ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
SURABAYA
2016
2
3
IMPACT OF ELECTRONIC DATA PROCESSING TOWARDS INTERNAL CONTROL
AND PROCESS AUDITING ON THE BANK BRI SURABAYA AREAS
ABSTRACT
5
atau bentuk transaksi bank yang dilakukan Theory merupakan sebuah pemikiran yang
tersangka sebesar Rp1,6 miliar itu tanpa sedang berkembang dalam teori
disertai uangnya. Hanya dalam catatan ada manajemen stratejik dan keunggulan
tranfer uang, faktanya fiktif. Seperti kompetitif sebuah perusahaan yang akan
dilansir oleh detikcom, kronologi transfer membuat yakin bahwa perusahaan tersebut
fiktif ini bermula pada Rabu (23/02) lalu. akan mendapatkan hal yang unggul apabila
Berdasarkan hasil pemeriksaan telah memiliki sumber daya yang kompetitif dan
disebutkan adanya kejanggalan antara berkompeten. Sumber daya yang unggul,
jumlah saldo neraca dengan posisi kas dapat membuat perusahaan memiliki
tidak seimbang. Setelah dilakukan strategi-strategi bisnis yang pada akhirnya
pemeriksaan lebih lanjut, adanya akan membawa perusahaan pada tingkat
pembukaan setoran kas sebanyak Rp 1,6 unggul yang kompetitif (Mudrajad
miliar. Uang sejumlah tersebut diketahui Kuncoro, 2005).
ditransfer dari BRI Unit Pasir Pangairan II
ke Unit BRI Tapung (Kompasiana.com). TAM (Technology Acceptance Model)
Berdasarkan kasus tersebut saya
ingin meneliti bagaimana kinerja sistem Model penerimaan teknologi
yang digunakan saat proses Auditing (Technology Acceptance Model atau
dengan keterkaitan terjadinya kasus TAM) merupakan suatu model penerimaan
tersebut. Namun, disini peneliti memilih sistem teknologi informasi yang akan
Bank BRI wilayah Surabaya dikarenakan digunakan oleh pemakai. Model
tempat informan berada pada satu kota penerimaan teknologi oleh Davis et al.
dengan peneliti.Alasan lain disini Bank (1989) berdasarkan model TRA. Model
BRI merupakan salah satu bank milik TRA dapat diterapkan atas keputusan yang
pemerintah pertama di Indonesia, yang dilakukan oleh individu untuk menerima
proses audit nya menggunakan suatu tindakan sadar yang dapat dijelaskan
komputerisasi dan mengalami pergantian dan diprediksi oleh minat perilakunya.
sistem untuk mengikuti kemajuan TAM menambahkan dua konstruk utama
teknologi dalam mencapai tujuan nya. ke dalam model TRA yang dimana dua
konstruk utama ini adalah kegunaan
LANDASAN TEORI persepsian dan kemudahan penggunaan
persepsian. TAM berargumentasi bahwa
Resource-Based Theory penerimaan individual terhadap sistem
teknologi informasi ditentukan oleh dua
Resources-Based Theory konstruk tersebut. Karena TAM
menjelaskan bahwa perusahaan yang dimaksudkan untuk penggunaan teknologi,
menggunakan sumber daya yang maka perilaku (behavior) di TAM
berintelek memungkinkan untuk dimaksudkan sebagai perilaku
perusahaan mencapai keunggulan yang menggunakan teknologi. Oleh karena itu
kompetitif dan juga dapat memberikan TAM juga banyak dituliskan lebih spesifik
nilai tambah bagi perusahaan (Kusumo pada penggunaan teknologi sebagai
dan Syafrudin, 2012). Resources-based berikut.
6
Gambar 2.1
Penggunaan Teknologi TAM
7
permasalahan yang akan pada saat memasukkan data akan
diproses melalui sistem terbawa ke hasil yang akan
komputerisasi dan digunakan oleh pengguna
memberikan garis besar informasi.
permasalahan tersebut. 2. Pengendalian proses, merupakan
c. Programmer, orang yang pengendalian yang mengetahui
bertugas untuk proses yang telah dilakukan sudah
menterjemahkan hasil benar, pemrosesan hanya dilakukan
analisis yang dihasilkan oleh sekali dan sesuai dengan instruksi.
sistem untuk dijadikan suatu 3. Pengendalian hasil proses,
proram komputer yang dapat penentuan apakah data yang
digunakan atau diproses telah sah, lengkap, cermat,
diaplikasikan. dan pantas untuk disajikan kepada
d. Librarian, orang yang pengguna informasi (Akmal-
bertugas sebagai penyimpan Marmah Hadi, 2010;4-5).
hasil analisis, file program
dalam bentuk program yang Pengendalian internal suatu badan
telah jadi, serta literatur usaha yang menggunakan bantuan
komputer. komputer dalam pengolahan data nya
e. Operator, orang yang memiliki prinsip-prinsip pengendalian
menjalankan program dan sebagai berikut:
melakukan entri data melalui 1. Setiap transaksi dan kegiatan yang
program yang telah terjadi harus sudah memperoleh
dirancang. persetujuan dari yang berhak,
3. Adanya rencana kerja dan dilakukan berdasar pada rencana,
kebijakan yang harus diikuti oleh diuji hasilnya, sebelum diotorisasi
seluruh jajaran baik pimpinan, untuk diterapkan dalam
petugas, maupun pegawai. implementasi pengolahan data.
4. Adanya sistem pengembangan 2. Dilakukan pemisahaan tugas yang
aplikasi yang memadai. jelas di berbagai fungsi di dalam
5. Adanya pembatasan akses pegawai penyelenggaraan kegiatan
pada bagian komputer serta akses pengolahan data, dimulai dari saat
pegawai di luar bagian komputer, terjadinya transaksi, pembuatan
seperti kata sandi ruangan atau dokumen, pencatatan, sampai
password. kepenyerahan kepada pusat
6. Pengendalian backup data dan komputer.
aplikasi (Akmal-Marmah Hadi,
2010:4).
3. Adanya pengamanan yang
memadai atas akses dokumen, file
Pengendalian Aplikasi data, maupun penggunaan
komputer, dengan pembatasan hak
Pengendalian aplikasi terbagi menjadi tiga sesuai dengan tingkat otorisasinya.
jenis, yaitu : 4. Dilakukan pengecekan secara
1. Pengendalian masukan, dimana independen terhadap pelaksanaan
pengendalian ini bertujuan pada pengolahan data dan penilaian
seluruh data yang dientri apakah yang semestinya.
sudah sesuai, lengkap, tidak
berduplikat dan cermat.
Pengendalian ini sangat penting
karena apabila terjadi kekeliruan
8
Proses Auditing
Audit internal merupakan sebuah
Proses Auditing adalah proses proses sistematis yang dilakukan secara
sistematis untuk yang dilakukan oleh obyektif guna memperoleh serta
seseorang yang berkompeten dan memiliki mengevaluasi asersi tindakan dan semua
sikap independen, mengenai perolehan dan kejadian ekonomis (Sawyer et.al., 2003:8
penilaian atas bukti yang dilihat secara dalam Wuryan Andayani, 2008:3).
obyektif dengan melakukan pengumpulan Gambaran umum dari audit internal
serta penilaian atas bukti-bukti informasi (Wuryan Andayani, 2008:4-13):
yang dapat dikuantikasikan dan terkait 1. Dilakukan oleh auditor independen
pada suatu entitas ekonomi tertentu. yaitu merupakan unit khusus dalam
Berhubungan dengan pernyataan tersebut organisasi yang bersifat
untuk segala bentuk tindakan, kejadian independen.
ekonomi, dengan tujuan untuk menentukan 2. Audit dilakukan untuk memperoleh
tingkat kesesuaian antara pernyataan bukti yang cukup, relevan,
tersebut dengan kriteria yang telah material, serta kompeten.
ditetapkan serta untuk sarana komunikasi 3. Audit internal merupakan
mengenai hasil-hasilnya kepada pihak- kombinasi antara audit keuangan
pihak yang berkepentingan (Edi Purwono, dan audit manajemen. Tujuan audit
2004:19). adalah untuk menilai apakah
manajemen atau pegawai entitas
Kriteria Utama Pelaksanaan Auditing telah melaksanakan atau belum
melaksanakan hukum, peraturan,
Auditing juga memiliki kriteria kebijakan, prosedur atau standar
utama dalam pelaksanaannya, berikut dalam menggunakan sumber daya
merupakan kriteria yang ada dalam yang ada secara ekonomis. Tujuan
pelaksanaan Auditing, yaitu : lain dari perusahaan yang
1. Proses sistematis dan terencana melakukan audit internal adalah
untuk mengumpulkan dan menilai untuk melakukan proses
segala bukti yang berkaitan dengan penganalisisan, konsultasi,
aktivitas ekonomi suatu badan penilaian terhadap seluruh anggota
usaha. organisasi atas efektifitas dalam
2. Pekerjaan ini hanya dapat melakukan tanggung jawab,
dilakukan oleh seseorang yang pemberian informasi atas tindakan-
memiliki keahlian khusus dan tindakan yang telah dilakukan dan
mampu bekerja dengan sikap diberi rekomendasi.
independen. 4. Berdasar pada bukti yang diproses,
3. Keahlian dan sikap independen auditor internal menganalisis,
dapat dipergunakan untuk menilai, menilai, merekomendasikan,
menentukan dan melaporkan segala mengkonsultasikan dan juga
bentuk aktivitas ekonomi yang memberikan informasi atas segala
diperiksa tersebut apakah telah tindakan yang telah di review.
sesuai dengan ketentuan yang Adapun masalah-masalah yang
berlaku. muncul dan diungkap selama proses audit
4. Mengkomunikasikan hasil yang meliputi hal-hal berikut :
pemeriksaan kepada pihak-pihak 1. Tidak adanya standar, kebijakan,
yang berkepentingan. dan aturan, baik dalam ruang
lingkup fungsional maupun
Pengertian Audit Internal, Tugas dan operasional kegiatan perusahaan
Peran Auditor Internal atau organisasi.
9
2. Ketidak sesuaian struktur 7. Laporan harus dibuat dan
organisasi dan pola penempatan tersampaikan tepat waktu.
karyawan. Laporan dituangkan secara
3. Lemaahnya pengendalian internal, sistematis (obyek audit, periode audit,
tidak efektifnya sistem pengawasan temuan, kesimpulan dan rekomendasi serta
manajemen, dan tidak adanya tanggapan auditee) (IAIB, 2014:569-570).
pengendalian internal akuntansi
dan manajemen. Pengertian, Jenis dan Bentuk EDP
4. Terjadinya pemborosan. Audit
5. Buruknya prosedur dan
administrasi internal (Wuryan Electronic Data Processing (EDP)
Andayani, 2008:10). adalah penggunaan metode otomatis untuk
Auditor internal adalah seorang pengolahan data komersial. Biasanya hal
auditor yang bekerja pada suatu entitas ini penggunaannya relative sederhana.
(perusahaan) dan diberi status pegawai Jenis EDP audit diklasifikasikan menjadi 4
pada perusahaan tersebut (Al. Haryono jenis berdasar pada seberapa luas
Jusup, 2014:18). Tugas auditor internal pemakaian komputer juga data yang
sendiri adalah : dihasilkan. Berikut merupakan klasifikasi
1. Membantu melayani kepentingan jenis :
manajemen organisasi. 1. Audit di sekitar komputer, yang
2. Mengevaluasi dan meningkatkan dimana dilakukan oleh auditor
efektivitas proses manajemen terhadap hard copy yang dihasilkan
risiko, pengendalian serta oleh komputer. Sedangkan
pengelolaan. komputer tidak disentuh.
3. Menguji laporan keuangan. 2. Audit dengan Komputer, ini
4. Mengaudit secara efisiensi, merupakan tinjauan dari auditornya
efektivitas dan juga ekonomis. yang menggunakan komputer
5. Menilai apakah karyawan dalam proses melakukan Auditing.
perusahaan telah mematuhi Oleh karena itu, organisasi yang di
kebijakan perusahaan atau belum audit tidak menggunakan komputer
(Wuryan Andayani, 2008). tetapi proses pengauditannya
6. Melaporkan dan memonitor tindak menggunakan bantuan komputer
lanjut hasil audit. yaitu dalam penyusunan kertas
kerja pemeriksaan serta laporan
Standar Pelaporan Audit hasil audit.
3. Audit melalui komputer, jenis audit
Laporan hasil audit sekurang- kali ini organisasi yang telah
kurangnya harus memenuhi standar yang memakai komputer dalam segala
telah ditentukan, berikut merupakan proses informasinya.
standar pelaporan audit yang terbagi 4. Teknik Audit Berbantuan
menjadi tujuh, yaitu : Komputer (Computer Assisted
1. Laporan harus tertulis. Audit Techniques= CAAT).
2. Laporan diuraikan secara singkat Dimana teknik audit jenis terakhir
dan mudah dipahami. ini merupakan bantuan atas
3. Laporan harus didukung kertas software komputer baik yang
kerja yang memadai. dibuat sendiri maupun program
4. Laporan harus objektif . paket yang disebut dengan GAS
5. Laporan harus konstruktif. (General Audit Software) (Akmal-
6. Laporan harus ditandatangani oleh Marmah Hadi, 2010:17).
auditor internal.
10
EDP audit memiliki berbagai EDP, seperti halnya kelayakan
bentuk dalam menentukan kebutuhan yang pengamanan pengolahan data oleh
dilakukan pada masing-masing perusahaan suatu komputer itu sendiri.
maupun organisasi. Macam-macam bentuk Bentuk pemeriksaan atas pusat jasa
nya adalah sebagai berikut: komputer yang memiliki tujuan
1. Bentuk bantuan kepada tim audit penjaminan kecukupan pada pengendali
dengan tujuan selain EDP audit, pusat jasa komputer, yang dimana akan
seperti bantuan terhadap tim audit dijadikan sandaran oleh auditor yang
yang melakukan proses Auditing melakukan proses audit suatu organisasi
laporan keuangan serta bantuan atau perusahaan yang pengolahan datanya
kepada tim audit investigasi. dilakukan oleh pusat jasa komputer
2. Bentuk pemeriksaan suatu kinerja (Akmal-Marmah Hadi, 2010:17-18).
atau tujuan tertentu pada bagian
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
11
Instrumen Penelitian 6. Menganalisis hasil wawancara
yang telah dilakukan dengan
Guna mendapatkan data-data yang auditor internal terkait pada tingkat
diperlukan, peneliti menggunakan pemahaman mengenai EDP,
instrumen penelitian yang terdiri atas mengetahui dampak yang
instrumen utama dan instrumen penunjang. dihasilkan setelah menggunakan
Instrumen utama dalam penelitian ini Electronic Data Processing,
adalah peneliti sendiri, sedangkan mengetahui risiko dalam
instrumen penunjang didapatkan dari hasil menjalankan pengendalian internal
wawancara dari pihak informan yang saat melakukan proses audit
terkait dengan penelitian yang akan komputerisasi.
dilakukan serta data penunjang pada saat 7. Menarik kesimpulan bagaimana
melakukan penelitian di lapangan. Berikut pemahaman, dampak pengendalian
panduan umum pertanyaan yang akan internal serta risiko EDP.
diajukan pada informan : 8. Memberikan saran atau masukan
1. Pertanyaan umum mengenai dan rekomendasi.
informan. ANALISIS DATA
2. Pertanyaan latar belakang Bank
BRI. Deskripsi Bank BRI Kota Surabaya dan
3. Pertanyaan mengenai pemahaman Informan
EDP Audit.
4. Pertanyaan mengenai pemahaman Peneliti telah mengumpulkan
risiko. informasi dan data terkait dalam penelitian
ini dari hasil wawancara yang telah
Teknik Analisis Data dilakukan dengan informan dari masing-
masing auditor internal Bank BRI Kota
Teknik analisis data yang Surabaya. Peneliti menggunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan semi terstruktur untuk
teknik analisis yang menggunakan model memperoleh data dari informan terkait.
Miles dan Huberman dengan langkah- Wawancara dengan pertanyaan semi
langkah sebagai berikut : terstruktur lebih memudahkan peneliti
1. Melakukan wawancara pada menentukan alur dalam mengumpulkan
auditor internal Bank BRI Kota data yang dibutuhkan. Sebelum melakukan
Surabaya dapat mengumpulkan proses wawancara, peneliti membuat janji
data yang terkait. terlebih dahulu dengan informan terkait,
2. Melakukan analisis terhadap pihak- sehingga tidak mengganggu waktu kerja
pihak terkait dengan adanya dan dapat melakukan wawancara lebih
bantuan sistem komputerisasi atau leluasa. Hal tersebut dimaksudkan agar
EDP dalam keberlangsungan informan dapat memberikan lebih banyak
proses Auditing. informasi yang berpengaruh dalam
3. Melakukan analisis terhadap sistem penelitian ini.
dan prosedur pengendalian pada
EDP. Pemahaman Auditor Internal Bank BRI
4. Melakukan analisis atas risiko dan Kota Surabaya Dalam Penerapan EDP
pencegahan yang dilakukan pada pada Proses Auditing
proses audit secara komputerisasi.
5. Menganalisis kekurangan dan Sub-bab bagian ini menjelaskan
kelebihan dalam proses audit tentang pemahaman auditor internal
secara tersistem. mengenai pemahaman EDP pada proses
audit dan pengendalian internal yang
10
dilakukan. Berdasarkan informasi yang hasil wawancara dan observasi yang
telah didapat, peneliti mencoba untuk dilakukan dengan informan dari masing-
mendiskripsikan mengenai pendapat masing auditor, banyak jawaban yang
pemahaman auditor internal dengan peneliti temui. Berikut informasi yang
keterkaitan EDP pada proses audit dan didapat dari hasil wawancara dengan
pengendalian internalnya. Berdasarkan informan :
Tabel 1
Pemahaman Mengenai EDP Menurut AUditor
11
Tabel 2
Penggunaan Sistem Dalam Proses Audit
Tabel 3
Penggunaan Pengendalian Internal
12
Tabel 4
Cara Mengatasi Kekurangan Dalam Pengendalian Internal
Tabel 5
Pemahaman Risiko
13
beberapa akun yang membentuk laporan yang mampu menyajikan bagian laporan
keuangan dengan baik.Tingkat keuangan sesuai dengan standar akuntansi
ekstrapolasi merupakan tingkat keuangan entitas tanpa akuntabilitas
pemahaman informan dalam mengestimasi publik. Bagian selanjutnya merupakan
dan menyajikan ke dalam bentuk bagian perbandingan antara teori berdasarkan
laporan keuangan. Hanya satu informan standar akuntansi keuangan entitas tanpa
yang mampu menunjukkan contoh akuntabilitas publik dengan jawaban dari
membuat bagian laporan keuangan. Hal ini informan
menunjukkan bahwa hanya satu informan
Tabel 6
Pemahaman Auditor Terhadap Penerapan EDP Audit Pada Proses Auditing dan
Pengendalian Internal
Tabel 7
Penerapan Auditor Terhadap Dampak EDP Audit Pada Proses Auditing dan
Pegendalian Internal
Tingkat Nama Informan/UMKM
Penerapan Auditor MJ Auditor KD Auditor RK
Penerapan √ √ √
Penafsiran √ √ √
Eksplanatoris √ √ √
14
EDP. Ketiga auditor mampu pengendalin internal ialah berupa
menyampaikan dan memberikan opini ekplanatoris yang memberikan dampak
yang dapat dipahami dengan baik. baik bagi para auditor.
Hasil yang di dapatkan dari
penerapan EDP pada proses auditing dan
Tabel 4.11
Pemahaman Auditor Terhadap Risiko EDP Audit Pada Proses Auditing dan
Pengendalian Internal
15
dikarenakan kesibukan masing-masing kurangnya ketersediaan waktu informan
informan yang padat dan berbeda satu untuk melakukan wawancara.
sama lain. Wawancara dilakukan di tempat
informan melakukan audit pada waktu itu. Adapun saran ditujukan bagi penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dan selanjutnya ialah lebih baik tidak hanya
observasi yang telah diurai pada bab mencatat hasil wawancara dengan
sebelumnya, ditarik kesimpulan bahwa
informan, tetapi juga merekam selama
Peneliti menyimpulkan auditor internal
mampu mendefinisikan dan menjelaskan kegiatan berlangsung, guna mempermudah
pemahaman mereka mengenai pemahaman dalam menuangkan hasil wawancara dan
EDP, kegunaan pengendalian serta observasi. Bagi peneliti berikutnya
hambatan dalam proses audit, sehingga diharapkan mampu memberikan
auditor internal mampu mencapai pada pemahaman dengan bahasa yang lebih
tingkat pemahaman eksploratoris. Para mudah, guna memperjelas informan dalam
auditor internal juga memiliki pemahaman
memahami pertanyaan yang telah
pada tingkat penafsiran dimana para
pelaku mampu memberikan penjelasan disiapkan untuk wawancara. Sebaiknya
penggunaan sistem atau EDP pada proses peneliti selanjutnya menguasai materi dan
Auditing dan pengendalian internalnya. permasalahan yang diangkat. Peneliti
Sehingga ketiga informan juga dikatakan selanjutnya sebaiknya tidak menyepelekan
mampu mencapai tingkat eksploratoris. dan membuat janji jauh-jauh hari dalam
Pada tingkat eksplanatoris, dimana auditor menjadwalkan wawancara dengan
internal ini diharapkan mampu melihat informan, dikarenakan jadwal informan
dibalik yang tertulis dan melakukan yang padat dan ketersediaan waktu yang
berdasar pada pengertian dan kondisi yang minim. Banyak kekurangan dalam
disampaikan. Pada bagian ini dilihat penelitian ini, diharapkan penelitian
berdasarkan kemampuan pemahaman selanjutnya mampu melengkapi dan
auditor internal, ketiga informan mampu memberikan temuan yang lebih mendalam
mencapai tingkat ekstrapolasi. Namun mengenai permasalahan yang diangkat.
pada satu auditor merasa dalam pengerjaan Saran yang ditujukan bagi auditor internal.
nya tidak mendapat risiko atas pelaksanaan Saran bagi STIE Perbanas Surabaya
EDP audit.Ketiga auditor pernah Sebaiknya turut ikut serta dengan
mengaudit dengan EDP. Ketiga auditor mengadakan pelatihan, seminar, maupun
tersebut lebih memilih menggunakan EDP workshop yang ditujukan bagi mahasiswa
dalam pelaksanaan proses audit. yang memiliki minat dengan bidang yang
Penelitian ini tidak lepas dari kendala- sama, guna mendukung perkembangan
kendala yang dihadapi peneliti selama sistem yang memiliki banyak manfaat
mengumpulkan data-data yang diperlukan. untuk mempermudah dalam segala
Kendala yang dihadapi antara lain pekerjaan.
Menjadwalkan wawancara dengan
DAFTAR RUJUKAN
informan menjadi kendala yang sulit bagi
peneliti, karena jadwal informan yang Agus Prasetyo Utomo, 2006. Dampak
sangat padat sangat sulit meluangkan Pemanfaatan Teknologi Informasi
waktu untuk melakukan wawancara tehadap Proses Auditing dan
dengan leluasa, Informan tidak ingin Pengendalian Internal
dipublikasikan mengenai identitasnya serta
16
Akmal-Marmah Hadi, 2010. EDP Audit
(Praktek Tehnik Audit
Berbantuan Komputer dengan
Aplikasi MS.Excel dan ACL).
Jakarta : Erlangga.
Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing
(Pengauditan Berbasis ISA). Edisi
2. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Alvin Ricardo, 2012. Peran Electronic
Data Processing Terhadap
Pengendalian Akuntansi
Darti Djuharni. 2012. “Analisis Terhadap
Pemahaman Akuntansi Penyusun
LaporanKeuangan BKM” Jurnal
Manajemen dan Akuntansi. Vol 1.
No 2.
Edi Purwono, 2004, Aspek-aspek EDP
audit pengendalian internal pada
komputerisasi, Edisi pertama,
Yogyakarta: Andi
Haris Herdiansyah. 2013. Wawancara,
Observasi Dan Focus Group.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
IAIB. 2014. Memahami Audit Intern
Bank. Edisi 1. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Jogiyanto, 2008, Sistem Informasi
Keperilakuan, Edisi Revisi,
Jakarta:Andi Offset
Kent T. Fields, Heibatollah Sami, Glenn E.
Sumners. (1986).
Kuantifikasi Auditor Evaluasi Pen
gendalian Internal dalam data
tersistem
Kuncoro, Mudrajad, 2005. Strategi
Bagaimana Meraih Keunggulan
Kompetitif, Jakarta: Erlangga.
Marshall B. Romney, 2003, Accounting
Information System, Edisi
Kesembilan, Prentice Hall
Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi keenam,
Cetakan pertama , Jakarta:
Salemba Empat
Wuryan, Andayani. 2008. Audit Internal.
Edisi 1. BPFE. Yogyakarta.
17