NIM: 1810412127
2. Jelaskan konsekuensi (logis) letak wilayah Indonesia pada posisi silang dunia
terhadap kondisi sosial budaya Indonesia dan bagaimana sikap kita sebagai WNI
seharusnya dalam menyikapi hal tersebut!
4. Jelaskan beberapa bentuk kebijakan 'homogenisasi' yang dilakukan rezim Orde Baru
yang sangat bertentangan dengan semangat Wawasan Nusantara!
7. Tuliskan cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia dan faktor-faktor yang dapat
menghambat perwujudan cita-cita dan tujuan nasional tertentu!
10. Jelaskan alasannya kenapa dikatakan bahwa nilai dan semangat Wawasan Nusantara
telah dimiliki bangsa indonesia sejak dulu kala!
1. Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari
kata “wawas” (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan
indrawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang, meninjau
atau melihat. Wawasan berarti cara pandang, cara meninjau atau cara melihat.
Sedangkan Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau – pulau, dan ‘antara’
yang berarti diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia
serta dua samudra yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia).
5. Wawasan Nusantara
a. Menurut Prof. Wan Usman
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
b. Menurut GBHN yang ditetapkan MPR pada tahun 1993 dan 1998
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
c. Menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara yang dibuat di LEMHANAS 1999
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang sebaberagam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Secara umum, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila
dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam
mencapai tujuan perjuangan nasional.
Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan sebuah cara pandang geopolitik Indonesia yang
bertolak dari latar belakang pemikiran sebagai berikut :
• Latar belakang pemikiran filsafat Pancasila
• Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Indonesia
• Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya Indonesia
• Latar belakang pemikiran aspek kesejarahan Indonesia
1. Latar belakang pemikiran filsafat Pancasila menjadikan Pancasila sebagai dasar
pengembangan Wawasan Nusantara tersebut. Setiap sila dari Pancasila menjadi dasar
dari pengembangan wawasan itu.
• Sila 1 (Ketuhanan yang Maha Esa) menjadikan Wawasan Nusantara merupakan
wawasan yang menghormati kebebasan beragama.
• Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) menjadikan Wawasan Nusantara
merupakan wawasan yang menghormati dan menerapkan HAM (Hak Asasi Manusia).
• Sila 3 (Persatuan Indonesia) menjadikan Wawasan Nusantara merupakan wawasan
yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
• Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan) menjadikan Wawasan Nusantara merupakan wawasan
yang dikembangkan dalam suasana musyawarah dan mufakat.
• Sila 5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia) menjadikan Wawasan
Nusantara merupakan wawasan yang mengusahakan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia.
2. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Indonesia menjadikan wilayah
Indonesia sebagai dasar pengembangan wawasan itu. Dalam hal ini kondisi obyektif
geografis Indonesia menjadi modal pembentukan suatu negara dan menjadi dasar bagi
pengambilan-pengambilan keputusan politik.
6. Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap kebangsaan dan tanah airnya
masing-masing, dan cara pandang terhadap kebangsaannya itu kemudian disebut
sebagai wawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia memiliki wawasan kebangsaanya
sendiri yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan nilai-nilai tersebut
bangsa Indonesia memiliki cara pandang untuk melangkah ke depan dalam mencapai
tujuan nasional. Wawasan Kebangsaan pada hekekatnya merupakan suatu pandangan
atau cara pandang yang mencerminkan sikap dan kepribadian bangsa Indonesia yang
memiliki rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, memiliki
rasa kebersamaan sebagai bangsa untuk membangun Indonesia menuju masa depan
yang lebih baik, di tengah persaingan dunia yang globalistik, tanpa harus kehilangan
akar budaya dan nilai-nilai dasar Pancasila yang telah kita miliki. Wawasan
kebangsaan meliputi mawas ke dalam dan mawas ke luar. Mawas ke dalam artinya
memandang kepada diri bangsa Indonesia sendiri yang memiliki wilayah tanah air
yang luas, jumlah penduduk yang banyak, keanekaragaman budaya dan lain-lain,
harus diletakan dalam satu pandangan yang mendasarkan pada kepentingan bersama
sebagai bangsa. Mawas ke luar, yaitu memandang terhadap lingkungan sekitar
Negara-negara tetangga dan dunia internasional. Bangsa Indonesia harus memiliki
integritas dan kredibilitas yang kuat dalam memainkan perannya di dunia
internasional sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
7. Cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia, yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila,
tertuang dalam Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 “... Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur”.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Tujuan Nasional Negara Republik Indonesia tertuang dalam Alinea Keempat,
disebutkan bahwa “… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial …”.
Berdasarkan alinea tersebut, tujuan nasional yang ingin dicapai Negara Republik
Indonesia adalah sebagai berikut.
a)Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b) Memajukan kesejahteraan umum.
c)Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d)Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Faktor penghambat:
a)Sedikitnya jumlah rakyat yang berjiwa merdeka akibat politik represi dan
diskriminasi Orde Baru. Kebanyakan rakyat berjiwa kerdil, oportunis, plinplan,
munafik, dan penindas.
b)Mayoritas rakyat yang tidak sadar sejarah dan buta politik (tidak memahami
kedudukan, hak dan tanggung jawab sebagai WNI, dan mudah ditipu)
c)Tidak adanya gerakan berskala nasional yuang menghimpun potensi kaum merdeka
untuk mencerahkan bangsa dan merintis jalan pembebasan dari segala bentuk
ketidakadilan.
d)Reformasi yang diarahkan oleh pihak asing yang semakin menjauhkan bangsa dari
nilai-nilai Pancasila dan menjauhkan dari kemungkinan meraih cita-cita keadilan dan
kemakmuran.
e)Sedikitnya tokoh nasional yang memusatkan perhatiannya pada penghapusan
ketidak adilan dalam sistem politik, hukum, ekonomi, dan sosial.
8. Tujuan wawasan nusantara secara umum dibedakan menjadi tujuan nasional serta
tujuan wawasan nusantara keluar dan ke dalam.
Tujuan Wawasan Nusantara Nasional
Tujuan nasional dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.”
A) Tujuan Wawasan Nusantara Ke Luar
Tujuan wawasan nusantara keluar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era
globalisasi yang semakin mendunia ini maupun kehidupan dalam negeri serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan
sosial, serta kerjasama dan sikap saling hormat menghormati. Artinya, bangsa
Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga kepentingan nasionalnya
dalm kehidupan internasionalnya dalam semua aspek kehidupan, baik politik,
ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan
nasional sesuai tertera dalam UUD 1945.
B) Tujuan Wawasan Nusantara Ke Dalam
Tujuan wawasan nusantara kedalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di
segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Hal ini
berarti bahwa bangsa Indonesia harus meningkatkan kepekaannya dan berusaha untuk
mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya
disintregasi bangsa dan terus-menerus mengupayakan dan terjaganya persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan.
9. Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimilki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
negara kepualauan telah diletakan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.
Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah
melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Unsur-
unsur wawasan nusantara adalah organisasi. Dari isi wawasan nusantara itu tamapk
adanaya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-
bidang :
10. Nusantara telah dimiliki bangsa indonesia sejak dulu kala adalah adanya sejarah
dimana terdapat sumpah palapa yang mana isinya Gajah Mada tidak akan makan buah
pala sampai menaklukan nusantara dan konsep Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab
Sutasoma yang memiliki makna berbeda-beda tapi tetap satu. Kedua hal itu,
merupakan bentuk awal dari wawasan nusantara yang ada di zaman dahulu dimana
keduanya berusaha agar nusantara dapat bersatu. Wawasan Nusantara mulai
dirumuskan dan dimuat dalam peraturan perundang-undangan RI sejak tahun 1973,
yakni dengan dimuatnya dalam GBHN saat itu.