Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEMISKINAN DI KOTA MANADO DENGAN TEMA KESEHATAN

Dosen Pengampu :
Dr. Ita Pingkan F. Rorong, SE., ME., CWM ®

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Andre Alvani Gantare 220611010001


Nisarani Manengal 220611010012
Shalomita Lapian 220611010015
Firna Permata Sari Dakhi 220611010020
Anace Mobalen 220611010029
Febrian Oraile 220611010033
Rivana Mokodompit 220611010036
Frisilia Solang 220611010046

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun dengan tujuan utama menyelesaikan tugas mata


kuliah Ekonomi Publik. Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen
yang telah memberikan tugas ini yaitu agar menambah wawasan kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki


masih terbatas dan terdapat banyak kekurangan sehingga penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Namun kami tetap bersyukur karena dengan bimbingan
dan bantuan semua pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari dosen pengampu guna mencapai
hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kami kelompok 2 juga bagi para pembaca.

Manado, 5 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

1,1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

2.1 Definisi Kemiskinan......................................................................................5

2.1.1 Kemiskinan Relatif.................................................................................6

2.1.2 Kemiskinan Absolut................................................................................7

2.2 Kriteria Kemiskinan.......................................................................................8

2.2.1 Pendekatan Kebutuhan Dasar.................................................................8

2.3 Perkembangan Garis Kemiskinan di Kota Manado.......................................9

2.4 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kota Manado.................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan..................................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSAKA................................................................................................iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang


Hampir di setiap negara, kemiskinan masih menjadi masalah yang penting,
termasuk di Indonesia. Pengentasan kemiskinan masih menjadi tema pembangunan,
agenda utama, dan berkelanjutan di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Dalam
Outcome Document Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable
Development, mengakhiri kemiskinan juga menjadi tujuan pertama dari tujuh belas
tujuan yang disepakati dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu,
dalam RPJMN 2020 - 2024, strategi pengurangan tingkat kemiskinan juga menjadi
salah satu prioritas pembangunan nasional.

Dalam usaha mewujudkan visi Kota Manado “Manado maju dan sejahtera
sebagai beranda Sulawesi Utara dan Indonesia ke Asia Pasifik”, pemerintah daerah
juga menjadikan pengentasan kemiskinan menjadi prioritas melalui salah satu
misinya “Peningkatan kualitas manusia Kota Manado”. Kebijakan prioritas diarahkan
melalui implementasi program pengentasan kemiskinan secara sinergi, kolektif, dan
konsisten sehingga dapat meningkatkan efektivitas koordinasi penanggulangan
kemiskinan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan juga dengan adanya fenomena atau isu yang berkaitan
dengan Kemiskinan di Kota Manado dengan tema kesehatan, dapat kami rumuskan
permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Apa definisi kemiskinan ?


2. Bagaimana kebijakan yang diatur oleh pemerintah Manado dalam mengatasi
kemiskinan ?

3
3. Apa tantangan pemerintah manado dalam mengatur kebijakan untuk
mengatasi kemiskinan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berkenaan dengan judul makalah ini yaitu Kemiskinan di Kota Manado maka tujuan
kami membuat makalah ini antara lain

1. Menjelaskan definisi kemiskinan.


2. Menjelaskan bagaimana pemerintah Kota Manado mengatur kebijakan dalam
mengatasi kemiskinan.
3. Menjelaskan tantangan pemerintah Kota Manado dalam mengatur kebijakan
untuk mengatasi kemiskinan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kemiskinan


Berdasarkan penyebabnya, kemiskinan terbagi menjadi dua macam, yaitu
kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Pertama adalah kemiskinan kultural,
yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktorfaktor adat atau budaya suatu
daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu
sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa
dihilangkan atau sedikitnya bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor yang
menghalanginya untuk melakukan perubahan kearah tingkat kehidupan yang lebih
baik. Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai
akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap
sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berbeda pada posisi
tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan
membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan perkataan
lain “seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena mereka miskin”.

Secara konseptual, kemiskinan dapat dibedakan menurut kemiskinan relatif


dan kemiskinan absolut, dimana perbedaannya terletak pada standar penilaiannya.
Standar penilaian kemiskinan relatif merupakan standar kehidupan yang ditentukan
dan ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat setempat dan bersifat lokal serta
mereka yang berada dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai miskin
secara relatif. Sedangkan standar penilaian kemiskinan secara absolut merupakan
standar kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang
diperlukan, baik makanan maupun non makanan. Standar kehidupan minimum untuk
memenuhi kebutuhan dasar ini disebut sebagai garis kemiskinan.

5
2.1.1 Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
menyebabkan ketimpangan pada distribusi pendapatan. Standar minimum disusun
berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus
pada golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan
terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatan/pengeluaran.
Kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin. Dengan demikian, ukuran
kemiskinan relatif sangat tergantung pada distribusi pendapatan/ pengeluaran
penduduk.

Dalam praktiknya, negara kaya mempunyai garis kemiskinan relatif yang


lebih tinggi daripada negara miskin seperti pernah dilaporkan oleh Ravallion
(1998:26). Artikel tersebut menjelaskan mengapa, misalnya, angka kemiskinan resmi
(official figure) pada awal tahun 1990-an mendekati 15 persen di Amerika Serikat
dan juga mendekati 15 persen di Indonesia (negara yang jauh lebih miskin). Artinya,
banyak dari mereka yang dikategorikan miskin di Amerika Serikat akan dikatakan
sejahtera menurut standar Indonesia.

Pada saat negara menjadi lebih kaya (sejahtera), negara tersebut cenderung
merevisi garis kemiskinannya menjadi lebih tinggi, kecuali Amerika Serikat dimana
garis kemiskinan dasarnya tidak berubah selama hampir empat dekade. Misalnya, Uni
Eropa umumnya mendefinisikan pendududuk miskin adalah mereka yang mempunyai
pendapatan per kapita di bawah 50 persen dari median (rata-rata) pendapatan. Ketika
median/rata-rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat.

Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, garis


kemiskinan relatif merupakan ukuran yang cukup untuk digunakan, dan perlu
disesuaikan terhadap tingkat pembangunan negara secara keseluruhan. Namun, garis
kemiskinan relatif tidak dapat dipakai untuk membandingkan tingkat kemiskinan
antar negara dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.

6
2.1.2 Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut atau mutlak berkaitan dengan standar hidup minimum
suatu masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk garis kemiskinan. Pembentukan
garis kemiskinan tergantung pada definisi mengenai standar hidup minimum.
Sehingga kemiskinan absolut ini bisa diartikan dengan melihat seberapa jauh
perbedaan antara tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk
mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan,
perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan berkerja.
Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk
uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis
kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan
digolongkan sebagai penduduk miskin.

Garis kemiskinan absolut “tetap (tidak berubah)” dalam hal standar hidup
sehingga garis kemiskinan absolut mampu membandingkan kemiskinan secara
umum. Garis kemiskinan Amerika Serikat tidak berubah dari tahun ke tahun sehingga
angka kemiskinan sekarang mungkin terbanding dengan angka kemiskinan satu
dekade yang lalu, dengan catatan bahwa definisi kemiskinan tidak berubah.

Garis kemiskinan absolut sangat penting jika seseorang akan mencoba menilai
efek dari kebijakan anti kemiskinan antar waktu, atau memperkirakan dampak dari
suatu proyek terhadap kemiskinan (misalnya, pemberian kredit skala kecil). Angka
kemiskinan dapat terbanding antara satu negara dengan negara lain hanya jika garis
kemiskinan absolut yang sama digunakan di kedua negara tersebut. Bank dunia
memerlukan garis kemiskinan absolut agar dapatmembandingkan angka kemiskinan
antar negara. Hal ini bermanfaat dalam menentukan kemana menyalurkan sumber
daya finansial (dana) yang ada, juga dalam menganalisis kemajuan dalam memerangi
kemiskinan. Ukuran kemiskinan yang sering digunakan Bank Dunia adalah
menggunakan batas kemiskinan PPP US$ perkapita per hari.

7
2.2 Kriteria Kemiskinan

2.2.1 Pendekatan Kebutuhan Dasar


Beberapa kelompok atau ahli telah mencoba merumuskan mengenai konsep
kebutuhan dasar termasuk alat ukurnya. Konsep kebutuhan dasar yang dicakup adalah
komponen kebutuhan dasar dan karakteristik kebutuhan dasar serta hubungan
keduanya dengan garis kemiskinan. Rumusan komponen kebutuhan dasar menurut
beberapa ahli adalah:

1. Menurut United Nations (1961), sebagaimana dikutip oleh Hendra Esmara


(1986:289), komponen kebutuhan dasar terdiri atas: kesehatan, bahan makanan dan
gizi, pendidikan, kesempatan kerja dan kondisi pekerjaan, perumahan, sandang,
rekreasi, jaminan sosil, dan kebebasan manusia.

2. Menurut Ganguli dan Gupta (1976), sebagaimana dikutip oleh Hendra Esmara
(1986:289), komponen kebutuhan dasar terdiri atas: gizi, perumahan, pelayanan
kesehatan pengobatan, pendidikan, dan sandang.

3. Menurut Green (1978), sebagaimana dikutip oleh Thee Kian Wie (1981:31),
komponen kebutuhan dasar terdiri atas: (i) personal consumption items yang
mencakup pangan, sandang, dan pemukiman; (ii) basic public services yang
mencakup fasilitas kesehatan, pendidikan, saluran air minum, pengangkutan, dan
kebudayaan

4. Menurut Hendra Esmara (1986:320-321), komponen kebutuhan dasar primer untuk


bangsa Indonesia mencakup pangan, sandang, perumahan, pendidikan, dan kesehatan

2.2.2 Pendekatan Keluarga Sejahtera (BKKBN)

Salah satu penerapan konsep dan definisi kemiskinan pernah dilakukan oleh
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 1999 dengan
melakukan pendataan keluarga secara lengkap. Pendataan keluarga tersebut
menggunakan konsep/pendekatan kesejahteraan keluarga. BKKBN membagi kriteria

8
keluarga ke dalam lima tahapan, yaitu Kelurga Prasejahtera (Pra-KS), Keluarga
Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera II (KS II), Keluarga Sejahtera III (KS III), dan
Keluarga Sejahtera III Plus (KS III-Plus). Menurut BKKBN kriteria keluarga yang
dikategorikan sebagai keluarga miskin adalah Keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS) dan
Keluarga Sejahtera I (KS I). Ada lima indikator yang harus dipenuhi agar suatu
keluarga dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera I, yaitu:

1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianut masing-masing.


2. Seluruh anggota keluarga pada umumnya makan 2 kali sehari atau lebih.

3. Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian yang berbeda di rumah, sekolah,


bekerja dan bepergian.

4. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit atau PUS (Pasangan Usia Subur) ingin mengikuti KB pergi ke
sarana/petugas kesehatan serta di beri cara KB modern.

Mereka yang dikategorikan sebagai Keluarga Pra-Sejahtera adalah keluarga-keluarga


yang tidak memenuhi salah dari 5 (lima) indikator di atas. Pendekatan BKKBN ini
dianggap masih kurang realistis karena konsep keluarga Pra Sejahtera dan KS I
sifatnya normatif dan lebih sesuai dengan keluarga kecil/inti, di samping ke 5
indikator tersebut masih bersifat sentralistik dan seragam yang belum tentu relevan
dengan keadaan budaya lokal.

2.3 Perkembangan Garis Kemiskinan di Kota Manado


Untuk mengukur tingkat kemiskinan, diperlukan batas/garis kemiskinan.
Garis kemiskinan mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang dibutuhkan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan, baik
kebutuhan makanan maupun non-makanan. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GNKM). Penduduk
dikategorikan termasuk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

9
bulan berada di bawah garis kemiskinan. Perkembangan garis kemiskinan Kota
Manado dari tahun 2010 hingga 2023 disajikan dalam Gambar 4.1 berikut.

Terlihat pada Gambar 4.1 bahwa garis kemiskinan Kota Manado dari tahun
2010 hingga 2023 selalu mengalami kenaikan. Kenaikan garis kemiskinan tidak
terlepas dari perubahan harga barang dan jasa yang cenderung naik dari waktu ke
waktu. Kenaikan garis kemiskinan yang tidak diimbangi dengan pendapatan per
kapita merupakan penyebab peningkatan jumlah penduduk miskin

2.4 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kota Manado


Tingkat kemiskinan mencakup besaran jumlah dan persentase (P0) dari
penduduk miskin. Selama periode 14 tahun terakhir, seperti yang tertera di Gambar
4.1, jumlah penduduk miskin di Kota Manado cukup berfluktuasi.

10
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa persentase penduduk miskin di Kota
Manado pada tahun 2023 adalah sebesar 5,79 persen, yang berarti dari 100 penduduk
Kota Manado di Tahun 2023 terdapat 5 hingga 6 orang yang berstatus miskin, atau
dalam kata lain tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidup minimumnya. Angka ini turun
0,06 persen dari tahun 2022. Penurunan persentase penduduk miskin tersebut diikuti
dengan penurunan jumlah penduduk miskin. Pada tahun 2023 jumlah penduduk
miskin di Kota Manado sebanyak 25,17 ribu jiwa, sedangkan di tahun 2022 sebanyak
25,38 ribu jiwa. Berarti, dibandingkan dengan 2022, sekitar 210 jiwa telah terkangkat
status kesejahteraannya menjadi tidak miskin pada tahun 2023. Selama periode 14
tahun terakhir jumlah maupun persentase penduduk miskin di Kota Manado
mencapai angka tertingginya pada tahun 2021, yakni sebanyak 26,78 ribu jiwa atau
sebesar 6,19 persen. Penyebab utamanya yakni Pandemi Covid-19 yang memberi
efek negatif pada perekonomian Kota Manado.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disajikan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Garis Kemiskinan Kota Manado tahun 2023 mencapai Rp521.012 atau mengalami
peningkatan sebesar Rp45.329 dari tahun sebelumnya.

2. Persentase penduduk miskin (Angka Kemiskinan/P0) Kota Manado pada tahun


2023 adalah 5,79 persen, yang artinya pada setiap 100 penduduk, ada sekitar 5 hingga
6 orang penduduk yang tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidup minimumnya. Angka
ini turun sebesar 0,06 persen dari tahun 2022.

3. Jumlah penduduk miskin turun sekitar 210 jiwa dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yaitu menjadi 25,17 ribu jiwa pada tahun 2023.

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index/P1) di Kota Manado


mengalami penurunan 0,24 poin dari 1,17 pada tahun 2022 menjadi 0,93 poin pada
tahun 2023. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung semakin mendekati garis kemiskinan.

5. Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index/P2) di Kota Manado


mengalami penurunan dari 0,06 poin dari 0,29 pada tahun 2022 menjadi 0,23 pada
tahun 2023. Hal ini menunjukan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin
yang semakin merata.

6. Pada tahun 2023, persentase penduduk miskin Kota Manado (5,79 persen)
menempati peringkat ketiga terendah di Provinsi Sulawesi Utara dan berada di bawah
angka provinsi (7,38 persen)

12
3.2 Saran
Dengan adanya materi tentang Kemiskinan di Kota Manado dengan tema
kesehatan kami berharap bisa menambah wawasan bagi para membaca dan tentunya
materi yang kami telah paparkan masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna oleh karena itu kami meminta saran dan kritik yang membangun bagi
pembaca guna mencapai hasil yang lebih baik lagi

13
DAFTAR PUSAKA
Farhan. 2023. Indikator Kemiskinan Kota Manado 2023. Manado. BPS Kota Manado

Kobis, Munawir. STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA MANADO 2022.


Manado. BPS KOTA MANADO

iv

Anda mungkin juga menyukai