Anda di halaman 1dari 1

1.

Kasus yang terjadi di PT Jiwasrya adalah kasus gagal bayar polis nasabah yang melibatkan
banyak pihak. Penyebab utama kasus tersebut adalah kesalahan mengelola investasi di dalam
perusahaan. Berdasarkan catatan BPK, Jiwasraya telah membukukan laba semu sejak 2006. Alih-
alih memperbaiki kinerja perusahaan, jiwasaraya diketahui banyak melakukan investasi pada
aset berisiko untuk mengejar imbal hasil tinggi, sehingga mengabaikan prinsip kehati-hatian. Di
samping itu akuntan publik dianggap terlibat dalam kasus ini, akuntan publik diduga melakukan
kelalaian dan tidak mampu mengungkap kondisi sebenarnya yang terjadi pada Jiwasraya.
Terlebih lagi laporan keuangan teraudit yang dipublikasikan jiwasraya ternyata telah
dimanipulasi atau window dressing sehingga perusahaan terlihat sehat.
2. Auditor eksternal mengeluarkan opini “wajar tanpa pengecualian” atas PT Jiwasraya karena
auditor tidak menemukan kesalahan yang material secara keselurahan dari laporan keuangan
dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Pada laporan
keuangan jiwasraya yang bukan konsolidasi namun telah diaudit oleh PwC, dimana disebutkan
bahwa laba bersih di 2016 adalah 2,1 triliun (opini wajar tanpa pengecualian) dan laba bersih
2017 adalah 328 milliar (opini dengan modifikasian). Sesuai dengan Peraturan
No.71/POJK.05/2016 tentang kesehatan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, rasio pencapaian
tingkat solvabilitas sekurang-kurangny adalah 100% dengan target internal paling rendah 120%
dari MMBR. Kalau dilihat pengungkapan Jiwasraya mengenai indikator kesehatan keuangan,
rasio pencapaiannya terkait pemenuhan tingkat solvabilitas juga masih di atas 100% yaitu 200%
di tahun 2016 dan 123% di tahun 2017.
3. Etika yang dilanggar oleh auditor eksternal dalam kasus ini adalah kurangnya tanggung jawab
dasar auditor sehingga terjadi kelalaian dalam mengaudit laporan keuangan Jiwasraya. Auditor
tidak dapat menyadari adanya kejanggalan yang tejadi sudah lama, dan baru diketahui setelah
ganti direksi pada tahun 2018. Auditor juga tidak memiliki sikap profesionalitas yang
dipercayakan oleh publik.

Anda mungkin juga menyukai