Anda di halaman 1dari 20

SKRIPSI STIE KASIH BANGSA

PENGARUH OPINI AUDIT GOING CONCERN, PERGANTIAN

MANAJEMEN, DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP

AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan

Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017)

Oleh:
SOFYAN DINANDA

ABSTRAK
Pergantian auditor merupakan salah satu langkah yang dilakukan perusahaan agar
independensi seorang auditor dapat dipertahankan dan dapat mengurangi kemungkinan
kecurangan yang terjadi pada saat auditor melakukan pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menguji pengaruh opini audit going concern, pergantian
manajemen dan financial distress terhadap auditor switching. Data yang digunakan pada
penelitian ini berasal dari laporan keuangan annual report yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017, dan populasi sebanyak 28 perusahaan
yang kemudian diambil sampel berdasarkan kualifikasi yang ditentukan. Penentuan sampel
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yang diperoleh14 perusahaan yang
dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik yang terdapat dalam program SPSS
versi 25.0 (Statistical Program for Social Science). Hasil penelitian secara parsial
menunjukkan bahwa variabel opini audit going concern dan financial distress tidak
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching dengan nilai signifikan sebesar 1,000 >
0,05 dan 0,292 > 0,05. Sedangkan variabel pergantian manajemen berpengaruh terhadap
auditor switching, karena nilai signifikansinya sebesar 0,003 < 0,05. Apabila diuji secara
simultan, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel opini audit going concern,
pergantian manajemen dan financial distress berpengaruh secara signifikan terhadap
auditor switching dengan nilai signifikansi sebesar 0,007< 0,05.

Kata kunci: Opini Audit Going Concern, Pergantian Manajemen, Financial Distress,
Auditor switching.

PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis saat ini menimbulkan persaingan usaha antar perusahaan terutama
dalam pengembangan bisnis. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya memiliki
banyak persaingan di bidang industri maupun jasa. Perusahaan tidak dapat berdiri sendiri
tanpa adanya dorongan atau tambahan modal dari pihak luar karena membutuhkan dana
yang besar, selain dana dari hasil penjualan produk atau jasanya, perusahaan memerlukan
modal dari pihak luar seperti dari investor. Investor memberikan pendanaan untuk
menambah modal perusahaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional
perusahaan sehingga akan memberikan timbal balik keuntungan bagi investor.
Hal yang selalu menjadi pusat perhatian oleh investor yaitu laporan keuangan perusahaan,
investor membutuhkan suatu laporan keuangan yang dapat dipahami, relevan, memiliki
kualitas keandalan, dan dapat dibandingkan. Laporan keuangan yang dapat dipahami
maksudnya adalah informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus dapat
dipahami oleh pemakai, informasi tersebut haruslah kompleks dan tidak dikeluarkan hanya
atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk di pahami oleh pemakai
tertentu. Laporan keuangan yang relevan yaitu informasi harus relevan agar memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang andal atau reliable jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Sementara itu laporan keuangan juga harus dapat dibandingkan antar periode akuntansi
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Guna memenuhi
kebutuhan tersebut suatu perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang benar dan
dapat dipertanggungjawabkan dan telah diaudit oleh auditor independen yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik. Laporan keuangan yang diaudit bertujuan untuk meningkatkan
kepercayaan publik atas informasi yang disampaikan oleh perusahaan. Informasi dari
laporan keuangan juga berguna bagi investor sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan apakah investor mau menginvestasikan dananya atau tidak.
Seorang auditor dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan yang
diaudit, maka dari itu auditor harus memiliki sertifikasi audit sebagai seorang profesional.
Selain itu seorang auditor juga harus memiliki kompetensi auditing dan mempunyai
pengetahuan yang luas dalam bidang perusahaan yang di audit, selain itu harus mengetahui
cara penyusunan laporan keuangan dan standar yang berlaku serta memiliki independensi,
artinya bebas tidak memihak kepada manajemen yang bertanggung jawab atas penyusunan
laporan keuangan dan juga tidak terpengaruh atau memihak kepada pengguna laporan
keuangan, dan juga bebas dari hubungan dengan pihak istimewa.
Ketika suatu KAP dan kliennya menjalin kontrak untuk memeriksa laporan keuangan,
kontrak tersebut tidak baik jika terlalu lama karena dapat menghilangkan independensi
seorang auditor. Pergantian auditor merupakan langkah yang dilakukan agar independensi
seorang auditor dapat dipertahankan dan dapat mengurangi kemungkinan kecurangan yang
terjadi pada saat auditor melakukan pekerjaannya. Pergantian auditor dapat terjadi secara
mandatory dan voluntary. Pergantian auditor secara mandatory adalah pergantian auditor
yang di atur oleh peraturan pemerintah, di Indonesia sendiri telah ditetapkan peraturan
mengenai pembatasan penggunaan jasa audit melalui Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2015, tentang praktik akuntan publik, BAB V pasal 11.,
sedangkan pergantian secara voluntary dapat terjadi dalam kurun waktu kurang dari yang
telah ditetapkan dalam peraturan tersebut.
Salah satu contoh kasus hubungan suatu KAP dengan kliennya yang tidak baik terkait
independensi yaitu pada kasus Enron dan KAP Arthur Andersen. Enron merupakan
perusahaan besar pertama yang melakukan outsourcing secara total atas fungsi internal
audit perusahaan yaitu mantan Kepala Audit Eksekutif Enron (Kepala Internal Audit)
semula adalah partner KAP Andersen yang ditunjuk sebagai akuntan publik perusahaan
dan Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen serta sebagian besar Staff
Accounting Enron berasal dari KAP Andersen. Pada awal tahun 2001, partner KAP
Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan
Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan
praktik akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil evaluasi diputuskan untuk tetap
mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen. Namun Enron dan KAP Andersen
dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk pemusnahan dokumen yang berkaitan
dengan investigasi atas kebangkrutan Enron. KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan
audit atas Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2
Desember 2001.1
KAP Andersen terus menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan
klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang
meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron. Dari kasus
Enron dan KAP Andersen adanya penyimpangan dalam berbisnis sehingga independensi
auditor diragukan yang menyebabkan opini auditor tidak sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya demi tetap mempertahankan hubungan dengan klien. Selain kasus Enron
dan KAP ada beberapa kasus skandal akuntansi yang melibatkan kantor akuntan publik
(KAP) yang membuat independensi akuntan publik di mata publik menurun. 2
Adapun kasus di Indonesia yaitu kasus pailit yang melibatkan PT Sunprima Nusantara
Pembiayaan (SNP Finance). Selain menerima saksi pembekuan usaha dari Otoritas Jasa

1
Amin Widjaja Tunggal, Mendeteksi Kecurangan Dalam Akuntansi, (2014:270-273)
2
___________Hal. 270-273
Keuangan (OJK), proses restrukturisasi utang melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU) juga masih bergulir di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Kasus ini
memberikan dampak negatif terhadap kualitas audit yang mengurangi tingkat independensi
akuntan publik. OJK saat ini memberikan sanksi administratif berupa pembatalan
pendaftaran kepada Akuntan Publik (AP) Marlinna, AP Merliyana Syamsul dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan. Akuntan publik tersebut telah
melakukan pemeriksaan audit terhadap laporan keuangan tahunan SNP Finance.
Pembatalan pendaftaran KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan berlaku efektif setelah KAP
tersebut menyelesaikan audit Laporan Keuangan Tahunan Audit (LKTA) tahun 2018 atas
nama klien yang masih memiliki kontrak. OJK melarang KAP tersebut untuk menambah
klien baru. Sementara itu, AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul menerima sanksi
pembatalan pendaftaran efektif berlaku sejak ditetapkan OJK. Pengenaan saksi terhadap
AP dan KAP tersebut, dimaksudkan berlaku di sektor perbankan, pasar modal dan industri
keuangan non bank (IKNB). AP dan KAP dalam auditnya memberikan opini Wajar Tanpa
Pengecualian terhadap laporan keuangan SNP Finance. Tapi hal itu berbanding terbalik
dengan hasil pemeriksaan OJK. Di mana, SNP Finance terindikasi telah menyajikan
laporan keuangan yang secara signifikan tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang
sebenarnya. Akibatnya banyak pihak mengalami kerugian atas pelaksanaan audit ini, OJK
telah berkoordinasi dengan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) Kementerian
Keuangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan P2PK, kedua AP tersebut dinilai telah
melakukan pelanggaran berat dan telah dikenakan sanksi oleh Menteri Keuangan. Kedua
AP tersebut melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang Penggunaan Jasa Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik. Pertimbangannya adalah memberikan opini yang tidak
mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pengenaan sanksi terhadap dua AP
dan KAP oleh OJK itu diberikan lantaran LKTA yang diaudit tersebut selanjutnya
digunakan oleh PT SNP Finance untuk mendapatkan kredit dari perbankan dan
menerbitkan surat utang jangka pendek (medium term notes/ MTN) yang berpotensi
mengalami gagal bayar dan atau menjadi kredit bermasalah.3
Opini audit yang di keluarkan oleh KAP sangatlah penting bagi perusahaan, karena dengan
opini yang bagus akan membuat citra perusahaan menjadi baik dikalangan investor. Namun
bila perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern cenderung akan dinilai buruk
oleh investor karena kondisi perusahaan itu diragukan kelangsungan hidupnya. Jika hal itu

3
Dea Chadiza Syafina, “OJK Jatuhkan Sanksi Kantor Akuntan Publik Auditor SNP Finance,
diakses melalui, https://tirto.id/ojk-jatuhkan-sanksi-kantor-akuntan-publik-auditor-snp-finance-
c31F (26 Mei 2019)
terjadi maka akan sulit perusahaan menarik investor menginvestasikan dananya untuk
perusahaan, oleh karena itu perusahaan akan melakukan pergantian auditor dengan harapan
mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian agar para pemangku kepentingan atau
pemegang saham tetap menginvestasikan dananya.
Pemegang saham biasanya melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan atau rapat
luar biasa untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.Rapat umum pemegang saham (RUPS)
adalah sebuah forum dimana para pemegang saham memperoleh keterangan mengenai
perseroan, dari keterangan itu digunakan untuk menentukan kebijakan dan strategi
perseroan dalam mengambil keputusan. Dalam rapat umum pemegang saham suatu jajaran
Direksi dan Dewan Komisaris dapat dilakukan pergantian. Pergantian direksi dapat
menyebabkan berubahnya kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan
kantor akuntan publik.Kebijakan tersebut diharapkan dapat menambah kinerja perusahaan
untuk mencapai profit yang di targetkan, sehingga perusahaan dapat mengurangi terjadinya
kesulitan keuangan atau financial distress.Karena kondisi perusahaan yang tidak mungkin
dalam keadaan yang normal sepanjang waktu, tetapi ada masa dimana perusahaan akan
kesulitan untuk mengatur keuangannya.
Faktor yang menyebabkan perusahaan kesulitan mengatur keuangannya, seperti regulasi
pemerintah, inflasi, kurs yang tidak pasti serta persaingan yang membutuhkan biaya yang
tidaklah sedikit. Perusahaan yang mengalami financial distress atau kesulitan keuangan
dapat memicu terjadinya pergantian auditor, karena manajemen merasa tertekan untuk
membiayai proses audit yang terlalu mahal.
Dari penjelasan masalah di atas dan seperti yang sudah dilakukan pada penelitian
sebelumnya yaitu oleh Edwin wijaya dan Ni ketut rasmini (2015) di sektor manufaktur
pada periode 2008-2013 dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa audit fee dan
opini going concern berpengaruh pada pergantian auditor, sedangkan financial distress,
ukuran perusahaan dan ukuran KAP tidak berpengaruh pada pergantian auditor. Kemudian
dalam penelitian Diana Widiawati (2016) di sektor propertidan real estate pada periode
2011-2015 variabel ukuran perusahaan dan financial distress tidak berpengaruh sedangkan
pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Dalam penelitian Triyana Setyowati (2017) di sektor manufaktur pada periode 2013-2015
dengan hasil penelitian variabel pergantian manajemen dan financial distress tidak
berpengaruh sedangkan opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, dan ukuran
KAP berpengaruh terhadap auditor switching. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya tersebut peneliti akan melakukan penelitian ulang terhadap variabel
opini audit going concern guna menguji konsistensi hasil penelitian Edwin wijaya dan Ni
ketut rasmini (2015). Kemudian peneliti menggunakan variabel pergantian manajemen
untuk mengetahui apakah penelitian yang akan dilakukan sejalan dengan hasil penelitian
Diana Widiawati (2016) dan Triyana Setyowati (2017). Peneliti juga akan melakukan
penelitian terhadap financial distress untuk melihat apakah financial distress akan
berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Sehingga peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Opini Going Concern, Pergantian
Manajemen dan Financial distress terhadap Auditor Switching (studi empiris pada
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2017)”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian selanjutnya
yaitu perbedaan tahun pengamatan yang diambil penulis. Perbedaan waktu pengamatan ini
dapat merubah hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang diteliti penulis, sehingga
penulis berkenan untuk melakukan penelitian ini.

Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah opini audit going concern berpengaruh secara parsial terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017?
2. Apakah pergantian manajemen berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching
pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2017?
3. Apakah financial distress berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2017?
4. Apakah opini audit going concern, pergantian manajemen dan financial distress
berpengaruh secara simultan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2017?

LANDASAN TEORI

Teori Keagenan (Agency Theory)


Principal-agent problem (disebut juga agency dilemma). Teori keagenan (agency theory)
dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul
manakala ada ketidaklengkapan informasi pada saat melakukan kontrak (perikatan).4

4
Gudono, Teori Organisasi, (2017: 142).
Teori Stakeholder
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan tentang keberadaan perusahaan
dalam menjalankan kegiatannya untuk memberikan kontribusi bagi stakeholdernya
(pemegang saham, kreditur, pemerintah, masyarakat, konsumen, supplier, analis dan pihak
lain). Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan
dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari
dukungan tersebut. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara
perusahaan dengan stakeholdernya.5

Pemeriksaan (auditing)
Auditing adalah suatu proses sistematik pemerolehan dan pengevaluasian bukti terkait
dengan asersi terhadap tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk
memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.6
Laporan Keuangan
Menurut standar akuntansi keuangan (SAK), laporan keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomik.7
Auditor Switching
Adanya rotasi auditor (auditor switching) akan menyediakan tampilan segar pada informasi
laporan keuangan perusahaan. Semakin lama sebuah kantor akuntan publik
mempertahankan klien, kantor akuntan publik tersebut kurang mampu menjaga
objektivitas ketika memeriksa pernyataan klien.8 Pembatasan jasa audit kepada perusahaan
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 20 tahun 2015 tentang
praktik akuntan publik bab v pasal 11 diuraikan sebagai berikut:

1. Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana dimaksud dalam
pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut.

5
Kristina Lasmaria, Pengaruh Stakeholder Engagement Terhadap Pengungkapan Sustainability
Report, Universitas Diponegoro, (2014:14-16)
6
Boynton (2006) dalam buku Sumiyana, Auditing I, (2016: 10-11).
7
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Atas Laporan Keuangan, (2016:105)
8
Junaidi dan Nurdiono, Kualitas audit: Perspektif Opini Audit Going Concern, (2016:43)
2. Entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas, Industri di sektor Pasar
Modal, Bank umum, Dana pensiun, Perusahaan asuransi/reasuransi; atau Badan Usaha
Milik Negara.
3. Pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga berlaku bagi Akuntan Publik yang
merupakan Pihak Terasosiasi.

Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit terhadap entitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa
tersebut.9
Opini Audit
Jenis-jenis pendapat auditor:10
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with
explanatory paragraf)
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
5. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Opini Audit Going Concern


Opini audit going concern merupakan opini yang diberikan oleh auditor atas laporan
keuangan klien jika dalam hasil pemeriksaan terdapat keraguan substansial mengenai
kemampuan perusahaan klien untuk melanjutkan usaha sebagai suatu going concern.
Auditor memiliki tanggung jawab dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk tetap
11
dapat terus beroperasi menjalankan kegiatan usahanya.

Pergantian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan seperti planning,
organizing, staffing, directing, dan controling yang dilakukan oleh para anggota organisasi
dengan menggunakan seluruh sumber daya organisasi untuk menentukan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. 12 Hampir dalam semua kegiatan, supaya dapat mencapai
tujuan organisasinya maka perlu adanya manajerial. Kegiatan itu membutuhkan orang yang
memiliki kemampuan manajerial, sehingga manajemen sekarang sudah dipandang sebagai

9
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 20 tahun 2015, Tentang Praktik Akuntan Publik,
.Bab v, Pasal 11
10
Sumiyana,Auditing I,(2016:38).
11
Abdul Halim, Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, (2015:85)
12
Hari Sucahyowati, Manajemen Sebuah Pengantar, (2017:5-6)
sebuah profesi. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen: Untuk mencapai tujuan,
untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, untuk
mencapai efisiensi dan efektifitas.13
Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah jumlah yang
terdapat pada laporan keuangan dengan menggunakan formula-formula yang dianggap
representatif untuk diterapkan. Rasio keuangan atau financial ratio sangat penting gunanya
untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Terdapat enam jenis rasio
keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio
pertumbuhan, dan rasio nilai pasar. Rasio keuangan digunakan untuk menganalisa laporan
keuangan suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, rasio
keuangan juga dapat dihitung dalam beberapa periode yang bertujuan untuk
membandingkan bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan setiap tahun, apakah
mengalami peningkatan atau penurunan dalam kinerja keuangannya. 14

Financial Distress

Financial distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan sedang menghadapi


masalah kesulitan keuangan.15 Kesulitan keuangan (financial distress) dimulai ketika
perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran, atau ketika proyeksi arus kas
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi
kewajibannya.16

HIPOTESIS

H01 : Opini audit going concern tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara
parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEI tahun 2015-2017.
Ha1 : Opini audit going concern berpengaruh terhadap auditor switching secara parsial
pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2017.

13
Hari Sucahyowati, Manajemen Sebuah Pengantar, (2017:9)
14
Christon Simanjuntak, farida Titik K, Wiwin Aminah, Pengaruh Rasio keuangan Terhadap
.Financial Distress, Universitas telkom, (2017:2-3)
15
Heri, Kajian Riset Akuntansi (2017:33)
16
Heri, Kajian Riset Akuntansi (2017:33)
H02 : Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara parsial
pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEItahun 2015-2017.
Ha2 : Pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching secara parsial pada
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun
2015-2017.
Ho3 : Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara parsial pada
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun
2015-2017.
Ha3 : Financial distress berpengaruh terhadap auditor switching secara parsial pada
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun
2015-2017.
H04 : Opini audit going concern, pergantian manajemen, dan financial distresstidak
berpengaruh terhadap auditor switching secara simultan pada perusahaan manufaktur
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017.
Ha4 : Opini audit going concern, pergantian manajemen, dan financial distress berpengaruh
terhadap auditor switching secara simultan pada perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017.

VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Auditor Switching (Y)
Auditor switching diukur menggunakan variabel dummy, dengan pemberian kode 1
untuk perusahaan yang terdapat pergantian auditor, dan 0 untuk perusahaan yang tidak
terdapat pergantian auditor. Skala yang digunakan dalam pengukuran pergantian
auditor ini adalah skala nominal.

1 = Terdapat pergantian auditor


0 = Tidak terdapat pergantian auditor

2. Variabel Opini Audit Going Concern (X1)


Opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy, dengan
pemberian kode 1 untuk laporan keuangan yang terdapat opini audit going concern
dan kode 0 untuk laporan keuangan yang tidak mendapatkan opini audit going
concern. Skala yang digunakan adalah skala nominal. Perusahaan yang mendapatkan
opini audit kode 1 merupakan perusahaan yang diragukan kelangsungan usahanya dan
yang menerima opini kode 0 tidak diragukan kelangsungan usahanya.

1 = Terdapat opini audit dengan paragraf


penjelasan going concern
0 = Tidak terdapat Opini audit dengan paragraf
penjelasan going concern

3. Variabel Pergantian Manajemen (X2)


Pergantian manajemen diukur dengan menggunakan variabel dummy, dengan
pemberian kode 1 untuk perusahaan yang terdapat pergantian manajemen dan kode 0
untuk perusahaan yang tidak mendapatkan pergantian manajemen. Skala yang
digunakan adalah skala nominal. Pergantian manajemen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pergantian manajemen yang merupakan pergantian direksi dari
periode tahun sebelumnya ke periode tahun saat ini.

1 = Terdapat pergantian direksi


0 = Tidak terdapat pergantian direksi

4. Variabel financial distress (X3)


Financial distress diukur menggunakan debt to asset ratio (DAR) yaitu rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya
sendiri. Keuangan perusahaan akan dikatakan aman jika memiliki nilai DAR sebesar 1
kebawah. Apabila nilai DER perusahaan berada diatas 1 maka hal tersebut
menunjukkan indikasi bahwa kondisi keuangan perusahaan tersebut sedang memburuk
dimana perusahaan memiliki total kewajiban yang lebih besar dibandingan dengan
asetnya sendiri yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini perhitungan
debt to asset ratio adalah sebagai berikut:

DAR = Total Liability


Total Asset

Keterangan:
DAR = Debt to Asset Ratio
Total Liability = Total Kewajiban
Total Asset = Total Asset
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis) yang digunakan
oleh pelaku suatu disiplin ilmu untuk melakukan penelitian. 17 Penelitian ini merupakan
penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang
menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, di samping
mengukur kekuatan hubungannya. Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post facto,
yaitu penelitian terhadap data dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa.18
Tujuannya adalah agar dapat diidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel
dependen (auditor switching) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel
independen (opini audit going concern, pergantian manajemen, dan financial distress).
Data sampel berupa laporan keuangan audited perusahaan manufaktur sektor industri dasar
dan kimia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017 yang dipilih
dengan metode purposive sampling.

POPULASI DAN SAMPEL

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data laporan keuangan audited
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang merupakan data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati perusahaan manufaktur sektor industri
dasar dan kimia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 periode mulai dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2017. Sampel diambil menggunakan metode purposive
sampling berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria pemilihan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Rincian Pengambilan Sampel Penelitian
Sub Sektor Total

No Keterangan Keramik, Porselen


Kimia Pulp & Kertas Semen
& Kaca

1 Perusahaan manufaktur sektor industri 6 10 9 3 28


dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
selama tahun 2015, 2016, dan 2017
kecuali sub sektor kayu dan
pengolahannya, sub sektor logam dan
sub sektor pakan ternak.
2 Perusahaan yang laporan keuangannya 0 -4 -1 0 -5
tidak lengkap selama tahun 2015, 2016
dan 2017.

17
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, (2015:10)
18
Sudaryono, Metodologi Penelitian, (2017:89)
3 Perusahaan yang memiliki data outlier. -3 -2 -4 0 -9

3 4 4 3 14
Total
Dari tabel diatas dapat dilihat populasi dalam penelitian ini sebanyak 28 perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2017, perusahaan yang tidak termasuk dalam kriteria pemilihan sampel sebesar 14
perusahaan, dimana 5 perusahaan laporan keuangannya tidak lengkap dan 9 perusahaan
dengan outlier. Sehingga setelah dilakukan purposive sampling peneliti mendapat 14
perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini.

HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Deskriptif
Uji statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keakuratan dan
penyimpangan pada data yang digunakan. Hasil uji statistik deskriptif ini menunjukkan
seberapa besar nilai minimum, maximum, nilai rata-rata (mean), standar deviasi, dan
jumlahnya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS (Statistical Product and
Service Solution) versi 25.0 diperoleh hasil uji statistik deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


AS 42 ,00 1,00 ,3095 ,46790
GCOA 42 ,00 1,00 ,0238 ,15430
PM 42 ,00 1,00 ,6429 ,48497
FD 42 ,09 ,84 ,4376 ,20081
Valid N (listwise) 42
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25.0

Hasil uji deskriptif dengan frekuensi untuk variabel Auditor Switching yang merupakan
variabel dummy disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8
Hasil Uji Frekuensi Auditor Switching

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid NAS 29 69,0 69,0 69,0
AS 13 31,0 31,0 100,0
Total 42 100,0 100,0
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25.0

Hasil uji deskriptif dengan frekuensi untuk variabel Opini Audit Going Concern yang
merupakan variabel dummy disajikan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9
Hasil Uji Frekuensi Opini Audit Going Concern

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid NGCOA 41 97,6 97,6 97,6
GCOA 1 2,4 2,4 100,0
Total 42 100,0 100,0
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25.0

Hasil uji deskriptif dengan frekuensi untuk variabel pergantian manajemen yang
merupakan variabel dummy disajikan pada tabel 4.10.

Tabel 4.10
Hasil Uji Frekuensi Pergantian Manajemen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid NPM 15 35,7 35,7 35,7
PM 27 64,3 64,3 100,0
Total 42 100,0 100,0
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25.0

Hasil Uji Asumsi Klasik


Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 25.0 diperoleh nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance sebagai berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant) ,792 ,179 4,422 ,000
GCOA -,613 ,427 -,202 -1,435 ,159 ,952 1,051
PM -,497 ,136 -,516 -3,670 ,001 ,956 1,046
FD -,339 ,321 -,145 -1,055 ,298 ,994 1,006
a. Dependent Variable: AS
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25.0

Hasil Uji Regresi Logistik


Tingkat signifikan dalam pengujian ini adalah 5% (0,05). Penelitian ini variabel bebas
(Y) bertipe kategorik dua pilihan yaitu: kategori 0 untuk non auditor switching dan
kategori 1 untuk auditor switching. Formula untuk regresi logistik yaitu :

𝑨𝑺
𝑳𝒏 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑮𝑪𝑶𝑨 + 𝜷𝟐𝑷𝑴 + 𝜷𝟑𝑭𝑫 + 𝜺
𝟏 − 𝑨𝑺

Berikut ini penulis sajikan tabel 4.12 untuk membentuk formula regresi logistik pada
penelitian ini.

Tabel 4.12
Hasil Variable in the Equation

95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower
a
Step 1 GCOA -21,630 40192,970 ,000 1 1,000 ,000 ,000
PM -2,442 ,811 9,071 1 ,003 ,087 ,018
FD -2,111 2,005 1,109 1 ,292 ,121 ,002
Constant 1,546 1,096 1,990 1 ,158 4,693
a. Variable(s) entered on step 1: GCOA, PM, FD.
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0

Sehingga dari tabel 4.12 diatas formula regresi logistik dalam penelitian ini menjadi
sebagai berikut:

𝑨𝑺
𝑳𝒏 = 𝟏, 𝟓𝟒𝟔 − 𝟐𝟏, 𝟔𝟑𝟎𝑮𝑪𝑶𝑨 − 𝟐, 𝟒𝟒𝟐𝑷𝑴 − 𝟐, 𝟏𝟏𝟏𝑭𝑫 + 𝜺
𝟏 − 𝑨𝑺

Sebelum melakukan tahapan-tahapan dalam pengujian regresi logistik, penulis menyajikan


tabel hasil klasifikasi variabel dependen pada tabel 4.13.

Tabel 4.13
Hasil Identifikasi Variabel Dependen

Original Value Internal Value


NAS 0
AS 1
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0
Penulis menyajikan tabel 4.14 untuk mengetahui jumlah kelengkapan sampel yang diproses
sebanyak 42 sampel atau N=42.

Tabel 4.14
Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent


Selected Cases Included in Analysis 42 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 42 100,0
Unselected Cases 0 0
Total 42 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number
of cases.
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0

Tahapan yang digunakan dalam pengujian regresi logistik yaitu sebagai berikut :
1. Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Berikut adalah hasil uji -2 log Likelihood pada block number = 0 yang disajikan
pada tabel 4.15.
Tabel 4.15
Hasil Uji -2 log Likelihood (Block Number = 0)

-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant
Step 0 1 51,987 -,762
2 51,972 -,802
3 51,972 -,802
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 51,972
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
,001.
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0

Berikut adalah hasil uji -2 log Likelihood pada block number = 1 yang disajikan pada tabel
4.16.
Tabel 4.16
Hasil Uji -2 log Likelihood (Block Number = 1)

-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant GCOA PM FD
Step 1 1 40,637 1,168 -2,450 -1,990 -1,355
2 39,839 1,488 -3,567 -2,381 -1,992
3 39,773 1,545 -4,606 -2,440 -2,108
-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant GCOA PM FD
4 39,753 1,546 -5,621 -2,442 -2,111
5 39,746 1,546 -6,627 -2,442 -2,111
6 39,744 1,546 -7,629 -2,442 -2,111
7 39,743 1,546 -8,630 -2,442 -2,111
8 39,743 1,546 -9,630 -2,442 -2,111
9 39,742 1,546 -10,630 -2,442 -2,111
10 39,742 1,546 -11,630 -2,442 -2,111
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 51,972
d. Estimation terminated at iteration number 10 maximum iterations has been reached.
Final solution cannot be found.
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0

2. Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test)


Hasil uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test disajikan pada tabel 4.17
sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Step Chi-square Df Sig.


1 9,346 8 ,314
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0

3. Koefisien Determinasi (Cox Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square)


Hasil uji Cox Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square disajikan pada tabel 4.18
sebagai berikut:
Tabel 4.18
Koefisien Determinasi

-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R


Step likelihood Square Square
a
1 39,742 ,253 ,356
a. Estimation terminated at iteration number 10because
maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0
4. Tabel Klasifikasi
Untuk mengetahui ketepatan prediksi klasifikasi dari penelitian, ditunjukkan dengan
bantuan tabel berupa predicted values dari variabel dependen berupa auditor
switching. Tabel ini disajikan pada tabel 4.19.

Tabel 4.19
Tabel Klasifikasi

Predicted
AS Percentage
Observed NAS AS Correct
Step 1 AS NAS 25 4 86,2
AS 4 9 69,2
Overall Percentage 81,0
a. The cut value is ,500
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25,0

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa :
1. Opini audit going concern tidak memiliki pengaruh terhadap auditor switching secara
parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEI tahun 2015-2017. Dibuktikan dari uji wald statistic yang menunjukkan nilai
signifikansi variabel opini audit going concern sebesar 1,000 > 0,05 dengan koefisien
regresi -21,630. Sehingga penerimaan opini audit going concern tidak akan
memengaruhi perusahaan melakukan auditor switching.
2. Pergantian manajemen memiliki pengaruh negatif terhadap auditor switching secara
parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEI tahun 2015-2017. Dibuktikan dalam uji wald statistic yang dilakukan menunjukkan
nilai signifikansi variabel pergantian manajemen sebesar 0,003 < 0,05, sehingga
pergantian manajemen memengaruhi perusahaan melakukan auditor switching karena
pergantian manajemen dilakukan untuk memutuskan auditor switching.
3. Financial distress tidak memiliki pengaruh terhadap auditor switching secara parsial
pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun
2015-2017. Dibuktikan dalam uji wald statistic nilai signifikansi variabel financial
distress 0,292 > 0,05 dengan koefisiensi regresi 2,111, sehingga perusahaan yang
mengalami kondisi financial distress tidak memengaruhi perusahaan melakukan
auditor switching untuk menekan biaya audit dalam perbaikan kinerja keuangan
perusahaan.
4. Opini audit going concern, pergantian manajemen, dan financial distress memiliki
pengaruh terhadap auditor switching secara simultan pada perusahaan manufaktur
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017. Dibuktikan
dengan nilai signifikansi 0,007 < 0,05 dari hasil uji omnibus. Perusahaan yang
menerima opini audit going concern dan mengalami financial distress melakukan
pergantian manajemen dengan kebijakan baru sehingga perusahaan melakukan auditor
swiching untuk meningkatkan independensi atas laporan keuangan.
Saran
Berikut ini beberapa saran yang diajukan oleh penulis antara lain:
1. Bagi perusahaan
a. Diharapkan dapat mempertimbangkan alasan melakukan auditor switching.
Apakah untuk meningkatkan reputasi perusahaan atas laporan keuangan yang
diaudit atau untuk penekanan biaya audit.
b. Diharapkan perusahaan mampu mengelola keuangannya agar tidak menerima
opini audit going concern.
c. Diharapkan perusahaan yang memiliki keuangan yang baik melakukan auditor
switching dengan KAP-KAP Big Four untuk lebih meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan untuk menambah variabel independen yang lain selain Opini Going
Concern, Pergantian Manajemen dan Financial Distress yang sudah digunakan
oleh penulis.
b. Pada penelitian ini menggunakan populasi manufaktur sektor industri dasar dan
kimia, diharapkan untuk peneliti selanjutnya menggunakan seluruh populasi
manufaktur dan populasi lain seperti perbankan, pertambangan atau yang lainnya.
c. Sebagai bahan pertimbangan atau pengetahuan tentang Auditor Switching dan
dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang lebih
lengkap dari penelitian ini.
d. Pada penelitian ini, proksi Financial Distress memakai proksi DAR, Diharapkan
untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan proksi Financial Distress dengan
proksi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Aji Kuswiratmo, Bonifasius, 2016,Keuntungan dan Risiko menjadi Direktur, Komisaris,


dan Pemegang saham,Transmedia, Jakarta
Fahmi, sIrham, 2016, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia,Mitra Wacana Media,
Jakarta
Ghazali, Imam, 2018, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25,
Universitas Diponogero, Yogjakarta
Gudono, 2017 edisi 4, Teori Organisasi, Andi Halaman, Yogyakarta
Halim, Abdul, 2015, Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta
Hartono, 2018,Konsep analisa laporan keuangan dengan pendekatan rasio dan spss,
Universitas Prima Indonesia, Jakarta
Hery, 2017,Auditing dan Asurans, Grasindo, Jakarta
Hery,2016,Financial Ratio For Business, Gramedia, Jakarta
Hery, 2017, Kajian riset akuntansi,Gramedia Widiasarana Indonesia, Bangka Belitung
IAI, Standar Akuntansi Keuangan Efektif Per 1 Januari 2017
IAI,Standar Profesional Akuntan Publik2011
IAPI, Standar Audit 570 Kelangsungan Usaha 2013
IAPI, Standar Audit 110 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor 2013
Idris Soentoro, Ali, 2015,Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian Dengan Aplikasi
Statistika, PT. Taramedia Bakti Persada, Depok
Juliandi, Azuar, Irfan, Saprinal Manurung, 2014Metodologi Penelitian Bisnis, UMSU
Press, Medan
Junaidi & Nurdiono. 2016, Kualitas Audit Perspektif Opini Going Concern, ANDI:m
Yogyakarta.
Musthafa, 2017, Manajemen Keuangan, CV. ANDI, Yogyakarta
Peraturan pemerintahrepublik indonesia nomor 20 tahun 2015, Tentang praktik akuntan
publik
Santoso, S. 2017, Statistik Multivariat Dengan SPSS, Elexmedia Komputindo: Jakarta.
Siregar, Syofian, 2013,Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta Kencana Prenada Media
Group, Jakarta
Sucahyowati Hari,2017, Manajemen Sebuah Pengantar, Wilis, Malang
Sudaryono, 2017, Metodologi Penelitian,Rajawali Pers, Jakarta
Sujarweni, W. V., Kupas Tuntas Penelitian Akuntansi dengan SPSS, Pustaka Baru Press:
Yogyakarta.
Sujarweni, W. V, 2017,Analisis Laporan Keuangan, Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Sumiyana, 2016 edisi 1, Auditing I, Universitas Terbuka, Tangerang
Supardi, 2016,Aplikasi Statistika dalam Penelitian Edisi Revisi, Change, Jakarta
Syafri Harahap, Sofyan, 2016,Analisis Atas Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta
M. Tuanakota,Theodorrus, 2015,Audit Kontemporer, Salemba Empat, Jakarta.
Sujarweni, W. V, 2015,Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta
Tunggal Amin Widjaja,2014,Mendeteksi Kecurangan Dalam Akuntansi,Harvarindo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai