Anda di halaman 1dari 9

MODUL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SEMESTER 1

SMK PGRI 3 MALANG

A. Sumber Hukum Islam


Secara sederhana hukum adalah “seperangkat peraturan tentang tingkah laku
manusia yang diakui oleh sekelompok masyarakat, yang disusun orang-orang yang diberi
wewenang oleh masyarakat itu, berlaku mengikat untuk seluruh anggotanya”. Bila definisi
ini dikaitkan dengan Islam atau syara’ maka hukum Islam berarti: “seperangkat peraturan
bedasarkan wahyu Allah SWT dan sunah Rasulullah SAW tentang tingkah laku manusia
yang dikenai hukum (mukallaf) yang diakui dan diyakini mengikat semua yang beragama
Islam”. Maksud kata “seperangkat peraturan” disini adalah peraturan yang dirumuskan
secara rinci dan mempunyai kekuatan yang mengikat, baik di dunia maupun di akhirat.
Sumber hukum dalam Islam, ada yang disepakati (muttafaq) para ulama’ dan ada
yang masih diperselisihkan (mukhtalaf). Adapun sumber hukum Islam yang disepakati
jumhur ulama adalah Al-Qur’an, Hadits, dan Ijtihad. Sumber hukum Islam tersebut akan
dijelasakn secara rinci sebagai berikut:

1. Al-Qur’an
Menurut bahasa Al-Qur’an berarti “bacaan” dari asal kata (‫)قرأ‬. Menurut istilah
Qur’an ialah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, dengan perantara Malaikat Jibril yang dihimpun dalam sebuah kitab suci untuk
menjadi pedoman hidup bagi manusia dan membacanya termasuk ibadah.
Al Qur’an diawali dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas.
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban
untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi
manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu mengikuti segala perintah Allah dan
menjauhi segala larangannya.
 Isi kandungan Al-Qur’an
a. Segi kuantitas
Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 114 surat, 6.236 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa
kata.
b. Segi kualitas
Sebagai sumber hukum Islam, Al-Qur’an mengandung 3 pokok pengetahuan hukum
yang mengatur tentang kehidupan umat manusia, yaitu:
a) Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang wajib beriman
kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab-Nya, para rasul, hari akhir dan takdir.
b) Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ajaran agar seorang
muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela.
c) Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari ucapan,
perbuatan, perjanjian dan lain-lain. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan
ini terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT, yang
disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar, sumpah dan lain-lain.
2) Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok yang disebut
dengan muamalah (amal kemasyarakatan). Hukum yang berkaitan dengan
muamalah meliputi:
a) Hukum yang berkaitan dengan kehidupan manusia dalam berkeluarga, yaitu
perkawinan dan warisan
b) Hukum yang berkaitan dengan perjanjian, yaitu yang berhubungan dengan
jual beli (perdagangan), gadai-menggadai, perkongsian dan lain-lain. Maksud
utamanya agar hak setiap orang dapat terpelihara dengan tertib
c) Hukum yang berkaitan dengan gugat menggugat, yaitu yang berhubungan
dengan keputusan, persaksian dan sumpah
d) Hukum yang berkaitan dengan jinayat, yaitu yang berhubungan dengan
penetapan hukum atas pelanggaran pembunuhan dan kriminalitas
e) Hukum yang berkaitan dengan hubungan antar agama, yaitu hubungan antar
kekuasan Islam dengan non-Islam sehingga tercpai kedamaian dan
kesejahteraan.
f) Hukum yang berkaitan dengan batasan pemilikan harta benda, seperti zakat,
infaq dan sedekah.

 Fungsi dan Kedudukan Al-Qur’an


a. Sebagai mu’jizat Nabi Muhammad SAW
b. Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama
c. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia
d. Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak
e. Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman
f. Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu

2. Hadits
Hadits adalah segala perilaku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan dan ketetapannya. pengertian hadits tersebut adalah identik dengan
“sunnah” yang berarti: “jalan atau tradisi juga undang-undang yang tetap berlaku”.

 Macam-macam Hadits
a. Hadits Qauliyah : Hadits yang didasarkan atas segenap perkataan dan ucapan
Nabi Muhammad SAW
b. Hadits Fi’liyah : Hadits yang didasarkan atas segenap perilaku dan perbuatan
Nabi Muhammad SAW
c. Hadits Taqririyah : Hadits yang didasarkan pada persetujuan Nabi
Muhammad SAW terhadap apa yang dilakukan sahabatnya.

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah SWT
telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang
disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman
Allah SWT Surat Al-Hasyr ayat 7 yang Artinya: “ … Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …”
Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi
Muhammad SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia.
Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya.
Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat
mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah
SAW: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan sesat selama
kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah rasulnya”. (HR Imam
Malik)
 Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an
a. Bayan Taqrir yaitu berfungsi memperkuat hukum yang telah ditetapkan Al-Qur’an.
Sehingga kedunya (Al Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang
sama.
 Misalnya Allah SWT didalam Al Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta,
sebagaimana ditetapkan dalam firmannya : “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al
Hajj : 30). Ayat tersebut juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan
berdusta.

b. Bayan Tafsir yaitu berfungsi memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-
Qur’an yang masih bersifat umum (global).
 Misalnya, ayat Al Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan
jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai
wajib zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah
dijelaskan oelh rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al Qur’an Allah
SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah: “Diharamkan
bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah : 3). Dalam ayat tersebut,
bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai mana yang boleh
dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh
dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah SAW: “Dihalalkan bagi
kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua macam bangkai adalah
ikan dan belalalng, sedangkan dua macam darah adalah hati dan limpa…” (HR Ibnu
Majjah).

c. Bayan Tasyri yaitu menetapkan hukum aturan-aturan yang tidak terdapat di dalam Al-
Qur’an.
 Misalnya, cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh
kali, salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW:“Menyucikan bejanamu yang dijilat anjing adalah dengan cara membasuh
sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad, Abu
Daud, dan Baihaqi)
 Pembagian Hadits
Istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu hadits adalah:
a. Matan : ialah materi yang disampaikan oleh perawi
b. Rawi : ialah orang yang meriwayatkan
c. Sanad : ialah orang yang menjadi perantara sampai kepada Nabi SAW
Ditinjau dari matan, rawi, dan sanadnya hadits terbagi menjadi dua:
a) Hadits Maqbul yaitu hadits yang bisa dijadikan sumber hukum, contoh:
1) Mutawatir: yaitu hadits yang memiliki banyak sanad dan mustahil perawinya
berdusta.
2) Shahih : yaitu hadits yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir, dan para
perawinya sempurna hafalannya.
3) Hasan : yaitu hadits yang dari segi hafalan rawinya kurang bila dibandingkan
hadits shahih.
b) Hadits Mardud yaitu hadits yang tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum,
contoh:
1) Dhaif : yaitu hadits yang tidak bersambung sanadnya
2) Mauquf : yaitu segala sesuatu yang berasal dari para sahabat
3) Munqathi : yaitu hadits yang salah seorang perawinya tidak disebutkan

3. Ijtihad
Menurut bahasa, Ijtihad berarti memeras pikiran, mencurahkan tenaga secara
maksimal atau berusaha dengan sungguh-sungguh. Sedangkan menurut istilah, Ijtihad
berarti berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan masalah yang tidak ada
ketetapan hukumnya, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits, dengan menggunakan akal
pikiran serta berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. orang
yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid.
Berdasarkan dialog nabi Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz
bin jabal, ketika Muadz diutus ke negeri Yaman. Nabi SAW, bertanya kepada Muadz,”
bagaimana kamu akan menetapkan hukum kalau dihadapkan pada satu masalah yang
memerlukan penetapan hukum?”, muadz menjawab, “Saya akan menetapkan
hukumdengan Al Qur’an, Rasul bertanya lagi, “Seandainya tidak ditemukan
ketetapannya di dalam Al Qur’an?” Muadz menjawab, “Saya akan tetapkan dengan
Hadits”. Rasul bertanya lagi, “seandainya tidak engkau temukan ketetapannya dalam Al
Qur’an dan Hadits”, Muadz menjawab” saya akan berijtihad dengan pendapat saya
sendiri” kemudian, Rasulullah SAW menepuk-nepukkan bahu Muadz bi Jabal, tanda
setuju. Kisah mengenai Muadz ini menajadikan Ijtihad sebagai dalil dalam menetapkan
hukum Islam setelah Al Qur’an dan hadits.

 Syarat-syarat melakukan Ijtihad (Mujtahid):


a. Mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an dan Al-Hadits
b. Mengetahui seluk-beluk bahasa Arab dengan segala kelengkapannya
c. Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqh secara mendalam
d. Mengetahui soal-soal Ijma’
Bentuk-bentuk Ijtihad:
a. Ijma’
1) Kesepakatan para pakar Islam tentang hukum suatu masalah yang belum disebutkan
dalam Al-Qur’an dan Hadits
2) Kesepakatan seluruh Mujtahid tentang hukum syara’ yang belum ditentukan
hukumnya stelah Rasulullah SAW wafat
3) Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang masih berserakan kemudian
membukukannya sebagai mushaf sebagaimana yang kita miliki sekarang.
Berpegang kepada hasil ijma’ diperbolehkan, bahkan menjadi keharusan.
Dalilnya dipahami dari firman Allah SWT: “Hai orang-oran yang beriman, taatilah Allah
dan rasuknya dan ulil amri diantara kamu….” (QS An Nisa : 59). Dalam ayat ini ada
petunjuk untuk taat kepada orang yang mempunyai kekuasaan dibidangnya, seperti
pemimpin pemerintahan, termasuk imam mujtahid. Dengan demikian, ijma’ ulama
dapat menjadi salah satu sumber hukum Islam.

b. Qiyas
Menurut istilah, Qiyas berarti menetapkan hukum suatu masalah atau kejadian
yang tidak ada hukumnya dengan masalah yang sudah ada hukumnya, karena di antara
keduanya ada persamaan’Illat (sebab-sebab hukum). Contoh: mengharamkan minuman
keras seperti bir atau wiski. Haramnya minuman ini karena diqiyaskan dengan khamar
yang disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Maidah ayat 90-91) karena antara kedua-
duanya terdapat persamaan ‘Illat (sebab, alasan, sifat) yaitu sama-sama memabukkan
atau najis. Jadi, walaupun bir tidak ada ketetapan hukumnya dalam Al Qur’an atau
hadits tetap diharamkan karena mengandung persamaan dengan khamar yang ada
hukumnya dalam Al Qur’an.
Sebelum mengambil keputusan dengan menggunakan qiyas maka ada baiknya
mengetahui Rukun Qiyas, yaitu:
1. Dasar (dalil)
2. Masalah yang akan diqiyaskan
3. Hukum yang terdapat pada dalil
4. Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan

 Pembagian Hukum Islam


Hukum Islam dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Wajib (Fardhu), adalah suatu keharusan. pengertiannya adalah segala perintah Allah
yang harus dikerjakan. Adapun macam-macam wajib antara lain:
a. Wajib Syar’i, adalah suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan
pahala, sebaliknya jika tidak dikerjakan terhitung dosa.
b. Wajib Aqil, adalah suatu ketetapan hukum yang harus diyakini kebenarannya
karena masuk akal dan rasional.
c. Fardhu Aini, adalah suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim,
antara lain shalat lima waktu, shalat jum’at, puasa wajib di bulan Ramadhan dan
lain sebagainya.
d. Fardhu Kifayah, adalah suatu ketetapan yang apabila sudah dikerjakan oleh
sebagian orang muslim, maka orang muslim lainnya terlepas dari kewajiban itu.
akan tetapi jika tidak ada yang mengerjakannya maka berdosalah semuanya.

2. Sunnah, adalah perkara yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala, dan apabila
ditinggalkan tidak berdoa. Adapun macam sunnah antara lain:
a. Sunnah Muakkad, adalah sunnah yang sangat dianjurkan, misalnya salat tarawih
dan shalat Idul fitri
b. Sunnah Ghairu Muakkadm adalah sunnah biasa, misalnya memberi salam kepada
orang lain dan puasa pada hari Senin dan Kamis.
c. Sunnah Haiat, adalah perkara-perkara dalam shalat yang sebaiknya dikerjakan,
seperti mengangkat kedua tangan ketika takbir, mengucapkan Allahu Akbar ketika
akan ruku’ dan sujud, dan sebagainya.
d. Sunnah Ab’adh, adalah perkara-perkara dalam shalat yang harus dikerjakan, dan
kalau terlupakan maka harus melakukan sujud sahwi, seperti membaca tasyahud
awal, dan sebagainya.

3. Haram, adalah suatu perkara yang dilarang mengerjakannya, sepertia minum


minuman keras, mecuri, judi dan lain-lain. Apabila dikerjakan terhitung

4. Makruh, adalah suatu hal yang tidak disukai/diinginkan. akan tetapi apabila
dikerjakan tidak berdosa, dan jika ditinggalkan berpahala, seperti merokok, makan
bawang mentah, dan sebagainya.

5. Mubah, adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak
berpahala dan juga tidak berdosa.

 Latihan Soal
A. Berikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, dan e pada jawaban yang tepat!
1. Dari segi kuantitas Al-Qur’an terdiri dari …
a. 30 Juz, 114 surat, 6.236 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata.
b. 30 Juz, 115 surat, 6.236 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata.
c. 30 Juz, 114 surat, 6.226 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata.
d. 30 Juz, 114 surat, 6.266 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata.
e. 30 Juz, 116 surat, 6.256 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata.

2. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yaitu ….


a. ajaran agar seorang muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat
tercela.
b. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari
ucapan, perbuatan, perjanjian dan lain-lain.
c. Ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab-Nya,
para rasul, hari akhir dan takdir.
d. Hukum dalam masyakat Islam
e. Hukum beribadah

3. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ….


a. ajaran agar seorang muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela.
b. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari
ucapan, perbuatan, perjanjian dan lain-lain.
c. Ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab-Nya,
para rasul, hari akhir dan takdir.
d. Hukum dalam masyakat Islam
e. Hukum beribadah

4. Hukum yang berkaitan dengan perjanjian, yaitu …


a. yang berhubungan dengan jual beli (perdagangan), gadai-menggadai,
perkongsian dan lain-lain
b. yang berhubungan dengan keputusan, persaksian dan sumpah
c. yang berhubungan dengan penetapan hukum atas pelanggaran pembunuhan
dan kriminalitas
d. yang hubungan antar kekuasan Islam dengan non-Islam sehingga tercpai
kedamaian dan kesejahteraan.
e. yang berkaitan dengan batasan pemilikan harta benda, seperti zakat, infaq dan
sedekah

5. Hukum yang berkaitan dengan gugat menggugat, yaitu ….


a. yang berhubungan dengan jual beli (perdagangan), gadai-menggadai,
perkongsian dan lain-lain
b. yang berhubungan dengan keputusan, persaksian dan sumpah
c. yang berhubungan dengan penetapan hukum atas pelanggaran pembunuhan
dan kriminalitas
d. yang hubungan antar kekuasan Islam dengan non-Islam sehingga tercpai
kedamaian dan kesejahteraan.
e. yang berkaitan dengan batasan pemilikan harta benda, seperti zakat, infaq dan
sedekah

6. Hukum yang berkaitan dengan jinayat, yaitu …


a. yang berhubungan dengan jual beli (perdagangan), gadai-menggadai,
perkongsian dan lain-lain
b. yang berhubungan dengan keputusan, persaksian dan sumpah
c. yang berhubungan dengan penetapan hukum atas pelanggaran pembunuhan
dan kriminalitas
d. yang hubungan antar kekuasan Islam dengan non-Islam sehingga tercpai
kedamaian dan kesejahteraan.
e. yang berkaitan dengan batasan pemilikan harta benda, seperti zakat, infaq dan
sedekah

7. Hukum yang berkaitan dengan hubungan antar agama, yaitu …


a. yang berhubungan dengan jual beli (perdagangan), gadai-menggadai,
perkongsian dan lain-lain
b. yang berhubungan dengan keputusan, persaksian dan sumpah
c. yang berhubungan dengan penetapan hukum atas pelanggaran pembunuhan
dan kriminalitas
d. yang hubungan antar kekuasan Islam dengan non-Islam sehingga tercpai
kedamaian dan kesejahteraan.
e. yang berkaitan dengan batasan pemilikan harta benda, seperti zakat, infaq dan
sedekah

8. Merinci ayat-ayat Al Qur’an yang masih samar dan umum ialah…


a. Bayan Tafsir
b. Bayan Tasyri
c. Siwak
d. Bayan Takrir
e. At Ta’kid

9. Hadits yang didasarkan atas segenap perilaku dan perbuatan nabi Muhammad
SAW disebut hadits …
a. qauliyah
b. fi’liyah
c. taqririyah
d. qudsi
e. masyhur

10. Orang yang melakukan ijtihad disebut …


a. mujahid
b. mujtahid
c. mujtahad
d. mujtahad fih
e. mujtahid fih

11. Kesepakatan para ulama tentang hukum suatu masalah yang belum diterangkan
dalam Al Qur’an dan hadits disebut …
a. ijmak
b. qiyas
c. istihsan
d. istishab
e. istidfal
12. Yang bukan termasuk syarat Mujtahid adalah …
a. Mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an dan Al-Hadits
b. Mengetahui seluk-beluk bahasa Arab dengan segala kelengkapannya
c. Mempunyai kitab agama yang banyak dan luas
d. Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqh secara mendalam
e. Mengetahui soal-soal Ijma’

13. Hadits yang didasarkan atas segenap perkataan dan ucapan Nabi Muhammad
SAW disebut …
a. qauliyah
b. fi’liyah
c. taqririyah
d. qudsi
e. masyhur

14. Hadits yang didasarkan pada persetujuan Nabi Muhammad SAW terhadap apa
yang dilakukan sahabatnya disebut …
a. qauliyah
b. fi’liyah
c. taqririyah
d. qudsi
e. masyhur

15. Memperkuat hukum yang telah ditetapkan Al-Qur’an ialah …


a. Bayan Tafsir
b. Bayan Tasyri
c. Siwak
d. Bayan Takrir
e. At Ta’kid

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Jelaskan pengertian Hukum!
2. Jelaskan pengertian Al-qur’an secara istilah!
3. Jelaskan pengertian Hadits!
4. Jelaskan isi kandungan al-Quran baik secara kuantitas maupun kualitas!
5. Sebutkan fungsi dan kedudukan Al-Qur’an!

Anda mungkin juga menyukai