Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PENGERTIAN SIKAP DAN DIMENSI SIKAP”


Mata Kuliah : Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Danang Wikan Carito, S.E.,M.M

Disusun oleh
: Kelompok 6
1. Irkham Maulana Bila (220124238)
2. Lilia Akhadiyah (220124276)
3. Muhammad Ja’far (220124275)

5 Manajemen 6

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS
WIDYA GAMA LUMAJANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan ramhat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perilaku Organisasi , dengan judul “Pengertian
Sikap dan Dimensi Sikap”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan pendidikan.

Lumajang, 18 Oktober 2022

Penyususun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Sikap............................................................................................................ 2
2.2 Komponen-Komponen Sikap........................................................................................2
2.3 Fungsi Sikap.................................................................................................................. 4
2.4 Cara Mengubah Sikap................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 7
3.2 Saran.............................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi
perlu memantau para perkerjanya terhadap sikap dan hubungannya dengan perilaku.
Sikap (attitude) adalah pernyataan-pernyataan evaluatif, baik menyenangkan atau tidak
menyenangkan mengenaik objek, orang, atau peristiwa (Robbins & Judge, 2015). Untuk
membangun sebuah organisasi menjadi organisasi yang maju dan besar maka diperlukan
sikap-sikap yang positif dari anggotanya. Sikap yang positif akan menambah kualitas
kerja angggota sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik.
Dalam organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya.
Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negative
yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapanngan kerja mereka. Istilah sikap
sering digunakan untuk mendeskripsikan orang dan menjelaskan perilaku mereka. Lebih
tepatnya, sikap dapat didefinisikan sebagai kecenderungan yang menetap untuk merasa
dan bertindak dengan cara tertentu pada beberapa objek.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Sikap?
2. Apa saja komponen-komponen dari Sikap?
3. Apa saja fungsi dari Sikap?
4. Bagaimana Sikap bisa dirubah?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah bagi penulis yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi dan menambah wawasan serta dapat memahami tentang Perilaku
Organisasi terutama materi Pengertian Sikap dan Dimensi Sikap, sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui arti dari Sikap.
2. Dapat mengetahui komponen-komponen dari Sikap.

1
3. Dapat mengetahui fungsi dari Sikap.
4. Dapat mengetahui cara bagimana Sikap bisa dirubah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sikap


Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan,
organisasi perlu memantau para perkerjanya terhaddap sikap dan hubungannya
dengan perilaku. Sikap (attitude) adalah pernyataan-pernyataan evaluatif, baik
menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenaik objek, orang, atau peristiwa
(Robbins & Judge, 2015). Dalam hakikatnya sikap adalah salah satu bidang psikologi
yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku (Suharyat, 2009).
Menurut (Mulyadi, 2018), Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluative
baik yang diinginkan atau tidak diinginkan, mengenai objek orang atau peristiwa
yang berhubungan yang dapat diketahui dengan melihat komponen perilaku. Sikap
dapat ditandai dengan tiga cara. Pertama, Sikap cenderung bertahan kecuali ada
sesuatu dilakukan untuk mengubahnya.kedua, sifat dapat mencakup rangkaian dari
yang sangat disukai sampai yang sangat tidak disukai. Ketiga, sikap diarahkan pada
beberapa objek dimana orang memiliki perasaan atau pengaruh dan kepercayaan.
Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu objek. Ini
disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti
adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, interaksi perasaan,
dan juga situasi lingkungan. Demikian juga sikap seseorang terhadap sesuatu yang
sama mungkin saja tidak sama.

2.2 Komponen-Komponen Sikap


Dalam organisasi, sikap adalah komponen penting untuk perilaku. Secara umum,
dalam berbagai referensi, sikap dibagi menjadi 3 komponen yakni: kognitif, afektif dan
kecenderungan tindakan (Gitosudarmo & Sudita, 1997; Robbins & Judge, 2015).
a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan opini atau segmen kepercayaan dari suatu sikap
atau komponen persepsi, keyakinan dan pendapat seseorang. Komponen ini berkaitan
dengan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalitas dan logika.
3
b. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan segmen perasaan atau emosional dari suatu sikap
seseorang. Komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap
obeyk atau subyek, yang sejalan dengan hasil penilainnya.
c. Komponen Perilaku
Komponen perilaku merupakan kecenderungan seseorang dalam bertindak
dengan cara-cara tertentu terhadap lingkungannya. Dari sikap menjelaskan maksud untuk
berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu, atau bertindak
berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan
keyakinan dan keinginannya.

2.3 Fungsi Sikap


Menurut (Luthans, 2005) pemahaman fungsi sikap dan bagaimana sikap diubah,
adalah penting dalam studi perilaku organisasi. Fungsi-fungsi sikap diantaranya yaitu:
a. Fungsi Penyesuaian
Sikap sering membantu orang menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
mereka. Contoh saat karyawan diperlakukan dengan baik, mereka cenderung
mengembangkan sikap positif terhadap manajer dan organisasi
b. Fungsi Pertahanan Ego
Selain membantu karyawan menyesuaikan diri, sikap juga membantu mereka
mempertahankan citra diri. Misalnya manajer lebih tua yang keputusannya terus
ditentang manajer bawahan yang lebih muda mungkin merasa bahwa anak muda tidak
sopan, sombong, belum dewasa, dan tidak berpengalaman. Sebenarnya, bawahan yang
lebih muda mungkin benar ketika menentang keputusan tersebut. Sebaliknya, manajer
yang lebih tua tidak mengakui hal tersebut, tetapi mencoba melindungi egonya dengan
menempatkan kesalahan pada pihak lain. Akibatnya, manajer yang lebih tua akan punya
sikap yang negatif terhadap manajer yang lebih muda.jadi, sikap berfungsi membenarkan
tindakan dan memertahankan ego.

4
c. Fungsi Mengekspresikan Nilai
Sikap yang memberikan dasar pengekspresian nilai. Misalnya, manajer yang
sangat meyakini etika kerja akan cenderung mengomentari sikap individu tertentu atau
praktik kerja tertentu sebagai alat untuk merefleksikan nilai.
d. Fungsi Pengetahuan
Sikap membantu menyediakan standard dan kerangka referensi memungkinkan
orang untuk mengelola dan menjelaskan dunia di sekitar mereka. Misalnya, organisator
serikat mungkin memiliki sikap negatif terhadap manajemen. Sikap ini bisa saja
berdasarkan fakta, tetapi membantu orang untuk berhubungan dengan manajemen.
Akibatnya, apapun yang dilakukan manajer diaanggapi organisator serikat sebagai tidak
lebih dari sekumpulan bualan, distorsi kebenaran, atau usaha untuk memanipulasi
pekerja.

2.4 Cara Mengubah Sikap


Menurut (Luthans, 2005), sikap karyawan dapat diubah, dan kadang-kadang ini
merupakan perhatian utama yang ingin dilakukan manajemen. Kadang-kadang
perubahan sikap sulit dilakukan karena hambatan tertentu. Setelah hambatan tersebut
diketahui, beberapa cara dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut dan secara efektif
perubahan sikap juga dilakukan.
a. Hambatan untuk Mengubah Sikap
Terdapat dua hambatan dasar yang dapat mencegah orang mengubah sikap
mereka. Yang pertama disebut komitmen sebelumnya, yang terjadi saat orang membuat
komitmen pada tindakan tertentu dan tidak ingin berubah. Terdapat pula dukungan teori
dan penelitian tentang ekalasi komitmen, yakni kecenderungan pembuat keputusan untuk
mempertahankan tindakan yang salah. Hambatan kedua adalah akibat informasi yang
tidak memadai. Kadang-kadang orang tidak melihat alasan untuk mengubah sikap.
Pimpinan mereka mungkin tidak menyukai sikap negatif rekan kerjanya, tetapi akhirnya
senang dengan perilakunya sendiri.

5
b. Menyediakan Informasi Baru
Kadang-kadang informasi akan mengubah keyakinan seseorang, dan selanjutnya
mengubah sikapnya. Dalam studi klasik ditemukan bahwa informasi terbaru dapat
menghasilkan perubahan keyakinan, dan sikap setiap seseorang.
c. Penggunaan Rasa Takut
Beberapa peneliti menemukan bahwa ketakutan dapat menyebabkan beberapa
orang mengubah sikapnya. Akan tetapi, tingkat ketakutan sepertinya penting untuk hasil
akhir. Misalnya, jika tingkat ketakutan rendah, maka orang akan mengabaikannya.
Peringatan tidak cukup kuat untuk menarik perhatian. Jika tingkat ketakutan menengah
digunakan, maka orang sekitar sadar akan situasi dan mengubah sikap mereka. Akan
tetapi, jika tingkat ketakutan tinggi digunakan, maka orang amenolak pesan karena
terlalu menakutkan dan sulit dipercaya.
d. Memecahkan Masalah Ketidaksesuaian
Cara lain yang dapat mengubah sikap adalah dengan memecahkan masalah
ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa saat
pelamar kerja memiliki lebih dari satu tawaran pekerjaan dan dipaksa untuk memilih,
mereka merasa bahwa pilihan terakhir mereka adalah kesalahan. Akan tetapi, konflik
ringan ini, atau disonansi, tidak berlangsung lama. Dengan demikian, saat orang
menerima pekerjaan baru dan mulai bekerja, mereka mulai memiliki perasaan negatif
terhadap perusahaan yang tidak terpilih dan perasaan positif pada perusahaan yang
terpilih. Akibatnya mungkin karyawan baru itu menyimpulkan bahwa mereka benar-
benar membuat pilihan yang benar.
e. Pengaruh Teman atau Rekan Kerja
Cara lain yang dapat menyebabkan perubahan sikap adalah melalui persuasi dari
teman atau rekan kerja. Penting untuk diingatkan bahwa jika masalahnya adlaah
ketertarikan seseorang pada orang lain, mereka mungkin menolak penyesuaian ekstrem
antara perilaku terbarunya dengan yang lain. Terdpat banyak keuntungan yang dicapai
jika dia terus melakukan apa yang telah ia lakukan. Itu sebabnya mengapa perilaku tidak
etis begitu sulit diberantas.

6
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sikap adalah kecenderungan individu menanggapi secara positif dan negatif
terhadap obyek sikap. Sikap pada dasarnya merupakan hasil dari proses sosialisasi dan
interaksi seseorang dengan lingkungannya, yang merupakan perwujudan dan pikiran,
perasaan seseorang serta penilaian terhadap obyek, yang didasarkan pada pengetahuan,
pemahaman, pendapat, dan keyakinan dan gagasan-gagasan terhadap suatu obyek
sehingga menghasilkan suatu kecenderungan untuk bertindak pada suatu obyek.

3.2 Saran
Makalah ini bermaksud untuk setiap individu atau mahasiswa selalu berperilaku
organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara cepat, tepat, dan efisien. Adapun saran
yang lain semoga makalah ini berguna bagi individu atau kelompok dalam kehidupan
berorganisasi dan segala kritik dan saran tentang makalah ini kami terima dengan lapang
dada.

7
DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, I., & Sudita, N. (1997). Perilaku Keorganisasian (Edisi Pert). BPFE-
YOGYAKARTA, 23-25.
Luthans, F. (2005). Perilaku Organisasi Edisi 10 (S. Purwanti (ed.); Edition 10). ANDI, 236-242.
Mulyadi, D. (2018). Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan (D. Supiyadi (ed.)).
ALFABETA, 37-39.
Robbins, S. P., & Judge, T. mothy A. (2015). Perilaku Organisasi (A. Sulia (ed.); Edisi 16).
Salemba Empat, 43-49.
Suharyat, Y. (2009). Hubungan Antara Sikap Minat Latihan Dan Kepemimpinan. Academia, 1, 1–
19.
https://www.academia.edu/13268449/HUBUNGAN_ANTARA_SIKAP_MINAT_LATIHAN
_DAN_KEPEMIMPINAN

Anda mungkin juga menyukai