Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu.
Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang
dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi
yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem
pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya
desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku
kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik,
pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu dan
demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem
pemerintahan itu secara menyeluruh.
Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna
menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner
maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
2. Rumusan Masalah
Agar perumusan masalah ini tidak meluas maka penulis perlu membatasi ruang lingkup masalah
Sistem Pemerintahan ini adalah sebagai berikut :
3. Tujuan Penelitian
Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan
fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam usaha ilmiah sistem adalah suatu tatanan
atau susunan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari bagian-bagian atau komponenyang
berkaitan antara satu dengan lainnya secara teratur dan terencana untuk mencapai suatu tujun.
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah segala bentuk kegiatan atau aktifitas
penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-organ negara yang mempunyai otoritas atau
kewenangan untuk menjalankan kekuasaan. Pengertian pemerintahan seperti ini mencakup
kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif maupun
yudikatif. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan
oleh fungsi eksekutif, presiden ataupun perdana menteri, sampai dengan level birokrasi yang paling
rendah tingkatannya. Dari dua pengertian tersebut, maka dalam melakukan pembahasan mengenai
pemerintahan negara titik tolak yang dipergunakan adalah dalam konteks pemerintahan dalam arti
luas. Yaitu meliputi pembagian kekuasaan dalam negara, hubungan antar alat-alat perlengkapan
negara yang menjalankan kekuasaan tersebut.
Macam - macam sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan pada hubungan antara organ
negara pemegang kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan
sistem pemerintahan dalam arti paling luas yakni morankhi. Dikatakan demikian karena kepala
negara apapun sebutanya mempunyai kedudukan yang tidak dapat di ganggu gugat. Sedangkan
penyelenggara pemerintah sehari-hari diserahkan kepada menteri.
Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang
independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem
pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah Parlementer
yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain:
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur
dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :
2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat.
3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik adalah suatu
pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam
negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar.
Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis kabinet.
Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.
Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden.
Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan
ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan
pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan
eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada
diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.
Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan sesuai
dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga
itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
a. Sumber Tulisan
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_Indonesia
https://stanbrain.com/seleksi-kompetensi-dasar-tentang-sistem-pemerintahan-indonesia/
https://olympics30.com/sistem-pemerintahan-indonesia/