Anda di halaman 1dari 12

KASUS SNP FINANCE

TUGAS PENGAUDITAN II

Kelompok :

Eliazer S.A.T.R 152114147

FX. Tomi Kristian 162114002

Vincentius Oksha F 162114006

Erico Dwi Setyawan 162114024

Agustinus Jati S 162114025

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma


BAB I

Pendahuluan

I. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada


stakeholders, seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah dan lain sebagainya. Laporan
keuangan memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang akan membantu pihak-
pihak berkepentingan untuk mengambil keptusan sehingga manajemen harus embuat laporan
keuangan yang memuat informasi dengan benar dan akurat agar tidak menyesatkan pada saat
dilakukannya pengambilan suatu keputusan. Selain itu juga diperlukan adanya audit laporan
keuangan agar laporan keuangan bebas dari masalah salah saji material yang disebabkan oleh
kekeliruan (error) maupun kecurangan (fraud). Ikatan akuntan indonesia atau IAI
menyebutkan bahwa berdasarkan dengan standar pengauditan, faktor yang membedakan
kekeliruan dengan kecurangan adalah berdasarkan tindakan yang mendasarinya, yang
berakibat terjadinya salah saji dalam sebuah laporan keungan, berupa tindakan yang sengaja
atau tidak disengaja. Namun, beberapa pelaku justru cenderung melakukan fraud atau
kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan agar laporan keuangan
perusahaan terlihat baik dan dapat memberikan keuntungan, baik pribadi maupun bagi
perusahaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan kasus yang menimpa SNP Finance, SNP
Finance melakukan kecurangan dengan cara memanipulasi laporan keuangan mereka agar
kondisi keuangan mereka terlihat baik dan memberikan keuntungan tersendiri. SNP Finance
melakukan tindakan tersebut dengan motif mendapatkan pinjaman dana dari pihak bank.

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud dalam hubungan


kerja memeiliki tiga cabang utama, yaitu corruption, asset miassapropriation, dan fraudulent
statement. Masing-masing cabang masih dibagi menjadi beberapa ranting dan anak ranting
dengan lebih spesifik dan digambarkan dalam bentuk bagan yang bisa disebut fraud tree.
Financial statement fraud akan mempunyai dampak negatif yang sangat luas karena terkait
dengan keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang disajikan suatu perusahaan dalam
laporan keuangannya. Selain itu juga memberika pengaruh pada integritas perusahaan yang
menurun bahkan bisa berakibat kebangkrutan perusahaan.
Salah satu latar belakang terjadinya kecurangan laporan keuangan yaitu adanya
conflict of interest yang terjadi antara manajemen sebagai agen dengan investorsebagai
principal. Sebagai contoh dengan menaikkan nilai perusahaan agar menarik perhatian investor
untuk berinvestasi diperusahaan tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyajikan
nilai asset atau pendapatan lebih tinggi dari kondisi yang sebenarnya (overstatement). Selain
itu kecurangan yang dapat dilakukan adalah untuk menghindari nilai pajak yang tinggi,
dilakukan dengan menyajikan asset atau pendapatan lebih rendah dari kondisi yang
sebenarnya (understatement).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud adalah
dengan meningkatkan pengendalian internal. Auditor internal adalah merupakan bagian dari
pengendalian internal yang berfungsi untuk membantu manajemen dalam pencegahan.
Dewasa ini tidak hanya auditor eksternal saja yang berperan untuk menemukan fraud di dalam
suatu organisasi, auditor internal sebenarnya memiliki tugas yang sama. Walaupun pada
kenyataannya tugas auditor internal tidak semudah auditor eksternal dikarenakan auditor
internal melekat didalam organisasi dan harus berperan sebagai rekan yang memberikan
masukan bagi organisasi dan berperan sebagai musuh yang berusaha untuk melihat
kemungkinan fraud yang terjadi di dalam organisasi.

Seorang auditor baik internal maupun eksternal baik di sektor swasta ataupun publik
harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi fraud yang dapat timbul. Kemampuan
mendeteksi fraud terlihat dari bagaimana auditor tersebut dapat melihattanda-tanda atau sinyal
yang menunjukkan adanya indikasi terjadinya fraud yang disebut juga red flags. Pengalaman
audit yang dimiliki oleh seorang auditor akan semakin meningkatkan kemampuan auditor
dalam melaksanakan pemeriksaan. Pada umumnya auditor yang berpengalaman maka
sensitivitas adanya ketidakberesan di dalam organisasi akan mudah terbaca. Namun, apakah
pengalaman audit tersebut akan memudahkannya dalam mendeteksi adanya red flags?

Auditor dituntut untuk mempunyai keahlian. Standar audit internal 1200


menghubungkan keahlian auditor internal dengan fraud, yaitu bahwa auditor internal harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengevaluasi risiko terjadinya kecurangan serta
mengevaluasi apa yang telah dilakukan organisasi untuk mengurangi kecurangan (IIA, 2012).
Upaya untuk meningkatkan keahlian auditor dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan
sehingga akan memudahkan auditor dalam melaksanakan pemeriksaan. Dengan keahlian yang
tinggi, akan mudah bagi seorang auditor melihat red flags di dalam organisasi.
Dalam melaksanakan penugasannya, auditor perlu untuk menjaga sikap
profesionalnya dan dituntut untuk mentaati standar dan perilaku yang sesuai dengan kode etik.
Auditor yang beretika adalah auditor yang membuat keputusan dengan mempertimbangkan
nilai-nilai etika yang ada. Pemahaman yang baik akan nilai etika yang ada dalam masyarakat
akan membantu auditor untuk melihat red flags atau gejala fraud yang muncul.

II. Rumusan Masalah


Peran auditor internal dalam mendeteksi adanya gejala fraud sangatlah penting, hal ini
disebabkan karena dari semua mata rantai oengawasan, audit internal merupakan lembaga
yang secara langsung menrima dampak atas pendekatan pencegahan dan pendeteksian fraud.
Oleh karena itu, diperlukan auditor yang memiliki kemampuan dalam memahami redflags
yang membantu auditor dalam mendeteksi adanya fraud. Kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud dipengaruhi oleh pengalaman dan keahlian audit yang dimilikinya. Auditor
internal menggunakan nilai-nilai etika dan sikap skeptis dalam mengambil keputusan yang
berpengaruh terhadap kemampuannya mendeteksi fraud.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Apa yang menjadi penyebab SNP Finance melakukan fraud dalam laporan keuangan ?
b. Apakah pengalaman, keahlian dan etika berpengaruh terhadap kemampuan
mendeteksi fraud ?
c. Langkah langkah apa yang seharusnya dilakukan auditor dalam mendeteksi fraud ?

III. Tujuan
a. Memaparkan penyebab fraud yang dilakukan oleh pihak SNP Finance
b. Memaparkan apakah pengalaman, keahlian dan etika berpengaruh terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud
c. Mendeskripsikan langkah apa yang seharusnya dilakukan auditor dalam mendeteksi
fraud
BAB 2

Pembahasan

I. PENYEBAB SNP FINANCE MELAKUKAN FRAUD DALAM


LAPORAN KEUANGAN

Manajemen PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) membeberkan, latar


belakang penting awal mula perusahaan gagal bayar bunga medium term notes (MTN) hingga
berbuntut masuknya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). pertama,
diawali saat SNP Finance ditetapkan masuk ke dalam kelompok kolektibilitas 2 (kol 2) yakni
dalam perhatian khusus oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pada tahun 2016, menurut manajemen, SNP Finance tidak menunggak pembayaran.
Hanya saja ada restrukturisasi dengan Bank Mandiri mengenai jumlah dan tenor pembayaran
agar perusahaan bisa mendapat kucuran dana dari perbankan lainnya.Tetapi,sampai Desember
2017, menurut Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia kategori SNP Finance masih
berada di level kol 1 dengan status lancar. Namun begitu Januari 2018, ada peralihan dan di
bawah kontrol Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni Sistem Layanan Informasi Keuangan
(SLIK) berubah statusnya menjadi kol 2.

Kedua, sistem manajemen collection atau penagihan di cabang-cabang SNP Finance


pada Oktober 2017 sudah mulai ada hambatan sehingga kekuatan internal semakin melemah
di tengah permasalahan dengan perbankan. Ketiga, pemeriksaan secara langsung dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) membuat permasalahan semakin melebar. Dimulai pada 5 Maret 2018,
regulator menelisik kantor pusat dan cabang SNP Finance.

Keempat, masalah lainnya yang tidak diperkirakan perusahaan yakni berasal dari
adanya migrasi sistem administrasi kontrol keuangan lama ke versi baru. Namun di tengah
perubahan sistem tersebut, senior manager informasi teknologi (IT) Herlina Rahardjo
mengajukan pengunduran diri.

SNP Finance sendiri ingin melakukan musyawarah namun tidak menemukan titik
temu sehingga membawa perusahaan menjalani proses PKPU. Dari Januari tahun lalu hingga
Januari 2018, sistem migrasi baru selesai sekitar 40% sehingga waktu dilakukan pemeriksaan
OJK sistemnya belum sempurna.

Dengan demikian, hal tersebut berpengaruh terhadap kontrol dan manajemen SNP
Finance dalam hal penagihan. Namun, di sisi lain, manajemen SNP Finance melihat ada
indikasi fraud di mana uang konsumen masuk namun tidak disetorkan.

Jadi ini latar belakang dari semua poin itu, berkaitan dengan pailit dari karyawan
sehingga membawa kami ke PKPU. Akhirnya mengganggu ke bisnis dan kegiatan bisnis
dibekukan oleh OJK.

II. ETIKA DAN PENGALAMAN

Integritas seorang auditor memang tak lepas dari pengalaman yang mereka miliki di
dunia audit selain dilihat dari aspek pengalaman seorang audito juga dapat dilihat dari
bagaimana sorang auditor mematuhi atau melakukan etika-etika dalam berprofesi selayaknya
seorang auditor. Salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh auditor adalah mrndeteksi adanya
kecurangan yang dilakukan oleh klien atau perusahaan yang mereka audit. Dalam hal ini
pengalaman seorang auditor dan sejauh mana seorang auditor menjalankan etika dalam
menjalankan profesinya sebagai auditor juga mempengauhi dalam mendeteksi adanya
kecurangan atau fraud dari klien. Dalam hal ini ada beberapa pernyataaan yang menjelaskan
bahwa pengalaman dan etika seorang auditot mempengaruhi seorang auditor dalam
mendeteksi adanya kecurangan atau fraud :

 berdasarkan sumber yang telah kami dapatkan bahwa etika profesi berpengaruh positif
terhadap pendeteksian fraud. Hal ini menunjukkan bahwa apabila seorang auditor
mengikuti etika profesi yang telah diatur maka akan menjamin kualitas serta
meningkatkan kemampuan mendeteksi fraud yang dimiliki auditor tersebut.

 pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud. Hal ini


menandakan bahwa apabila seorang auditor memiliki pengalaman kerja yang memadai
maka kemampuan mendeteksi fraud pada auditor tersebut akan lebih memadai dan
memberikan jaminan kualitas pekerjaan yang lebih baik. Akan tetapi semua itu
tergantung berdasarkan tingkat pendidikan formal sarjana dan sertifikasi yang dimiliki
auditor.
III. LANGKAH LANGKAH YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN
AUDITOR DALAM MENDETEKSI FRAUD

Dalam melakukan suatu proses audit keuangan suatu entitas seorang auditor harus
bersifat senetral mungkin terhadap laporan keuangan yang ia audit. Selain itu, seorang auditor
harus memberikan opini mengenai laporan keuangan yang ia audit harus benar dan andal,
selain itu opini yang berikan juga harus menunjukkan pernyataan yang sesuai dengan kondisi
nyata entitas yang ia audit.

Dalam kasus SNP finance pihak Akuntna Publik yang diberikan tanggung jawab oleh
perusahaan untuk mengaudit laporan keuangan adalah pihak Kantor Akuntan Publik (KAP) di
bawah entitas Deloitte – Indonesia. Dalam kasus tersebut pihak KAP disebut-sebut terkait
dengan kasus gagal bayar Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Dalam beberapa media pihak KAP menyatakan bahwa
laporan keuangan yang mereka audit adalah laporan keuangan utnuk keperluan tahun 2016
dan tidak ada kaitannya dengan periode 2017 diterangkan bahwa SNP finance telah
mencantumkan bahwa laporan keuangan periode 2017 telah dilakukan audit oleh pihal KAP
sehingga opini yang muncul terhadap laporan keuangan berbeda dan tidak sesuai dengan
kondisi nyata perusahaan. Hal tersebut yang mendasari munculnya dugaan bahwa KAP
terlibat pada kasus yang dilakukan SNP finance terkait pembobolan untuk memperoleh kredit
bank.

Jika kita melihat kasus SNP finance tersebut sebagai pihak Akuntna Publik atau
auditor seharusnya harus lebih berhati-hati dalam melakukan tugasnya. Karena dalam
penyajian laporan keuangan dengan mencantumkan nama suatu Akuntan Publik akan
menimbulkan presepsi pengguna laporan bahwa keseluruhan dokumen laporan tersebut,
termasuk laporan keuangan, merupakan milik dan diterbitkan oleh Akuntan Publik dan/atau
Kantor Akuntan Publik.

Keadaan tersebut dapat meningkatkan risiko terhadap Akuntan Publik yang


memberikan opini auditor independen atas laporan keuangan. Meskipun dalam laporan
auditor independen dinyatakan tegas bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen entitas, dan tanggung jawab auditor terletak pada pelaksanaan audit berdasarkan
Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan opini yang
diterbitkan, namun persepsi pengguna laporan tersebut tetap melekat mengingat keseluruhan
dokumen tersebut diterbitkan dalam suatu berkas dokumen dengan sampul dari Kantor
Akuntan Publik. Oleh karena itu sebagai pihak auditor harus melakukan beberapa hal yang
bermaksud untuk mendetekasi kejadian-kejadian yang dianggap curang atau fraud yang
dilakukan oleh klien antara lain yang harus dilakukan oleh auditor adalah :

1. Auditor harus dapat menjalin komunikasi dengan klien sehingga dalam proses audit
auditor harusnya lebih mudahdalam mengindikasi adanya fraud
2. Auditor harus lebih sensitive terhadap hal hhal yang tak lazim yang terindikasi akan
menimbulkan tindakan fraud
3. Auditor juga harus melakukan penerapan praktik-praktik nabajemen resiko secara
lebih baik
4. Auditor juga harus memastikan integritas manajemen dari klien yang sedang ia jalin
kerja sama
5. Auditor perlu menerapkan unsur unprecdictability(tidak dapat ditebak) dalam
prosedur lainnya, misalnua mengacak jadwal dan pengujian selain itu dapat menguji
kedepan untuk memastikan klien tidak melakukan fraud yang berulang-ulang
BAB 3

Penutup

I. KESIMPULAN
PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) menjadi sorotan otoritas
keuangan dan publik. Perusahaan pembiayaan berumur kurang lebih 18 tahun ini
ternyata berada di ambang kepailitan. Perusahaan pembiayaan yang berada di bawah
naungan Columbia Group tersebut di atas kertas terlihat dalam kondisi baik-baik saja.
Namun, kondisi perusahaan berubah, rating utang perseroan berubag drastis dari stabil
menjadi selective default pada 9 Mei 2018 lantaran salah satu kupn Medium Term
Notes (MTN) yang diterbikan SNP gagal bayar. Dan imbasnya Otoritas Jasa
Keuangan 9OJK) membekukan kegiatan usaha SNP karena perseroan gagal membayar
bunga MTN senilai Rp 6,75 Miliar pada 14 Mei 2018 melalui Surat Deputi
Komisioner Pengawas IKNB. Diduga pihak SNP Finance tidak mnyampaikan laporan
keuangan dengan benar alias fiktif, sehingga perusahaan peruahaan pemerinkat dan
auditor tidak mengeluarkan peringatan atau warning sebelum gagal bayar terjadi.
Maka dari itu PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencoba mengambil upaya mitigasi,
yakni mengusulkan agar direktur keuangan selaku penyelenggara laporan keuangan
wajib memiliki sertifikasi sebagai pihak yang diaudit.

II. SARAN
Direktur keuangan memiliki peran yang sangat penting di dalam suatu
perusahaan, menentukan wajah laporan keuangan hingga potensi adanya kecurangan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), untuk mengukur efektivitas sertifikisi dalam
meminimalisir penyimpangan oleh direktur keuangan memang agak sulit. Namun
yang pasti, sertifikasi menjadi modal pertahanan paling mendasar dari terciptanya
kredibilitas laporan keuangan. IAI brpendapat bahwa penyusunan atau penandatangan
laporan keuangan adalah seseorang yang paham akuntansi dan memiliki sertifikasi
Chartered Accountant (CA). Sertifikasi CA dari IAI sendiri sudah sesuai dengan
panduan standar Internasional. Untuk mendapatkan sertifikasi CA juga tidak mudah,
selain kemampuan andal, akuntan juga harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap
etika, tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas dan
kerahasiaan.
REFLEKSI

Eliazer S.A.T.R (152114147)


Melihat dari kasus SNP Finance yang sudah terkuak, dalang dibalik kasus tersebut
adalah seorang akuntan publik yang membuat opini atau pendapat yang berbeda dengan
keadaan yang ada.
Saya sebagai akuntan sangat tidak setuju dengan perilaku akuntan publik yang seperti
ini. Sebagai akuntan publik kita harus memiliki pendirian yang kuat, ketilitian yang tinggi,
dan harus menjadi pribadi yang adil dan obyektif. Itulah kenapa bahwa seorang akuntan
publik tidak hanya dituntut memiliki ilmu yang tinggi dan pintar namun harus memiliki
attitude yang bagus dalam bekerja.

FX. Tomi Kristian (162114002)

Dilihat dari kasus SNP Finance, akuntan publik memberikan opini atau pendapat yang
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya hal ini dapat dilihat dari temuan OJK yang
menemukan adanya penyimpangan laporan keuangan.

Dari kasus tersebut kita sebagai akuntan publik harusnya berhati-hati dalam membuat
laporan dalam artian lebih teliti dan skeptisme harus lebih di pertajam lagi. Jangan hanya
kennal dengan pemilik perusahaan kita sebagai akuntan publik langsung memberikan opini
yang menguntungkan perusahaan namun menyalahi aturan.

Sebagai akuntan publik kita harus profesional kalau benar bilang benar kalau salah
biang salah jangan memutar balikan fakta yang ada. Kita harus mengikuti aturam yang
berlaku bertindaklah dengan benar sebagai akuntan publik.

Vincentius Oksha F (162114006)

Kasus yang menimpa SNP Finance ada kaitannya dengan Deloitte Indonesia,
dimana Deloitte tidak dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan. Lalu OJK melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut dan kemudian
menyimpulkan bahwa terdapat indikasi pelanggaran terhadap standar profesi dalam audit
yang dilakukan para akuntan publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan
SNP Finance selama tahun buku 2012-2016. Hasil pemeriksaan menyimpulkan bahwa
akuntan publik Marlinna dan Merliyana Syamsul belum sepenuhnya mematuhi
Standar Audit-Standar Profesional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum
atas laporan keuangan SNP Finance.

Berdasarkan kasus diatas, jika kita menjadi seorang auditor seharusnya kita memiliki
sikap yang patuh dan taat kepada aturan dan menjalankan tugasnya sesuai dengan standar
yang ada. Ketelitian dalam menjalankan audit laporan keuangan sungguh diperlukan dalam
pekerjaan ini, agar nantinya tidak memberikan kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu
kecurangan yang dilakukan SNP Finance terindikasi telah menyajikan Laporan Keuangan
yang secara signifikan tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya sehingga
menyebabkan kerugian banyak pihak. Tindakan tersebut sangat krusial karena selain
mendapatkan kerugian material SNP Finance akan mendapatkan kerugian atas kepercayaan
masyarakat yang menurun dan bisa berangsur kepercayaan itu menjadi hilang.

Erico Dwi Setyawan (162114024)

Jika kita kronologi kasus SNP finance dari berbagai media. Muncul bebrapa
pernyataan bahwa pihak KAP tidak professional dalam memeberikan opini mengenai laporan
keuangan yang mereka audit dan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sesuai temuan dari
OJK, namun juga muncul pernyataan bahwa perusahaan mencantumnya nama KAP pada
laporan keuangan yang tidak mereka audit sehingga statement atau opini yang muncul tidak
sesuai dengan kondisi nyata perusahaan.

Jika kita melihat kasus tersebut apabila kita menjadi pihak akuntan public harusnya
kita lebih berhati-hati. Kita tidak boleh melepas begitu saja klien setelah kita melakukan
auditing pada suatu laporan keuangan perusahaan, kita harus meastikan bahwa setelah kita
melakukan audit laporan keuangan dan mengeluarkan opini terhadap temuan yang kita
temukan kita juga harus memastikan tidak adanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
setelah kita melakukan hal tersebut contohnya penyalahgunaan nama suatu entitas atau opini
yang telah kita buat oleh perusahaan klien agar tidak terjadi seperti pada kasus SNP Finance.

Selain itu pihak internal klien juga harus perlu kita kaji dulu mengenai pengendalian
internalnya, dan kita lihat pihak-pihak yang adala di dalam perusahaan memiliki integritas
yang tinggi sehingga bisa bekerja secara professional dan tidak akan terjadi kecurangan yang
dialakukan oleh klien sehingga tidak ada kerugian yang ditimbulkan yang membebankan
kedua belah pihak antara klien dan kantor akuntan public.
Agustinus Jati S. (162114025)

Opini saya mengenai kasus SNP finance ini adalah bahwa secara garis besar SNP
Finance memang masih dalam naungan perusahaan yang bergerak di industri pembiayaan.
Namun, fokus bisnis yang dijalankan berbeda yakni lebih pada pembiayaan elktronik, perabot
rumah tangga, dan perangkat pegawai.

Melalui informasi dari Otoritas Jasa Keuangan juga telah memberikan sanksi tegas
dengan membekukan kegiatan usaha SNP Finance. Sanksi pembekuan kegiatan usaha kepada
SNP Finance dikeluarkan karena perusahaan tersebut belum menyampaikan keterbukaan
informasi kepada seluruh kreditur dan pemegang medium term notes sampai dengan
berakhirnya batas waktu sanksi peringatan ketiga.

Maka dari itu direktur keuangan memiliki peran yang sangat penting di dalam suatu
perusahaan, menentukan wajah laporan keuangan hingga potensi adanya kecurangan. Dan
pentingnya sertifikasi terhadap auditor cukup penting untuk meminimalisir kesalahan dalam
pelaporn kinerja keuangan. Setidaknya sertifikasi ini bisa mengingatkan penyusun laporan
keuangan bahwa ada kode etik yang harus selalu dipegang teguh dan jika melanggar sanksin
yang diberikan juga berat.

Anda mungkin juga menyukai