Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seminar merupakan kegiatan ilmiah untuk mengeksplorasi ide di mana semua
pesertanya terlibat aktif. Seminar juga termasuk ke dalam proses pendidikan,
walaupun dilaksanakan di luar kelas. Seminar memiliki bentuk yang lebih
informal dibandingkan pembelajaran di kelas, sehingga keengganan siswa untuk
aktif dapat diminimalisasi. Melalui seminar, topik yang akan dibahas menjadi
lebih dalam dan luas karena menghadirkan seorang ahli sebagai narasumber.
Selain bermanfaat bagi siswa, seminar juga bermanfaat bagi guru karena guru
memiliki pengetahuan baru serta pengalaman untuk mengorganisasikan sebuah
kegiatan jika terlibat sebagai panitia.
Namun, berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di lapangan. Banyak
sekali guru-guru yang belum memiliki kemampuan untuk mengadakan seminar
walaupun telah sering menghadiri seminar maupun workshop. Hal ini dibuktikan
dengan jarangnya seminar yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah, sehingga
pengalaman guru tentang seminar terbatas. Kesadaran guru terhadap pentingnya
seminar masih kurang dan dianggap hanya sebatas angin lalu.
Mata kuliah seminar pendidikan calon guru diharapkan semakin sadar untuk
menyelenggarakan seminar serta mampu meningkatkan kemampuan guru untuk
menggorganisasikan kegiatan sebagai penunjang ketermapilan guru
menggorganisasikan siswa di kelas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan
beberapa masalah, antara lain:
1. Apa saja kebutuhan yang diperlukan untuk menentukan topik seminar yang
tepat?
2. Apa yang dimaksud dengan Brainstroming tipok seminar?
3. Apa saja contoh-contoh topik seminar?
1.3 Tujuan
Setelah merumuskan masalah, maka dapat disusun tujuan makalah ini.
Adapun tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan untuk menentukan topik
seminar yang tepat.
2. Untuk mengetahui pengertian Brainstroming tipok seminar.
3. Untuk mengetahui contoh-contoh topik seminar.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan setelah melakukan penyusunan maupun
membaca makalah ini adalah
1. Secara teoritis
Makalah ini dapat dijadikan referensi tugas-tugas mahasiswa maupun pelajar
dan lainnya yang berkenaan tentang topik-topik seminar.
2. Secara praktis
Guru, mahasiswa dan yang lainnya mampu mendapatkan ide-ide berkenaan
topik seminar melalui analisis kebutuhan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kebutuhan


Sangatlah penting melakukan analisis kebutuhan (need assesment) untuk
memperoleh topik seminar yang tepat. Sebagaimana direkomendasikan oleh
Smith dan Ragan (2005), analisis dilakukan terhadap 3 aspek penting yakni; target
sasaran (audience), isi (content), dan lingkungan (environment) termasuk di
dalamnya adalah fasilitas tata ruang.
1. Analisis Target Sasaran (audience)
Tentukan target sasaran peserta seminar. Menentukan target sasaran yang tepat
dapat dilakukan dengan merumuskan karakteristik sasaran yang dirasa perlu
mengikuti seminar sebagai kegiatan ilmiah dan tertarik untuk mengikuti
kegiatan seminar.
2. Analisi isi (content) seminar
Isi yang dikaji dalam seminar perlu dianalisis karena menarik ttidaknya
seminar atau penting tidaknya mengikuti seminar ditentukan oleh isi yang
disajikan dalam seminar, sealain bersifat anyar (up to date), isi yang disajikan
dalam seminar harislah bersifat ilmiah dan mendidik
3. Anlisis lingkungan (environment)
Analisi lingkungan dalam hal ditentukan pada lingkungan dimana seminar itu
perlu untuk dilaksanakan termasuk ruan.fasilitas seminar. Lingkungan
pelaksanaan seminar yang mendukung serta fasilitas/ruang yang memadai
dapat mengakomodir kenyamanan peserta.
Dari ketiga analisis itu, dapat dirumusukan topik seminar yang up-to-date dan
mengena target sasaran serta didukung lingkungan yang kondusif. Hal ini
dikarenakan analisis terhadap aspek sasaran, isi sajian seminar, dan juga
lingkungan tempat seminar akan berlangsung, berkontribusi terhadap rumusan
topik seminar yang mengandung unsur 5W1H (What, Who, Why, Where, Whom,
Dan How)

2.2 Brainstorming Topik Seminar


Salah satu cara efektif untuk menentukan topik seminar yang tepat adalah
dengan melakukan brainstorming. Brainstorming adalah metode yang popular
untuk membantu mengembangkan solusi kreatif terhadap suatu masalah Mind
Tools (dalam Tegeh,dkk, 2013:93). Lebih lanjut Asih (dalam Tegeh,dkk, 2013:93)
menyatakan bahwa brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan
yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Brainstorming sering
digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah bersama.
Brainstorming juga dapat digunakan secara individu.
Adapun langkah-langkah metode brainstorming adalah sebagai berikut.
a. Tahap pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini, pemimpin kelompok
menjelaskan maksud dibentuknya kelompok untuk menyumbangkan ide
tentang topik seminar, kemudian mengajak peserta agar aktif untuk
memberikan tanggapannya.
b. Tahap identifikasi. Pada tahap identifikasi ini, anggota kelompok diajak
memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran
yang diberikan anggota ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Pemimpin
kelompok dan peserta diperbolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk
meminta penjelasan.
c. Tahap klasifikasi. Pada tahap klasifikasi ini kelompok mengklasifikasi
berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa
juga didasarkan pada struktur/faktor-faktor lain.
d. Tahap verifikasi. Pada tahap verifikasi ini, kelompok secara bersamaan
meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang
saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat
kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan
dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai argumentasinya.
e. Tahap konklusi (penyepakatan). Tahap konklusi merupakan tahap akhir
brainstorming. Pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba
menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah
semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang
dianggap paling tepat. Guru kelas (dalam Tegeh,dkk, 2013:94).

Aturan yang digunakan dalam proses brainstorming adalah:


a) Kelompok haruslah bersifat non-hierarkial dan terdiri dari 4-8 orang.
b) Kelompok diharapkan menghasilkan sebanyak-banyaknya jumlah gagasan.
c) Tidak dibenarkan memeberikan kritik terhadap setiap gagasan.
d) Gagasan yang terlihat aneh tetap diterima.
e) Usahakan semua gagasan dinyatakan secara singkat dan jelas.
f) Suasana dalam Brainstorming berlangsung rileks, tenang dan bebas.
g) Kegiatan sebaiknya berlangsung dalam waktu tidak lebih dari 30 menit.
Cara-cara brainstorming dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Verbal Brainstorming adalah mengumpulkan ide dengan cara para peserta
berkumpul bersama dan membagi idenya secara bergiliran
b) Nominal Brainstorming adalah mengumpulkan ide dengan cara para peserta
berkumpul dan mambagi idenya secara bergiliran.
c) Electronic Brainstorming adalah pengumpulan ide dengan mengunakan
bantuan teknologi.
Keutamaan metode brainstorming adalah penggunaan kapasitas otak dalam
menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming,
seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan
kapasitas wawasan dan psikologisnya. Sebagaimana metode mengajar lainnya,
metode brainstorming juga memiliki kelebihan dan kekurangan/kelemahan.
Menurut Roestiyah (dalam Tegeh,dkk, 2013:94) mengemukakkan beberapa
keunggulan metode brainstorming. Berdasarkan keunggulan dan kelemahan
tersebut, dapat disajikan keunggulan dan kelemahan brainstorming untuk
penentuan topik seminar pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Keunggulan metode brainstorming antara lain:
a. Anggota kelompok berpikir untuk menyatakan pendapat.
b. Melatih anggota kelompok berpikir dengan cepat dan tersusun logis .
c. Merangsang anggota kelompok untuk selalu siap berpendapat yang
berhubungan dengan masalah/ide yang dibahas.
d. Meningkatkan pastisipasi anggota dalam menerima informasi.
e. Anggota kelompok yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya
yang sudah pandai atau dari pimpinan kelompok.
f. Terjadi persaingan yang sehat diantara anggota kelompok dalam
mengungkapkan ide-ide.
g. Anggota kelompok merasa bebas dan gembira.
h. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
i. Meningkatkan motivasi belajar.
2. Kelemahan metode brainstorming antara lain:
a. Memerlukan waktu yang relatif lama.
b. Lebih didominasi oleh anggota kelompok yang pandai.
c. Anggota kelompok yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan.
d. Hanya menampung tanggapan anggota kelompok saja.
e. Anggota kelompok tidak segera tahu apakah pendapat yang
dikemukakannya itu betul atau salah.
f. Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah.
g. Masalah bisa melebar kearah yang kurang diharapkan.
Berbagai kelemahan yang diidentifikasi di atas, dapat diatasi jika pemimpin
kelompok bisa membaca situasi dan menguasai jalannya brainstorming dengan
baik untuk mencari solusi. Pemimpin kelompok harus bisa menjadi penengah dan
mengatur situasi sebaik mungkin dengan cara benar-benar menguasai materi yang
akan disampaikan dan merencanakan brainstorming dengan baik.

2.3 Contoh-contoh Topik Seminar Pendidikan


Topik-topik seminar pendidikan tersebar dalam enam kawasan utama. Enam
kawasan tersebut didasari pada faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pendidikan, meliputi: faktor peserta didik, faktor masukan alat pendidikan
(metode, media, kurikulum pendidikan), faktor lingkungan (lingkungan fisik dan
sosial pendidikan), faktor proses pendidikan/pembelajaran, faktor lulusan, dan
evaluasi pendidikan.
1. Topik Seminar tentang Peserta Didik
Mengelola Perilaku Siswa
Pendidikan Karakter bagi Siswa SD
Memfasilitasi Siswa Kita Generasi Pembelajar Abad 21
Menanamkan Nilai-nilai Pancasila pada Siswa SD
Memupuk Motivasi Belajar Siswa SD
2. Topik Seminar tentang Metode, Media, dan Kurikulum
Mengintegrasikan Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam
Pembelajaran di Kelas
Merancang Pembelajaran Berbasis Penugasan
Membuat Kelas yang Hidup dengan Kurikulum Tematik
Merancang Pembelajaran Berbasis Penugasan
Pendekatan Berbasis Inkuiri Dalam Pembelajaran
3. Topik Seminar tentang Lingkungan Pendidikan
Mengelola Lingkungan Sekolah
Membuat Sekolah Anda Efektif
Lingkungan Hijau untuk Sekolah Sehat
Menciptakan Kelas yang Menginspirasi
Mengelola Perubahan di Sekolah
4. Topik Seminar tentang Proses Pendidikan/Pembelajaran
Menciptakan Pembelajaran yang Membuat Siswa Terlibat secara
Penuh
Memaksimalkan Peran Internet dalam Pembelajaran
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Implementasi Pembelajaran Konkret pada Siswa SD
5. Topik Seminar tentang Lulusan
Peluang dan Tantangan Lulusan S1 PGSD
Siapkah Anda menjadi Guru di Sekolah ?
Lulusan Guru sebagai Agen Pembaharu di Sekolah
Menumbuhkan Kepemimpinan Guru
Program Peningkatan Kompetensi Bagi Guru Baru
6. Topik Seminar tentang Evaluasi Pendidikan
Evaluasi Online dalam Pembelajaran
Penilaian Portofolio di Sekolah Dasar
Menyusun Intrumen Evaluasi untuk Siswa Kelas Rendah
Penerapan Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013
Evaluasi Proses pada Pembelajaran di SD

BAB III

3.1 Simpulan
Jadi berdasarkan pembahasan materi di atas dapat disimpulkan sebagaui
berikut.
1. Analisis kebutuhan dilakukan terhadap 3 aspek penting yakni; target sasaran
(audience), isi (content), dan lingkungan (environment) termasuk di dalamnya
adalah fasilitas tata ruang.
2. Brainstorming adalah metode yang popular untuk membantu
mengembangkan solusi kreatif terhadap suatu masalah.
3. Topik-topik seminar pendidikan tersebar dalam enam kawasan utama. Enam
kawasan tersebut didasari pada faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan, meliputi: faktor peserta didik, faktor masukan alat
pendidikan (metode, media, kurikulum pendidikan), faktor lingkungan
(lingkungan fisik dan sosial pendidikan), faktor proses
pendidikan/pembelajaran, faktor lulusan, dan evaluasi pendidikan.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk tetep mencari referensi-referensi lain
mengenai topik-topik seminar, sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak hanya
terbatas pada makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai