HUKUM,
HAK ASASI MANUSIA,
DAN
DEMOKRASI DALAM
ISLAM
A. HUKUM ISLAM.
I. Pengertian Hukum Islam.
Hukum adalah kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan
yang terdiri dari norma dan sanksi.
c. Memelihara Akal .
Islam mewajibkan seseorang untuk memelihara akalnya,
karena akal mempunyai peranan sangat penting dalam
hidup dan kehidupan manusia. Dengan akal manusia
dapat memahami wahyu Allah baik yang terdapat dalam
kitab suci (ayat-ayat Qauliyah) maupun yang terdapat
pada alam (ayat-ayat Kauniyah).
d.Memelihara Keturunan.
Dalam hukum Islam memelihara keturunan adalah hal
yang sangat penting. Karena itu untuk meneruskan
keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan yang ada dalam Al Quran dan As-Sunnah dan
dilarang melakukan perbuatan zina.
1. Al-Quran.
Pengertian Al-Quran :
a. Menurut Imam Jalaluddin As Sayuth di dalam bukunya yang
bernama itmamud dziriyah disebutkan bahwa Al-Quran ialah
firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad s.a.w.
untuk melemahkan pihak-pihak yang menentangnya. walaupun
hanya dengan satu surat saja dari padanya.
b. Menurut Syekh Muhammad Al Hudhari byk, di dalam bukunya
yang bernama ushul fiqh disebutkan Al-Quran,yaitu firman
Allah dalam bahasa arab yang diturunkan kepada kita dengan
jalan yang mutawatir, telah tertulis dalam mushaf dimulai
dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
c. Menurut Syekh Muhammad Abduh di dalam bukunya Risaltut
Tauhid di sebutkan : al kitab ialah al-quran yang dituliskan
dalam mushaf-mushaf dan telah dihafal oleh umat islam sejak
masa hidupnya rosul allah sampai masa kita sekarang ini.(h.a.
mustafa, sejarah al-quran, hal 10-11)
Ciri-cirinya adalah :
1. Ayat-ayat Makiyah pada umumnya pendek-pendek,
merupakan 19/30 dari seluruh isi al-Quran, terdiri dari 86
surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah pada
umumnya panjang-panjang, merupakan 11/30 dari
seluruh isi al-Quran, terdiri dari 28 surat, 1456 ayat.
2. Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata yaa
ayyuhannaas (hai manusia) sedang ayat ayat
Madaniyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhallaziina
aamanu (hai orang-orang yang beriman).
3. Pada umumnya ayat-ayat Makkiyah berisi tentang tauhid
yakni keyakinan pada Kemaha Esaan Allah, hari Kiamat,
akhlak dan kisah-kisah umat manusia di masa lalu,
sedang ayat-ayat Madaniya memuat soal-soal hukum,
keadilan, masyarakat dan sebagainya.
Kandungan Al-Quran.
1. Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh
manusia. Petunjuk akidah ini berintikan keimanan akan
keesaan Tuhan dan kepercayaan kepastian adanya hari
kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak.
2. Petunjuk mengenai syariah yaitu jalan yang harus
diikuti manusia dalam berhubungan dengan Allah dan
dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia
di dunia ini dan di akhirat kelak.
3. Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan
buruk yang harus diindahkan leh manusia dalam
kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan
sosial.
4. Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau. Sebagai
contoh kisah kaum Saba yang tidak mensyukuri karunia
yang diberikan Allah, sehingga Allah menghukum
mereka dengan mendatangkan banjir besar.
2. As-Sunnah/Al-Hadits.
A. Beberapa definisi hadits
1. Menurut Ulama Ushul Fiqh
Segala apa yang dinukil dari Nabi SAW., baik yang berupa
perkataan, perbuatan, atau penetapan. (As-Sibai:54).
2.
3.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah itu, dan apa yang
dilarang bagimu maka tinggalkanlah.
4.
3.
4.
C. Kualitas :
1. Shoheh
2. Hasan
3. Dhaif
Ad.1. Shoheh
a. Sanad (para perawi) bersambung
b. Periwayat hafalannya sempurna
c. Periwayat kualitasnya adalah (terpercaya dan
bermuruah)
d. Tidak Syadz
e. Tidak ada Illat
Ad.2. Hasan
Periwayat kurang sempurna hafalannya.
Ad.3. Dhaif
Tidak memenuhi persyaratan hadits Shoheh dan Hasan.
3. IJTIHAD
Ijtihad adalah sumber ajaran Islam setelah Al-Quran
dan Hadits. Ijtihad berasal dari kata ijtahada, artinya
mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha
keras, bekerja semaksimal mungkin. Secara
terminologis, Ijtihad adalah berpikir keras untuk
menghasilkan pendapat hukum atas suatu masalah
yang tidak secara jelas disebutkan dalam Al-Quran dan
As-Sunnah. Pelakunya disebut Mujtahid.
Ijtihad merupakan dinamika Islam untuk menjawab
tantangan zaman. Ia adalah semangat rasionalitas
Islam dalam rangka hidup dan kehidupan modern yang
kian kompleks permasalahannya. Banyak masalah baru
yang muncul dan tidak pernah ada semasa hayat Nabi
Muhammad Saw. Ijtihad diperlukan untuk
merealisasikan ajaran Islam dalam segala situasi dan
kondisi.
2. Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu masalah
yang belum ada kedudukan hukumnya dengan masalah
lama yang pernah ada karena alasan yang sama.
Contoh Qiyas :
Setiap minuman yang memabukan contohnya mensen,
sabu-sabu dan lain-lain disamakan dengan khamar,
ilatnya sama-sama memabukan.
Harta anak wajib dikeluarkan zakat disamakan dengan
harta dewasa. Menurut syafei karena sama-sama dapat
tumbuh dan berkembang, dan dapat menolong fakir
miskin.
Mengatakan telmi kepada ortu disamakan dengan
membentak dan ah, karena ilatnya sama-sama menyakiti
dengan ucapan.
3. Istihsan
Istihsan adalah penetapan hukum dengan penyimpangan
dari hukum umum kepada hukum khusus untuk
mencapai kemanfaatan.
Misalnya, menanami tanah wakaf yang diwakafkan untuk
pendirian masjid sambil menunggu biaya pembangunan.
Hasilnya dijual dan disediakan untuk biaya
pembangunan masjid.
Contoh lain adalah lupa makan dan minum selagi
berpuasa. Hadits menyebutkan, orang yang berbuat
demikian dianjurkan meneruskan puasanya, tanpa
penjelasan batal-tidaknya puasa orang tersebut.
Namun orang yang berwudhu lalu lupa atau tanpa
sengaja mengeluarkan angin, ditetapkan batal
wudhunya.
4. Mashalih Mursalah.
Mashalih Mursalah adalah melakukan hal-hal yang tidak
melanggar hukum, tidak dianjurkan Quran dan Sunnah,
tetapi sangat diperlukan untuk memelihara kelestarian
dan keselamatan agama, akal, harta, diri, dan keturunan.
Misalnya, membukukan dan mencetak Al-Quran dan AlHadits; menggaji muadzin, imam, khotib, dan guru
agama, serta mengadakan perayaan peringatan HariHari Besar Islam.
Hak asasi manusia menurut pemikiran Barat sematamata bersifat antroposentris artinya segala sesuatu
berpusat kepada manusia. Dengan demikian manusia
sangat dipentingkan. Sedangkan dalam Islam hak-hak
asasi manusia bersifat teosentris artinya segala
sesuatu berpusat pada Tuhan. Dengan demikian Tuhan
sangat dipentingkan.
Dalam hubungan ini A.K Brohi menyatakan: Berbeda
dengan pendekatan Barat, strategi Islam sangat
mementingkan penghargaan kepada hak-hak asasi dan
kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah aspek
kualitas dari kesadaran keagamaan yang terpatri di
dalam hati, pikiran dan jiwa penganut-penganutnya.
Perspekitf Islam sungguh-sungguh bersifat teosentris.