Anda di halaman 1dari 24

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI

UMAT ISLAM DI INDONESIA


Senin, 7 November 2016
TIM
PENYUSUN
Anida Sri Astuti (396198)
Anita Apriliyani (396199)
Cintia Citra Juwita (396202)
Fadlia Hana (396211)
Annida Nur Nasekha (400886)
Pengertian Hukum Islam
 Syari’ah menurut asal katanya, berarti ‘jalan menuju mata air’
secara sederhana dapat ditarik makna bahwa manusia harus
melalui jalan itu untuk dapat hidup, sebab air merupakan salah
satu unsur yang sangat penting dalam menopang kehidupan.
Secara terminologis syari’ah memiliki makna yaitu aturan atau
undang-undang yang diturunkan Allah SWT untuk mengatur
hubungan manusia dengan Tuhanya, manusia dengan sesama
manusia, dan manusia dengan alam semesta
 Sedangkan Fiqih dari asal katanya berarti paham atau pengertian,
merupakan pemahaman manusia terhadap syari’ah. Secara
terminologis Fiqih merupakan pemahaman para ulama terhadap
rumusan teknis dari pelakasanaan syari’ah yang terkandung
Unsur Pembangun Hukum Islam
Aturan atau undang-undang yang
diturunkan Allah SWT untuk
mengatur hubungan manusia
Syariat dengan Tuhannya, manusia
dengan sesame manusia, dan
manusia dengan alam semesta.
(Depag RI, 1999:124)

Istilah Hukum
Islam

Merupakan pemahaman
Fiqih
manusia terhadap syari’at.
Sumber Hukum Islam

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul


(Nya), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-
Nisaa’:59)
Kalam atau firman Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad
Al-Qur’an Salallahu ‘alaihi wassalam melalui
perantara malaikat jibril sebagai petunjuk
hidup manusia.

Merupakan segala perkataan,


Sumber Hukum Islam perbuatan, dan ketetapan yang
As-Sunah
(Q.S An-Nisaa’[59]) disandarkan pada Rasulullah SAW.

Merupakan usaha sungguh-sungguh


Ijtihad yang dilakukan seorang mujtahid dalam
rangka mengetahui hukum-hukum
syari’at
Al-Qur’an
Al-Quran sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam hidup baik di dunia dan akhirat, berisi hal-hal antara lain :
1) Akidah
2) Syari’at
3) Akhlak
4) Qissah (Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau)
5) Berita tentang zaman yang akan datang
6) Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
7) Hukum yang berlaku bagi alam semesta
Secara garis besar Al-Qur’an memuat
tiga sisi pokok hukum
 Hukum I’tiqadah. Yakni hukum-hukum yang berhubungan dengan
akidah dan kepercayaan.
 Hukum Moral/Akhlaq. Yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan
perilaku orang guna menghiasi dirinya dengan sifat-sifat
keutamaan / fadail al a’maldan menjauhkan diri dari segala sifat
tercela yang menyebabkan kehinaan. 
 Hukum Amaliyah, yakni segala aturan hukum yang berkaitan dengan
segala perbuatan, perjanjian dan muamalah sesama manusia. Segi
hukum inilah yang lazimnya disebut dengan fiqh Al Qur’an.
 Hukum-hukum amaliyah di dalam Al-Qur’an terdiri atas dua cabang hukum:
1) Hukum-hukum ibadah, seperti: shalat, puasa, zakat, haji,dan ibadah lainnya yang mengatur hubungan antara
manusia dengan Allah SWT dan sesama manusia.
2) Hukum-hukum mu’amalah
a) Hukum pribadi tentang manusia, terdapat sekitar 70 ayat (al-ahwal syakhsiyyah)
b) Hukum perdata, terdapat sekitar 70 ayat (al-ahkam al madaniyyah)
c) Hukum pidana, sekitar 30 ayat (al-ahkam al-jinayyah)
d) Hukum acara, bersangkutan dengan pengadilan, kesaksian dan sumpah, sekitar 13 ayat (al-ahkam al-murafa’at).
e) Hukum perundang-undangan berhubungan dengan hukum dan pokok-pokoknya, batasan hubungan antara
hakim dan terdakwa, hak-hak perseorangan dan hak-hak masyarakat. Sekitar 10 ayat (al-ahkam al dusturiyyah).
f) Hukum ketatanegaraan, hubungan antara negara Islam dengan negara bukan Islam, tatacara pergaulan dengan
selain muslim di dalam negara Islam. Baik ketika perang maupun damai. Sekitar 25 ayat. (al-ahkam ad-
dauliyyah)
g) Hukum tentang ekonomi-keuangan, hak seorang miskin pada harta orang kaya, seumber air, bank, juga
hubungan antara fakir dengan orang kaya. Ada sekitar 10 ayat. (al-ahkam al-istishadlyyah wal maaliyyah).
AS-SUNNAH

Sunnah yang diriwayatkan


dari Rosululloh SAW oleh
Sunnah Muttawir sekelompok perawi yang
tidak mungkin sepakat
untuk berdusta.
Dilihat dari Sannad
Sunnah yang diriwayatkan
oleh satu, dua, atau
Sunnah Ahad sekelompok perawi yang
keduanya tidak sampai
tingkatan mutawatir.
• Hadits yang bersambung-
sambung sanadnya
diriwayatkan oleh orang-
Shahih orang yang adil dan teliti
(dhabith) dan sesamanya
pula dan di dalamnya tidak
terdapat keganjilan (syadz)
dan ‘llat (cela hadits)

• Hadits yang sanadnya


bersambung-sambung dan
Sunnah Ahad dari diriwayatkan oleh orang yang
segi
kualitas/derajat. Hasan adil sekalipun ketelotiannya
kurang, dan tidak
mengandung keganjilan,
serta tidak menganndung
‘illat.

• Hadits yang tingkatannya


Dha’if kurang dari tingkatan hadits
hasan.
Ijtihad

Ijtihad yaitu usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang
yang mempunyai ilmu pengetahuan dan pengalaman tertentu yang memenuhi syarat
untuk mencari, menemukan, dan menetapkan nilai dan norma yang tidak jelas atau tidak
terdapat patokanny di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dalil-dalil Ijtihad:
 Ijma
 Qiyas
 Istihsan
 Maslahat Mursalah
 ‘Urf
 Syar’un man qablana
 Istishab
 Sadduz Dzarai’ah
 Madzhab Shabat
Syarat-syarat menjadi Mujtahid:
1. Mengetahui ayat dan sunnah yang berhubungan dengan
hukum
2. Mengetahui masalah masalah yang telah di ijma’kan oleh
para ahlinya
3. Mengetahui nasikh dan mansukh
4. Mengetahui bahasa arab dan ilmu-ilmunya dengan
sempurna
5. Mengetahui ushul fiqih
6. Mengetahui kaidah-kaidah ushul fiqih
7. Mengetahui seluk beluk qiyas
Tujuan Hukum Islam

Memelihara Memelihara
Memelihara jiwa Memelihara akal Memelihara harta
agama keturunan

Agar Islam Karena dengan


Sebagai upaya Agar kemurnian Manusia sebagai
terpelihara dari mempergunakan
memelihara hak darah dapat khalifah Allah
orang-orang yang akalnya, manusia
manusia untuk dijaga dan dilindungi haknya
akan merusak dapat berpikir
hidup dan kelanjutan umat untuk
aqidah, syari’at tentang Allah,
mempertahankan manusia dapat memperoleh harta
dan aklak/yang alam semesta,
hidupnya diteruskan. dengan cara yang
akan dan dirinya
sendiri. halal, artinya sah
mencampuraduk menurut hukum
kan ajaran dan benar
agama Islam menurut ukuran
dengan ajaran moral
yang bathil.
Ciri-ciri hukum islam
1) Merupakan bagian dan bersumber dari agama islam
2) Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di pisahkan dari aqidah
dan akhlak islam
3) Mempunyai dua (2) istilah kunci yaitu Syariah dan Fiqih
4) Terdiri dari dua (2) bidang utama yaitu ibadah dan muamalah
5) Strukturnya berlapis terdiri dari :
a) A. Alqur’an
b) B. Al sunnah dan Sirah Nabawiyah
c) C. Hasil Ijtihad manusi yang memenuhi syarat tentang wahyu dan
sunnah
d) D. Pelaksanaanya dalam praktik berupa keputusan hukum dan
berupa amalan-amalan islam dalam masyarakat
6) Mendahulukan kewajiban dari hak amal dari pahala
Ruang Lingkup Hukum Islam
1. Hukum Perdata
a. Munakahat
b. Mawarits
c. Mu’amalat

2. Hukum Pidana
1. Jinayat
2. Al-Ahkam as-Sulthaniyah
3. Siyar
4. Mukhasamat
Fungsi Hukum Islam dalam kehidupan
bermasyarakat
 Hukum Islam merupakan seperangkat aturan yang digali
dari al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber pokoknya.
Keberadaannya sangat penting dalam mengawal
kehidupan manusia agar selaras dengan tujuan
penciptaan manusia yang dalam al-Qur’an Surat adz-
Dzariyat ayat 56 dikatakan hanya untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT semata
 Dalam pandangan para ulama, makna ibadah dalam ayat
di atas terkadung dua maksud. Hal ini sebagimana
Musthofa al-Maraghi dalam Tafsir Maraghi-nya
menyatakan bahwa ibadah dalam konsepsi Islam
mengacu pada ayat di atas terdiri atas dua macam, yakni
ibadah mahdoh dan ibadah ghoiru mahdoh.
Fungsi Hukum Islam

Fungsi Ibadah Amar ma’ruf nahi Tanzin wa islah al-


Zawazir
munkar ummah

Merupakan
Merupakan perintah
kewajiban pokok Merupakan Fungsi ini untuk
dan larangan yang
yang harus sanksi yang memperlanar
harus dijalankan
dilakukan oleh akan diterima interaksi dalam
oleh setiap manusia
setiap manusia manusia kehidupan
dalam rangka untuk
sebagai bagaian tatkala masyarakat agar
mencapai
dari oerintah melakukan terwujud
kemaslahatan
agama tindakan yang masyarakat yang
(kebaikan) dan
melanggar harmonis, aman,
menjauhi
hukum Islam, dan sejahtera
kemudharatan
seperti
(keburukan) di dunia
ketentuan
dan akhirat.
qisas, diyat,
dan ta’zir
Kontribusi umat Islam dalam Perumusan
Sistem Hukum Nasional
Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan
hukum di Indonesa nampak jelas setelah Indonesia merdeka.
Walaupun demikian, bukan berarti pada fase awal sebelum
proklamasi kemerdekaan umat Islam tidak memiliki
kontribusi terhadap negara Indonesia. Banyak hal yang telah
dilakukan oleh umat Islam di Indonesia termasuk salah
satunya adalah lahirnya proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 juga merupakan hasil perjuangan umat Islam
dengan beberapa komponen bangsa yang lainnya.
Lahirnya Pancasila dan UUD
Dalam satu perspektif, Indonesia merupakan negara bukan berideologikan Islam, namun
kerangka acuan dalam mengembangkan aturan hukum dan perekonomian banyak mengacu
pada nilai-nilai Islam. Pancasila yang pada awal mulanya merupakan hasil perubahan dari
piagam Jakarta dengan menghilangkan tujuh kata pada sila pertama, kelahirannya juga tidak
bisa dilepaskan dari kontribusi umat Islam. Kondisi demikian senada dengan pendapat
Dawam Rahardjo mengutip perkataan Kuntowijoyo, bahwa ekonomi Indonesia yang basis
pengembangannya berdasarkan pancasila merupakan obyektivasi dari sistem ekonomi Islam.
Argumentasi dasar ini dapat diidentifikasi melalui tujuan dan misi negara Indonesia yang
tercermin dalam pembukaan UUD 1945 dan lima sila pancasila. Dalam alinea tiga pembukaan
UUD 1945 dirumuskan 4 tujuan pokok bangsa Indonesia. Tujuan tersebut pertama
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, kedua
memajukan kesejahteraan umum, ketiga mencerdaskan kehidupan bangsa, dan keempat ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Lahirnya regulasi perundang-undangan
berkaitan hukum Islam

Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum


dewasa ini semakin nampak jelas dengan ditandai lahirnya beberapa
peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan
Hukum Islam. Beberapa regulasi perundangan tersebut dapat di
simak dalam rumusan berikut ini :
Peraturan Perundang-
undangan

UU N0. 1
UU No. 7 Instruksi
Tahun 1974 UU No. 38 PP. No. 28
Tahun 1989 Presiden RI
Merupakan Tahun 1999 Tahun 1977
berkaitan No. 1 Tahun
udang- tentang tentang
dengan 1991 tentang
undang yang pengelolaan perkawafan
peradilan Kompilasi
mengatur zakat tanah milik
agama Hukum Islam
perkawinan
JAAZAKUMULLAH KHAIRAN
KATSIR…

Anda mungkin juga menyukai