Anda di halaman 1dari 14

MANAGER AND COMMUNICATION

Dosen: Nadiyah Hirfiyana Rosita, MM

Anggota Kelompok:

 Hafizh Anugerah Pratama (155020307111041)


 Almi Hafiz (15502030711040)
 Jessyca Asih Putri (155020307111035)
 Yokinus Murip (155020320111001)

Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang

2015
What is manager?

Manager is the person responsible for planning and directing the work of a group
of individuals, monitoring their work, and taking corrective action when
necessary. Manager, for many people, this is their first step into a management.

Jadi, manager ialah perseorangan yang memiliki kewajiban untuk merencanakan


dan mengatur suatu pekerjaan di organisasi serta mengawasi bagaimana kinerja
organisasi tersebut. dan melakukan evaluasi atau pembenaran ketika ada suatu
permasalahan didalam organisasi. Sesuai dengan seluruh pemahaman masyarakat
bahwa inilah suatu langkah pertama bagaimana kita mendalami lingkup
kehidupan manajemen.

Henry Mitzberg menguraikan tugas manajer dalam tiga macam bentuk dimana
komunikasi merupakan bagian yang sangat penting pada masing-masing peran.

a) Dalam Peran Antar Pribadi Mereka (Interpersonal Role)

Manajer yang bertindak sebagai bapak (figurhead) dan pemimpin dari unit
organisasi mereka, berinteraksi dengan bawahan, pelanggan, pembekal, dan
dengan rekan-rekan dalam organisasi.

b) Dalam Peran Informasi (Informational Role)

Manajer mencari informasi dari rekan, bawahan dan kontak-kontak pribadi lain
tentang segala hal yang mungkin mempengaruhi pekerjaan dan tanggung jawab
mereka.

c) Dalam Peran Keputusan (Deisional Role)

Manajer melaksanakan proyek baru, menangani gangguan dan mengalokasikan


sumber daya untuk anggota unit dan bagiannya.
Apa itu Komunikasi?

Komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman makna. Perhatikan penekanan


pada kata penyampaian makna: Jika informasi atau ide-ide belum disampaikan,
komunikasi tidak terjadi. Pembicara yang tidak terdengar atau penulis yang
tulisannya belum dibaca dapat dikatakan belum berkomunikasi. Lebih penting
lagi, bagaimanapun juga, komunikasi melibatkan pemahaman makna. Agar
komunikasi menjadi berhasil, makna dari apa yang disampaikan harus sampai dan
dipahami. Sebuah surat yang ditulis dalam bahasa Spanyol yang ditujukan kepada
orang yang tidak mengerti bahasa Spanyol tidak dapat dianggap komunikasi
sampai surat itu diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti orang tersebut.
Komunikasi yang sempurna, jika hal seperti itu ada, akan terjadi ketika pikiran
atau ide yang dikirimkan telah diterima dan dipahami oleh penerima persis seperti
apa yang dipikirkan oleh pengirim. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa
komunikasi yang baik sering secara keliru didefinisikan oleh komunikator sebagai
kesepakatan dengan pesan, bukan pemahaman yang jelas tentang pesan. Jika
seseorang tidak setuju dengan apa yang disampaikan, seringkali kita berasumsi
bahwa orang tersebut tidak sepenuhnya memahami posisi kita. Dengan kata lain,
banyak dari kita mendefinisikan komunikasi yang baik adalah seseorang yang
menerima pandangan kita. Tapi kita jelas bisa memahami apa yang Anda maksud
dan tidak setuju dengan apa yang Anda katakan. Poin akhir yang ingin kita
sampaikan tentang komunikasi adalah bahwa hal itu mencakup baik komunikasi
interpersonal – komunikasi antara dua orang atau lebih – dan komunikasi
organisasi, yaitu semua pola, jaringan dan sistem komunikasi dalam suatu
organisasi. Kedua jenis komunikasi tersebut penting bagi manajer.

Pengertian komunikasi menurut para ahli :

a. Raymond Ross

Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol


sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari
pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
b. Bernard Barelson & Garry A. Steiner

Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan


sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka,
dsb.

c. Colin Cherry

Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi


dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan
hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan
balasannya.

Dari beberapa pengertian komunikasi, dapat disimpulkan, Komunikasi adalah


proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari satu
orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok lain. Ia adalah proses
interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok tersebut.

Fungsi dari Komunikasi

Di banyak organisasi, komunikasi melayani empat fungsi utama:


kontrol/mengendalikan, memotivasi, ekspresi emosional dan informasi. Setiap
fungsi tersebut adalah sama pentingnya.Komunikasi bertindak untuk
mengendalikan perilaku karyawan dalam beberapa cara. Seperti kita ketahui,
organisasi memiliki hierarki otoritas dan pedoman formal yang diharapkan untuk
dipatuhi. Misalnya, ketika karyawan diperlukan untuk mengkomunikasikan setiap
keluhan yang terkait dengan pekerjaan kepada manajer mereka, untuk mengikuti
deskripsi pekerjaan mereka atau untuk mematuhi kebijakan perusahaan;
komunikasi digunakan untuk melakukan pengendalian/mengontrol.Komunikasi
secara informal juga mengontrol perilaku. Ketika kelompok kerja menggoda
anggotanya yang bekerja terlalu keras (mengabaikan norma yang ada dalam
organisasi tersebut), mereka secara informal mengendalikan perilaku anggota
tersebut.
Apakah hubungan seorang manager dengan komunikasi ?

Pentingnya komunikasi yang efektif bagi para manajer tidak bisa terlalu
ditekankan untuk satu alasan tertentu: Semua yang dilakukan manajer melibatkan
komunikasi. Tidak hanya beberapa hal, tapi semuanya. Seorang manajer tidak
bisa membuat keputusan tanpa informasi. Informasi tersebut harus
dikomunikasikan. Setelah keputusan dibuat, komunikasi harus terjadi kembali.
Jika tidak, tak seorang pun akan tahu bahwa keputusan itu telah dibuat. Ide
terbaik, saran yang paling kreatif, rencana terbaik, atau desain ulang pekerjaan
yang paling efektif tidak dapat terjadi tanpa komunikasi.

Setiap manager harus memiliki keterampilan dasar dalam manajemen bisnis


untuk secara efektif mengelola dan memotivasi timnya. Peran utama dari seorang
manager di setiap organisasi adalah untuk memimpin, memotivasi, dan
mendorong karyawan untuk bekerja sama, untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuuk mencapai tujuan manager harus merencanakan, mengatur dan mengontrol
sumber daya yang tersedia termasuk sumber daya manusia. Untuk ini seorang
manager perlu memiliki keterampilan tertentu dan kualitas, sehingga ia mampu
melakukan tugasnya untuk yang terbaik dari kemampuannya. Salah satu
keterampilan itu adalah keterampilan komunikasi.

Komunikasi sangat penting untuk seorang manager memiliki kemampuan


komunikasi yang baik. Seorang manager yang merupakan komunikator yang baik
dapat menjelaskan visi dan strategi untuk tim nya. Kemampuan komunikasi yang
baik sangat penting untuk fungsi efektif dari tim dan membantu dalam
pengambilan keputusan juga. Seiring dengan menjadi komunikator, seorang
manager harus menjadi pendengar yang baik juga. Dia harus menghormati sudut
pandang dan pendapat dari bawahannya. Keterampilan komunikasi yang kuat
dapat membantu dalam membangun hubungan jangka panjang dengan anggota
tim, tak luput juga akan dihargai dan dipercaya anak buahnya.
Jaringan-Jaringan Komunikasi

1. Komunikasi informal

Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi tidak selalu bersifat formal,
tetapi juga informal. Jaringan komunikasi informal dalam organisasi ini disebut
sebagai desas desus merupakan sumber informasi yang paling akurat. Desas-
desus memiliki tiga karakteristik penting, yaitu:

- Tidak dapat dikontrol oleh manajemen

- Dilakukan oleh sebagian besar karyawan, karena dianggap lebih dapat


dipercaya dan diandalkan dari pada komunikasi formal

- Desas-desus biasanya digunakan untuk memuaskan kepentingan pribadi


orang-orang didalamnya

Desas-desus merupakan salah satu jaringan komunikasi kelompok atau


organisasi yang perlu dipahami. Desas-desus membuat manajer dapat merasakan
moril organisasi mereka, mengidentifikasi isu-isu penting, dan membantu
memahami kekhawatiran karyawan. Oleh sebab itu desas-desus bertindak sebagai
saringan atau umpan balik yang mengambil isu-isu yang dianggap relevan oleh
karyawan. Desas-desus tidak bisa dihilangkan dari kehidupan organisasi,
amanejer hanya dapat meminimalkan konsekuaensi negatif dari desas-desus
tersebut dengan cara membatasi jangkauan dan dampaknya.

2. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara individu dengan individu


lainnya mulai dari bentuk tatap muka dan dalam susunan kelompok sampai ke
bentuk pesan instan (konferensi vidio).

Sebelum komunikasi dapat berlangsung, tujuan, dinyatakan sebagai pesan yang


ingin disampaikan, harus ada. Pesan ini lewat di antara sumber (pengirim) dan
penerima. Pesan tersebut diubah ke bentuk simbolik (disebut encoding) dan
diteruskan dengan beberapa media (channel) kepada penerima, yang
menerjemahkan pesan pengirim (disebut decoding).
Hasilnya adalah penyampaian makna dari satu orang ke orang lain. Seluruh proses
ini rentan terhadap noise, yakni gangguan yang mengganggu penyampaian,
penerimaan atau umpan balik dari sebuah pesan. Contoh umum dari noise ini
termasuk cetakan yang tidak terbaca, gangguan dalam telepon, kurangnya
perhatian oleh penerima atau gangguan dari suara latar belakang (seperti suara
mesin atau rekan kerja). Namun, apa pun yang mengganggu pemahaman dapat
digolongkan sebagai noise, dan noise ini dapat membuat distorsi pada setiap
langkah dalam proses komunikasi. Sebuah bagian penting dari komunikasi
interpersonal adalah komunikasi nonverbal, yaitu komunikasi yang disampaikan
tanpa kata-kata. Beberapa komunikasi yang paling berarti seringkali tidak
diucapkan atau tertulis. Ketika dosen perguruan tinggi mengajar di sebuah kelas,
dia tidak memerlukan kata-kata untuk memahami bahwa mahasiswa/mahasiswi
mereka mulai bosan dengan kuliah ketika mereka mulai membaca koran di
tengah-tengah kelas.

Demikian pula, ketika mahasiswa/mahasiswi mulai menggeletakkan buku, kertas


dan catatan mereka, pesannya jelas: waktu kuliah akan selesai. Ukuran kantor
seseorang atau pakaian yang dia pakai juga menyampaikan pesan kepada orang
lain. Di antara berbagai bentuk komunikasi nonverbal, jenis yang paling terkenal
adalah bahasa tubuh / body language dan intonasi verbal.Bahasa tubuh / body
language mengacu pada gerak tubuh, ekspresi wajah dan gerakan tubuh lainnya
yang menyampaikan makna. Seseorang yang mengerutkan kening "mengatakan"
sesuatu yang berbeda dari orang yang tersenyum. Gerakan tangan, ekspresi wajah
dan gerak tubuh lain dapat mengkomunikasikan emosi atau temperamen seperti
agresi, ketakutan, rasa malu, arogansi, sukacita dan kemarahan. Mengetahui
makna di balik gerakan tubuh seseorang dan belajar bagaimana untuk
menempatkan bahasa tubuh terbaik dapat membantu Anda secara pribadi dan
profesional. Intonasi Verbal mengacu pada penekanan seseorang pada kata-kata
atau frase untuk menyampaikan makna. Untuk menggambarkan bagaimana
intonasi dapat mengubah makna pesan, coba kita lihat contoh seseorang
mahasiswa/mahasiswi yang sedang bertanya. Kemudian dosen menjawab dengan
pertanyaan: "Apa yang Anda maksud dengan itu?" Reaksi mahasiswa/mahasiswi
akan bervariasi, tergantung pada nada respon dari dosen tersebut. Nada suara yang
halus dan lembut menyampaikan rasa ketertarikan dan menciptakan arti yang
berbeda dari nada yang kasar dan menempatkan penekanan kuat pada kata
terakhir.

Kebanyakan dari kita akan melihat intonasi pertama datang dari seseorang yang
sungguh-sungguh tertarik dalam menjelaskan pertanyaan siswa, sedangkan yang
kedua menunjukkan bahwa orang tersebut membenci pertanyaan tersebut.
Manajer harus mengingat bahwa ketika mereka berkomunikasi, komponen
nonverbal biasanya membawa dampak terbesar. Ini berarti bahwa sebagian besar
dari komunikasi bukan mengenai apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda
mengatakannya.

3. Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi tanpa kata-kata. Dalam


komunikasi nonverbal pesan-pesan disampaikan melalui sikap tubuh, ekspresi
wajah, penggerakan kepala, dan mata. Pesan yang disampaikan melalui petunjuk
fisik yang pada komunikasi ini misalnya seperti sikap tubuh, gerak tubuh, mata,
gerakan kepala, wajah, intoonasi suara dan cara berpakaian dan sebagainya.

Pesan-pesan nonverbal seringkali mencerminkan ekspresi emosi yang spontan dan


tidak dapat dikendalikan, tetapi ada juga yang disadari dan ditampilkan dengan
sengaja. Dalam beberapa aspek, pesan-pesan nonverbal mungkin berbeda
dibandingkan bentuk komunikasi lainnya.

Proses Komunikasi

Secara umum proses komunikasi melibatkan unsur-unsur, yaitu


komunikator/sender yaitu orang yang ingin menyampaikan pesan,
media/mediaumpenyampai pesan, penerima pesan /receiver, dan umpan balik/feed
back. proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

· Pengirim, adala seorang yang mempunyai kebutuhan, keinginan atau


informasi serta kepentingan untuk mengkomunikasikannya kepada satu atau lebih
orang lain
· Pengkodean, pengirim mengkodekan informasi yang akan disampaikan
dengan menerjemahkannya ke dalam serangkaian simbol atau isyarat.

· Pesan, adalah bentuk fisik kedalam mana pengirim mengkodekan informasi.


Pesan terdapat dalam segala bentuk yang biasa dirasakan ataua dimengerti oleh
satu atau lebih indra penerima.

· Saluran, adalah cara mentransmisikan pesan

· Penerima, adalah orang yang menafsirkan pesan dari pengirim

· Penafsiran kode, adalah proses dimanapenerima menaafsirkan pesan dan


menerjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya

· Gangguan, adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan atau


mengacaukan komunikasi

· Umpan balik, adalah pembalikan dari proses komunikasi dimanaa reaksi


terhadap komunikasi pengirim dinyatakan

Arah Aliran Komunikasi

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh organisasi adalah bagaimana


menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima
informasi dari seluruh bagian organiasasi, proses ini berkaitan dengan aliran
informasi. Komunikasi dalam organisasi dapat dibedakan menjadi empat arah
aliran yang berbeda yaitu:

1) Komunikasi kebawah/downward communication, adalah komunikasi yang


mengalir dari level yang lebih tinggi ke level yang lebih rendah. Komunikasi ini
digunakan oleh manajer kepada karyawannya ketika menyampaikan instruksi,
menginformasikan kebijakan dan prosedur, menunjukan masalah-masalah yang
membutuhkan perhatian, dan memberikan umpan balik mengenai kinerja
2) Komunikasi ke atas/upward communication, adalah komunikasi yang
mengalir dari individu yang berada pada level yang lebih rendah (bawahan) ke
level yang lebih tinggi (atasan). Komunikasi ini digunakan untuk memberikan
umpan balik kepada pemegang kekuasaan, menyampaikan informasi mengenai
proses pencapaian tujuan, menyampaikan berbagai permasalahan

3) Komunikasi horisontal/horizontal communication, ada komunikasi yang


terjadi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama, tujuan
komunikasi ini antara lain untuk mengkoordinasikan penegasan kerja, berbagai
informasi mengenai rencana dan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah,
untuk memperoleh pemahaman bersama, untuk menyelesaikan konflik, dan untuk
menumbuhkan dukungan bersama

4) Komunikasi lintas saluran, adalah komunikasi yang terjadi melewati batas-


batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki atasan atau bawahan
mereka

Hambatan untuk Komunikasi

Di suatu waktu, entah bagaimana komunikasi tidak menjadi efektif seperti


seharusnya. Salah satu alasannya adalah bahwa manajer menghadapi hambatan
yang dapat mengganggu proses komunikasi. Mari kita lihat hambatan untuk
komunikasi efektif tersebut di bawah ini.

1. Penyaringan. Penyaringan adalah manipulasi yang disengaja terhadap


informasi untuk membuatnya tampak lebih menguntungkan bagi
penerima. Sebagai contoh, ketika seseorang memberitahu manajernya apa
yang ingin didengar oleh manajer tersebut, informasi tersebut sedang
disaring atau jika informasi yang dikomunikasikan ke tingkat organisasi di
atas terkondensasi oleh pengirim, itu termasuk penyaringan.
2. Emosi. Bagaimana perasaan penerima ketika pesan diterima
mempengaruhi bagaimana ia menafsirkannya. Emosi ekstrim paling
mungkin untuk menghalangi komunikasi yang efektif. Dalam keadaan ini,
kita sering mengabaikan proses berpikir rasional dan obyektif dan
menggantikannya dengan penilaian emosional.
3. Kelebihan Informasi. Misalkan seorang manajer pemasaran yang sedang
dalam perjalanan selama seminggu ke luar negeri di mana ia tidak
memiliki akses ke e-mail-nya, dan menghadapi 1.000 pesan pada saat dia
kembali kembali. Beliau tidak mungkin untuk sepenuhnya membaca dan
menanggapi setiap pesan tanpa menghadapi apa yang disebut kelebihan
informasi, yang berarti informasi melebihi kapasitas pengolahan. Apa
yang terjadi ketika individu memiliki informasi lebih dari yang dapat
mereka proses? Mereka cenderung mengabaikan, melewati, lupa atau
secara selektif memilih informasi tersebut. Atau mereka mungkin berhenti
berkomunikasi. Apapun yang terjadi, hasilnya adalah hilangnya informasi
dan komunikasi yang tidak efektif.
4. Defensif. Ketika orang merasa mereka sedang terancam, mereka
cenderung bereaksi dengan cara yang menghambat komunikasi efektif dan
mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai rasa saling pengertian.
Mereka menjadi defensive, yakni menyerang orang lain secara lisan,
membuat komentar sinis, menjadi terlalu menghakimi atau
mempertanyakan motif orang lain.
5. Bahasa. Penulis / wartawan Ann Coulter dan rapper Nelly keduanya
berbahasa Inggris, tetapimasing-masing menggunakan gaya bahasa yang
sangat berbeda. Kata-kata memiliki arti yang berbeda bagi orang yang
berbeda. Umur, pendidikan dan latar belakang budaya adalah tiga variabel
yang lebih jelas yang mempengaruhi gaya bahasa seseorang dan definisi
yang dia berikan terhadap kata-kata. Dalam sebuah organisasi, karyawan
berasal dari latar belakang yang beragam dan memiliki pola percakapan
yang berbeda. Bahkan karyawan yang bekerja untuk organisasi yang sama
tetapi dalam departemen yang berbeda sering memiliki jargon (terminologi
khusus atau bahasa teknis yang digunakan anggota kelompok untuk
berkomunikasi di antara mereka sendiri) yang berbeda.
6. Kebudayaan Nasional. Untuk alasan teknologi dan budaya, orang-orang
Cina tidak menyukai pesan suara/voicemail. Kecenderungan umum ini
menggambarkan bagaimana perbedaan komunikasi dapat muncul dari
budaya nasional serta bahasa yang berbeda. Sebagai contoh, mari kita
bandingkan negara-negara yang menghargai individualisme (seperti
Amerika Serikat) dengan negara-negara yang menekankan kolektivisme
(seperti Jepang). Di negara individualistis seperti Amerika Serikat,
komunikasi lebih formal dan jelas dijabarkan. Manajer sangat bergantung
pada laporan, memo, dan bentuk komunikasi formal lainnya. Di negara
kolektivis seperti Jepang, lebih banyak kontak interpersonal yang terjadi
dan komunikasi dengan tatap muka sangat dianjurkan. Seorang manajer
Jepang biasanya pertama kali berkonsultasi dengan bawahan atas suatu
masalah, setelah itu barulah ia membuat sebuah dokumen formal untuk
menguraikan kesepakatan yang dibuat.

Mengatasi Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi

Secara rata-rata, seorang individu harus mendengar sebuah informasi tujuh kali
sebelum ia benarbenar mengerti informasi tersebut. Mengingat fakta ini dan
hambatan komunikasi yang baru saja dijelaskan, apa yang bisa dilakukan manajer
untuk menjadi komunikator yang lebih efektif?

1. Gunakan Feedback / Umpan Balik. Banyak masalah komunikasi secara


langsung dikaitkan dengan kesalahpahaman dan ketidakakuratan.
Masalah-masalah ini lebih jarang terjadi jika manajer mendapatkan umpan
balik, baik verbal maupun nonverbal.
2. Menyederhanakan Bahasa. Karena bahasa dapat menjadi penghalang,
manajer harus mempertimbangkan kepada siapa pesan diarahkan dan
menyesuaikan bahasa untuk mereka. Ingat, komunikasi yang efektif
dicapai ketika sebuah pesan diterima dan dipahami. Sebagai contoh,
administrator rumah sakit harus selalu mencoba untuk berkomunikasi
dengan jelas dan dengan istilah yang mudah dipahami dan menggunakan
bahasa yang disesuaikan dengan kelompok karyawan yang berbeda. Pesan
ke staf bedah haruslah berbeda dari yang digunakan oleh karyawan kantor.
3. Mendengarkan secara aktif. Ketika seseorang berbicara, kita mendengar,
tapi terlalu sering kita tidak menyimak. Menyimak adalah pencarian
makna secara aktif, sedangkan mendengar bersifat pasif. Dalam
menyimak, penerima juga menempatkan usaha dalam berkomunikasi.
4. Menahan Emosi. Akan menjadi naif untuk mengasumsikan bahwa manajer
selalu berkomunikasi dengan cara yang rasional. Kita tahu bahwa emosi
dapat mendistorsi komunikasi. Seorang manajer yang marah atas masalah
lebih mungkin salah dalam menanggapi pesan masuk dan gagal untuk
mengkomunikasikan pesannya secara jelas dan akurat. Apa yang harus
dilakukan? Jawaban paling sederhana adalah untuk tenang dan
mengendalikan emosi di bawah kendali sebelum berkomunikasi.
Perhatikan Isyarat nonverbal. Jika tindakan berbicara lebih keras daripada
kata-kata, maka penting untuk memastikan tindakan Anda sejajar dan
memperkuat kata-kata yang diucapkan. Komunikator efektif
memperhatikan isyarat nonverbal untuk memastikan penyampaian pesan
yang diinginkan.

Contoh studi kasus Manajer dan Komunikasi:

Studi Kasus Ahok: Komunikasi Itu Cara, Bukan Hanya Isi

Cara berkomunikasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Purnama,


mendapatkan sorotan. Bukan kali ini sesungguhnya, cara komunikasi Ahok
menjadi perhatian. Sejak pertama kali menjabat sebagai wagub, sejumlah
kalangan mempermasalahkannya, atau minimal membahasnya. Ahok memang
unik, karena setiap kali bicara selalu berapi-api, peuh semangat, dan lantang. Buat
sebagian orang, kesan Ahok adalah arogan. Banyak orang yang tidak suka lalu
mengkritiknya. Kali ini lebih ramai lagi, karena Prabowo Subianto pun
memberikan kritikan. Prabowo adalah bos besarnya Ahok di partai Gerindra.

Saya, tidak akan mengupas Ahok dari sisi politik, melainkan dari sudut pandang
ilmu komunikasi. Dalam ilmu komunikasi, cara berkomunikasi memegang
peranan amat penting. Bahkan, kadang-kadang jauh lebih penting dibanding
isinya. Mungkin Anda pernah mendengar kalimat ini:

“Suatu hal yang salah, jika disampaikan terus menerus dan berulang-ulang, bisa
menjadi sebuah kebenaran.”
Mbahnya ilmu Komunikasi Wilbur Schram, seorang pakar asal Kanada, memang
tidak menyebutkan cara sebagai sesuatu yang utama dalam teorinya. Dia hanya
menyebutkan komunikasi sebagai “siapa mengatakan apa kepada siapa melalui
media apa dengan dampak apa…” Tidak ada tambahan dengan cara apa?

Dalam perkembangan ilmu komunikasi kemudian diketahui bahwa cara, sungguh


vital posisinya dalam ilmu ini. Cara, menyangkut dengan media apa dan simbol
komunikasi apa yang dipakai. Beda media beda pula simbolnya. Misal, jika kita
berkomunikasi lewat telepon, maka semua simbol terkait dengan suara. Benar?

Tidak ada simbol tertulis di sana. Sebaliknya jika media yang kita gunakan adalah
e-mail atau surat menyurat. Maka, simbol yang digunakan biasanya adalah
tulisan.

Berbagai penelitian dan riset komunikasi menunjukkan bahwa simbol non verbal
lebih besar dampaknya dalam berkomunikasi (perbandingannya 70:30). Artinya,
jika kita berkomunikasi dengan orang lain, menggunakan simbol verbal berupa
kata-kata terucap, akan sia-sia jika non verbalnya tidak mendukung. Contoh,
Anda memuji seseorang dengan ucapan, “Kerja Anda bagus!” tapi disampaikan
dengan cara berteriak, dan mata Anda tidak melihat kepada orang tersebut.
Mungkin orang yang dipuji akan merespon, “Ini memuji atau ngejek sih?” atau
“Mujinya ikhlas tidak sih?”

Non verbal banyak sekali jenisnya. Mulai dari bahasa tubuh, gerak tubuh, bahasa
diam, ekspresi, parabahasa (intonasi, pitch control, penekanan, speed, dll), jarak,
waktu dan lain sebagainya. Kita harus pelajari hal itu dengan baik, jika ingin
tujuan komunikasi kita tercapai. Kalau kita mengabaikan komunikasi non verbal
maka kita terancam oleh kegagalan tercapainya tujuan komunikasi.

“Maksud saya kan baik…” begitu ucap seseorang tentang isi komunikasinya,
namun dikritik cara berkomunikasinya.

Benar, maksud kita baik, isi komunikasi kita baik, tapi kalau cara
menyampaikannya tidak klop, maka dampak yang akan diterima oleh orang lain
akan berbeda. Bukankah kita ingin maksud dan penerimaannya klop. Kalau
maksud kita baik maka diterima pula dengan baik, begitu bukan? Nah, kalau
demikian maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus dan wajib
memperhatikan cara kita berkomunikasi (non verbal).

Anda mungkin juga menyukai