Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL


(Studi kasus pada PT Telkom Akses)
Oleh:
Dewi Amalia
Pembimbing : Asral Simatupang, SE, Ak, M.Ak., CA

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercubuana, Jakarta, Indonesia


email: dewidewamalia@gmail.com

The Effect of Accounting Information System, Good Corporate Governance to Internal Control
System.

ABSTRACT
This aims of this study are to analyze Accounting Information System and Good Corporate
Governance of Internal Control System. The object for this research is PT.Telkom Akses thaat
located in Jakarta. This research was done to 50 respondents by using quantitive-descriptive
approach. Thus, data analysis which is used is statistic analysis in the form of double regression
test.

The result of this research shows partially, the variabel of Accounting Information System
is influence of Internal Control System and Good Corporate Governance is not influence of
Internal Control System in PT Telkom Akses. It has been proven from result of (f) simoultant test
and the result of (t) partial shows significant point of three independent variabels that supports
the hipothesys. Therfore, the accepted assumption is, there is influence between Accounting
Information System and Good Corporate Governance to Internal Control System

Keywords: Accounting Information System, Good Corporate Governance , Internal Control


System

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha dewasa ini, baik tersebut. Dengan adanya pengendalian internal yang
sektor perdagangan, industri maupun jasa membuat efektif akan menjauhkan perusahaaan dari hal-hal
persaingan jenis-jenis usaha yang ada didalamnya yang tidak diinginkan yang dapat merugikan
semakin hari semakin ketat dan membuat masalah perusahaan. Tidak efektifnya pengendalian internal
yang timbul semakin kompleks. Sehingga bagi pada suatu entitas atau organisasi akan
perusahaan yang ingin mempertahankan menimbulkan dampak seperti adanya kesalahan
kelangsungan hidupnya dituntut untuk mengelola dalam pengambilan keputusan, laporan keuangan
seluruh aktivitas perusahaan secara efektif dan yang tidak handal terjadi tindakan kecurangan atau
efisien, agar dapat menekan segala bentuk penyelewengan dan hilangnya aset yang ada
pemborosan yang ada, serta mendorong suatu dikarenakan lemahnya pengendalian dan
perusahaan untuk dapat meningkatkan persaingan pemantauan dan bahkan suatu perusahaan bisa
baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan. mengalami kebangkrutan apabila pengendalian
Sistem pengendalian internal merupakan internalnya tidak berjalan dengan efektif.
salah satu hal penting untuk mencapai tujuan

1
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan memuat 14.997 permasalahan, meliputi 7.284
yang berlaku merupakan salah satu implementasi (49%) permasalahan kelemahan sistem
dari good corporate governance didalam sebuah pengendalian intern (SPI) dan 7.549 (50%)
perusahaan. Menurut Sutoyo (2005:12), Badan permasalahan ketidakpatuhan terhadap
Pengelola Pasar Modal di banyak negara menyatakan ketentuan peraturan perundang-undangan
bahwa penerapan good corporate governance di senilai Rp25,14 triliun, serta 164 (1%)
perusahaan-perusahaan publik secara sehat telah permasalahan ketidakhematan,
berhasil mencegah praktek pengungkapan laporan ketidakefisienan, dan ketidakefektifan senilai
keuangan perusahaan kepada pemegang saham, Rp2,25 triliun. (BPK.go.id,2017)
investor, dan pihak lain yang berkepentingan secara b. Fenomena lainnya yaitu terjadinya
tidak transparan. kecurangan disebuah perusahaan akibat dari
Suatu pengendalian internal tidak terlepas lengahnya pengendalian internal di
dari kondisi sistem informasi akuntansi yang di perusahaan tersebut, yaitu kasus kecurangan
terapkan suatu perusahaan, dimana sistem informasi data yang dilakukan oleh salah satu mitra anak
akuntansi memiliki fungsi penting, yaitu perusahaan PT. Telkom Indonesia,Tbk karena
memberikan pengendalian internal yang memadai lengahnya pemantauan dari pihak yang
untuk mengamankan aset dan data organisasi bertanggung jawab. PT. Raxaya Construction
(Romney dan Steinbart, 2014:11). Menurut Philia, melakukan kecurangan data dalam penagihan
Rika, dan Raisa (2017), suatu sistem informasi imbal jasa migrasi di Witel Jakarta Utara (dari
akuntansi yang didesain dengan baik dapat tembaga ke fiber optic) kepada PT.Telkom
membantu perusahaan untuk menghasilkan kualitas Akses (PT. TA) dari bulan Juli sampai dengan
informasi yang baik, sehingga tidak akan Oktober, data sebanyak 1141 Satuan
menyesatkan para pengambil keputusan saat Sambungan Langnsung (SSL) didapatkan dari
mengelola perusahaan dan dapat membantu rekap Helpdesk (HD) gangguan dan
perusahaan untuk mendeteksi kemungkinan resiko penginputan ke sistem dibantu juga oleh HD.
sejak dini mengenai adanya penyimpangan Yang bertanggung jawab terhadap mitra dan
kecurangan yang terjadi didalam lingkungan migrasi di Jakarta Utara ialah Site Manager
perusahaan yang dapat dilakukan oleh para pegawai (SM) Migrasi, dalam kasus ini SM tidak
ataupun manajemen puncaknya, sehingga mengetahui banyaknya jumlah SSL yang
perusahaan mampu mencegah tindakan kecurangan direkon oleh mitra Raxaya ke PT.TA, beliau
dengan lebih cepat, agar tidak merugikan hanya mengetahui order yang diberikan ke
perusahaan secara lebih luas. teknisi mitra sesuai dengan wilayahnya
Salah satu contoh fenomena mengenai masing-masing. Setelah bulan ketiga tim
lemahnya sistem pengendalian internal adalah Commerce dan Procurement yang mengurus
sebagai berikut: penagihan mitra ke PT.TA merasa tagihan
a. Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester yang ditagihkan Raxaya tidak wajar
(IHPS) I Tahun 2017 disusun untuk dilakukanlah investigasi dan konfirmasi
memenuhi ketentuan Pasal 18 Undang- kepada SM apakah jumlah yang ditagihkan
Undang Nomor 15 Tahun 2004. Ikhtisar ini sama dengan jumlah order yang diberikan
merupakan ringkasan dari 687 Laporan Hasil selama 4 bulan terebut, ternyata tidak. Setelah
Pemeriksaan (LHP) yang diselesaikan Badan diusut baru diketahui terdapat kecurangan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia data didalmnya.
(BPK RI) pada semester I tahun 2017 yang Tidak adanya pengawaan dari tingkat
terdiri atas 645 LHP keuangan (94%), 9 LHP manager sampai staff membuat kesempatan –
kinerja (1%) dan 33 LHP dengan tujuan kesempatan kecurangan terjadi, terlihat jelas
tertentu (DTT) (5%). Secara lebih terperinci, pengendalian internal di perusahaan belum
BPK RI mengungkapkan 9.729 temuan yang

2
bisa dikatakan efektif. Pengolahan dan saja, sedangkan Normative Belief dan Subjective
pengajuan data penagihan yang masih manual Norms tidak digunakannya.
pun mejadi celah untuk berbuat kecurangan, Tingkat penerimaan teknologi informasi
diharapkan adanya sistem mengolah, (Information Technology Acceptance)
memeriksa, dan menyajikan data penagihan Ditentukan oleh faktor-faktor Yaitu Persepsi
yang secara otomatis dengan sistem agar bisa Pengguna Terhadap kemudahan dalam
amendeteksi anomali data secara langsung. menggunakan teknologi (Perceived Ease of
(Sumber: Observasi dan Wawancara ke pihak Use), Persepsi pengguna terhadap kemanfaatan /
terkait). kegunaan teknologi (Perceived Usefulness),
Berdasarkan fenomena di atas, dapat di Sikap pengguna Terhadap Penggunaan
ketahui bahwa pengendalian internal mempunyai Teknologi (Attitude Toward Using),
peranan dan fungsi yang penting terhadap Kecendrungan Perilaku (Behavioral Intention),
pencegahan kecurangan. Pengendalian internal dan pemakai aktual (Actual Usage).
yang kurang baik dapat berdampak terhadap
terjadinya banyak permasalahan dalam suatu 2. Sistem Informasi Akuntansi
perusahaan salah satunya terjadi kecurangan. Menurut James A. Hall (2011:9), Sistem
Pengendalian internal yang baik membuat Informasi (Information System) adalah
manajemen siap menghadapi perubahan ekonomi serangkaian prosedur formal dimana data
yang cepat, persaingan, pergeseran permintaan dikumpulkan , diproses menjadi informasi dan
pelanggan dan fraud. didistribusikan ke para pengguna. Sistem
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis Informasi Akuntansi yang dikemukakan Mardi
tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul : (2011:4), diartikan sebagai suatu kegiatan yang
“Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terintegrasi yang menghasilkan laporan dalam
dan Good Corporate Governance terhadap bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal”. disajikan sehingga menjadi sebuah laporan
keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA memerlukannya. Sedangkan menurut Barry E.
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Cushing yang dikutip oleh Jogiyanto H. M dalam
bukunya “ Sistem informasi akuntansi Berbasis
KAJIAN PUSTAKA Komputer”, menyatakan bahwa :“Sistem
1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Informasi Akuntansi didefinisikan sebagai
TAM (Technology Acceptance Model) kumpulan dari manusia sumber – sumber daya
pertama kali dikenalkan oleh Fred D. Davis pada modal didalam suatu organisasi yang
tahun 1986 adalah adaptasi dari TRA(Theory of bertanggungjawab untuk menyediakan informasi
Reason Action), yang dibuat khusus untuk keuangan dan juga informasi yang didapat dari
permodelan penerimaan pengguna terhadap pengumpulan dan pengolahan data transaksi.”
sistem informasi. Menurut Davis (1986), tujuan (1996;49).
utama TAM adalah untuk memberikan dasar Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik
untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi
terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan adalah keseluruhan sumber daya yang digunakan
pengguna. Dalam memformulasikan TAM, dan diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan
Davis menggunakan TRA sebagai grand theory informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
nya namun tidak mengakomodasi semua pengambilan keputusan baik pihak internal
komponen teori TRA. Davis hanya maupun eksternal.
memanfaatkan komponen ’Belief” dan Attitude”

3
METODOLOGI PENELITIAN
3. Good Corporate Governance
Good Corporat Governance (GCG) Metode yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan suatu sistem yang ada dalam adalah metode deskriptif dengan menggunakan
organisasi dan diterapkan dalam rangka pendekatan kuantitatif dan metode verifikatif.
mencapai kinerja organisasi semaksimal Menurut Sugiyono (2012:53) penelitian deskriptif
mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
stakeholder suatu organisasi. Maksudnya adalah nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
dengan diterapkannya GCG, organisasi (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
pemerintah diharapkan mampu mengatasi menghubungkan variabel yang lain. Sedangkan
berbagai masalah akibat benturan kepentingan metode verifikatif menurut Sugiyono (2012:55)
antara pihak-pihak terkait atau pemangku metode verifikatif merupakan penelitian yang
kepentingan lainnya. (Rusman Soleman, 2013).
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih.
4. Sistem Pengendalian Internal
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik Sehingga metode verifikatif ini digunakan
(SPAP) Pengendalian Intern di definisikan: untuk menjawab penelitian, yaitu untuk mengetahui
“Sistem Pengendalian Intern meliputi organisasi besarnya pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan
serta semua metode dan ketentuan yang Good Corporate Governance terhadap pelaksanaan
terkoordinasi yang dianut dalam suatu
Sistem Pengendalian Internal. Dengan metode ini
perusahaan untuk melindungi harta miliknya,
mencek kecermatan dan keandalan data dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variabel
akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan independent mempengaruhi terhadap variabel
mendorong di taatinya kebijakan manajemen dependent, serta besarnya arah hubungan yang
yang telah digariskan.” terjadi.
Penelitian ini dilakukan menggunakan data
RERANGKA PEMIKIRAN
sekunder dengan cara menganalisa laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2015-2016. Jenis
penelitian ini bersifat data kuantitatif, menurut
Sugiyono (2015) data kuantitatif adalah data yang
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran berbentuk angka, atau data kualitatif yang
diangkakan (skoring). Adapun variabel-variabel
HIPOTESIS dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen
atau bebas (X) yaitu komite audit, kepemilikan
Berdasarkan pemikiran diatas, maka hipotesis manajerial dan kepemilikan institusional sementara
dalam penelitian ini adalah: variabel dependen atau terikat (Y) yaitu kualitas
H1: Sistem informasi akuntansi berpengaruh laba.
terhadap efektivitas pengendalian internal pada PT.
Telkom Akses. Berikut ini merupakan operasionalisasi variabel
H2: Good Corporate Governance (GCG) pada Tabel 3.1:
berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian
internal pada PT. Telkom Akses.

4
Populasi dan Sampel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Hardware (Perangkat a. Spesifikasi komputer Ordinal
Keras) b. Pengetahuan
Menurut Sugiyono (2012:115) populasi adalah
c. Operasional wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek
Software (Perangkat a. Mudah dipahami Ordinal
Lunak) b. Meringankan yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Sistem
Informasi
c. Otorisasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Brainware (Manusia) a. Lancar Ordinal
Akuntansi
(X1)
b. Sesuai kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
c. Mampu
Sumber:
Procedure (Prosedur) a. Memudahkan Ordinal
penelitian ini adalah para karyawan di PT.Telkom
Susanto,
Azhar
b. Prosedur jelas Akses yang menggunakan aplikasi keuangan
c. Pelatihan
(2013:58)
Database (Basis Data) a. Diotorisasi Ordinal
operasional perusahaan.
b. Aman Sampel adalah bagian dari jumlah dan
c. Update
Communication a. Baik Ordinal karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Network (Jaringan b. Dukungan (Sugiyono, 2012:116). Teknik pengambilan sampel
Komunikasi) c. Lancar
Fairness a. Pemenuhan hak-hak Ordinal yang digunakan adalah metode probability
b.Perlakuan terhadap
pemegang saham,
sampling. Dalam penelitian ini karena populasi
karyawan, dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek dalam
nasabah
Transparancy a. Keterbukaan Informansi Ordinal
sampel dan populasi bersifat homogen, maka
b. Penerapan prosedur akuntansi pengambilan sampel digunakan dengan cara simple
Accountability a.Adanya sistem pengendalian Ordinal
Good internal yang efektif. random sampling.
Corporate b.Adanya pengawasan Internal Tabel 3.2
Governance Responsibility a.Tanggungjawab ekonomi dan Ordinal
Sumber: sosial. Keterangan Jumlah
OECD b. Tanggungjawab taat pada hukum Populasi Target Divisi Keuangan 83
(X2) positif.
Karyawan bagian keuangan yang
c. Tanggungjawab etis, menjalankan Populasi Frame 57
hal yang baik, benar dan adil sesuai bekerja di HO dan Regional 2
dengan prinsip-prinsip korporasi yang Sampel Responden (berdasarkan rumus solvin) 50
sehat
Independency a. Pengelolaan perusahaan secara Ordinal
professional
b. Pengambilan keputusan secara
METODE ANALISIS DATA
objektif. Metode analisis data dalam penelitian ini
Lingkungan a. Integritas dan nilai etika organisasi Ordinal
Pengendalian b. Parameter pengelolaan organisasi
menggunakan perangkat lunak Statistical Package
c. Struktur organisasi, tugas, for The Social Siences (SPSS) for windows 23.0.
wewenang, dan tanggung jawab
d. Proses pengelolaan individu yang kegiatan analisis dan pengolahan data dengan
kompoten melakukan tabulasi terhadap kuisioner dengan
e. Ketegasan untuk mendorong
akuntabilitas kerja memberikan dan menjumlahkan bobot jawaban
Penilaian Risiko a. Kejelasan tujuan
b. Pengelolaan resiko
Ordinal pada masing-masing pertanyaan untuk masing-
Sistem c. Potensi penipuan masing variabel. Setelah data-data yang diperlukan
Pengendalian d. Pengendalian internal
Internal (Y) Aktivitas Pengendalian a. Prosedur otorisasi Ordinal
dalam penelitian ini terkumpul, langkah selanjutnya
Sumber: b. Mengamankan aset dan catatan yaitu melakukan analisis data yang terdiri dari
Standar c. Pemisahan fungsi
Profesional d. Catatan dan dokumentasi yang metode analisis deskriptif, uji kualitas data (uji
Akuntan memadai validitas dan reliabilitas), uji asumsi klasik (uji
Publik (SA Informasi dan a. Eksistensi Ordinal
Seksi 319) Komunikasi b. Kelengkapan normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
c. Akurasi
d. Klasifikasi
heteroskedastisitas) , uji kelayakan model (uji
e. Tepat Waktu koefisien determinasi dan uji F), dan uji hipotesis
f. Posting
Pemantauan a. Freukensi penilaian aktivitas Ordinal
(uji t).
b. Fungsi internal audit
c. Saran dari akuntan
d. Rekonsiliasi laporan
e. Stock of name
f. Rancangan struktur pengendalian
intern

5
HASIL DAN PEMBAHASAN menyatakan 16,9% sangat setuju, 57,5%
setuju, 24,9% cukup setuju, dan 0,7% tidak
1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian setuju. Dari respon responden dapat dilihat
Berikut ini akan disajikan pola respon masih terdapat beberapa kendala yang
responden untuk setiap bulir pertanyaan dimensi- menyebabkan Good Corporate Governance
dimensi Sistem Informasi Akuntansi dan Good belum sepenuhnya berkualitas dapat
Corporate Governance untuk menjelaskan dijelaskan sebagai berikut:
Sistem Pengendalian Internal yang terdapat pada  Perusahaan belum cukup memastikan
PT. Telkom Akses belum sepenuhnya efektif. adanya sistem pengendalian internal
a. Sistem Informasi Akuntansi yang efektif dalam pengelolaan
Pola respon dari masing-masing responden perusahaan.
atas pernyataan variabel Sistem Informasi  Dan 2 responden menjawab tidak setuju
bahwa organ perusahaan harus
Akuntansi menunjukkan bahwa responden
berpegang pada prinsip kehati-hatian
menyatakan 23,7% sangat setuju, 61,2%
dan memastikan kepatuhan terhadap
setuju, 13,2% cukup setuju, 1,6% tidak setuju, peraturan dan perundang-undangan,
dan 0,3% sangat tidak setuju. Dari respon anggaran dasar dan peraturan
responden dapat dilihat masih terdapat perusahaan.
beberapa kendala yang menyebabkan sistem c. Sistem Pengendalian Internal
informasi akuntansi belum sepenuhnya Pola respon dari masing-masing responden atas
berkualitas dapat dijelaskan sebagai berikut: pernyataan variabel Sistem Pengendalian
 Tidak semua karyawan memilik Internal menunjukkan bahwa responden
pengetahuan yang baik mengenai menyatakan 23,6% sangat setuju, 67,7% setuju,
software sistem informasi akuntansi 8,6% cukup setuju, 0,3% tidak setuju, dan 0,0%
yang digunakan. sangat tidak setuju.
 Terdapat 2 responden yang memilih
tidak setuju bahwa akses ke operasi
2. Hasil Uji Kualitas Data
komputer dibatasi hanya bagi
a. Hasil Uji Validitas
karyawan yang telah mendapat
Tabel 4.1
otorisasi dari pimpinan. No Item R Hitung Sig R T abel (Sig 5%) Keterangan No Item R Hitung Sig R T abel (Sig 5%) Keterangan

 Sistem informasi akuntansi yang


X1-1 0,546 0,000 0,279 VALID Y-1 0,414 0,003 0,279 VALID
X1-2 0,445 0,001 0,279 VALID Y-2 0,287 0,043 0,279 VALID
X1-3 0,473 0,000 0,279 VALID Y-3 0,407 0,003 0,279 VALID
diterapkan perusahaan masih sering X1-4 0,566 0,000 0,279 VALID Y-4 0,501 0,000 0,279 VALID
X1-5 0,610 0,000 0,279 VALID Y-5 0,635 0,001 0,279 VALID

terjadi gangguan. X1-6 0,551 0,002 0,279 VALID Y-6 0,380 0,006 0,279 VALID
X1-7 0,453 0,000 0,279 VALID Y-7 0,526 0,000 0,279 VALID

 Tidak semua karyawan mendapat X1-8


X1-9
0,607
0,524
0,000
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID
Y-8
Y-9
0,333
0,568
0,018
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID

pelatihan mengenai prosedur X1-10


X1-11
0,563
0,497
0,000
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID
Y-10
Y-11
0,660
0,576
0,000
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID

pemakaian sistem informasi X1-12


X1-13
0,550
0,522
0,000
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID
Y-12
Y-13
0,521
0,330
0,000
0,019
0,279
0,279
VALID
VALID

akuntansi. X1-14
X1-15
0,426
0,322
0,002
0,023
0,279
0,279
VALID
VALID
Y-14
Y-15
0,323
0,676
0,022
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID

 Dan jaringan komunikasi masih sering


X1-16 0,525 0,000 0,279 VALID Y-16 0,455 0,000 0,279 VALID
X1-17 0,591 0,000 0,279 VALID Y-17 0,322 0,023 0,279 VALID
X1-18 0,630 0,000 0,279 VALID Y-18 0,284 0,046 0,279 VALID
terjadi gangguan, sehingga berdampak X2-1 0,647 0,000 0,279 VALID Y-19 0,541 0,000 0,279 VALID
X2-2 0,698 0,000 0,279 VALID Y-20 0,303 0,032 0,279 VALID

saat mengakses aplikasi. X2-3 0,800 0,000 0,279 VALID Y-21 0,335 0,017 0,279 VALID
X2-4 0,639 0,000 0,279 VALID Y-22 0,343 0,015 0,279 VALID
X2-5 0,564 0,000 0,279 VALID Y-23 0,623 0,000 0,279 VALID

b. Good Corporate Governance X2-6


X2-7
0,389
0,755
0,005
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID
Y-24
Y-25
0,551
0,348
0,000
0,013
0,279
0,279
VALID
VALID

Pola respon dari masing-masing responden X2-8


X2-9
0,700
0,705
0,000
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID

atas pernyataan variabel Good Corporate X2-10


X2-11
0,700
0,550
0,000
0,000
0,279
0,279
VALID
VALID

Governance menunjukkan bahwa responden

6
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dependen maupun independen berdistribusi
disimpulkan hasil uji validitas menggunakan normal dikarenakan nilai Sig. variabel >
SPSS 23.0.0 seluruh indikator memenuhi 0,05, yaitu nilai sig sebesar 0,200.
kriteria atau valid.
b. Uji Multikolenearitas
b. Hasil Uji Reliabilitas Uji multikolenearitas dilakukan untuk
Tabel 4.2 menguji apakah pada model regresi
Batas ditemukan adanya korelasi antar variabel
VARIABEL R Hitung
R Tabel M inimal
Keterangan bebas (independen). Uji multikolinearitas
(sig 5%) Cronbach
Alpha
yang digunakan adalah dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor
X1 0,747 0,279 0,7 RELIABEL
X2 0,864 0,279 0,7 RELIABEL
(VIF). Pada Tabel 4.4 menunjukkan hasil
Y 0,754 0,279 0,7 RELIABEL pengujian multikolenearitas yang dilakukan
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat terhadap variabel pada penelitian ini..
disimpulkan hasil uji realibilitas Tabel 4.4
menggunakan SPSS 23.0.0 seluruh indikator
memenuhi kriteria atau reliabel.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang digunakan Berdasarkan hasil pengujian
berdistribusi secara normal atau tidak. multikolenearitas disimpulkan bahwa tidak
Pengujian. Hal ini perlu dilakukan terjadi multikolinearitas antar variabel
dikarenakan model regresi yang baik adalah independen dalam suatu model regresi
data yang memiliki distribusi normal atau karena nilai tolerance variabel independen >
mendekati normal. Uji normalitas yang 0,01 dan nilai VIF variabel independen < 10.
digunakan adalah uji statistik Kolmogrof- Nilai tolerance dan VIF variabel Sistem
Smirnov (K-S). Adapun hasil uji normalitas Informasi Akuntansi (X1) sebesar 0,999 dan
variabel yang digunakan dalam penelitian 1,001 dan nilai tolerance dan VIF variabel
tampak pada Tabel 4.3 Good Corporate Governance (X2) sebesar
0,999 dan 1,001.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Dari hasil uji normalitas diatas dilihat
heteroskedastisitas. Pada Gambar 4.1
bahwa seluruh data baik itu variabel
menunjukkan hasil pengujian
7
heteroskedastisitas yang dilakukan terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan Good
variabel pada penelitian ini : Corporate Governance.. Sedangkan sisanya
sebesar 56,7% (100%-43,3%) harus
Gambar 4.1 dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab
lainnya.
b. Hasil Uji F (Simultan)
Tabel 4.6

Berdasarkan hasil tabel 4.6, maka dapat


dilihat variabel Sistem Informasi Akuntansi
dan variabel Good Corporate Governance
Berdasarkan hasil uji secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
heteroskedastisitas di simpulkan bahwa terhadap Sistem Pengendalian karena nilai
variabel-variabel independen tidak signifikan variabel independen < 0,05 yaitu
mengandung adanya heteroskedastisitas 0,013 dan hasil pengujian tersebut
karena dari hasil output gambar scatterplot menunjukkan hasil F hitung sebesar 4,789. F
didapat titik menyebar dibawah serta diatas tabel didapat dari persamaan F tabel = f (k ; n-
sumbu Y , dan tidak mempunyai pola yang k) = f (2 ; 48) = 3,19. Dengan demikian F
teratur. hitung > F tabel (4,789 > 3,19) yang berarti
bahwa secara bersama-sama (simultan)
4. Hasil Uji Hipotesis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Sistem Pengendalian Internal.
a. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien
Determinasi (R2) c. Hasil Uji Signifikansi Parameter
Tabel 4.5 Individual (Uji Statistik t)
Tabel 4.7

Mengukur seberapa jauh kemampuan Berdasarkan hasil tabel 4.9, maka


model dalam menerangkan variasi variabel dapat dilihat variabel Sistem Informasi
independen. Pada tabel 4.5 angka R square Akuntansi dengan tingkat signifikan 0,005
sebesar 0,433. Angka R square disebut juga yang artinya lebih kecil dari 0,05 yang
sebagai koefisien determinasi yang dapat berarti Sistem Informasi Akuntansi
diartikan bahwa 43,3% Sistem Pengendalian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Internal pada perusahaan dipengaruhi oleh Sistem Pengendalian Internal. Selain itu

8
nilai t hitung yang diperoleh yaitu sebesar 1) SIA (X1) sebesar 0,472 menyatakan bahwa
2,964 yang mana hasil ini lebih besar setiap mengalami peningkatan atau
dibandingkan dengan nilai t tabel (4,522 > penurunan implementasi SIA sebesar 1%,
2,01174), t tabel didapat dari t tabel = t (a/2 akan meningkatkan efektivitas SPI (Y)
; n-k-1) = t (0,025 ; 47) = 2,01174. Sehingga dengan asumsi GCG tetap.
dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi 2) GCG (X2) sebesar 0,141 menyatakan
bahwa setiap mengalami peningkatan atau
Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap
penurunan implementasi GCG sebesar 1%,
Sistem Pengendalian Internal. akan meningkatkan efektivitas SPI (Y)
Dan untuk variabel Good Corporate dengan asumsi SIA tetap.
Governance menunjukkan tingkat
signifikan 0,333 yang artinya lebih besar
dari 0,05. Selain itu nilai t hitung yang 5. Pembahasan
diperoleh yaitu sebesar 0,979 yang mana
hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan a. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi
terhadap Sistem Pengendalian Internal
nilai t tabel (0,979 < 2,01174) sehingga
dapat disimpulkan bahwa Good Corporate
Pada pengujian H1 diperoleh bahwa
Governance tidak berpengaruh signifikan variabel Sistem Informasi Akuntansi dengan
terhadap Sistem Pengendalian Internal. tingkat signifikan 0,005 yang artinya lebih kecil
dari 0,05 yang berarti Sistem Informasi
Akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan
d. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil analisis regresi terhadap Sistem Pengendalian Internal. Selain itu
pada tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai t hitung yang diperoleh yaitu sebesar 2,964
hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi yang mana hasil ini lebih besar dibandingkan
dan Good Corporate Governance terhadap dengan nilai t tabel (2,964 > 2,01174) sehingga
Sistem Pengendalian Internal dapat dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
dijelaskan melalui persamaan sebagai Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap
berikut. Sistem Pengendalian Internal dan H1 diterima.
Berdasarkan hasil analisis jawaban
responden dapat dilihat secaara keseluruhan rata-
Y = a + b1X1 + b2X2 +e
rata skor pencapaian untuk variabel sistem
Y = 66,272 + 0,427X1 + 0,141X2 +e
informasi akuntansi dan sistem pengendalian
Dari persamaan berikut didapat nilai internal keseluruhan ada pada kategori baik. Hal
konstanta untuk persamaan regresi sebesar tersebut terbukti dengan adanya ketersediaan
66,272. Hal ini menunjukkan apabila SIA dan sistem untuk dioperasikan dan digunakan pada
GCG = 0 maka SPI sebesar 66,272. perusahaan, pemeliharaan sistem dengan baik,
Berdasarkan output SPSS, semua serta database yang tersimpan dengan aman dan
parameter koefisien regresi bertanda positif. terotorisasi dengan baik. Selain itu pengendalian
Secara matematis, tanda positif berarti setiap internal perusahaan yang diukur berdasarkan
perubahan salah satu variabel bebas akan komponen pengendalian internal menggunakan
mengakibatkan perubahan variabel terikat metode COSO yaitu lingkungan pengendalian,
dengan arah yang sama bila variabel bebas aktivitas pengendalian, pengukuran resiko,
lainnya dianggap konstan. Berikut ini adalah informasi dan komunikasi, serta pemantauan
analisanya: pada perusahaan dalam kategori baik. Sistem
informasi akuntansi yang telah diterapkan pada
perusahaan dapat menjamin keamanan data pada

9
saat disimpan sehingga perusahaan dapat Internal kurang berjalan efektif sehingga dapat
menghasilkan laporan yang akurat dan informasi menimbulkan kecurangan.
yang tepat. Dengan menggunakan software, data Pernyataan ini tidak sejalan dengan
perusahaan akan terintegrasi dan terdokumentasi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
dengan baik, sehingga dapat membantu pihak Ferlencia Widjaja dan Ronny H. Mustamu
manajemen dalam pengambilan keputusan serta (2014) yang menyatakan bahwa Good Corporate
dapat meningkatkan pengendalian internal
Governance memiliki pengaruh signifikan
perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan hasil
terhadap efektivitas Sistem Pengendalian
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Philia
Aliyatul Huda, Rika Kharlina Ekawati, Raisa Internal.
Pratiwi (2016) dan Ajeng Sukma Dewi (2015)
yang mana hasil penelitiannya juga KESIMPULAN
menunjukkan bahwa Sistem Informasi
Akuntansi memiliki pengaruh signifikan Berdasarkan pada hasil penelitian dan
terhadap efektivitas Sistem Pengendalian pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis
Internal. pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan dari penilitian tersebut adalah sebagai
berikut:
b. Pengaruh Good Corporate Governance 1. Sistem Informasi Akuntansi memiliki signifikan
terhadap Sistem Pengendalian Internal terhadap efektivitas Sistem Pengendalian
Internal pada PT. Telkom Akses.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah 2. Good Corporate Governace tidak memiliki
dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pengaruh signifikan terhadap efektivitas Sistem
tingkat signifikansi beban pajak tangguhan Pengendalian Internal pada PT. Telkom Akses.
sebesar 0,333. Hasil tersebut lebih besar dari
0,05 dan memiliki t hitung sebesar 0,979.
Dikarenakan t hitung < t tabel (0,979 < 2,01174)
DAFTAR PUSTAKA
maka H2 ditolak. Berdasarkan hasil dua uji
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Good A Hall James. 2007. Sistem Informasi Akuntansi.
Corporate Governance tidak memiliki pengaruh Terjemahan Dewi Fitriasari. Salemba
signifikan terhadap Sistem Pengendalian Empat. Jakarta
Internal.
Dengan tidak adanya pengaruh yang Adrian, Sutedi. (2011). Good Corporate
signifikan Good Corporate Governance Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
terhadap sistem pengendalian internal berarti
Agustinus Mujilan. (2012) . Sistem Informasi
implementasi diterapkannya prinsip-prinsip
Akuntansi, Edisi I, Madiun: Wima.
Good Corporate Governance seperti keadilan,
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan AICPA (American Institue of Chartered Public
independensi pada perusahaan tidak mendukung Accountants) 2004, Norma Pemeriksaan
adanya efektivitas sistem pengendalian internal Akuntan, Rineka Cipta, Jakarta.
pada perusahaan. Contoh tidak adanya pengaruh
dari Good Corporate Governance pada Arens, A.A., R.J. Elder, dan M. S. Beasley. 2008.
perusahaan ialah kurangnya kontrol atau Auditing dan jasa assurance pendekatan
pemantauan dari dewan komisaris atau entitas T\terintegrasi. Jilid I Edisi Keduabelas,
lainnya yang menyebabkan Sistem Pengendalian Jakarta: Erlangga.

10
Ariawan, P., 2010, Penggunaan Sistem Informasi Jensen, Michael C. dan Meckling. William H.,
dalam Sistem Informasi Akuntansi, (www. 1976, “Thery of The Firm: Managerial
Ml.scribd.com, diunduh 25 Januari 2012) Behavior, Agency Cost, and Ownership
Structure”, Jurnal of Financial Economics,
Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Informasi Akuntansi. Vol. 3, No. 4, October pp. 305-360.
BPFE: Yogyakarta.
Jogiyanto, HM, 1996, Sistem Informasi Berbasis
BPK 2017, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Komputer, Penerbit BPFE, Yogyakarta
Tahun 2017, Diakses 17 Oktober 2017,
dari www.bpk.go.id Krismadji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. AMP
YKPN, Yogyajarta.
Diah Anggraeni Santoso, 2015, Pengaruh Kualitas
Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi
Pengendalian Internal Berbasis COSO dan Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta
Dampaknya pada Pencegahan Kecurangan
(Studi Pada PT. Kereta Api Indonesia Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor:
(Persero) Bandung), Skripsi, Diakses pada Ghalia.
15 Oktober 2017, dari web
www.repository.unpas.ac.id Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba
Empat.
Gundodiyoto, S., 2007, Audit Sistem Informasi +
Pendekatan Cobit, Jakarta: Mitra Wacana Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi
Media. penelitian ... Jakarta : JNPKKR POGI dan
Yayasan Bina Pustaka.
Hall, James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta. Philia Aliyatul Huda1, Rika Kharlina Ekawati2, dan
Raisa Pratiwi3, 2016, Pengaruh Penerapan
Hall, James. A.(2009). Sistem Informasi Akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi terhadap
Jakarta: Salemba Empat. Pengendalian Internal, Jurnal, Diakses
pada 11 Otkober 2017, dari
IAI, Pemeriksaan Intern, Jakarta 1998. www.eprints.mdp.aac.id

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Putu Mega Selvya Aviana, 2012, PENERAPAN
Pforesional Akuntan Publik, Salemba PENGENDALIAN INTERNAL DALAM
Empat, Jakarta, Irditkesad, Kutiyono. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
BERBASIS KOMPUTER, JURNAL
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI –
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba VOL. 1, NO. 4, JULI 2012

Empat." Romney, M. B. dan P. J. Steinbart. 2011. Sistem


Informasi Akuntansi (Penerjemah: Deny
Imam, Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Arnos
Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Edisi 7, Penerbit Undip. Kwary dan Dewi Fitriasari). Edisi Sembilan.
Salemba Empat. Jakarta.

11
Rusman Soleman, 2013, PENGARUH
PENGENDALIAN INTERNAL DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP PEN CEGAHAN FRAUD,
JAAI VOLUME 17 NO.1. JUNI 2013

Sidik, M 2014, Pengaruh Partisipasi Pengguna


Terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan
Implikasinya pada Kualitas Informasi
Akuntansi, Jurnal, Diakses 8 September
2016, dari www.elib.unikom.ac.id.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

Sukrisno, Agus. 2007. Auditing Petunjuk Praktis


Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Jakarta. Salemba Empat.

Sumarni, Murti, Salamah Wahyuni. 2005.


Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit
Andi, Yogyakarta

Susanto, Azhar. 2013. Sistem Informasi Akuntansi.


Bandung : Lingga Jaya Sutojo, Siswanto
dan E. Jhon Aldrige. 2005.

Good Corporate Governance Tata Kelola


Perusahaan yang Sehat. Jakarta: PT Damar
Mulia Pustaka."

Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian Untuk


Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Widjajanto, N. 2008. Sistem Informasi Akuntansi.


Erlangga. Jakarta

Winarno, Wing Wahyu. 2012. Sistem Informasi


Akuntansi. Penerbit UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai