OLEH:
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1.1 Fokus Grup dan Riset Fokus Grup
Fokus grup merupakan kelompok – kelompok individu yang dipilih dan dirancang
oleh peneliti untuk dibahas baik itu diberikan komentar maupun didiskusikan, dimana
subjek yang teliti biasanya bersumber dari pengalaman pribadi. Hal ini menunjukkan
bahwa didalam fokus grup terdapat sekelompok orang yang fokus dalam mendiskusikan
topik maupun permasalahan yang telah dipilih. Fokus grup juga dapat didefinisikan
sebagai sebuah aktivitas kolektif, social activity, dan sebuah diskusi interaktif. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa focus group research merupakan sebuah teknik pengumpulan
data secara kualitatif yang dirancang untuk mendapatkan informasi, sudut pandang,
maupun pengalaman mengenai sebuah topik atau permasalahan, yang mana diskusi ini
akan diarahkan oleh seorang moderator.
1.1.1 Metode atau Teknik Pengumpulan Data
Apabila peneliti fokus grup tertarik dengan interaksi yang terjadi, mereka
dapat berfokus bukan hanya pada isi dari pendapat mereka, namun bagaimana cara
orang – orang tersebut berdiskusi mengenai suatu permasalahan atau topik. Hal ini
menunjukkan bahwa peneliti dapat menganalisis bukan hanya dari isi dari diskusi
tersebut tetapi juga situasi dari berjalannya diskusi sebagai contoh: gestur tubuh,
perbahasaan, konflik yang terjadi, serta emosi yang timbul dari diskusi tersebut.
Focus group research sangatlah bermanfaat untuk memberikan sebuah
fasilitas akan ekspresi dari ide serta pengalaman yang kemungkinan besar
terlewatkan dalam wawancara. Teknik pengumpulan data dalam metode ini yakni
pemberian pertanyaan terbuka, sehingga terdapat kesempatan bagi peserta
penelitian untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan disertai
dengan penjelasan yang mendukung. Lokasi yang digunakan dalam penelitian
haruslah netral, sehingga memberikan kesepatan bagi peserta FGR untuk
berpendapat dengan leluasa. Diskusi biasanya akan berlangsung selama 60 sampai
dengan 120 menit serta dapat dilakukan berulangkali sampai dengan respons dari
para peserta sudah jenuh.
1.1.2 Karakteristik Utama dari Fokus Grup
Peserta dari fokus grup biasanya berjumlah 2 sampai dengan 10 orang, tetapi
dapat diperbanyak sampai 12 orang. Hal ini dimaksudkan agar setiap individu yang
ada, memiliki kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya dan dapat memperoleh
1
sebuah timbal balik dari individu lainnya di dalam kelompok. Di sisi lain, apabila
jumlah peserta FGR banyak, hal itu dapat membuat sudut pandang serta pandangan
pengalaman peserta akan semakin luas. Dalam FGR, tiap peserta memiliki batasan
waktu tertentu dalam mengemukakan pendapatnya karena fokus perhatian bukan
hanya terpusat pada satu peserta saja, namun pada semua peserta.
Peserta yang hadir haruslah memiliki ciri yang homogen dimana ciri – ciri
ini ditentukan berdasarkan topik atau permasalahan dalam diskusi. Dengan
homogenitas yang tinggi diantara peserta, akan membuat mereka semakin mudah
dalam berkomunikasi dan berpendapat mengenai topik maupun permasalahan yang
didiskusikan, serta dapat mengurangi terjadinya diskriminasi peserta. Idealnya, para
peserta sebaiknya bukan orang yang saling mengenal satu sama lain. Begitu juga
antara moderator dengan peserta focus group research ini. Hal ini didasarkan atas
keakuratan hasil dalam analisis data. Apakah hasil yang didapatkan dari FGR ini
sudah berkaitan penuh dengan topik yang didiskusikan atau hasil ini dipengaruhi
oleh faktor dimana mereka sudah pernah berinteraksi sebelumnya.
1.2 Tujuan dan Kelebihan Penggunaan Metode Fokus Grup
Tujuan dilakukannya metode riset fokus grup yakni untuk mengeksplorasi sebuah
permasalahan khusus yang ada kaitannya dengan topik yang sedang dibahas. Teknik ini
bertujuan untuk menghindari adanya pemaknaan yang salah oleh peneliti akan topik yang
sedang diteliti. Pada metode fokus grup, tidak ada tekanan akan spontanitas, sehingga
peserta dapat menggunakan waktu yang ada untuk memahami permasalahan yang
dibahas oleh peserta lainnya. Kelebihan dari penggunaan metode focus group research
diantaranya:
1. Dapat meminimalisir adanya diskriminasi terhadap orang – orang yang tidak
mempu membaca maupun menulis, atau yang memiliki kesulitan untuk
memahami data tekstual seperti instruksi yang ada atau pertanyaan pada survei
yang diberikan.
2. Mampu mendorong partisipasi dari orang – orang yang tidak berkenan untuk
diwawancarai secara personal.
3. Mampu menambah kontribusi dari orang – orang yang memiliki pemikiran
bahwa mereka tidak mempunyai suatu keahlian yang memadai atau yang tidak
memiliki sesuatu untuk dibicarakan.
2
4. Membuat peserta dapat melakukan eksplorasi terhadap pertanyaan mereka
sendiri sehingga dapat membuat analisis mereka berkembang.
5. Dapat digunakan untuk memulai sebuah proses perubahan.
3
Biasanya focus grup terdiri dari 2 sampai dengan 10 atau 12 orang
bergantung dari materi diskusi dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
Kemudian dipilih satu fasilitator yang berpengalaman dalam memoderasi
interaksi kelompok dan memahami materi diskusi. Perlu dipertimbangkan juga
untuk memilih partisipan lebih dari 10 orang sebagai bentuk pencegahan banyak
partisipan yang tidak datang saat sesi focus grup.
3. Menentukan tempat diskusi.
Penentuan tempat diskusi juga merupakan salah satu hal yang penting.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah lokasi sebaiknya di setting
sedemikian rupa agar cocok untuk diskusi focus grup. Selain itu focus grup ini
sebenarnya bisa dilakukan di berbagai lokasi, namun ada baiknya di setting di
satu lokasi tertentu. Lokasi apapun yang dipilih perlu dipertimbangkan dengan
preferensi partisipan agar partisipan tidak kecewa, dan lokasinya sesuai dengan
sifat dan harapan mereka. Selain itu, lokasi harus mudah di akses oleh semua
partisipan. Apa pun tempat yang Anda pilih, Anda harus berhati-hati untuk
menyesuaikan sifat peserta dan harapan mereka. Selanjutnya, tempat tersebut
harus mudah diakses oleh semua.
4. Pengaturan tempat duduk.
Untuk menjamin bahwa tidak ada masalah praktis, sebelum memulai focus
grup diskusi ruangan pertemuan perlu dipersiapkan, termasuk pengaturan tempat
duduk bagi para partisipan. Ruangan pertemuan sebaiknya kecil (tidak terlalu
besar), steril, dan harus bebas dari kebisingan, dan tersedianya fitur-fitur lain
yang mampu menunjang focus grup yang dijalankan.
5. Menyiapkan undangan.
Selanjutnya dapat disipakan undangan untuk partisipan. Undangan ini dapat
berupa media cetak ataupun media online, seperti poster di papan pengumuman,
email partisipan, via whatsapp, dll. Cara lain yang dapat digunakan adalah
dengan mengontak satu orang partisipan dan mencari kontak partisipan lain yang
mungkin mengenal partisipan lain. Ibaratnya jika satu orang tertarik, maka
mereka mungkin dapat merekrut orang lain atau memberi nama mereka
setidaknya. Pengambilan sampel partisipan dengan teknik ini disebut dengan
snowball sampling.
4
6. Menyiapkan fasilitator.
Penelitian yang menggunakan focus grup diskusi sebagai metode
penelitiannya maka biasanya peneliti itu sendiri yang menjadi fasilitator dalam
focus grup diskusi tersebut. Dengan menjadi fasilitator maka peneliti dapat
memantau jalannya focus grup dan apakah tujuan penelitian yang dirancang bisa
tercapai sejauh ini atau tidak. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai fasilitator,
antara lain proses focus grup seperti apa mulai dari perkenalan hingga sesi
diskusi dan berakhirnya diskusi focus grup, pertanyaan apa yang hendak
dijadikan topic diskusi dan list hal tersebut agar lebih terstruktur. Perlu dibuatkan
juga panduan topic diskusi yang mencakup instruksi terperinci untuk tugas
individu dan kelompok jika ada yang digunakan. Idealnya, diskusi fokus grup
direkam dan ditranskripsi, atau direkam video. Dalam kasus lain, penting untuk
mempertimbangkan terlebih dahulu bagaimana catatan diambil dan oleh siapa,
dan apakah kelompok dapat dilibatkan dalam merekam masalah utama pada flip
chart atau notes.
7. Menyiapkan pencatat (notulen)
Hal ini perlu diperhatikan karena dalam setiap diskusi hendaknya ada satu
orang yang mencatat jalannya diskusi dari awal hingga berakhirnya diskusi.
Notulen ini bisa diambil dari partisipan atau asisten dari peneliti.
1.3.3 Pelaksanaan.
Selanjutnya adalah pelaksanaan dari diskusi focus grup. Sebelum hari-h
diskusi focus grup (h-1) ada baiknya fasilitator mengingatkan peserta terkait
pelaksanaan fokus grup yang dijadwalkan, bisa dilakukan dengan telepon, e-mail
atau SMS. Pada saat hari-h diskusi focus grup diawali terlebih dahulu dengan
pembukaan. Sewaktu membuka diskusi yang dilakukan oleh fasilitator, beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh fasilitator, antara lain:
1. Memperkenalkan diri serta nama pencatat dan peranan masing-masing.
2. Memberi penjelasan tujuan diadakan fokus grup.
3. Meminta peserta memperkenalkan diri dan dengan cepat mengingat nama
peserta dan menggunakannya pada waktu berbicara dengan peserta.
5
4. Menjelaskan bahwa pertemuan tersebut tidak bertujuan untuk memberikan
ceramah tetapi untuk mengumpulkan pendapat dari peserta. Tekankan
bahwa fasilitator ingin belajar dari para peserta.
5. Menekankan bahwa fasilitator membutuhkan pendapat dari semua peserta
dan sangat penting, sehingga diharapkan semua peserta bebas mengeluarkan
pendapat.
6. Menjelaskan bahwa pada waktu fasilitator mengajukan pertanyaan, jangan
berebutan menjawab pada waktu yang bersamaan.
7. Memulai pertemuan dengan mengajukan pertanyaan yang sifatnya umum,
yang tidak berkaitan dengan topik diskusi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada waktu melaksanakan focus grup
yaitu (1) klarifikasi, (2) reorientasi, (3) peserta yang dominan, (4) peserta yang
diam, dan (5) penggunaan gambar atau foto. Selain itu, ada berbagai teknik dan
bahan yang lebih spesifik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan fokus grup, yaitu:
1. Material, seperti uji coba dan demonstrasi produk (misalnya prototype
produk baru, paket), data visual, seperti storyboard, foto, iklan, situs web,
majalah, gambar dan lukisan, dll, dan data auditori, seperti wawancara,
program radio, musik, dll.
2. Teknik, seperti:
a. Brainstorming adalah teknik yang sering digunakan dalam konteks
bisnis kehidupan nyata untuk secara spontan menghasilkan berbagai
masalah baru yang terkait dengan suatu topik.
b. Penyelesaian kalimat adalah jenis asosiasi kata di mana fasilitator
menyajikan grup dengan kalimat yang tidak lengkap untuk
diselesaikan.
c. Penyortiran kata adalah teknik di mana kelompok disajikan dengan
sejumlah kata atau kalimat dan diminta untuk mengurutkannya ke
dalam kelompok-kelompok sesuai dengan atribut suatu produk, atau
merek, atau kebutuhan yang mereka miliki.
d. Mengembangkan kampanye adalah aktivitas kelompok yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kampanye produk atau layanan.
6
e. Teknik proyektif termasuk menciptakan fantasi dan analogi,
membayangkan masa depan, dan personifikasi
7
memandu struktur penelitian yang baik , haruslah dilandasi dengan pertanyaan
penelitian yang baik pula, dan hasil penelitian perlu dikontraskan dengan penelitian
sebelumnya. Laporan harus memberikan pandangan yang seimbang dan
komprehensif dari temuan yang didapat dari focus grup yang telah dilakukan dan
berkaitan dengan tujuan penelitian, kerangka teoritis yang digunakan, dan
pertanyaan penelitian. Evaluasi penelitian kelompok bervariasi sesuai dengan latar
belakang filosofis dan teoritis dari pendekatan yang dipilih.
1.5.2 Empat Alternatif Struktural Yang Berbeda
Riset fokus grup dapat dilaporkan dengan empat alternatif struktural yang
berbeda, yaitu:
1. Tematik: berfokus pada pelaporan konten di dalam atau di seluruh grup.
2. Kronologis: berfokus pada pelaporan Interaksi dalam atau lintas grup.
3. Narasi: berfokus pada pelaporan cerita kolektif sebagaimana yang
dikonstruksi oleh kelompok.
4. Etnografi: berfokus pada pelaporan insiden dan episode selektif.
8
DAFTAR PUSTAKA
Eriksson, Paivi dan Anne, Kovalainen (E&K). 2008. Qualitative Methods in Business
Research. London: SAGE Publications, Ltd.