Anda di halaman 1dari 5

Hukum

Pengertian Hukum Islam (Syari’at Islam) – Hukum syara’ menurut ulama ushul ialah doktrin
(kitab) syari’ yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang bersangkutan
dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintahkan memilih atau berupa
ketetapan (taqrir). Sedangkan menurut ulama fiqh hukum syara ialah efek yang dikehendaki oleh
kitab syari’ dalam perbuatan seperti wajib, haram dan mubah .
Syariat menurut bahasa berarti jalan. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang
diadakan oleh Allah untuk umatNya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan
amaliyah.
Hukum Islam
Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah supaya
manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan Tuhan dengan saudaranya
sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia, beserta hubungannya dengan alam
seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan.
Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun
memberikan pengertian syari’ah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah,
ibadah, akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan). Syari’ah disebut juga syara’, millah dan diin.
Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib diturut
(ditaati) oleh seorang muslim.
Dari definisi tersebut syariat meliputi:
1. Ilmu Aqoid (keimanan)
2. Ilmu Fiqih (pemahan manusia terhadap ketentuan-ketentuan Allah)
3. Ilmu Akhlaq (kesusilaan)
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hukum Islam adalah syariat yang 
berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang
Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang
berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).

Pengertian Hukum Islam


Dalam memahami pengertian hukum islam, ada istilah-istilah penting yang dapat
digunakan yakni : syariah, fiqih, dan hukum Islam itu sendiri. Penggunakan ketiga
istilah tersebut terkadang saling tertukar karena adanya pemahaman yang tidak tepat.
Karena itu, perlu dijelaskan telebih dahulu makna atau pengertian dari masing-masing
istilah tersebut dan keterkaitannya, terutama hubungan antara syariah dan fiqih.

a. Syariah
 Dari asal katanya, syariah berasal dari kata al-syari’ah yang bemakna ‘jalan ke
sumber air’ atau jalan yang harus diikuti, yaitu jalan ke arah sumber pokok bagi
kehidupan (Al-Fairuzabadiy, 1995: 659).
 Kata syariah disamakan dengan jalan air mengingat bahwa barang siapa yang
mengikuti syariah, ia akan mengalir dan bersih jiwanya (Amir Syarifuddin, 1999,
I: 1).
 Secara terminologis, syariah didefinisikan dengan sebagai aturan-aturan yang
ditetapkan oleh Allah agar digunakan oleh manusia dalam hubungannya dengan
Tuhannya, dengan saudaranya sesama Muslim, dengan saudaranya sesama
manusia, dengan alam, dan dalam kaitannya dengan kehidupannya (Syaltut,
1966: 12).
 Syariah didefinisikan pula sebagai semua peraturan agama yang ditetapkan oleh
Allah untuk kaum Muslim baik yang ditetapkan dengan Al quran maupun
dengan Sunnah Rasul (Musa, 1988: 31).
Dari sejumlah definisi syariah di atas dapat dipahami bahwa syariah adalah aturan-
aturan Allah SWT dan Rasulullah SAW yang mengatur manusia dalam berhubungan
dengan Tuhannya maupun dengan sesamanya.

b. Fiqih
 Kata fiqih berasal dari kata al-fiqh yang berarti pemahaman atau pengetahuan
tentang sesuatu (Al-Fairuzabadiy, 1995: 1126).
 Secara terminologis, fiqih didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum-hukum
syara’ yang bersifat amaliyah (praktis) yang digali dari dalil-dalil yang terperinci
(Khallaf, 1978: 11; Zahrah, 1958: 6).
Dari definisi ini dapat diambil beberapa pengertian bahwa fiqih merupakan suatu ilmu
yang membahas hukum-hukum syara’ terutama yang bersifat amaliyah dengan
mendasarkan pada dalil-dalil yang terperinci dari Alquran dan hadis. Dengan demikian.
pengertian fiqih berbeda dengan syariah baik dari segi etimologis maupun terminologis.

Syariah merupakan seperangkat aturan yang bersumber dari Allah SWT dan Rasulullah
SAW untuk mengatur tingkah laku manusia baik dalam berhubungan dengan Tuhannya
(ibadah) maupun dalam rangka berhubungan dengan sesamanya (muamalah).
Sedangkan fiqih merupakan penjelasan atau uraian yang lebih rinci dari apa yang sudah
ditetapkan oleh syariah.

c. Hukum Islam

Pengertian hukum islam dapat diketahui berdasarkan dua istilah atau kata dasar yang
membangunnya yaitu kata ‘hukum’ dan ‘Islam’.
 Hukum dapat diartikan dengan peraturan dan undang-undang (Tim Penyusun,
2001: 410). Hukum dapat dipahami sebagai peraturan-peraturan atau norma-
norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik
peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara
tertentu dan ditegakkan oleh penguasa (Ali, 1996: 38).
 Kata kedua yaitu ‘Islam’, mengandung arti sebagai agama Allah yang
diamanatkan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk mengajarkan dasar-dasar dan
syariatnya dan juga mendakwahkannya kepada semua manusia serta mengajak
mereka untuk memeluknya (Syaltut, 1966: 9). Dengan pengertian yang
sederhana, Islam berarti agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
untuk disampaikan kepada umat manusia untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Dari gabungan dua kata ‘hukum’ dan ‘Islam’ itulah muncul istilah hukum Islam. Dengan
kalimat yang lebih singkat, pengertian hukum islam dapat dedefinisikan singkat sebagai
hukum yang bersumber dari ajaran Islam.

Perbedaan penggunaan kata Syariah, Fiqih dan Hukum Islam

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kata hukum Islam yang sering
ditemukan pada literatur hukum yang berbahasa Indonesia secara umum mencakup
syariah dan fiqih, bahkan terkadang juga mencakup ushul fiqih (dasar-dasar fiqih).
Namun, harus dipahami pula bahwa hukum Islam itu tidak sama persis dengan syariah
dan sekaligus tidak sama persis dengan fiqih. Tetapi juga tidak berarti bahwa hukum
Islam itu berbeda sama sekali dengan syariah dan fiqih. Yang dapat dikatakan adalah
pengertian hukum Islam itu mencakup pengertian syariah dan fiqih, karena hukum
Islam yang dipahami di Indonesia ini terkadang dalam bentuk syariah dan terkadang
dalam bentuk fiqih, sehingga kalau seseorang mengatakan hukum Islam, harus dicari
dulu kepastian maksudnya, apakah yang berbentuk syariah ataukah yang berbentuk
fiqih. Hal inilah yang tidak dipahami oleh sebagian besar bangsa Indonesia, termasuk
sebagian besar kaum Muslim, sehingga hukum Islam terkadang dipahami dengan
kurang tepat, bahkan salah.

Hubungan antara syariah dan Fiqih


 Hubungan antara syariah dan fiqih sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
Syariah adalah sumber atau landasan fiqih, sementara fiqih merupakan
pemahaman terhadap syariah. Secara umum syariah adalah hukum Islam yang
bersumber dari Alquran dan Sunnah yang belum dicampuri daya nalar (ijtihad),
sedangkan fiqih adalah hukum Islam yang bersumber dari pemahaman terhadap
syariah , baik Alquran maupun Sunnah.
 Asaf A.A.Fyzee menguraikan perbedaan kedua istilah tersebut dengan penjelasan
bahwa syariah adalah sebuah lingkaran yang besar yang wilayahnya meliputi
semua perilaku dan perbuatan manusia; sedang fiqih adalah lingkaran kecil yang
mengurusi apa yang umumnya dipahami sebagai tindakan umum. Syariah selalu
mengingatkan kita akan wahyu, ‘ilmu (pengetahuan) yang tidak akan pernah
diperoleh seandainya tidak ada Alquran dan Sunnah; dalam fiqih ditekankan
penalaran dan deduksi yang dilandaskan pada ilmu terus-menerus dikutip
dengan persetujuan. Jalan syariah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya;
bangunan fiqih ditegakkan oleh usaha manusia. Dalam fiqih satu tindakan dapat
digolongkan pada sah atau tidak sah, boleh atau tidak boleh. Dalam syariah
terdapat berbagai tingkat pembolehan maupun pelarangan. Fiqih adalah istilah
yang digunakan bagi hukum sebagai suatu ilmu; sedangkan syariah bagi hukum
sebagai jalan kesalehan yang dikaruniakan dari langit (Fyzee, 1974: 21).
Demikian uraian pengertian hukum islam dan sejumlah istilah terkait yang dalam
penggunaannya kerap tumpang tindih atau saling bertukar. Semoga kita dapat
membedakan penggunaan kata syariah, fiqih dan hukum islam secara tepat.

Sumber Hukum Islam Dan Pembagian Hukum – Hukumnya

Bismillah

Islam sebagai sebuah agama yang sempurna, pastinya memiliki sesuatu yang menunjang kesempurnaan
dari eksistensinya, salaha satunya adalah sumber hukum, sumber hukum menjadi salah satu hal penting
didalam sebuah agama, yang akan menentukan alur kehidupan dan pegangan hidup bagi para
pemeluknya.
Secara umum sumber hukum islam antara lain :
1. Al-Qur`an , al-qur`an adalah kalam allah yang diturunkan kepada nabi muhammad SAW melalui
perantara malaikat jibril dengan menggunakan bahasa arab dan membacanya termasuk ibadah yang
dimulai dari surah al-fatihah dan diakhiri dengan surah an-nas.

Al-qur`an menjadi sumber hukum pokok agama islam dikarnakan eksistensinya sebagai wahyu yang
konkrit dari allah SWT kepada para hambanya yang di turunkannya kepada nabi muhammad SAW.
Al-qur`an ibarat sebuah pelita yang menerangi jalan yang gelap, dikala banyak pertanyaan yang datang,
dan tak ada yang mampu memuaskan penannyanya al-qur`an datang dengan berbagai jawaban yang
terang di dalam menjawab segala pertanyaan yang menggelapkan.
Al-qur`an yang hadir yang keabsahanya tak dapat di ragukan, di karnakan jalur penyampainya yang
secara muttwatir, menjadikan al-qur`an sebagai sumber hukum yang tak dapat di sangkal akan
kebenaranya.
2.al-hadits, hadits adalah sesuatu atau apa – apa yang yang di sandarkan kepada nabi muhammad SAW,
baik dari segi perbuatan perkataan dan penentuan, bahkan beberapa ulama menambahkan sifat dan
angan rasul didalamnya.
Al-hadits menjadi sumber hukum ke – 2 yang konkrit, yang telah terjamin ke absahanya, kenapa ? karna
penyandaranya di sandarkan kepada manusia yang terjamin akan amanahanya.
Nabi muhammad SAW di dalam menggeluarkan hadits yang berkaitan dengan hukum pasti ada sebab
yang mendasari dari terucapnya hadits tersebut.
dan juga karna fungsi haddits sebagai al-bayan dan at-tafsir ayat –ayat al-qur`an, yang menambah kuat
ke absahannya sebagai salah satu dari sumber hukum islam.
3.Ijma, yakni sebuah kesepakatan para ulama yang terkenal keshalehanya, yang terjaga dirinya dari hal-
hal yang merusak ke murruahanya pada suatu hukum yang di ambil intisarinya dari al-qur`an dan hadits,
yang di sepakati oleh oleh semua ulama pada zaman tersebut dan dilakukan setelah nabi muhammad
SAW meninggal dunia.
4.Qiyas, yakni pengambilan hukum dengan cara menyamakan sesuatu yang belum ada hukumnya
kepada sesuatu yang telah ada hukumnya
Pembagian Hukum:
A. hukum Wadhi : sebuah hukum yang menjadikan sesuatu sebagai sebab adanya sesuatu yang lain.
Hukum wadhi terbagi 3 :
1. Sebab : sesuatu yang mendasar dan terang dan tertentu yang menjadi pangkal adanya sesuatu.
Contoh : Adanya Hukum Potong Tangan DI karenakan Adanaya Sebab mencuri
2.syarat : Sesuatu yang karenya ada hukum dan ketidak adanya tidak ada hukum
Contoh : Haul Adalah Sebuah Syarat adanya Kewajiban zakat
Syarat Terbagi dua :
1. Syarat Haqiqi dan
2. Syarat Jali,
Syarat haqiqi adalah sebuah syarat yang diperintahkan syariat sebelum mengerjakan pekerjaan
yang lain, dan pekerjaan yang lain tidak akan di terima atau tidak syah jika pekerjaan yang
pertama tidak dilakukan
Contohnya : Kewajiban Wudhu Sebelum Mengerjakan Sholat
Syarat Jali adalah segala sesuatu yang dijadikan syarat oleh perbuatanya untuk mewujudkan
perbuantan yang lain.
Contohnya : syarat sah wudhu ketika membasuh tangan sampai Kesiku
3.Man`i adalah suatu hal yang karna adanya menyebabkan tidak adanya hukum atau tidak adanya
sebab bagi adanya hukum.
Contohnya : adanya najis pada pakaian menjadikan Pengahalang dari syarat shalat.
B. Hukum Taklif, yakni Sesuatu yang menuntut suatu pekerjaan dari mukallaf, atau menuntut untuk
berbuat dan menentukan pilihan kepadanya antara melakukan dan meninggalkanya
Hukum Taklif terbagi kepada 4.
1. wajib
Secara istilah wajib adalah, sesuatu yang dikerjakan berpahala ia dan apabila ditinggalkan berdosa ia
Wajib memiliki aspek – aspek yang ditinjau dari berbagai segi:
Yang pertama di tinjau dari segi tertentu dan tidak tertentunya yakni :
1. Muayyan : Sesuatu yang ditentukan macam perbuatanya , contoh : membaca surah al-fatihah
dalam sholat,
2. Mukhayar : sesuatu yang ditentukan macam perbuatanya dan kita dapat memilih dari satu
macam dari macam – macam yang ditawarkan.
Contoh : kewajiban kaffarat bagi orang yang berhubungan badan pada siang hari bulan puasa,
maka ia dapat memilih dari kaaffarat yakni membebaskan budak atau memberikan makan 60
faqir miskin.
Yang kedua ditinjau dari waktunya yakni :
1. Mudhyyaq, waktu yang ditentukan untuk melaksanakan kewajiban dan waktunya sama
dengan waktu yang ditentukan dan tak dapat dilaksanakn dilain waktu selain waktu yang
ditentukan
Contohnya : puasa Ramadhan yang hanya bisa dilakukan pada bulan ramadhan
2. Muwassa, waktu kewajiban yang lebih banyak dari yang di butuhkan
Contoh : sholat 5 waktu, kita diperbolehkan mengerjakan sholat lima waktu pada waktu sholat
yang ditentukan dan kita dapat memilih kapan kita mau mengerjakanya diantara senggang
waktu antara satu sholat dengan sholat yang lain
Yang ketiga kewajiban yang ditinjau dari dari siapa yang mengerjakan
1. wajib `ain, kewajiban yang harus dilakukan oleh setian individu / mukallaf
Contohnya : sholat – puasa – zakat dll
2. wajib kifayah, kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang anggota masyarakat, yang apabila
di lakukan maka akan menggugurkan kewajiban anggota masyarakat yang lain.
Contohnya : sholat jenazah
Yang ke empat kewajiban yang ditinjau dari segi kuantitas
1. muhaddad : kewajiban yang ditentukan jumlahnya
Contohnya : zakat, dan bilangan rokaat sholat
2. ghairu muhaddad : kewajiban yang tidak ditentukan jumlahnya/ kuantitasnya
Contohnya : Infaq

2. sunnah
Secara istilah adalah, sesuatu yang apabila dilakukan mendapatkan pahala dan apabila dilakukan tidak
mendapat dosa,
Secara istilah ketakwaan, apabila dilakukan ia beruntung dan apabila tidak dilakukan ia rugi
Sunnah dapat ditinjau dari berbagai aspek diantaranya :
Dari segi pelakunya :
1. Sunnah` ain : yankni sunnah yang di anjurkan untuk setiap individu
Contohnya : sholat dhuha, dan qiyamul lail
2. sunnah kifayah : yakni sunnah yang dianjurkan oleh seseorang dari sebuah kelompok atau
anggota masyarakat.
Contohnya : Memberikan Salam
Dari segi sering atau tidak sering dilakukan oleh rasul :
1. Muakkad : perbuatan yang sering dilakukan oleh nabi muhammad SAW
Contohnya : berkurban
2. Goer. Muakkad : Perbuatan yang tidak selalu dilakukan oleh nabi muhammad SAW

3. Haram,
sesuatu yang apabila di kerjakan berdosa ia dan apabila di tinggalkan berpahala ia
Haram terbagi dua :
1. Haram Lidzatih , keharaman karna memang telah ditetapkan dan dituliskan oleh syariat itu
haram
Contohnya : keharaman untuk membunuh dll
2. Haram lighoirih, keharaman yang dikarnakan oleh sebab lain yang mengharamkan
Contohnya : haramnya wanita untuk sholat, di karnakan sedang dalam keadaan junub / haid

4. mubah , sesuatu yang diberikan oleh syariat kepada mukallaf dan untuk memilih antara mengerjakan
dan tidak mengerjakan dan tidak ada pahala atau siksa didalamnya.
Contohnya : makan dan minum,
5. makruh. Adalah sesuatu yang dituntut oleh syariat terhadap mukallaf supayan meninggalkan suatu
perbuatan dikarnakan tidak adanya kepastian dari tuntunanya
Contohnya : merokok
6. Rukhsah adalah sebuah keringan yang di berikan oleh syariat, dikarnakan suatu sebab tertentu
Contohnya : di bolehkan berbuka puasa karna sebab perjalan yang amat jauh
7.Azimah Peraturan agama yang pokok yang bersifat umum untuk setiap mukallaf

C. Bagian – Bagian Hukum


1. Hukum : Firman Pembuat Syara yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf dan firman
tersebut berisi boleh atau tidaknya sesuatu pekerjaan itu dilakukan
Atau firman pembuat syara yang berhubungan dengan perbuatan orang dewasa, dan firman
tersebut menentukan membolehkan atau tidak sesuatu sebagai adanya yang lain
2. Hakim : pembuat hukum
3. Mahkum Fih : perbuatan yang dihukumkan ( wajib, sunnah, haram )
3. mahkum `alaih : perbuatan yang dilakukan mukallaf

Anda mungkin juga menyukai