TUGAS PENGAUDITAN II
Kelompok :
Fakultas Ekonomi
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud adalah
dengan meningkatkan pengendalian internal. Auditor internal adalah merupakan bagian dari
pengendalian internal yang berfungsi untuk membantu manajemen dalam pencegahan.
Dewasa ini tidak hanya auditor eksternal saja yang berperan untuk menemukan fraud di dalam
suatu organisasi, auditor internal sebenarnya memiliki tugas yang sama. Walaupun pada
kenyataannya tugas auditor internal tidak semudah auditor eksternal dikarenakan auditor
internal melekat didalam organisasi dan harus berperan sebagai rekan yang memberikan
masukan bagi organisasi dan berperan sebagai musuh yang berusaha untuk melihat
kemungkinan fraud yang terjadi di dalam organisasi.
Seorang auditor baik internal maupun eksternal baik di sektor swasta ataupun publik
harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi fraud yang dapat timbul. Kemampuan
mendeteksi fraud terlihat dari bagaimana auditor tersebut dapat melihattanda-tanda atau sinyal
yang menunjukkan adanya indikasi terjadinya fraud yang disebut juga red flags. Pengalaman
audit yang dimiliki oleh seorang auditor akan semakin meningkatkan kemampuan auditor
dalam melaksanakan pemeriksaan. Pada umumnya auditor yang berpengalaman maka
sensitivitas adanya ketidakberesan di dalam organisasi akan mudah terbaca. Namun, apakah
pengalaman audit tersebut akan memudahkannya dalam mendeteksi adanya red flags?
III. Tujuan
a. Memaparkan penyebab fraud yang dilakukan oleh pihak SNP Finance
b. Memaparkan apakah pengalaman, keahlian dan etika berpengaruh terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud
c. Mendeskripsikan langkah apa yang seharusnya dilakukan auditor dalam mendeteksi
fraud
BAB 2
Pembahasan
Pada tahun 2016, menurut manajemen, SNP Finance tidak menunggak pembayaran.
Hanya saja ada restrukturisasi dengan Bank Mandiri mengenai jumlah dan tenor pembayaran
agar perusahaan bisa mendapat kucuran dana dari perbankan lainnya.Tetapi,sampai Desember
2017, menurut Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia kategori SNP Finance masih
berada di level kol 1 dengan status lancar. Namun begitu Januari 2018, ada peralihan dan di
bawah kontrol Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni Sistem Layanan Informasi Keuangan
(SLIK) berubah statusnya menjadi kol 2.
Keempat, masalah lainnya yang tidak diperkirakan perusahaan yakni berasal dari
adanya migrasi sistem administrasi kontrol keuangan lama ke versi baru. Namun di tengah
perubahan sistem tersebut, senior manager informasi teknologi (IT) Herlina Rahardjo
mengajukan pengunduran diri.
SNP Finance sendiri ingin melakukan musyawarah namun tidak menemukan titik
temu sehingga membawa perusahaan menjalani proses PKPU. Dari Januari tahun lalu hingga
Januari 2018, sistem migrasi baru selesai sekitar 40% sehingga waktu dilakukan pemeriksaan
OJK sistemnya belum sempurna.
Dengan demikian, hal tersebut berpengaruh terhadap kontrol dan manajemen SNP
Finance dalam hal penagihan. Namun, di sisi lain, manajemen SNP Finance melihat ada
indikasi fraud di mana uang konsumen masuk namun tidak disetorkan.
Jadi ini latar belakang dari semua poin itu, berkaitan dengan pailit dari karyawan
sehingga membawa kami ke PKPU. Akhirnya mengganggu ke bisnis dan kegiatan bisnis
dibekukan oleh OJK.
Integritas seorang auditor memang tak lepas dari pengalaman yang mereka miliki di
dunia audit selain dilihat dari aspek pengalaman seorang audito juga dapat dilihat dari
bagaimana sorang auditor mematuhi atau melakukan etika-etika dalam berprofesi selayaknya
seorang auditor. Salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh auditor adalah mrndeteksi adanya
kecurangan yang dilakukan oleh klien atau perusahaan yang mereka audit. Dalam hal ini
pengalaman seorang auditor dan sejauh mana seorang auditor menjalankan etika dalam
menjalankan profesinya sebagai auditor juga mempengauhi dalam mendeteksi adanya
kecurangan atau fraud dari klien. Dalam hal ini ada beberapa pernyataaan yang menjelaskan
bahwa pengalaman dan etika seorang auditot mempengaruhi seorang auditor dalam
mendeteksi adanya kecurangan atau fraud :
berdasarkan sumber yang telah kami dapatkan bahwa etika profesi berpengaruh positif
terhadap pendeteksian fraud. Hal ini menunjukkan bahwa apabila seorang auditor
mengikuti etika profesi yang telah diatur maka akan menjamin kualitas serta
meningkatkan kemampuan mendeteksi fraud yang dimiliki auditor tersebut.
Dalam melakukan suatu proses audit keuangan suatu entitas seorang auditor harus
bersifat senetral mungkin terhadap laporan keuangan yang ia audit. Selain itu, seorang auditor
harus memberikan opini mengenai laporan keuangan yang ia audit harus benar dan andal,
selain itu opini yang berikan juga harus menunjukkan pernyataan yang sesuai dengan kondisi
nyata entitas yang ia audit.
Dalam kasus SNP finance pihak Akuntna Publik yang diberikan tanggung jawab oleh
perusahaan untuk mengaudit laporan keuangan adalah pihak Kantor Akuntan Publik (KAP) di
bawah entitas Deloitte – Indonesia. Dalam kasus tersebut pihak KAP disebut-sebut terkait
dengan kasus gagal bayar Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Dalam beberapa media pihak KAP menyatakan bahwa
laporan keuangan yang mereka audit adalah laporan keuangan utnuk keperluan tahun 2016
dan tidak ada kaitannya dengan periode 2017 diterangkan bahwa SNP finance telah
mencantumkan bahwa laporan keuangan periode 2017 telah dilakukan audit oleh pihal KAP
sehingga opini yang muncul terhadap laporan keuangan berbeda dan tidak sesuai dengan
kondisi nyata perusahaan. Hal tersebut yang mendasari munculnya dugaan bahwa KAP
terlibat pada kasus yang dilakukan SNP finance terkait pembobolan untuk memperoleh kredit
bank.
Jika kita melihat kasus SNP finance tersebut sebagai pihak Akuntna Publik atau
auditor seharusnya harus lebih berhati-hati dalam melakukan tugasnya. Karena dalam
penyajian laporan keuangan dengan mencantumkan nama suatu Akuntan Publik akan
menimbulkan presepsi pengguna laporan bahwa keseluruhan dokumen laporan tersebut,
termasuk laporan keuangan, merupakan milik dan diterbitkan oleh Akuntan Publik dan/atau
Kantor Akuntan Publik.
1. Auditor harus dapat menjalin komunikasi dengan klien sehingga dalam proses audit
auditor harusnya lebih mudahdalam mengindikasi adanya fraud
2. Auditor harus lebih sensitive terhadap hal hhal yang tak lazim yang terindikasi akan
menimbulkan tindakan fraud
3. Auditor juga harus melakukan penerapan praktik-praktik nabajemen resiko secara
lebih baik
4. Auditor juga harus memastikan integritas manajemen dari klien yang sedang ia jalin
kerja sama
5. Auditor perlu menerapkan unsur unprecdictability(tidak dapat ditebak) dalam
prosedur lainnya, misalnua mengacak jadwal dan pengujian selain itu dapat menguji
kedepan untuk memastikan klien tidak melakukan fraud yang berulang-ulang
BAB 3
Penutup
I. KESIMPULAN
PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) menjadi sorotan otoritas
keuangan dan publik. Perusahaan pembiayaan berumur kurang lebih 18 tahun ini
ternyata berada di ambang kepailitan. Perusahaan pembiayaan yang berada di bawah
naungan Columbia Group tersebut di atas kertas terlihat dalam kondisi baik-baik saja.
Namun, kondisi perusahaan berubah, rating utang perseroan berubag drastis dari stabil
menjadi selective default pada 9 Mei 2018 lantaran salah satu kupn Medium Term
Notes (MTN) yang diterbikan SNP gagal bayar. Dan imbasnya Otoritas Jasa
Keuangan 9OJK) membekukan kegiatan usaha SNP karena perseroan gagal membayar
bunga MTN senilai Rp 6,75 Miliar pada 14 Mei 2018 melalui Surat Deputi
Komisioner Pengawas IKNB. Diduga pihak SNP Finance tidak mnyampaikan laporan
keuangan dengan benar alias fiktif, sehingga perusahaan peruahaan pemerinkat dan
auditor tidak mengeluarkan peringatan atau warning sebelum gagal bayar terjadi.
Maka dari itu PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencoba mengambil upaya mitigasi,
yakni mengusulkan agar direktur keuangan selaku penyelenggara laporan keuangan
wajib memiliki sertifikasi sebagai pihak yang diaudit.
II. SARAN
Direktur keuangan memiliki peran yang sangat penting di dalam suatu
perusahaan, menentukan wajah laporan keuangan hingga potensi adanya kecurangan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), untuk mengukur efektivitas sertifikisi dalam
meminimalisir penyimpangan oleh direktur keuangan memang agak sulit. Namun
yang pasti, sertifikasi menjadi modal pertahanan paling mendasar dari terciptanya
kredibilitas laporan keuangan. IAI brpendapat bahwa penyusunan atau penandatangan
laporan keuangan adalah seseorang yang paham akuntansi dan memiliki sertifikasi
Chartered Accountant (CA). Sertifikasi CA dari IAI sendiri sudah sesuai dengan
panduan standar Internasional. Untuk mendapatkan sertifikasi CA juga tidak mudah,
selain kemampuan andal, akuntan juga harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap
etika, tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas dan
kerahasiaan.
REFLEKSI
Dilihat dari kasus SNP Finance, akuntan publik memberikan opini atau pendapat yang
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya hal ini dapat dilihat dari temuan OJK yang
menemukan adanya penyimpangan laporan keuangan.
Dari kasus tersebut kita sebagai akuntan publik harusnya berhati-hati dalam membuat
laporan dalam artian lebih teliti dan skeptisme harus lebih di pertajam lagi. Jangan hanya
kennal dengan pemilik perusahaan kita sebagai akuntan publik langsung memberikan opini
yang menguntungkan perusahaan namun menyalahi aturan.
Sebagai akuntan publik kita harus profesional kalau benar bilang benar kalau salah
biang salah jangan memutar balikan fakta yang ada. Kita harus mengikuti aturam yang
berlaku bertindaklah dengan benar sebagai akuntan publik.
Kasus yang menimpa SNP Finance ada kaitannya dengan Deloitte Indonesia,
dimana Deloitte tidak dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan. Lalu OJK melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut dan kemudian
menyimpulkan bahwa terdapat indikasi pelanggaran terhadap standar profesi dalam audit
yang dilakukan para akuntan publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan
SNP Finance selama tahun buku 2012-2016. Hasil pemeriksaan menyimpulkan bahwa
akuntan publik Marlinna dan Merliyana Syamsul belum sepenuhnya mematuhi
Standar Audit-Standar Profesional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum
atas laporan keuangan SNP Finance.
Berdasarkan kasus diatas, jika kita menjadi seorang auditor seharusnya kita memiliki
sikap yang patuh dan taat kepada aturan dan menjalankan tugasnya sesuai dengan standar
yang ada. Ketelitian dalam menjalankan audit laporan keuangan sungguh diperlukan dalam
pekerjaan ini, agar nantinya tidak memberikan kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu
kecurangan yang dilakukan SNP Finance terindikasi telah menyajikan Laporan Keuangan
yang secara signifikan tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya sehingga
menyebabkan kerugian banyak pihak. Tindakan tersebut sangat krusial karena selain
mendapatkan kerugian material SNP Finance akan mendapatkan kerugian atas kepercayaan
masyarakat yang menurun dan bisa berangsur kepercayaan itu menjadi hilang.
Jika kita kronologi kasus SNP finance dari berbagai media. Muncul bebrapa
pernyataan bahwa pihak KAP tidak professional dalam memeberikan opini mengenai laporan
keuangan yang mereka audit dan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sesuai temuan dari
OJK, namun juga muncul pernyataan bahwa perusahaan mencantumnya nama KAP pada
laporan keuangan yang tidak mereka audit sehingga statement atau opini yang muncul tidak
sesuai dengan kondisi nyata perusahaan.
Jika kita melihat kasus tersebut apabila kita menjadi pihak akuntan public harusnya
kita lebih berhati-hati. Kita tidak boleh melepas begitu saja klien setelah kita melakukan
auditing pada suatu laporan keuangan perusahaan, kita harus meastikan bahwa setelah kita
melakukan audit laporan keuangan dan mengeluarkan opini terhadap temuan yang kita
temukan kita juga harus memastikan tidak adanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
setelah kita melakukan hal tersebut contohnya penyalahgunaan nama suatu entitas atau opini
yang telah kita buat oleh perusahaan klien agar tidak terjadi seperti pada kasus SNP Finance.
Selain itu pihak internal klien juga harus perlu kita kaji dulu mengenai pengendalian
internalnya, dan kita lihat pihak-pihak yang adala di dalam perusahaan memiliki integritas
yang tinggi sehingga bisa bekerja secara professional dan tidak akan terjadi kecurangan yang
dialakukan oleh klien sehingga tidak ada kerugian yang ditimbulkan yang membebankan
kedua belah pihak antara klien dan kantor akuntan public.
Agustinus Jati S. (162114025)
Opini saya mengenai kasus SNP finance ini adalah bahwa secara garis besar SNP
Finance memang masih dalam naungan perusahaan yang bergerak di industri pembiayaan.
Namun, fokus bisnis yang dijalankan berbeda yakni lebih pada pembiayaan elktronik, perabot
rumah tangga, dan perangkat pegawai.
Melalui informasi dari Otoritas Jasa Keuangan juga telah memberikan sanksi tegas
dengan membekukan kegiatan usaha SNP Finance. Sanksi pembekuan kegiatan usaha kepada
SNP Finance dikeluarkan karena perusahaan tersebut belum menyampaikan keterbukaan
informasi kepada seluruh kreditur dan pemegang medium term notes sampai dengan
berakhirnya batas waktu sanksi peringatan ketiga.
Maka dari itu direktur keuangan memiliki peran yang sangat penting di dalam suatu
perusahaan, menentukan wajah laporan keuangan hingga potensi adanya kecurangan. Dan
pentingnya sertifikasi terhadap auditor cukup penting untuk meminimalisir kesalahan dalam
pelaporn kinerja keuangan. Setidaknya sertifikasi ini bisa mengingatkan penyusun laporan
keuangan bahwa ada kode etik yang harus selalu dipegang teguh dan jika melanggar sanksin
yang diberikan juga berat.