Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Mata Kuliah : Seminar Audi2ng


Yuszak Mahya (NPM: 120620220520)

1. h%ps://finance.de0k.com/moneter/d-4002904/ojk-mulai-periksa-laporan-keuangan-
bank-bukopin-yang-dipermak

When: Dugaan manipulasi terjadi sekitar 2ga tahun terakhir, saat laporan keuangan yang direvisi
dirilis pada Desember 2022.

Where: Manipulasi diduga terjadi di kantor pusat Bank Bukopin di Jakarta, Indonesia.

Who: Dugaan manipulasi sedang diselidiki oleh OJK, dan 2dak jelas siapa yang bertanggung jawab
atas manipulasi tersebut saat ini. Namun, whistleblower yang menyampaikan kekhawa2ran atas
keakuratan laporan keuangan tersebut menuding hal tersebut dilakukan oleh manajemen Bank
Bukopin.

How: Manipulasi tersebut diduga dilakukan dengan mengubah angka-angka pada laporan
keuangan agar kondisi keuangan Bank Bukopin terlihat lebih baik dari yang sebenarnya.

Peran dan tanggung jawab auditor: Auditor bertanggung jawab untuk memas2kan bahwa
laporan keuangan perusahaan akurat dan menyajikan pandangan yang benar dan adil tentang
situasi keuangan perusahaan. Dalam hal ini, auditor gagal mendeteksi manipulasi laporan
keuangan, yang merupakan pelanggaran serius atas tanggung jawab profesionalnya.

Berikut adalah beberapa faktor tambahan yang mungkin berkontribusi pada kasus ini:

• Tekanan pada manajemen Bank Bukopin untuk memperbaiki situasi keuangan bank.
• Lemahnya pengendalian intern di Bank Bukopin.
• Kegagalan auditor untuk melakukan audit mereka dengan benar yang dipengaruhi oleh
Kompetensi dan Independensi auditor.
2. hKps://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20181218134556-72-46912/10-tahun-
akuntan-publik-tak-mampu-endus-masalah-jiwasraya

What: Kasus kegagalan akuntan publik (KAP) untuk mendeteksi masalah di PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) selama 10 tahun.

When: Masalah di Jiwasraya dimulai pada tahun 2008, dan KAP gagal mendeteksinya
hingga tahun 2018.

Where: Masalah di Jiwasraya terjadi di kantor pusat perusahaan di Jakarta, Indonesia.

Who: KAP yang gagal mendeteksi permasalahan di Jiwasraya adalah:

• Artha Graha Konsultan


• Tanubrata Su2anto & Rekan
• Audit Sinergi Prima

How: KAP gagal mendeteksi permasalahan di Jiwasraya dengan 2dak melakukan audit
yang baik. Mereka 2dak memeriksa dengan baik laporan keuangan Jiwasraya, dan 2dak
menyelidiki investasi perusahaan.

Peran dan tanggung jawab auditor: Auditor bertanggung jawab untuk memas2kan bahwa
laporan keuangan perusahaan akurat dan menyajikan pandangan yang benar dan adil
tentang situasi keuangan perusahaan. Dalam kasus ini, KAP gagal mendeteksi
permasalahan di Jiwasraya, yang merupakan pelanggaran serius terhadap tanggung jawab
profesionalitas auditor.

Berikut beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab kegagalan KAP dalam
mendeteksi permasalahan di Jiwasraya:

• Kompleksitas laporan keuangan Jiwasraya.


• Minimnya transparansi di Jiwasraya.
• Kolusi antara manajemen Jiwasraya dengan KAP.
• Kasus Jiwasraya mengingatkan pen2ngnya audit independen dan perlunya kewaspadaan
auditor dalam mendeteksi kecurangan. Hal ini juga menjadi pengingat akan konsekuensi
yang dapat terjadi jika auditor gagal melakukan tugasnya dengan baik.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, ada beberapa hal lain yang mungkin menjadi
penyebab kegagalan KAP dalam mendeteksi permasalahan di Jiwasraya. Ini termasuk:

• Kurangnya sumber daya di KAP.


• Tekanan pada KAP untuk menyelesaikan audit dengan cepat.
• Kurangnya pela2han bagi auditor tentang cara mendeteksi kecurangan.
3. hKps://www.cnbcindonesia.com/market/20180802101243-17-26563/ada-apa-dengan-
deloiKe-dan-snp-finance-ini-penjelasannya

What: Kasus ini melibatkan kegagalan DeloiKe Indonesia dan auditornya untuk mendeteksi
penyimpangan keuangan di PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance).

When: Penyimpangan keuangan di SNP Finance terjadi dari 2012 hingga 2016. Auditor gagal
mendeteksinya hingga 2018.

Where: Penyimpangan keuangan di SNP Finance terjadi di kantor pusat perusahaan di Jakarta,
Indonesia.

Who: Orang-orang kunci yang terlibat dalam kasus ini adalah:

• Marlinna dan Merliyana Syamsul, auditor yang gagal mendeteksi penyimpangan


keuangan di SNP Finance.
• Manajemen SNP Finance yang bertanggung jawab atas penyimpangan keuangan
tersebut.
• Pemerintah Indonesia yang memberlakukan sanksi terhadap DeloiKe Indonesia dan
auditornya.

How: Ke2dakberesan keuangan di SNP Finance disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

• Buruknya kinerja portofolio pinjaman SNP Finance.


• Kegiatan penipuan manajemen SNP Finance.
• Kurangnya skep2sisme profesional di pihak auditor.
• Kurangnya independensi antara auditor dan SNP Finance.
• Kurangnya dokumentasi dan catatan yang tepat di SNP Finance.

Peran dan tanggung jawab auditor adalah untuk:

• Memas2kan bahwa laporan keuangan perusahaan akurat dan menyajikan pandangan


yang benar dan adil tentang situasi keuangan perusahaan.
• Mendeteksi penyimpangan keuangan di perusahaan.
Dalam hal ini, auditor gagal memenuhi tanggung jawabnya. Mereka 2dak mendeteksi
penyimpangan keuangan di SNP Finance, dan 2dak melaporkannya kepada manajemen
perusahaan atau otoritas terkait.

Kegagalan auditor untuk mendeteksi penyimpangan keuangan di SNP Finance memiliki


konsekuensi serius. Perusahaan itu akhirnya dinyatakan bangkrut, dan investor merugi.
Pemerintah Indonesia juga memberikan sanksi kepada DeloiKe Indonesia dan auditornya.
ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab kegagalan auditor dalam mendeteksi
penyimpangan keuangan di SNP Finance. Ini termasuk:

• Kurangnya sumber daya di DeloiKe Indonesia.


• Tekanan pada auditor untuk menyelesaikan audit dengan cepat.
• Kurangnya pela2han bagi auditor tentang cara mendeteksi penyimpangan keuangan.

4. hKps://www.cnbcindonesia.com/market/20190615100924-17-78560/penjelasan-utuh-
kemenkeu-soal-audit-laporan-keuangan-garuda

What: Kasus ini melibatkan kegagalan auditor, Kasner Sirumapea, dan firma audit, Tanubrata
Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (TSFBR), untuk mematuhi Standar Pelaporan Keuangan
Indonesia (PSAK) dalam audit mereka atas PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA ) laporan keuangan.

When: Audit dilakukan pada 2018, dan temuannya dipublikasikan pada 2019.

Where: Audit dilakukan di kantor pusat GIIA di Jakarta, Indonesia.

Who: Orang-orang kunci yang terlibat dalam kasus ini adalah:

• Kasner Sirumapea, auditor yang gagal mematuhi PSAK.


• TSFBR, firma audit tempat Kasner Sirumapea bekerja.
• Otoritas Jasa Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang melakukan
audit.

How: Kegagalan Kasner Sirumapea dan TSFBR untuk mematuhi PSAK disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:

• Kurangnya skep2sisme profesional di pihak auditor.


• Kurangnya independensi antara auditor dan GIIA.
• Kurangnya dokumentasi dan catatan yang tepat di GIIA.
Peran dan tanggung jawab auditor adalah untuk:

• Memas2kan bahwa laporan keuangan perusahaan akurat dan menyajikan pandangan


yang benar dan adil tentang situasi keuangan perusahaan.
• Mendeteksi penyimpangan keuangan di perusahaan.
• Melaporkan se2ap penyimpangan keuangan kepada manajemen perusahaan dan
otoritas terkait.
Dalam hal ini, auditor gagal memenuhi tanggung jawabnya. Mereka 2dak mendeteksi
penyimpangan keuangan di GIIA, dan 2dak melaporkannya kepada manajemen perusahaan
atau otoritas terkait.
Kegagalan auditor untuk mematuhi PSAK memiliki konsekuensi serius. PPPK menjatuhkan
sanksi kepada Kasner Sirumapea dan TSFBR. Izin prak2k Kasner Sirumapea sebagai auditor
dibekukan selama satu tahun, dan TSFBR diberi peringatan.

Kasus GIIA mengingatkan pen2ngnya audit independen. Ini juga menyoro2 perlunya auditor
untuk waspada dalam mendeteksi penyimpangan keuangan. Ke2ka auditor gagal melakukan
tugasnya dengan baik, hal itu dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi investor dan
pemangku kepen2ngan lainnya.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, ada beberapa hal lain yang mungkin menjadi penyebab
kegagalan auditor dalam mematuhi PSAK. Ini termasuk:

• Tekanan pada auditor untuk menyelesaikan audit dengan cepat.


• Kurangnya pela2han bagi auditor tentang cara mematuhi PSAK.

5. hKps://market.bisnis.com/read/20230607/192/1663105/auditor-waskita-crowe-
indonesia-menjawab-manipulasi-laporan-keuangan

What: Kasus dugaan manipulasi laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk oleh
auditor perusahaan, PT Crowe Indonesia.

When: Tuduhan dibuat pada tahun 2023, dan kasusnya masih berlangsung.

Where: Kasus tersebut sedang diselidiki oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK).

Who: Orang-orang kunci yang terlibat dalam kasus ini adalah:

• PT Crowe Indonesia, auditor PT Waskita Karya.


• Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia yang sedang menyelidiki kasus tersebut.
• Manajemen PT Waskita Karya yang dituding melakukan manipulasi laporan keuangan
perseroan.

How: Dugaan manipulasi itu berdasarkan laporan Badan Pengawasan Pemeriksa Keuangan
(BPKP) OJK. Laporan tersebut menemukan bahwa PT Waskita Karya telah melebih-lebihkan
asetnya sebesar Rp 2,7 triliun (sekitar USD 170 juta) dan kewajibannya sebesar Rp 1,3 triliun
(sekitar USD 82 juta).
Peran dan tanggung jawab auditor adalah untuk:

• Memas2kan bahwa laporan keuangan perusahaan akurat dan menyajikan pandangan


yang benar dan adil tentang situasi keuangan perusahaan.
• Mendeteksi penyimpangan keuangan di perusahaan.
• Melaporkan se2ap penyimpangan keuangan kepada manajemen perusahaan dan otoritas
terkait.
Dalam kasus ini, auditor PT Crowe Indonesia dituding gagal mendeteksi dugaan manipulasi
laporan keuangan PT Waskita Karya.

Tuduhan manipulasi berdampak serius bagi PT Waskita Karya. Perusahaan tersebut dapat
didenda oleh OJK, dan manajemennya dapat dimintai pertanggungjawaban atas dugaan
kesalahan tersebut.

Kasus Waskita Karya mengingatkan pen2ngnya audit independen. Ini juga menyoro2 perlunya
auditor untuk waspada dalam mendeteksi penyimpangan keuangan. Ke2ka auditor gagal
melakukan tugasnya dengan baik, hal itu dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi investor
dan pemangku kepen2ngan lainnya.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, ada beberapa hal lain yang diduga menjadi penyebab
dugaan manipulasi laporan keuangan PT Waskita Karya. Ini termasuk:

• Kurangnya skep2sisme profesional di pihak auditor.


• Kurangnya independensi antara auditor dengan PT Waskita Karya.
• Kurangnya dokumentasi dan pencatatan yang baik di PT Waskita Karya.

Anda mungkin juga menyukai