Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RUTIN 1

KONSEP DASAR ORGANISASI, PENDEKATAN TEORI ORGANISASI, AZAS-


AZAS ORGANISASI, ORGANISASI SEBAGAI SUATU SISTEM, DAN
PERKEMBANGAN ORGANISASI SAAT INI

Nama : Evi oktaviana

Nim : 3181131003

Kelas : A2018

Mk : organisasi dan kebijakan pendidikan

Ringkasan

1. Konsep dasar organisasi

Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain
dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongan-dorongan guna mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux, 2003).

Istilah organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu perkumpulan atau perhimpunan yang
terdiri dari dua orang atau lebih punya komitmen bersama dan ikatan formal mencapai tujuan
organisasi, dan di dalam perhimpunannya terdapat hubungan antar anggota dan kelompok
dan antara pemimpin dan anggota yang dipimpin atau bawahan (Beach and Reinhartz, 2004;
Bush and Middlewood, 2005).

Dari kedua definisi di atas, dapat dinyatakan betapa pentingnya organisasi sebagai alat
administrasi dan manajemen dalam melaksanakan segala kebijakan/keputusan yang dibuat
pada tingkatan administratif maupun manajerial. Dalam hubungan ini, hakiki organisasi dapat
ditinjau dari dua sudut pandangan. Pertama, organisasi dipandang sebagai wadah, tempat di
mana kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan. Kedua, sebagai proses yang
berusaha menyoroti interaksi (hubungan) antara orang-orang yang terlibat di dalam organisasi
itu.

2. Pendekatan teori organisasi

Ada 5 klsaifikasi teori organisasi :

1. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik


Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :

1. Pentingnya peran seorang manajer

2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja

3. Tanggung jawab kesejahteraan seorang  karyawan

4. Iklim yang cenderung kondusif

Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.

1.1. Robert Owen (1771 – 1858)

Menekankan tentang peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi
kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.

1.2. Charles Babbage (1792 – 1871)

Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan


pembagian pekerjaan. Sehingga setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus.
Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.

1.3. Frederick W. Taylor :

Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi
waktu kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat
dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.

1.4. Hennry L. Gantt (1861 – 1919) :

Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :

1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.

2. Mengenal metode seleksi yang tepat.

3. Sistem bonus dan instruksi.

Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil
terhadap motivasi kerja.

1.5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972) :
Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam
pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan
yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk
mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.

1.6. Herrrington Emerson (1853 – 1931) :

Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah
adanya pemborosan dan inefisinesi.

2.1. Fayol (1841 – 1925) :

Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :

1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.

2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.

3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.

4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.

5. Accountancy ; kegiatan akuntansi

6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen

2.2.  James D. Mooney :

Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :

a. Koordinasi

b. Prinsip skala

c. Prinsip fungsional

d. Prinsip staf

3. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 – 1950)

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan
mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk
menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer
bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial
dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
4. Teori Behavioral Science :

4.1. Abraham maslow : Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya


tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.

4.2. Douglas Mc Gregor : Dengan teori X dan teori Y.

4.3. Frederich Herzberg : Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.

4.4. Robert Blake dan Jane Mouton : Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi
manajerial.

4.5. Rensis Likert : Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai
empat sistem manajemen.

4.6. Fred Fiedler :Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.

4.7. Chris Argyris : Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan
budaya.

4.8. Edgar Schein : Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi. Teori behavioral science
ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang,

perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

5. Teori Aliran Kuantitatif

Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat


dipertanggungjawabkan keilmiahannya.Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu
manajemen yang biasa dimulai dengan langkah

sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah

2. Menyusun model aritmatik

3. Mendapatkan penyelesaikan dari model

4. Mengkaji model dan hasil model

5. Menetapkan pengawasan atas hasil

6. Mengadakan implementasi
Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan
komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan
pihak manajemen.

3. Azas – azas organisasi

1. Asas Tujuan Organisasi (Principle of organizational objectives)

Tujuan organisasi harus jelas dan rasional dalam mencapai suatu titik keberhasilan.Apakah
bertujuan untuk mendapatkan laba ataukah untuk memberikan pelayanan. Hal ini merupakan
bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.

2. Asas Kesatuan Tujuan (Principle of unity of objective)

Suatu organisasi harus ada kesatuan yang ingin dicapai,sehingga organisasi tidak terbagi
dalam beberapa tujuan yang nantinya akan membuat kinerja organisasi itu sendiri
hancur,karena anggotanya tidak fokus kepada satu tujuan. Organisasi secara keseluruhan dan
tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.organisasi akan kacau bila
tidak memiliki kesatuan tujuan,sehingga kesatuan tujuan dalam sebuah organisasi dikatakan
hal yang wajib.

3. Asas Kesatuan Perintah (Principle of unity of command)

Setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya


kepada satu orang atasan, namun seorang atasan dapat memerintah beberapa orang
bawahan.Mengapa demikian?karena hal tersebut akan berpengaruh dalam Kesatuan tujuan
organisasi sebab jika ada perintah atau penanggung jawab lebih dari satu,pasti ada perbedaan
kesatuan tujuan sehingga itu akan membuat sistem organisasi tersebut tidak berjalan dengan
baik dan sistem ataupun kinerja organisasi tersebut tidak optimal.

4. Asas Rentang Kendali (Principel of the span of management)

Seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu,
misalnya 3 sampai 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan
manajer bersangkutan.hal ini terjadi karena Manajer belum tentu dapat mengendalikan
bawahannya sebab Jumlah dan sikap yang dimiliki oleh seorang bawahan itu mempengaruhi
bagaimana dan sebanyak apa seorang manajer secara efektif bisa mengatur dan mengarahkan
bawahannya.
5. Asas Pendelegasian Wewenang (Principle of delegation of authority)

Hendaknya pendelegasian wewenang dari seorang atau sekelompok orang kepada orang
lain jelas dan efektif sehingga seorang manajer mengetahui wewenangnya.Dan apabila
manager tersebut tau bagaimana wewenang yang ia dapatkan ia akan fokus pada pekerjaan
yang ia pimpin dan bagaimana ia mengembangkan dan memberikan inovasi serta ide baru.

6. Asas Keseimbangan Wewenang Dan Tanggung Jawab (Principle of parity of authority and
responsibility)

Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan
tanggung jawab yang timbul harus sama besarnya. Hendaknya, wewenang yang
didelegasikan tidak meminta pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri
ataupun sebaliknya.

7. Asas Tanggung Jawab (Principle of responsibility)

Pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang
(line authority) dan pelimpahan wewenang. Dengan kata lain, seseorang hanya akan
bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.

8. Asas Pembagian Kerja (Principle of departmentation)

Pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu


unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.Juga hal ini
berperan penting atas kelancaran suatu tatanan organisasi

9. Asas Penempatan Personalia (Principle of personnel placement).

Penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian,
dan keterampilannya (the right man, in the right job)maka mismanagement penempatan dapat
dihindarkan sehingga Efektivitas organisasi akan berjalan dengan optimal. Maka dari itu,
memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Pemilihan karyawan harus melalui seleksi
yang objektif dan sesuai kriteria,sehingga menghasil kan personil yang berkualitas.

10. Asas Jenjang Berangkai (Principle of scalar chain)

Saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertical
yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Hal ini penting, karena
dasar organisasi yang fundamental adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah.
11. Asas efisiensi (Principle of efficiency)

Organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan
pengorbanan yang minimal.misalnya,seorang manajer suatu perusahaan dapat dibilang
bekerja efisien bila sang manajer mampu meningkatkan hasil penjualan perusahaan tersebut
dan menghemat atau meminimalisir biaya distribusi dan biaya produksi.Sehingga Perusahaan
tersebut mendapat 2 keuntungan yaitu pemasukan yang didapat meningkat dan penghematan
karena mampu berhemat dalam pengeluaran biaya distribusi dan produksi.

4. Organisasi sebagai suatu sistem

        Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling
bergantung yang diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan (Stephen P.
Robbins, 1994: 11). Karakteristik unik dari pandangan sistem adalah bagian-bagian yang
saling berhubungan di dalam sistem dengan melalui fungsi differensiasi dan integrasi. Dalam
sebuah sistem, fungsi-fungsi khusus didefferensiasikan dan menggantikan pola umum yang
bermaacam-macam. Sebagaimana dalam organisasi terdapat divisi, departemen, dan unit
lainnya yang dipisahkan untuk melaksanakan aktifivitas khusus. Pada saat yang sama, agar
dapat mempertahankan kesatuan diantara bagian-bagian yang didefferensiasi dan keseluruhan
bentuk yang lengkap, setiap sistem mempunyai proses integrasi timbal balik. Dalam
organisasi, integrasi ini khususnya dicapai melalui perangkat-perangkat seperti tingkatan
hierarki yang dikoordinasi, supervisi langsung, dan peraturan serta kebijakan. Sistem
membutuhkan diferensiasi untuk mengidentifikasi sub-sub bagian organisasi dan integrasi
untuk memastikan bahwa sistem tidak terpecah menjadi elemen-elemen yang terpisah dari
sistem organisasi.

5. Perkembangan organisasi saat ini

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkembangan adalah perihal berkembang.


Selanjutnya, kata berkembang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar
terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah
sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian,
kata “berkembang” tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan
pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret. Secara singkat, perkembangan
adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju.
menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:

1. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang


melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
2. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
4. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yangbekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Perkembangan dan Perubahan Organisasi
adalah suatu proses membesar atau meluasnya sebuah organisasi ke arah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai