Anda di halaman 1dari 2

Kontra:

1. Kesalahan disebabkan oleh Pihak Manajemen SNP atas dugaan tindak pidana pemalsuan
dokumen, penggelapan, penipuan, dan pencucian uang dalam aktivitas usahanya
sebagai perusahaan pembiayaan
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180926143029-78-333372/kronologi-
snp-finance-dari-tukang-kredit-ke-tukang-bobol
2. Menurut Lensen (2016), auditor mungkin menjadi dekat dengan pihak manajemen dari klien
yang diaudit, merasa terhubung dengan masalah mereka dan secara otomatis percaya
kepada penjelasan manajemen terhadap perbedaan pemahaman yang ada diantara auditor
dank lien. Hal ini menghalangi auditor untuk menghasilkan hasil audit yang objektif dan
berkualitas.
3. Auditor hanya memberikan opini sesuai dengan laporan keuangan yang telah disajikan oleh
pihak manajemen. Walaupun auditor lalai dalam mendeteksi kecurangan yang terjadi, tetapi
auditor tidak terlibat terhadap manipulasi piutang SNP Finance. Hal ini membuktikan bahwa
kecurangan tersebut bukan berawal kesalahan pihak auditor.
Sumber:
4. Marketing & Communications Lead of Deloitte - Indonesia, Steve Aditya.
 Steve menuturkan, SBE terakhir kali menerbitkan laporan auditor Independen atas
laporan keuangan SNP untuk tahun buku 2016. Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan SNP pada 2017 dan 2018. SBE juga tidak
pernah dimintai persetujuan maupun diberitahu oleh SNP jika laporan audit atas
laporan keuangan SNP digunakan sebagai rujukan dalam penerbitan Medium Term
Notes (MTN).
 Steve juga menegaskan, audit dilakukan SBE atas laporan keuangan SNP sudah
berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI).
 penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan merupakan tanggung jawab
manajemen perusahaan, dalam hal ini SNP
5. Dalam pemeriksaan yang sudah dilakukan, bendahara negara mengakui adanya indikasi
kelalaian yang dilakukan KAP dalam mengaudit laporan keuangan anak usaha Grup Columbia
tersebut. Namun di akhir pemeriksaan, ada beberapa temuan yang disoroti, antara lain
scepticisme yang dianggap perlu dimiliki auditor, serta pemahaman terhadap sistem
pencatatan yang digunakan perusahaan.
Adapun yang kedua, pengujian yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance tidak sampai pada
dokumen dasar. "Karena AP [akuntan publik] sudah lama memegang PT SNP sebagai
clientnya, maka ada hal-hal yang langkah audit harus diperdalam, menjadi tidak dilakukan,"
kata Langgeng (Kepala Pusat Pembinaan Profesi Kementerian Keuangan).
pro

1. Kasus Kecurangan SNP Finance disebabkan oleh Kesalahan Auditor itu memang benar,
karena SBE melakukan kelalaian (negligence), yaitu dengan kurang menerapkan prinsip
kehati – hatian (professional skepticism) dalam mengaudit kliennya tersebut.
2. Auditor tidak memberikan opini yang going concern atas laporan keuangan SNP Finance,
sehingga dengan adanya opini tersebut, akan menjadi warning bagi para kreditornya untuk
berhati – hati dalam menyalurkan pinjaman.
3. seharusnya Deloitte juga mengetahui bahwa hal ini menjadi faktor tekanan/pressure bagi
perusahaan untuk melakukan kecurangan/fraud, yaitu dengan memanipulasi laporan
keuangan agar tampak baik. Deloitte seharusnya mengkategorikan kliennya tersebut sebagai
high risk, atau beresiko tinggi melakukan fraud. Dengan adanya kondisi high risk tersebut,
mengacu pada standar audit yang dikeluarkan oleh International Standard on Auditing (ISA)
no 330 tentang respon auditor terhadap resiko kecurangan klien, Deloitte seharusnya
menambah porsi pengujian substantive pada test of details, seperti menambah sampel
untuk konfirmasi piutang pelanggan. Sehingga dari prosedur audit tersebut akan terungkap
apabila ternyata banyak piutang fiktif yang sengaja dibuat oleh kliennya.

Kesimpulan

KONTRA

pada kasus ini kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan PT SNP Finance yang memalsukan
akun piutang itu disebabkan oleh pihak manajemen. kecurangan itu tidak ada hubungannya dengan
pihak auditor karena tugas auditor hanya mengaudit dan memberikan opini, meskipun pihak
auditor lalai dalam mendeteksi kecurangan tersebut yang menyebabkan auditor salah memberikan
opini. namun kecurangan itu murni dilakukan oleh pihak manajemen yang tidak berhubungan
dengan kelalaian yang dilakukan auditor, dimana auditor menaruh kepercayaan atas laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen SNP. jadi berdasarkan hasil diskusi kami, kami
menyimpulkan bahwa kasus yang dialami oleh PT SNP Finance bukan merupakan kesalahan dari
pihak auditor.

PRO

Pada kasus ini, kecurangan yang terjadi pada PT SNP Finance disebabkan oleh pihak auditor. Auditor
memiliki tugas untuk memeriksa data-data lebih dalam yang ada dalam laporan keuangan sehingga
seharusnya auditor dapat memberikan opini going concern, dengan adanya opini tersebut akan
menjadi warning bagi para kreditornya untuk berhati – hati dalam menyalurkan pinjaman. Karena
kelalaian dari pihak auditor yang tidak memberikan warning pada pihak SNP sehingga terjadinya
gagal bayar. Jadi berdasarkan hasil diskusi kami, kami menyimpulkan bahwa kasus yang dialami oleh
PT SNP Finance merupakan kesalah dari pihak auditor. Menurut kami auditor dapat disalahkan
karena kurangnya menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan audit pada laporan keuangan
PT SNP Finance

Anda mungkin juga menyukai