Anda di halaman 1dari 31

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333811007

Pengaruh System Development Life Cycle Terhadap Kualitas Sistem Informasi


Akuntansi Penjualan Kredit Dan Persediaan Barang Pada PT Korina Networks
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur...

Article · June 2017

CITATIONS READS

0 486

2 authors, including:

Nur Zeina Maya Sari


Student Padjadjaran University
139 PUBLICATIONS   1,404 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

accounting information systems View project

Pertemuan 9_SIA & Pajak Kelompok-1 (TUGAS WEB) View project

All content following this page was uploaded by Nur Zeina Maya Sari on 16 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengaruh System Development Life Cycle Terhadap
Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Dan Persediaan Barang Pada PT Korina Networks
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Kabel Serat Optik)

Oleh
Reny Fitria Marsya

Pembimbing:
Nur Zeina Maya Sari

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan bergantung pada sistem informasi untuk dapat bersaing.

Sistem informasi menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna baik

manajemen maupun pihak luar yang memerlukan informasi tersebut. Berdasarkan

sisi perspektif bisnis, sistem informasi merupakan instrumen yang penting untuk

menciptakan nilai dalam organisasi. Dalam setiap bentuk organisasi terdapat

sistem informasi akuntansi (Nugroho Widjajanto, 2005:1).

Menurut Stair & Reynolds (2010:57), bahwa:

“Perusahaan memerlukan suatu sistem informasi akuntansi yang berguna

dan sesuai dengan kepentingan perusahaan, melalui suatu proses atau pengelolaan

sistem informasi yang berkualitas umumnya fleksibel, efisien, mudah diakses, dan

tepat waktu untuk membantu proses pengambilan keputusan.”

Heidmann (2008:81) mengatakan ada lima dimensi yang dapat digunakan

untuk mengukur kualitas dari sebuah sistem informasi akuntansi yaitu integrasi,

fleksibel, mudah diakses, formal, dan tepat waktu.

1
2

Sedangkan, menurut Bodnar & Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir

Abadi Jusuf (2014:6) bahwa, “Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan

sumber daya yang dirancang untuk mengubah data keuangan menjadi suatu

informasi.”

Menurut Baltzan, Kualitas Informasi akuntansi adalah hasil dari sistem

informasi akuntansi yang berkualitas menjadi salah satu keunggulan kompetitif

organisasi” (Muhammad Syaifullah, 2010). Menurut Gellinas, “Informasi

akuntansi yang berkualitas berguna untuk membantu para pemakai informasi

dalam membuat keputusan yang bermanfaat” (Muhammad Syaifullah, 2010).

Salah satu perusahaan yang menerapkan System Development Life Cycle

adalah PT Korina Networks. Sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad & Lulu

Komarudin bahwa: “Penerapan sistem informasi akuntansi di PT Korina

Networks harus mampu mengendalikan transaksi penjualan kredit dan persediaan

barang yang ada, untuk menghasilkan informasi yang akurat serta mendukung

kinerja didalam perusahaan. Pihak manajemen PT Korina Networks baru

menerapkan System Development Life Cycle pada perusahaan, penerapan sistem

tersebut baru berjalan selama 6 bulan. (Sumber: kepala bagian Penjualan dan

Persediaan Barang di PT. Korina Networks).

Penjualan kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang

sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu

perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari

tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama dilakukan kepada

seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap pembeli. PT Korina


3

Networks merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang kabel serat

optik dimana penulis melaksanakan praktek kerja lapangan yang ditempatkan di

bagian finance.

PT Korina Networks sebagai perusahaan yang cukup besar memerlukan

suatu sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan barang yang

baik. Dari hasil pengamatan, penelitian dan wawancara dengan pihak perusahaan

bahwa PT Korina Networks menerapkan System Development Life Cycle (SDLC),

baru berjalan selama 6 bulan. Penerapan SDLC di Perusahaan tersebut,

menggunakan aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 dalam pengelolaan data

penjualan kredit dan persediaan barang.

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Model Waterfall

mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan software yang sistematik

dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh

analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi

aktivitas-aktivitas sebagai berikut: rekayasa dan pemodelan sistem/informasi,

analisis kebutuhan, desain, coding, pemeliharaan dan pengujian.

Sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang dilakukan di PT Korina

Networks meliputi prosedur order penjualan, pengiriman barang, penagihan, dan

pencatatan akuntansi dengan melibatkan bagian akuntansi atau fungsi yang terkait

dan dokumen yang digunakan. Untuk menghindari kecurangan yang terjadi dalam

sistem informasi akuntansi penjualan kredit di PT Korina Networks dilakukan

pemisahan terhadap fungsi dan dokumen yang bernomor urut tercetak. Sebagai

pengawasan atas dokumen yang telah diotorisasi oleh bagian yang berwenang dan

informasi yang ada didalamnya telah disetujui dan dipertanggungjawabkan.


4

Sistem informasi akuntansi persediaan yang dilakukan di PT Korina

Networks meliputi persediaan bahan baku, bahan dalam proses dan bahan jadi,

dalam proses pembelian bahan baku yang selama ini dilakukan pada PT Korina

Networks yaitu diperlukan waktu tenggang, dihitung mulai dari bahan baku

dipesan sampai bahan baku diterima oleh gudang. Persediaan pengaman

diperlukan untuk menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku, akibat

penggunaan bahan baku lebih besar dari pada perkiraan semula ataupun

keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan.

Permasalahan sistem informasi akuntansi sering terjadi sebelum adanya

penerapan sistem baru yaitu metode System Development Life Cycle di PT Korina

Networks. Permasalahan yang sering terjadi yaitu kurangnya pengelolaan dalam

mendokumentasikan data, mengolah data, menyimpan data penjualan kredit

dimana aktifitas pemrosesan data sampai pada pelaporannya dilakukan secara

manual mengakibatkan kurang efisiennya sistem, sehingga terjadinya penulisan

ganda data profil pelanggan dan berpengaruh dalam pencatatan laporan total

piutang yang ditagih, serta terjadi penumpukan pada pengisian faktur penjualan

dan menyebabkan kesulitan dalam mencari data.

Permasalahan juga sering terjadi di sistem informasi akuntansi persediaan,

data bahan baku hanya dicatat manual dengan menggunakan notes baik

penerimaan dan pengeluaran bahan baku karena tidak dilakukan perhitungan

secara otomatis (penambahan atau pengurangan jumlah bahan baku), maka

pencatatan tersebut sering tidak sesuai dengan jumlah barang baku asli di gudang.

Selama ini tidak ada yang mengawasi stok persediaan bahan baku

langsung di lapangan, ketika ada permintaan bahan baku keluar dari manajer
5

produksi barulah dilakukan pencatatan jumlah bahan baku keluar dan begitu pula

ketika bahan baku datang dari supplier. Pengeluaran bahan baku oleh manajer

produksi yang tidak dihitung berdasarkan standar bahan baku yang sudah

ditentukan oleh perusahaan, manajer produksi hanya meminta bahan baku lewat

notes berdasarkan perkiraan yang seringkali melebihi jumlah kebutuhan sehingga

terjadi pemborosan pemakaian bahan baku di pabrik. Hal ini mengakibatkan

informasi yang tidak akurat. Ketidakakuratan ini berakibat pada sistem informasi

persediaan barang dan sering terjadinya penumpukan barang jadi akibat

kurangnya kontrol dari manajemen dan kurangnya pengelolaan sistem yang

terkomputerisasi, sehingga terjadinya penyimpangan di bagian persediaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah sebagai

berikut:

1) Seberapa besar pengaruh System Development Life Cycle terhadap Kualitas

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. Korina Networks?

2) Seberapa besar pengaruh System Development Life Cycle terhadap Kualitas

Sistem Informasi Akuntansi Persediaan barang pada PT. Korina Networks?

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi

Setiap perusahaan membutuhkan sistem informasi akuntansi agar kegiatan

operasinya berjalan dengan lancar. Melalui sistem informasi akuntansi diharapkan

berbagai penyimpangan yang dapat merugikan dapat dikurangi. Sistem Informasi

Akuntansi memiliki beberapa sistem-sistem bagian (sub-system) yang berupa


6

siklus-siklus akuntansi. Siklus akuntansi menunjukkan prosedur akuntansi mulai

dari sumber data sampai ke proses pencatatan/pengolahan akuntansinya.

Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan

(integrasi) dari sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling

berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah

data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi

keuangan (Mulyadi, 2005:3).

Menurut Krismiaji (2015:4) menyatakan bahwa, “Sistem Informasi

Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna

menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan,

dan mengoperasikan bisnis.”

Menurut bodnar & hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf

(2014:117) bahwa:

“Sistem Informasi Akuntansi merupakan sekumpulan sumber dana dan daya,

seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasi data keuangan

dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada para

pengambil keputusan yang sangat beragam.”

Kualitas sistem informasi akuntansi adalah integrasi semua unsur dan

subunsur yang terkait dalam membentuk sistem informasi akuntansi untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas (Azhar Susanto, 2013:14).

Unsur-unsur yang terintegrasi tersebut disebut juga sebagai komponen

sistem informasi akuntansi yang terdiri dari Hardware, Software, Brainware,

Prosedur, Database dan Jaringan komunikasi (Azhar Susanto, 2013:14).


7

Laudon dan Laudon menambahkan bahwa sistem informasi yang

berkualitas memadukan efisiensi teknis dengan kepekaan terhadap kebutuhan

organisasi dan manusia, menyebabkan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan

produktivitas, “An information system that blends technical efficiency with

sensitivity to organizational and human needs, leading to higher job satisfaction

and productivity” (Laudon dan. Laudon, 2012:548).

Kualitas dari suatu informasi menurut buku analisis desain dan informasi

tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan

relevan. Jogiyanto (2008:35).

1) Akurat

Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima

informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat

merubah atau dapat merusak informasi tersebut.

2) Tepat Pada Waktunya

Informasi harus tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada

penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak

akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan

didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat,

maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.

3) Relevan

Informasi harus relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat

untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan

yang lainnya berbeda.


8

Selanjutnya Mcleod, menyatakan bahwa karakteristik sistem informasi

yang berkualitas adalah kemudahan untuk menggunakan, fleksibilitas sistem dan

kemudahan belajar. Dimensi yang digunakan adalah: sistem mutu, kualitas

informasi, kualitas layanan, penggunaan sistem, kepuasan pengguna, dan manfaat

bersih. “Characteristics of quality information system is ease to use, system

flexibility and ease of learning. Dimensions used were: System Quality,

information Quality, service Quality, system use, user satisfaction, dan net

benefit” (Mcleod, 2007:60-95).

Menurut Dr. Zaki Baridwan (2015:68) bahwa, Kualitas dari suatu

informasi akuntansi tergantung dari 8 hal, yaitu informasi akuntansi harus

Accuracy (akurat), timeliness (tepat waktu), relevance (relevan), Place (Tempat),

Reliability (Reliabilitas), Availability (Ketersediaan), Usability (Kegunaan),

Feedback (Umpan Balik).

1) Accuracy (akurat)

Informasi akuntansi harus bebas dari kesalahan–kesalahan dan tidak

menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan

maksudnya.

(1) Dapat diuji:

Informasi akuntansi dapat diuji kebenarannya oleh para penguji

independent dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

(2) Netral:

Informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak

bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.

(3) Menyajikan yang seharusnya :


9

Informasi akuntansi dapat dipercaya bila informasi itu memang berasal

dari kondisi ekonomi atau kejadian yang seharusnya terjadi.

2) Time Lines (Tepat Waktu)

Informasi akuntansi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat.

Informasi akuntansi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena

informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan

dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk

organisasi.

3) Relevance (Relevan)

Informasi akuntansi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Contohnya, menyampaikan

informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan

perusahaan tentunya kurang relevan, akan lebih relevan bila ditujukan kepada

ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi

disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan,

tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

4) Place (Tempat)

Informasi akuntansi mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersimpan

dalam bentuk yang mudah diperoleh kembali pada saat dibutuhkan.

5) Reliability (Reliabilitas)

Informasi akuntansi akan berkurang nilainya kalau orang yang menggunakan

informasi tersebut meragukan keterandalan (reliabilitas) informasi tersebut.

6) Availability (Ketersediaan)
10

Adanya dokumentansi yang memadai, yang menyediakan cukup informasi

untuk menjalankan sistem informasi akuntansi.

7) Usability (Kegunaan)

Adanya software yang dapat membantu pengguna sistem informasi akuntansi

dalam memahami persyaratan dan memberikan informasi yang berkualitas

tinggi.

8) Feedback (Umpan Balik)

Umpan balik dapat berupa prediksi, pembenaran, atau penolakan terhadap

perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

(1) Prediksi:

Informasi akuntansi tentang keadaan masa sekarang atau kinerja masa lalu

bisa memiliki nilai prediksi yang dapat digunakan sebagai dasar

memprediksi masa depan.

(2) Pembenaran:

Prinsip informasi akuntansi bisa diabaikan selama tidak menyebabkan

kekeliruan atau kesalahan laporan yang memengaruhi keputusan/penilaian

pembaca laporan.

Sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:33-34), menjelaskan kedua

dimensi dari kualitas informasi akuntansi sebagai berikut:

1) Waktu : Ketepatan waktu, biaya, periode waktu.

2) Isi : Akurasi, relevansi, kelengkapan, ruang lingkup Ekstern dan

Intern.
11

2.1.2 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan utama perusahaan.

Penjualan yang transaksinya dilakukan secara tunai lebih disukai oleh perusahaan,

karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera

digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Dipihak lain

para pelanggan umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan

penjualan secara kredit, karena pembayaranya dapat ditunda. Sumber:

Wikipedia.com

2.1.3.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Menurut V Wiratna Sujarweni (2015:89) bahwa : “Sistem Informasi

Akuntansi Penjualan Kredit merupakan sistem informasi penjualan dimana

pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh

tempo pembayarannya disepakati oleh kedua pihak. Pembayarannya bisa diterima

melalui dua tahap atau lebih yang dilakukan pembayaran secara angsuran.”

Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan

barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu

tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. (Mulyadi,

2005:167).

Sedangkan, menurut Azhar Susanto (2004:137) mengatakan bahwa,

Penjualan Kredit adalah penjualan yang dilakukan dengan tenggang waktu rata-

rata lebih dari satu bulan”.

Berdasarkan definisi para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit adalah sistem informasi penjualan

barang atau jasa dengan tenggang waktu yang telah disepakati melalui perjanjian
12

oleh kedua belah pihak setelah barangnya diterima atau pembayarannya dilakukan

secara tidak kontan atau tidak langsung.

2.1.3.2 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Mengingat pentingnya kegiatan penjualan kredit bagi suatu perusahaan,

diperlukan adanya suatu pengelolaan penjualan kredit yang sebaik-baiknya agar

tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari sudut pandang ekonomis, penjualan

kredit yang berkualitas dapat dimaksudkan dengan penjualan kredit yang

mencapai sasaran atau target yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan,

agar penjualan kredit dapat mencapai sasaran atau target yang telah ditetapkan,

penjualan kredit harus direncanakan dengan baik, agar masalah piutang tidak

tertagih sedikit dikendalikan (Hastoni, 2007).

Dalam menjalankan perencanaan penjualan kredit dengan baik, yang harus

diperhatikan adalah manajemen penjualannya. Adapun pengertian manajemen

penjualan menurut Lilis Puspitawati (2014:28) dalam bukunya “Manajemen

Penjualan” adalah sebagai berikut:

“Manajemen Penjualan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian program-program kontak tatap muka, termasuk pengalokasian,

penarikan, pemilihan, pelatihan, dan pemotivasian yang dirancang untuk

mencapai tujuan penjualan perusahaan.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit

yang efektif atau penjualan kredit yang mencapai sasaran atau target perusahaan

harus ada perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang baik. Selain itu,

untuk mencapai penjualan kredit yang berkualitas perusahaan harus melaksanakan

manajemen penjualan dengan baik.


13

Menurut Lilis Puspitawati (2014:37), agar penjualan berkualitas perlu

diperhatikan proses-proses sebagai berikut:

1) Menentukan peranan penjualan tatap muka dan manajemen penjualan.

2) Merencanakan program penjualan dan menyusun anggaran.

3) Mengorganisasikan angkatan penjualan.

4) Menarik dan memilih personalia penjualan.

5) Melatih, mengkompensasikan, dan memotivasi angkatan penjualan.

6) Mengevaluasi dan mengendalikan angkatan penjualan lapangan.

Setelah dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penjualan, perusahaan

perlu melakukan pengendalian penjualan. Pengendalian sangat perlu dilaksanakan

di setiap perusahaan untuk mengawasi dan menjaga agar tidak terjadi

penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak yang

akan merugikan perusahaan.

Informasi penting bagi keputusan pengendalian penjualan, yaitu meliputi

tolak ukur seperti standart prestasi dan hasil operasi nyata. Menurut Mulyadi

(2005:176-177) Pengendalian penjualan kredit meliputi:

1) Pengendalian melalui organisasi

Pengendalian melalui organisasi terutama ditekankan melalui adanya

pemisahan wewenang dan tanggung jawab. Fungsi yang harus dipisahkan

terutama :

(1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit

(2) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit

(3) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas


14

(4) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,

fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi.

Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap

hanya oleh satu fungsi tersebut.

2) Pengendalian melalui akuntabilitas kekayaan. Terdiri dari dua kegiatan

pengendalian, yaitu:

(1) Pengamanan secara fisik atas kekayaan perusahaan

(2) Pencatatan secara benar atas nilai dari setiap kekayaan perusahaan melalui

buku besar, pemahaman atas prosedur-prosedur, rekonsiliasi, dan penilaian

kembali.

3) Pengendalian melalui otorisasi

Setiap pelaksana otorisasi harus yakin bahwa apa yang di otorisasi pasti benar

dan telah melalui prosedur yang telah ditetapkan, misalnya persetujuan

pemberian kredit.

4) Pengendalian melalui dokumen

Semua sistem informasi yang berkaitan dengan organisasi dan kebijakan

perusahaan harus terdokumentasi, sehingga membantu dalam hal:

1) Menginterprestasikan kebijakan perusahaan secara benar

2) Menjelaskan hubungan fungsi diantara organisasi

3) Meyakinkan bahwa semua prosedur benar, dapat dipercaya, konsisten

Sistem informasi akuntansi memproses data dan transaksi agar dapat

bermanfaat bagi kepentingan perencanaan, pengoperasian dan pengawasan. Hal

ini tidak terlepas penggunaanya untuk kepentingan penjualan kredit.


15

Menurut Lilis Puspitawati (2014:40-42) sistem informasi dalam suatu

perusahaan yang termasuk di dalamnya sistem informasi akuntansi dapat

menambah nilai yang signifikan pada perusahaan dan keluarannya (output). Ada

beberapa keuntungan tersediannya sistem informasi yang dihasilkan oleh sistem

informasi akuntansi yang memadai menunjang penjualan kredit yang berkualitas,

yaitu:

1) Dengan adanya catatan mengenai penjualan kredit, misal catatan mengenai

hasil penjualan kredit dan catatan pengeluaran untuk biaya operasional

penjualan kredit.

2) Dengan adanya catatan mengenai persediaan barang, catatan mengenai retur

penjualan kredit, dan catatan mengenai peranan penjualan kredit merupakan

informasi yang akan membantu manajer dalam melaksanakan fleksibilitas

dalam penjualan kredit.

3) Dengan adanya catatan mengenai hasil penjualan kredit, hasil produksi, hasil

kinerja bagian penjualan kredit akan memberikan informasi kepada manajer

mengenai mutu penjualan kredit apakah sesuai dengan harapan langganan atau

klien.

Berdasarkan uraian di atas, sangat jelas bahwa sistem informasi akuntansi

penjualan berperan dalam menunjang kualitas penjualan kredit. Penjualan kredit

yang berkualitas adalah penjualan kredit yang mencapai sasaran atau sesuai

dengan target. Tujuan penjualan kredit adalah untuk mencapai laba dan untuk

mencapai laba tersebut dibutuhkan alat-alat produksi seperti sumber daya alam,

sumber daya modal, sumber daya manusia, sumber daya lingkungan dan sumber

daya informasi. Selain itu, sistem informasi akuntansi memproses data dan
16

transaksi agar dapat bermanfaat bagi kepentingan perencanaan, pengoperasian dan

pengawasan.

2.1.3.3 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2005:161-162) dalam transaksi penjualan, fungsi yang

terkait dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan adalah:

1) Fungsi kredit

Dalam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi ini bertanggung

jawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih, sebelum seorang

pelanggan diberi kartu kredit, ia harus mengajukan permintaan menjadi

anggota kartu kredit perusahaan dengan mengisi formulir permintaan menjadi

anggota.

Fungsi kredit melakukan pengumpulan informasi tentang kemampuan

keuangan calon anggota dengan meminta fotokopi rekening koran bank,

keterangan gaji, perusahaan tempat bekerja, dan dari sumber-sumber lain.

Dengan demikian pelanggan yang diberi kartu kredit adalah pelanggan yang

telah melewati tahap seleksi yang dilakukan oleh fungsi kredit, sehingga

kemungkinan tidak tertagihnya piutang kepada pelanggan tersebut dapat

dikurangi. Dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi kredit

tidak diperlukan lagi otoritasnya, karena otorisasi pemberian kredit sudah

tercermin dari kartu kredit yang ditunjukkan oleh pelanggan pada saat

melakukan pembelian.

2) Fungsi penjualan kredit

Dalam sistem penjualan dengan kartu kredit, fungsi penjualan bertanggung

jawab melayani kebutuhan pelanggan atas barang. Fungsi penjualan mengisi


17

faktur penjualan kartu kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi

pengiriman melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.

3) Fungsi gudang

Dalam sistem penjualan ini, fungsi gudang menyediakan barang yang

diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan

faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.

4) Fungsi pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang kuantitas,

mutu, dan spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan

faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.

5) Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi bertambahnya piutang

kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kartu

kredit yang diterima dari fungsi pengiriman. Di samping itu, fungsi akuntansi

bertanggung jawab atas pencatatan transaksi penjualan di dalam jurnal

penjualan.

6) Fungsi penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur

penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan

pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.

2.1.3.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Menurut V Wiratna Sujarweni (2015:97) menyatakan bahwa “Tujuan

sistem penjualan kredit adalah mencatat order penjualan dengan cepat dan akurat,

memverifikasi konsumen yang layak menerima kredit, mengirim produk dan


18

memberikan jasa tepat waktu, sesuai yang dijanjikan kepada konsumen, membuat

tagihan atas produk dan jasa secara tepat waktu dan akurat, mencatat dan

mengelompokkan penerimaan kas secara cepat dan akurat, memposting penjualan

dan penerimaan kas ke rekening piutang, untuk menjaga keamanan produk dan

untuk menjaga kas perusahaan”.

Di dalam dunia usaha, terdapat beberapa strategi yang digunakan oleh

penjual untuk meningkatkan volume penjualan maupun kesetiaan pelanggan.

Diantara sekian banyak strategi, pemberian piutang dagang (penjualan secara

kredit) merupakan salah satu strategi penjualan yang banyak diminati oleh para

pengusaha. Selain karena cukup praktis, tingkat pertambahan ekonomi yang

kurang merata di negara ini juga menjadi salah satu mengapa sistem penjualan

secara kredit cepat berkembang dan mendapatkan respon yang baik dari kalangan

masyarakat. Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan

merupakan salah satu faktor penentu dalam kegiatan perusahaan. Kondisi ini

memotivasi perusahaan dalam pelaksanaan sistem penjualan kredit yang baik

untuk usaha meningkatkan pendapatan. Penjualan kredit atas suatu produk

merupakan salah satu sumber penerimaan kas bagi perusahaan, khususnya

pelunasan piutang (Hastoni, 2007).

Penjualan merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar

penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan

(Hastoni, 2007).
19

2.1.5.1 Definisi System Development Life Cycle

Menurut Krismiaji (2005:133) Metodologi adalah suatu cara yang

disarankan untuk melakukan suatu hal. Pendekatan sistem adalah metodologi

dasar untuk memecahkan masalah.

Menurut Jogiyanto (2005:11) bahwa, pengembangan sistem informasi

dapat diartikan sebagai tindakan merubah, mengganti atau menyusun sistem

informasi yang telah digunakan baik secara keseluruhan atau sebagian agar

menjadi sistem baru yang lebih baik.

Berdasarkan uraian diatas, metodologi pengembangan sistem dapat berarti

penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara

keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

Menurut (Krismiaji, 2015:170), beberapa hal yang menyebabkan sebuah

organisasi melakukan pergantian sistem lama yaitu:

1) Adanya permasalahan (problems) yang muncul pada sistem lama.

2) Pertumbuhan organisasi.

3) Untuk meraih kesempatan-kesempatan.

4) Adanya instruksi dari atasan.

Proses-proses tersebut diaplikasikan ke dalam satu metode yang sering

disebut dengan System Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metode

umum dalam pengembangan sebuah sistem (Krismiaji, 2015:170).

Menurut Krismiaji (2015:173) menyatakan bahwa : “System Development

Life Cycle (SDLC)” adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi

yang popular pada saat sistem informasi pertama kali dikembangkan yang
20

dilakukan oleh analisis sistem dan programmer untuk membangun sebuah sistem

informasi.

“System Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu metode tradisional

yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem

informasi” (Hall, 2007:369-370).

Menurut Al Fatta (2007:65) menyatakan bahwa, “System Development

Life Cycle (SDLC) adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk

menstrukturkan, merencanakan, dan mengendalikan proses pengembangan suatu

sistem informasi.”

Metode SDLC ini seringkali dinamakan sebagai proses pemecahan

masalah, model untuk mengurangi risiko ini melalui perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, dan dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-aktivitas utama.

Berikut ini adalah 5 tahapan SDLC menurut Krismiaji (2015:173). Sebagai

berikut :

1) Tahap Perencanaan

Perencanaan pengembangan sistem informasi bertujuan untuk

mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan

dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan

serta mempertimbangkan dana yang tersedia, dan siapa yang akan

melaksanakan. Perencanaan sistem dimulai setelah adanya usulan dari dalam

maupun luar, selanjutnya dengan keputusan manajemen. Ada beberapa hal

yang harus dilakukan pada tahapan ini, yaitu :


21

(1) Mengidentifikasi proyek-proyek yang potensial yaitu mengidentifikasi

potensi seperti seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh, durasi yang

tersedia, dan sumber daya yang dimiliki untuk menyelesaikan proyek.

(2) Melakukan klasifikasi proyek yaitu melakukan klasifikasi dan meranking

proyek dari yang paling layak sampai yang dirasa kurang menguntungkan

untuk dikerjakan.

(3) Memilih proyek untuk dikembangkan yaitu menentukan proyek yang akan

dikerjakan.

2) Tahap Analisis

Tahap mempelajari sistem informasi yang sedang berjalan sangat berguna

untuk mengetahui sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh masalah, sehingga

akan menghasilkan pelaporan yang mengungkapkan adanya permasalahan

serta kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikan-perbaikannya.

3) Perancangan

Tahap perancangan adalah tahap setelah analisa, memahami bagaimana

menterjemahkan keinginan pemakai sistem informasi tersebut kedalam bahasa

komputer, untuk memulai merancang suatu sistem informasi baru yang

meliputi : input, file-file database dan output, bahasa yang digunakan, metode

dan prosedur serta pengendalian.

4) Penerapan

Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain

sistem yang ada pada dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji,

menginstal dan memulai menggunakan sistem baru atau sistem yang sudah
22

diperbaiki. Di mana tujuan dari tahap penerapan ini adalah untuk memastikan

bahwa personil yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan

memastikan bahwa konversi sistem lama ke sistem yang baru dapat berjalan

secara baik dan benar.

5) Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan analis adalah dengan melakukan perbaikan

dan pemeliharaan pada kesalahan atau kegagalan yang timbul dalam

penggunaan sistem informasi. Ada 2 review yang harus dilaksanakan. Pertama

kali, pada saat yang tidak terlalu lama setelah penerapan sistem, dimana

proyek tim masih ada masing-masing anggota masih segar untuk mengingat

sistem yang mereka buat. Review berikutnya dapat dilakukan kira-kira setelah

6 bulan sistem yang baru berjalan. Tujuannya untuk meyakinkan apakah

sistem tersebut berjalan sesuai dengan tujuan semula dan apakah masih ada

perbaikan atau penyempurnaan yan harus dilakukan.

Dalam rekayasa perangkat lunak, banyak ragam kerangka kerja yang

telah dikembangkan selama ini, yang masing-masing memiliki kekuatan dan

kelemahan sendiri-sendiri. Masing-masing metodologi mungkin cocok diterapkan

untuk suatu proyek tertentu, berdasarkan berbagai pertimbangan teknis,

organisasi, proyek, serta tim.


23

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka paradigma penelitian

digambarkan sebagai berikut :

Mulyadi (2005:176-177)
V Wiratna Sujarweni (2015:97)
Azhar Susanto (2013:14)
Hastoni (2007)
Valeria Mimosa (2014)
Muhammad Syaifullah (2010)

Sistem Informasi Akuntansi

Penjualan Kredit (Y1) :

Lilis Puspitawati (2014:37)


System Development Life
Mcleod (2007:60-95)
Cycle (X) :
Dr. Zaki Baridwan (2015:68)
Krismiaji (2015:173)

O’Brien dan Marakas

(2008:7) Sistem Informasi Akuntansi

Jogiyanto (2008:9) Persediaan (Y2) :

Tata Sutabri (2012:33-34)

Krismiaji (2015:358)

Jogiyanto (2008:35)

Mulyadi (2005:465-466)
Krismiaji (2015:363)
Sujarweni V Wiratna, (2015:13)
Muhammad Syaifullah (2010)
Valeria Mimosa (2010)
Adit Tia (2010)
24

2.1 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) System Development Life Cycle berpengaruh terhadap Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi Penjualan Kredit.

2) System Development Life Cycle berpengaruh terhadap Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi Persediaan Barang.

3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Suharsimi Arikunto

(2010:8) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan, sifat

penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.”

Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk memperoleh deskripsi

tentang variabel kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan variabel

persediaan barang. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji

kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di

lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji apakah system development

life cycle berperan dalam kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan

persediaan barang.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan

verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka


25

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut

Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah metode

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relatif, dan hubungan-hubungan antara variabel

sosiologis maupun psikologis.

DAFTAR PUSTAKA

Albert, Kurniawan. 2010. “BELAJAR Mudah SPSS Untuk Pemula”. Jakarta:


Mediakom.
Al Fatta, Hanif. 2007. Dasar Pemrograman. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Al-Rasyid, Harun. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.
Bandung: Universitas Padjajaran.
Ali, M. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta: Bina Aksara.
Azhar Susanto. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Gaya Media.
26

____________. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.


Adit Tia, S.E. 2010. Tinjauan Atas Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Persediaan Barang Dagang Pada Misyelle Grup Bandung. Disertasi pada
FE UNIKOM Bandung : tidak diterbitkan.
Adeng Pustikaningsih. 2013. Sistem Penjualan Kredit. (Online). Tersedia:
http://www.academia.edu/4540660/SISTEM_PENJUALAN_KREDIT (11
Des 2015).
Bagus Dwiseto. 2013. Definisi SAP (System Application and Product in data
processing).(Online).Tersedia:http://bagusdwiseto.blogspot.co.id/2013/04/
definisi-sap-systemapplication-and.html (24 Apr 2013).
Bodnar, George H. dan Hopwood, William S. 2014. Sistem Informasi. Edisi
Empat. Penerjemah Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat.
Dr.Mardi, M.Si. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Dr. Zaki Baridwan. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta:
BPFE YK.
Ensiklopedia Bebas. 2010. Basis data Oracle. (Online).
https://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data_Oracle (29 Juni 2013).
_________________. 2016. Visual Basic. (Online).
https://id.wikipedia.org/wiki/Visual_Basic (16 Maret 2016).
Ensisila. (2016). Perkembangan Teknologi Informasi dan Fenomena. (Online).
http://inet.detik.com/read/2016/02/16/090935/3142905/319/perkembangan
-teknologi-informasi-dan-fenomena (16 Des 2016).
Erick Mario. 2012. Lemahnya sistem pengendalian pelaksanaan anggaran di
Indonesia.(Online).Tersedia:http://www.news.detik.com/read/2012/05/.../l
emahnya-sistem-pengendalian-pelaksanaan-anggaran-di-Indonesia (18
Agustus 2012).
Eris kusnadi. 2008. Statistik Deskriptif dengan SPSS. (Online).
https://eriskusnadi.wordpress.com/2008/12/11/statistik-deskriptif-dengan-
spss/ (11 Des 2008).
Fragil, Lobian. 2010. Sistem Informasi Penjualan Spareparts Pada Bengkel Hary
Body Repair and Paint Magelang. 10(2), 1-15.
Hall, James. 2007. Accounting Information System. Edisi Keempat. Jakarta:
Salemba Empat.

Hastoni. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Penjualan dalam Meningkatkan


Efektivitas. Jurnal Ilmiah STIE Kesatuan. 2(9), 59-67.
Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia
Husein, Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur.
Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto HM. 2008. “Analisis dan Desain Pengembangan Sistem Informasi:
Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis”. Yogyakarta:
Andi.
Kenneth C. Laudon, Jane Price Laudon. 2010. “Sistem Informasi Manajemen”
diterjemahkan oleh Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
27

. 2012. Management Information


Systems. New York: Prentice Hall.
Krismiaji. 2015. “Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Lilis Puspitawati. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta:
Graha Ilmu.
Nur Zeina Maya Sari,SE,MM .2015. The Influence Implementation Internal
Control, Information System Technology, Individual Culture To Quality
Audit Internal With Quality Human Resource Moderating Variable
Education Consultant In Indonesian. USM Malaysia Publishing
Nur Zeina Maya Sari,SE,MM & Dr Hidayat Effendy,CA,AP .2015. The Influence
Organizational Culture On The Quality Of Accounting Information
System Indonesian Government.IJSTR Volume 4 issue 10.issn 2277-
8616
Nur Zeina Maya Sari,SE,MM & Dr Hidayat Effendy,CA,AP .2015. The
Influence Implementation Internal Control To Quality Audit Internal
Education Consultant In Indonesia .IJSTR Volume 4 issue 10.issn 2277-
8616

Mulyadi. 2005. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Empat.


Mcleod, Raymond dan Schell. 2007. “Sistem Informasi Manajemen”. Edisi 9.
Diterjemahkan oleh Hendra Teguh, S.E.Ak. Jakarta: PT Index.
. 2007. Management Information System.
University of Virginia: Pearson/Prentice Hall.
Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. 2005. Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi Kesembilan. Dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari, S.S., M.Si. dan
Deny Arnos Kwary, S.S., Jakarta : Salemba Empat.
Sari, N. Z. M., & PURWANEGARA, D. 2016. The Effect of Quality Accounting
Information System in Indonesian Government (BUMD at Bandung
Area). Research Journal of Finance and Accounting, 7(2), 188-196.
Sari, N. Z. M.2016. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Dan
Dampaknya terhadap informasi
akuntansi. http://www.unla.ac.id/index.php/web/content/ejurnal, 2(1), 1.
Sari, N. Z. M.2015, October. The Influence organizational culture,
implementation internal control on the quality of accounting information
system with growth process business variabel moderating.
In http://iclk.usm.my/index.php/en/information/program-schedule
International seminar (15.45-16.00) (Vol. 1, No. Malaysia, p. 1). ICLK
USM.
Sari, N. Z. M.2015. STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3
INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR
HOTEL. Ekonomus, 3(Universitas Langlangbuana), 1.

Sari, N. Z. M. 2016. Factors Influencing Quality Management Information


System: Indonesian Government. lawarencepress, 1(Editorial Board
Editor Lawarencepress), 1.
Sari, N. Z. M.2016. The Effect Of Eficiency Information Technology And
Communications Before And After Wearing Information Accountant
28

Manajemen System (Siam) Case Study Pts X In Indonesia. International


Journal of Scientific & Technology Research, 5(03), 45-50.
Sari, N. Z. M.2015. The Influence Implementation Internal Control, Information
System Technology, Individual Culture To Quality Audit Internal With
Quality Human Resource Moderating Variable Education Consultant In
Indonesian. In http://iclk.usm.my/index.php/en/information/program-
schedule International seminar (15.00-15.30) (Vol. 1, No. Conference
USM (Malaysia,Brunai, Indo, pp. Palm-1). Malaysia.
Sari, N. Z. M.2016. Factors Influencing Quality Management Information
System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and
Finance, 1(1).
Sari, N. Z. M., & SADELI, D.2016, October. The Information Technology Share
In Management Information System. In International Conference On
Global Optimization (Vol. 51, No. Langlangbuana University,
PadjadjaranUSM, p. 51).
http://media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170204091449_3750.
pdf.
Sari, N. Z. M., SE, M., & Purwanegara, H. D. 2016. The Effect of Quality
Accounting Information System in Indonesian Government (BUMD at
Bandung Area). decision-making, 7(2).
Sari, N. Z. M & Effendy ,H (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Unla Press
Stair, Ralph M. dan Reynolds, George W. 2010. Sistem Informasi. Edisi ke
Sembilan, buku dua. Penerjemah Indrajani. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V Wiratna. 2015. Sistem Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sutabri, Tata, S.Kom. MM. 2012. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Syaifullah, Muhammad. 2010. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. 10(2), 1-15.
O'Brien, James A Marakas. 2008.”Management Information System”. 8th Edition.
New York: McGraw Hill.
. 2012. Pengantar Sistem Informasi, Edisi 12.
Diterjemahkan oleh Fitriasari, D. Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Valeria Mimosa, W. 2014. “Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. 12(1), 19-28.
Widjajanto. Nugroho. 2005. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jilid satu. Jakarta:
Erlangga.
29
30

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai