Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Pasca pandemi COVID-19 telah menyebabkan banyak perubahan dalam


berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek ekonomi. Aspek ekonomi, baik
ekonomi makro maupun mikro, telah terkena dampak yang besar akibat pandemi. Hal
ini dibuktikan dengan terhambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020. Pada
kuartal tersebut, tercatat bahwa perekonomian negara hanya mengalami pertumbuhan
sebesar 2,97 persen (yoy). Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, ekonomi
melesat 5,07 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pertumbuhan
ekonomi kuartal I/2020 merupakan posisi yang terendah sejak tahun 2001 atau sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Sementara itu, struktur Produk Domestik
Bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran kompak lesu.

Konsumsi rumah tangga sebagai komponen dengan sumbangan terbesar pada


PDB (58,14 persen), hanya tumbuh 2,84persen, anjlok dari 5,02 persen di kuartal I 2019.
Struktur PDB menurut lapangan usaha, mayoritas melambat. Dari 17 sektor lapangan
usaha, hanya tiga yang menguat meliputi jasa keuangan dan asuransi, informasi dan
komunikasi, jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Perlambatan itu hanya sinyal awal. Pada
kuartal selanjutnya, pertumbuhan ekonomi 'berdarah' hingga minus 5,32 persen. Ini
merupakan kejatuhan paling dalam selama pandemi. Angka ini berbanding terbalik
dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019, yakni 5,05 persen. Oleh sebab itu,
kami sebagai mahasiswa merasa bahwa seharusnya kami dapat berkontribusi dalam
membangkitkan perekonomian Indonesia pasca pandemi. Dengan demikian, kami
berinisiatif untuk membuat aplikasi SaFTRu yang diharapkan dapat membantu UMKM
sektor makanan pada pasca pandemi. Aplikasi ini akan kami rancang dengan
memperhatikan nilai praktis (utility) serta kemudahan penggunaan supaya aplikasi ini
dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk makanan UMKM sehingga
hal tersebut membantu bergeraknya roda perekonomian negara, khususnya pada sektor
UMKM makanan.

PEMBAHASAN

Konsep SaFTru Sebagai Aplikasi Pendukung UMKM Sektor Makanan Di Masa


Pasca Pandemi Covid-19

Saat ini, aplikasi mengenai pemesan dan pengantar makanan sudah mulai
bermunculan. Contohnya: Grab, Gojek, Shopee, Tokopedia, Google Maps, Kulina,
SayurBox dll. Namun dari semua itu, aplikasi yang menghubungkan tiga pengguna yaitu
pejual, pembeli, dan pengantar dalam satu layar kontak komunikasi sulit ditemukan.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk menciptakan SaFTru aplikasi pemesan dan
pengantar makanan yang mempermudah UMKM di masa pandemi. SaFTru adalah
aplikasi gratis yang dirancang untuk memberikan kemudahan dalam bertransaksi . Isi
dari SaFTru berbagai makanan yang dijual oleh pedagang

Implementasi SaFTru Sebagai Aplikasi Pendukung UMKM Sektor Makanan di Masa


Panca Pandemi Covid-19

Untuk merancang aplikasi SaFTru berbasis digital diperlukan beberapa langkah:

1. Perancangan Model Aplikasi Perancangan model aplikasi meliputi penyusunan ide


kerangka aplikasi berbasis digital android dan Personal Computer (PC), pengembangan
aplikasi dengan menggunakan platform online maupun offline.

Bagan 1Tampilan Awal Dokumen Pribadi


Bagan 2Tampilan Login Dokumen Pribadi

2. Penambahan Fitur Aplikasi akan dilengkapi dengan fitur pilihan menu, lokasi
pembeli, harga dan pembeli dapat langsung berkomunikasi dengan penjual dan
pengantar dalam satu kontak komunkasi.
SaFTru Sebagai Aplikasi Pendukung UMKM Sektor Makanan di Masa
Pandemi Covid-19
Aplikasi SaFTru akan memberikan dampak pada kehidupan masyarakat.
Masalah yang sedang terjadi di masyarakat akibat dari penyebaran virus corona
berpengaruh dalam bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Sektor ekonomi
merupakan sektor yang paling terdampak atas pandemi covid-19 utamanya adalah
UMKM. Oleh karena itu, aplikasi ini dibuat untuk membantu menyelesaikan
permasalahan yang timbul akibat pandemi bagi UMKM.
Aplikasi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pada produsen kuliner
dalam memasarkan produknya. Aplikasi SaFTru ini akan meningkatkan omset
UMKM karena aplikasi ini mempertemukan tiga pihak, yaitu penjual, pembeli,
dan pengantar sehingga akan memudahkanketiga pihak tersebut.
Di masa pandemi, masyarakat seolah dituntut untuk menggunakan teknologi
digital. Adanya pembatasan sosial juga mendukung pelaku UMKM untuk turut
menggunakan teknologi digital. Dengan menggunakan aplikasi ini, bukan hanya
menguntungkan bagi pelaku UMKM saja, melainkan masyarakat akan
dimudahkan dan dapat membantu menyukseskan kebijakan dari pemerintah yaitu
pembatasan sosial. Aplikasi ini memiliki kelebihan yaitu dapat diakses kapan saja
dan dimana saja. Masyarakat yang hendak membeli makanan akan dimudahkan
dengan aplikasi ini karena langsung terhubung dengan pihakpenjual dan pengantar.
DAFTAR PUSTAKA

Umami, Z. & Darma, G. S. (2021). Digital Marketing: Engaging Consumers


with Smart Digital Marketing Content. Jorrnal of Management and
Entrepreneurship, 23(2), 94-103.
Purwana, D., Rahmi., & Shandy, A. (2017) Pemanfaatan Digital Marketing
Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Malaka
Sari, Duren Sawit. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM),
1(1), 1-17.
Permana, S. H. (2017). Strategi Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) di Indonesia. Jurnal Aspirasi, 8(1), 93-103.
Rosita, R. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap UMKM di
Indonesia. Jurnal Lentera Bisnis, 9(2), 109-120.
Putri, C. O. & Puspaningtyas, M. (2021) Ketahanan UMKM di Masa
Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Usaha Jajanan Templek- Mamake di
Banyuwangi). Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and
Economics (NSAFE), 1(3), 01-12.

Anda mungkin juga menyukai