiri
(misalnya orang terintimidasi oleh keintiman dari wawancara pribadidan formalitas).
(3) Mendorong kontribusi dari orang-orang yang merasa bahwa mereka tidak memiliki
keahlian yang cukup atau tidak memiliki hal untuk dikatakan.
(4) Memberdayakan peserta untuk mengeksplorasi pertanyaan mereka sendiri dan untuk
mengembangkan analisis mereka sendiri.
(5) Digunakan untuk memulai proses perubahan (misalnya Morgan, 1997; Barbour dan
Kitzinger, 1999; Edmunds, 2000).
Aspek penting dari focus group untuk peneliti bisnis adalah hasil pembicaraan yang
dapat menjadi forum untuk perubahan (Race et al, 1994). Reinharz (1992) menyatakan bahwa
focus group juga memberikan kemungkinan untuk mengurangi ketidakseimbangan kekuasaan
dan otoritas antara peneliti dan partisipan dan disarankan menggunakan focus group
penelitian feminis, yang memberikan lebih banyak kemungkinan bagi perempuan untuk
berbagi ide dan pandangan mereka dengan orang lain dalam kelompok satu jenis kelamin,
dibandingkan dengan kelompok dua jenis kelamin.
Adapun keterbatasan dari focus group dalam penggunaannya, seperti beberapa
masalah dapat dihindari dengan perencanaan dengan melakukan praktik fasilitasi yang sesuai,
tetapi beberapa lainnya mungkin tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, focus group tidak
sesuai untuk semua situasi penelitian dan semua bidang topik.

3. Pengorganisasian dan Melakukan Focus Group


Pada pengorganisasian focus group, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok-
kelompok yang dibantu oleh seorang fasilitator dalam pelaksanaanya. Dalam pelaksanaan pra
focus group, kita harus memperhatikan beberapa aspek penting sebagaimana yang dijelaskan
berikut ini.

3.1 Tahap Sebelum Perencanaan


Adapun hal yang harus dilakukan sebelum melakukan focus group discussions adalah
(1) Pada tahap awal perencanaan, peneliti dapat memulainya dengan mempertimbangkan
kembali apakah focus group dapat memberikan materi yang memadai untuk
menjawab pertanyaan utama penelitian.
(2) Menetapkan topik atau isu diskusi kelompok, biasanya dalam bentuk tulisan. Peneliti
harus mempertimbangkan apakah topik penelitian terlalu luas atau terlalu sempit dan
formulasi yang tepat untuk topik tersebut

3
(3) Mendesain pemilihan dan komposisi kelompok
(4) Memilih lokasi and waktu untuk diskusi focus group.
(5) Mempersiapkan buku petunjuk untuk fasilitator
(6) Memilih dan melatih fasilitator apabila peneliti bukan sebagai fasilitator.

3.2 Jenis dan Jumlah Kelompok


Langkah berikutnya yang harus dilaksanakan peneliti terkait dengan jenis kelompok
dan jumlah dari kelompok yang akan diteliti. Banyak peneliti lebih menyukai kelompok
homogen dengan topik umum menjadi bahan diskusi karena mereka percaya bahwa memiliki
terlalu banyak suara dapat mengurangi tujuan utama. Pada sisi lainnya jenis kelompok
heterogen berpendapat bahwa salah satu keuntungan dari fokus grup adalah bahwa mereka
dapat menangkap berbagai pendapat dari orang yang mengaku menjadi berbeda. Penelitian
focus group menggunakan purposive sampling (Miles dan Huberman, 1994) dengan peneliti
memilih peserta berdasarkan tujuan penelitian dan pada kontribusi yang diharapkan dari para
peserta. Sebagai alternatif, peneliti dapat memilih peserta secara acak dari kelompok yang
lebih besar yang peneliti anggap dapat memberikan wawasan ke dalam topik. Setiap focus
group dapat terdiri dari sekitar 2 hingga 10-12 orang, hal ini tergantung pada tujuan
penelitian dan topik diskusi. Umumnya, fokus grup dibentuk sekitar empat hingga delapan
orang. Beberapa peneliti hanya menggunakan satu kali pertemuan dengan masing-masing
focus group; yang lain bertemu dengan kelompok yang sama beberapa kali.

3.3 Waktu dan lokasi


Pada focus group, dua jam merupakan waktu yang optimal untuk satu sesi fokus grup.
Lebih banyak waktu bermanfaat ketika penelitian membutuhkan kreatif teknik seperti
brainstorming. Diskusi focus group dapat dilakukan di sejumlah lokasi. Lokasi netral
(misalnya fasilitas yang dirancang khusus untuk diskusi kelompok terfokus) adalah tipikal
riset pasar praktis dan dapat membantu untuk menghindari asosiasi negatif atau positif
dengan situs tertentu (Powell and Single, 1996). Pemeriksaan terhadap waktu dan ruang
harus diperhatikan dengan seksama, hal ini untuk menjamin bahwa tidak ada masalah praktis
yang timbul dari dilaksanakannya focus group ini. Ruangan yang digunakan sebaiknya kecil
dan akrab di banding luas dan steril serta harus bebas dari keramaian dan hal-hal yang dapat
menggangu.

4
3.4 Rekrutmen
Rekrutmen merupakan suatu proses mengumpulkan kelompok secara bersama-sama
pada tempat yang sama dan dengan waktu yang bersamaan. Pengrekrutan ini dapat melalui
metode dengan menyebarkan informasi rekrument secara langsung dari satu orang ke orang
lain, Metode ini sangat efektif dalam mendapatkan peserta yang memiliki minat tanpa suatu
paksaan untuk bergabung dalam focus group. Peneliti juga dapat menggunakan iklan atau
poster pada papan pengumuman. Cara lain dapat dilakukan dengan mencari kontak kelompok
yang dituju, sehingga apabila satu orang tertarik maka ia dapat mengajak orang lain ini yang
disebut teknik bola salju. Peserta focus group sering diberikan kompensasi berupa biaya
peserta dapat dibayar; penitipan anak disediakan, hadiah kecil yang ditawarkan, dan
minuman.

3.5 Peneliti sebagai Fasilitator


Pada focus group, peneliti juga berperan sebagai fasilitator yang dapat memastikan
bahwa tujuan penelitian akan dapat digali sepanjang sesi. Namun, terdapat juga fasilitator
yang berasal dari pihak luar/independent, misalnya seorang fasilitator profesional, yang
kemudian harus diberi pengarahan dengan sangat baik dan diberi panduan topik yang
terperinci dalam pelaksaan focus group. Panduan topik yang ditulis sebelumnya oleh peneliti,
adalah refleksi dari bagaimana focus group akan difasilitasi, seperti pada bagaimana sesi
diperkenalkan, bagaimana diskusi dimulai dan ditutup, pertanyaan apa yang diminta
fasilitator dan dalam urutan apa. Panduan topik juga mencakup instruksi terperinci untuk
tugas individu dan kelompok jika ada yang digunakan. Tugas utama fasilitator meliputi
penjelasan tentang topik, tujuan dan proses diskusi, membantu orang merasa rileks,
mendengarkan mereka, dan memfasilitasi interaksi dalam kelompok.

3.6 Melakukan Focus Group


Pada focus group, setalah fasilitator menyimpulkan topik dan tujuan diskusi dan
memulai dengan satu atau beberapa pertanyaan pemanasan sesuai dengan topik untuk
mendapatkan interaksi antar peserta. Selama sesi tersebut, fasilitator membuat pembicaraan
berlangsung dengan bertanya secara umum. Pertanyaan yang baik adalah suatu pertanyaan
yang menggunakan bahasa yang mudah dipahami bagi para peserta. Fasilitator juga
memungkinkan anggota kelompok mengetahui bahwa tidak masalah untuk setuju atau tidak
setuju dengan peserta lain. Diskusi focus group dapat dirancang untuk memasukkan tugas-
tugas seperti menceritakan sebuah kisah atau menggambar sebuah gambar. Selain itu, ada

5
berbagai teknik dan bahan yang lebih spesifik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan focus group (misalnya Krueger, 1994; Puchta dan Potter, 2004).
Fokus group mencapai aspek-aspek kehidupan yang tetap namun, belum banyak
penelitian yang meneliti hal tersebut. Ketika berfokus pada jenis aspek ini, sangat disarankan
bahwa ada pengamat yang hadir di samping fasilitator, hal ini dikarenakan peran fasilitator
adalah untuk berfokus pada kelompok, pengamat dapat berkonsentrasi untuk mengamati
rincian bagaimana kelompok bekerja. Waktu yang tersedia dalam focus group ini biasanya
terbatas, hal ini dikarenakan waktu yang lama akan membuat kejenuhan yang tinggi bagi para
peserta, sehingga fasilitator biasanya mengakhiri sesi dengan beberapa cara. Salah satu cara
yang digunakan adalah dengan merangkum diskusi untuk memastikan apa yang dikatakan
para peserta. Akhirnya, fasilitator memberikan pernyataan penutup dan berterima kasih
kepada para peserta atas waktu dan upaya mereka berpartisipasi dalam diskusi focus group
tersebut.
Bahan dan Teknik yang dapat digunakan dalam diskusi focus group:
Bahan:
(1) Uji coba produk dan demonstrasi.
(2) Data visual, seperti storyboard, foto, iklan, website, majalah, gambar dan lukisan, dll.
(3) Data pendengaran, seperti wawancara, program radio, musik, dll
Teknik:
(1) Brainstorming adalah teknik yang sering digunakan dalam konteks bisnis kehidupan
nyata secara spontan menghasilkan berbagai masalah (baru) yang terkait dengan
topik.
(2) Kalimat selesai adalah jenis asosiasi kata di mana fasilitator menyajikan kelompok
dengan kalimat yang tidak lengkap untuk penyelesaian.
(3) Kata penyortiran adalah teknik di mana kelompok disajikan dengan sejumlah kata
atau kalimat dan diminta untuk mengurutkan mereka ke dalam kelompok-kelompok
sesuai dengan atribut produk, atau merek, atau harus mereka miliki.
(4) Mengembangkan kampanye adalah kegiatan kelompok yang dapat digunakan untuk
mengembangkan produk atau layanan kampanye sekitar masalah seperti “kemudaan”.
(5) Teknik proyektif termasuk menciptakan fantasi dan analogi, membayangkan masa
depan, dan personifikasi.

6
4. Menganalisis Data Focus Group
Aspek yang menarik dapat peneliti mulai analisis dengan:
(1) Beberapa peserta mengulangi masalah, atau membuat pernyataan yang sama tentang
hal itu.
(2) Beberapa peserta mendiamkan masalah, atau membuat pernyataan tidak setuju
pernyataan mengenai masalah.
(3) Peserta dalam banyak kelompok mengulang masalah, atau membuat pernyataan yang
sama tentang hal itu.
(4) Peserta hanya dalam satu kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
(5) Ketika seseorang mengambil masalah, sejumlah orang dalam kelompok menunjukkan
baik persetujuan atau ketidaksetujuan (verbal atau non-verbal)
(6) Masalah persetujuan atau ketidaksetujuan memiliki kepentingan yang tidak biasa bagi
para peserta.

Pertanyaan untuk melanjutkan:


(1) Bagaimana intensitas peserta menyatakan pandangan mereka tentang masalah ini?
(2) Apakah ada yang mengubah sudut pandang mereka tentang masalah ini secara
signifikan?
(3) Petunjuk apa yang Anda miliki tentang alasan perubahan dalam diskusi?
(4) Apa konteks percakapan ketika sesuatu yang menarik terjadi?
(5) Seperti apa seluruh percakapan sebagai sebuah proses?

4.1 Membiasakan Diri dengan Data Empiris


Apapun format yang digunakan untuk mengumpulkan data empiris (kaset audio,
video, catatan, gambar, notes, kartu) itu peneliti harus membiasakan diri dengan mereka dan
mulai membuat analisis awal sesegera mungkin setelah setiap diskusi. Hal ini dikarenakan
segera setelah diskusi, peneliti masih bisa mengingat rincian dan membuat beberapa
penambahan catatan dan pertanyaan. Selanjutnya, segera setelah sesi, peneliti masih memiliki
perasaan umum tentang kelompok, refleksi yang dapat membantu bekerja dengan kelompok-
kelompok tersebut. Peneliti dalam memulai analisis, tidak perlu menunggu sampai semua
kelompok telah bertemu.

4.2 Analisis Isi Dan Analisis Etnografi


Wilkinson menunjukkan bahwa ada perbedaan mendasar antara analisis isi dan
analisis etnografis data kelompok fokus. Analisis isi didasarkan pada pemeriksaan sistematis

7
dari seluruh rangkaian data empiris dengan unit analisis menjadi seluruh kelompok, dinamika
kelompok, masing-masing peserta, atau ucapan-ucapan para peserta. Analisis isi mungkin
atau mungkin tidak didasarkan pada skema coding, tetapi tujuannya adalah untuk memeriksa
semua data empiris untuk contoh berulang, seperti kata-kata, tema atau wacana. Analisis
etnografis, jarang sistematis atau komprehensif, melainkan selektif dan terbatas. Ini
bertujuan untuk menjadi kontekstual dan mewakili dunia sosial dari perspektif peserta dan
bukan dari titik analis pandang. Metode lan untuk menganalisis data etnografi yaitu seperti
observasi.
Bagaimana melakukan analisis isi data focus group:
(1) Mulailah dengan mengambil sudut pandang dan pernyataan umum atau luar biasa.
(2) Lanjutkan dengan mengidentifikasi dan membandingkan informasi, kelompok atau
subkelompok, tema dan pola, dan makna.
(3) Peneliti juga dapat mencoba untuk menggambarkan dalam aliran narasi secara
keseluruhan mengenai apa yang para peserta katakan dan lakukan.
(4) Akhirnya, peneliti mebuat teori tentang hubungan antara titik pandang, tema, dan pola
diskusi.

5. Menulis dan Mengevaluasi Penelitian Focus Group


Ada relative diskusi tentang pendekatan yang berbeda untuk pelaporan dan evaluasi
studi focus group dalam literatur metodologi. Selain itu, banyak dari penawaran diskusi
dengan pelaporan praktis berorientasi penelitian focus roup untuk penonton yang terdiri dari
orang-orang perusahaan, ahli dan pengambil keputusan. Untuk penonton ini, laporan tertulis
biasanya mengikuti struktur berdasarkan panduan topik memberikan jawaban langsung atas
pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam kelompok. Sebagai tambahan laporan lisan juga
digunakan untuk mernagkum laporan tertulis. Evaluasi berorientasi pada fokus laporan pada
masalah berikut: seberapa baik laporan dapat menjawan semua pertanyaan penelitian; apa
representative dari hasil; dan apa implikasi manajerial dari laporan.

5.1 Tujuan dari Laporan Penelitian Focus Group Akademik


Meskipun saran yang diberikan untuk pelaporan ke khalayak berorientasi praktis
dapat membantu peneliti akademis mempersiapkan laporan yang konsisten, padat, menarik,
mudah dibaca, dan jelas, harus diingat bahwa laporan penelitian akademik juga memiliki
tujuan-tujuan lain. Harus ada pertanyaan penelitian yang relevan yang membimbing struktur
laporan, dan hasil penelitian harus kontras dengan penelitian sebelumnya.

8
5.2 Empat Alternatif Struktural yang Berbeda
Laporan fokus group dapat dilaporkan dengan empat alternatif struktural yaitu:
(1) Tematik, berfokus pada pelaporan konten di dalam atau di seluruh kelompok. Struktur
tematik umumnya digunakan ketika penelitian berdasarkan analisis konten
(2) Kronologis, menggambarkan konten interaksi saat dibuka, mulai dari saat kelompok
memulai diskusi dan hingga kelompok mengakhiri diskusi.
(3) Naratif, laporan berstruktur naratif mengumpulkan cerita yang dibangun dari interaksi
kelompok.
(4) Etnografi, berfokus pada pelaporan insiden selektif dan peristiwa. Peneliti dapa
memilih kejadian spesifik dan peristiwa dari diskusi kelompok untuk dilaporka
dengan lebih detail.

9
DAFTAR PUSTAKA

Eriksson, Paivi dan Kovalainen, Anne. 2008. Qualitative Methods in Business Research. Los
Angeles: SAGE.

10

Anda mungkin juga menyukai